You are on page 1of 25

D ER M ATITIS K O N TA K

A LER G I (D K A )

Pembimbing: dr. Ismiralda Oke Putranti,


Sp.KK
Oleh: Prakosa Jati P G4A014111

Identitas Pasien
Nama
: Tn. M
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 55 tahun
Pekerjaan
: Kuli Batu
Pendidikan Terakhir : SD
Agama
: Islam
Alamat
: Karanglo RT 003/001
Tanggal pemeriksaan: 13 April 2016

Anam nesis

Keluhan Utama : Gatal di tangan kanan, dan kedua paha sejak 1 minggu
yang lalu

Keluhan Tambahan : Kulit menjadi bintil-bintil kemerahan, kasar dan


sedikit penebalan

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien laki-laki 55 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan utama
gatal di tangan kanan dan kedua paha sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan
dirasakan muncul tiba-tiba kemudian kulit terasa gatal dan bintil-bintil
kemerahan. Keluhan semakin lama semakin terasa berat dan bintil-bintil
kemerahan dikulit semakin banyak.Gatal dirasakan semakin hebat setiap
harinya sehingga pasien tidak tahan untuk menggaruknya, lama kelamaan
kulit menjadi kasar, tebal. Keluhan dirasakan terus-menerus, dan
dirasakan berkurang ketika pasien menggaruk kulit yang bintil-bintil.
Pasien merasakan gatal semakin hebat ketika lingkungan sedang panen
padi.

Pasien merupakan seorang kuli batu, memiliki rumah berjarak 10 meter


dari sawah. Pasien sering merasakan keluhan yang sama terutama saat
sedangmasa panen padi tiba. Pasien menggunakan air tanah, letak WC
berada diluar rumah, lantai rumah terbuat dari semen, pasien jarang
berolahraga, jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
kebiasaan menggunakan celana pendek saat dirumah, merokok, sering

Riwayat Penyakit Dahulu :


Belum pernah seperti ini
(-) Riwayat Alergi
(-) Riwayat Penyakit Diabetes Mellitus, Hipertensi, Ginjal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada yang menderita penyakit dengan keluhan yang
sama dengan pasien.

Status G eneralis

Keadaaan umum : Baik

Kesadaran

Keadaan gizi : Baik, BB: 54 kg, TB: 164 cm

Vital Sign

: Compos mentis
: Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi

: 82 x/menit

Pernafasan : 21 x/menit
Suhu

: 36, 5 oC

Kepala

Mata

Hidung

: Simetris, deviasi septum (-), sekret (-)

Telinga

: Bentuk daun telinga normal, sekret (-)

Mulut

: Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)

Tenggorokan

Thorax

: Simetris, retraksi (-)

Jantung

: BJ I II reguler, murmur (-), Gallop (-)

Paru

: SD vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-)

Abdomen

Kelenjar Getah Bening: tidak teraba pembesaran.

: Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata


: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

: T1 T1 tenang , tidak hiperemis

: Supel, datar, BU (+) normal

Status D erm atologis


Lokasi : Ekstremitas superior dekstra

regio cubiti et inferior regio femoralis


Effloresensi : Tampak papul
eritematous multiple disertai likenifikasi
dengan batas tidak jelas

Ef o
l
fresensi

Resum e

Pasien laki-laki 55 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan


utama gatal di tangan kanan dan kedua paha sejak 1 minggu yang
lalu. Keluhan dirasakan muncul tiba-tiba kemudian kulit terasa gatal
dan bintil-bintil kemerahan. Keluhan semakin lama semakin terasa
berat dan bintil-bintil kemerahan dikulit semakin banyak.Gatal
dirasakan semakin hebat setiap harinya sehingga pasien tidak
tahan untuk menggaruknya, lama kelamaan kulit menjadi kasar,
tebal. Keluhan dirasakan terus-menerus, dan dirasakan berkurang
ketika pasien menggaruk kulit yang bintil-bintil. Pasien merasakan
gatal muncul dan semakin hebat ketika lingkungan sedang panen
padi. Pasien memiliki tempat tinggal berjarak 10 meter dari
persawahan dan memiliki kebiasaan menggunakan celana pendek.

Status dermatologis
Lokasi : Ekstremitas superior dekstra regio cubiti et inferior
regio femoralis
Effloresensi : Tampak papul eritematous multiple disertai
likenifikasi dengan batas tidak jelas

Terapi

Non Farmakologi
Edukasi tentang dermatitis kontak alergi, penyebab, dan
carapengobatannya.
Anjuran untuk tidak menggaruk untuk mencegah infeksi
sekunder.
Menghindari faktor pencetus seperti tidak memakai sandal jepit
yang terbuat dari karet.
Pemantauan efek samping obat.

Farmakologi
Kompres basah dengan NaCl
Antihistamin peroral
: loratadin 10 mg tablet 2 kali sehari
Kortikosteroid peroral : metil prednisolon 4mg tab 3 kali
sehari
Kortikosteroid topical
: desoximethason dikombinasikan
dengan
asam salisilat 3%.

Tinjauan Pustaka

D efi
nisi
Dermatitis kontak alergi (DKA) adalah suatu dermatitis (peradangan
kulit) yang timbul setelah kontak dengan alergen melalui proses
sensitisasi (Siregar, 2004).

Etiologidan Predisposisi

Etiologi

Penyebab dermatitis kontak alergi adalah alergen,


paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul
kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia
sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh
potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya
penetrasi di kulit (Djuanda, 2005).

Penyebab utama kontak alergen di Amerika Serikat


yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Sembilan puluh persen dari
populasi mengalami sensitisasi terhadap tanaman dari
genus Toxicodendron, misalnya poison ivy, poison oak dan
poison sumac. Toxicodendronmengandung urushiol yaitu
suatu campuran dari highly antigenic 3- enta decyl
cathecols. Bahan lainnya adalah nikel sulfat (bahan-bahan
logam), potassium dichromat (semen, pembersih alat -alat
rumah tangga), formaldehid, etilendiamin (cat rambut,
obat-obatan), mercaptobenzotiazol (karet), tiuram

Predisposisi

Predisposisi
Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya dermatitis kontak alergi. Misalnya antara
lain (Djuanda, 2005):

a. Faktor eksternal
1. Potensi sensitisasi alergen
2. Dosis per unit area
3. Luas daerah yang terkena
4. Lama pajanan
5. Oklusi
6. Suhu dan kelembaban lingkungan
7. Vehikulum
8. pH
b. Faktor internal/faktor individu
1. Keadaan kulit pada lokasi kontak
Contohnya ialah ketebalan epidermis dan keadaan stratum korneum.
2.

Status imunologik
Misal orang tersebut sedang menderita sakit, atau terpajan sinar matahari.

3.

Genetik

Faktor predisposisi genetik berperan kecil, meskipun misalnya mutasi null pada
kompleks gen fillagrin lebih berperan karena alergi nikel (Thyssen, 2009).
4.

Status higinitas dan gizi

Tanda G ejala

Pem eriksaan Penunjang


Uji Tempel
Pemeriksaan Histopatologi

D iagnosis Banding

Terapi

Kom plikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah infeksi

kulit sekunder oleh bakteri terutama


Staphylococcus aureus, jamur, atau virus
misalnya herpes simpleks. Rasa gatal yang
berkepanjangan serta perilaku menggaruk
dapat mendorong kelembaban pada lesi kulit
sehingga menciptakan lingkungan yang ramah
bagi bakteri atau jamur. Selain itu dapat pula
menyebabkan eritema multiforme (lecet) dan
menyebabkan kulit berubah warna, tebal dan
kasar atau disebut neurodermatitis (Bourke et
al, 2009).

Pem bahasan

P em bahasan

Pembahasan

Kesim pulan
Pasien seoranglaki-laki berusia 55 tahun

datang dengan keluhan gatal dan bintil-bintil


pada tangan dan kedua paha sejak 1 minggu
yang lalu.
UKK ang ditemukan pada pasien berupa papul
eritematous multiple disertai likenifikasi
dengan batas tidak jelas.
Terapi medikamentosa dengan pemberian
kortikosteroid sistemik, antihistamin, dan
kortikosteroid topikal.
Terapi non medikamentosa pasien dengan
memberi edukasi mengenai penyakitnya dan
menghindari alergen pencetus.
Prognosis dermatitis kontak alergi umunya

D aftar Pustaka

Baratawijaya, Karnen Garna. 2006. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Bourke, et al. 2009. Guidelines For The Management of Contact Dermatitis: an


update. Tersedia dalam :
http://www.bad.org.uk/portals/_bad/guidelines/clinical%20guidelines/conta
ct%20dermatitis%20bjd%20guidelines%20may%202009.pdf
. Diakses pada tanggal 27 Juni 2013

Djuanda, Suria dan Sularsito, Sri. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 4.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses


Penyakit. Jakarta : EGC.

Siregar, R.S,. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit KulitEdisi 2. Jakarta: EGC

Sularsito, Sri Adi dan Suria Djuanda. 2010. Dermatitis dalam Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Sumantri, M.A., Febriani, H.T., Musa, S.T. 2005. Dermatitis Kontak. Yogyakarta:
Fakultas Farmasi UGM

Thyssen, Jacob Pontoppidan. 2009. The Prevalence and Risk Factors of Contact
Allergy in the Adult General Population. Denmark : National Allergy Research
Centre, Departement of Dermato-Allergology, Genofte Hospital, University of
Copenhagen .

Trihapsoro, Iwan. 2003. Dermatitis Kontak Alergik pada Pasien Rawat Jalan di

TERIM A KASIH

You might also like