Professional Documents
Culture Documents
MANAJEMEN PERPAJAKAN
EMOTIONAL PERPAJAKAN
WAJIB PAJAK BERUSAHA MEMBAYAR
PAJAK SEKECIL MUNGKIN
TAX DISCIMINATION
TAX COMPLIENCE TIDAK TEGAS
PRAKTIK TAX EVASION
TAX AVOIDANCE
MANIPULASI PENGHASILAN SECARA LEGAL
YANG MASIH SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERUNDANG
UNDANGAN
PERPAJAKAN
UNTUK
MEMPERKECIL
JUMLAH
PAJAK
TERUTANG (Barr NA, 1977)
PENGATURAN
SUATU
PERISTIWA
UNTUK
MEMINIMUMKAN PAJAK SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERPAJAKAN
TAX SAVING
USAHA MEMINIMALISASI JUMLAH UTANG PAJAK YANG
TIDAK TERMASUK DALAM LINGKUP PERPAJAKAN
(Zain, 2003)
MENGHINDARI UTANG PAJAK DENGAN TIDAK MEMBELI
ATAU MENJUAL YANG ADA PPN ATAU MENGURANGI
JAM KERJA
TAX HEAVENS
FASILITAS PAJAK YANG DAPAT DINIKMATI DENGAN
ADANYA KETENTUAN PERPAJAKAN YANG BERLAKU
JUSTIFIKASI :
DOMISILI TIDAK ADA PAJAK YANG HARUS DIPUNGUT
PAJAK HANYA DIPUNGUT UNTUK INTERNATIONAL
TAXABLE EVENT
PERLAKUAN KHUSUS, MIS TAX HOLIDAYS
EKSPANSI PASAR MELALUI PENDIRIAN KANTOR
TAX EVASION
Termasuk..
TAX PLANNING
TINDAKAN LEGAL PENGENDALIAN TRANSAKSI
TERKAIT DENGAN KONSEKUENSI POTENSI PAJAK
PAJAK YANG DAPAT MENGEFISIENSIKAN JUMLAH
PAJAK YANG DITRANSFER KE PEMERINTAH.
TRANSAKSI TERKENA PAJAK DIUPAYAKAN DIKURANGI
JUMLAH PAJAK ATAU DITUNDA SECARA LEGAL
ASPEK FORMAL DAN ADMININISTRATIF
HUKUM PAJAK FORMIL
NPWP DAN NPKP, PEMBUKUAN, MEMBAYAR PAJAK
SELF ASSESMENT SYSTEM
PAYMENT SYSTEM
ASPEK MATERIIL : OPTIMALISASI ALOKASI SUMBER DANA
MANAJEMEN AGAR PEMBAYARAN PAJAK EFEKTIF
TAX PLANNING
HAL YANG PENTING :
TIDAK MELANGGAR KETENTUAN PERPAJAKAN
SECARA BISNIS MASUK AKAL
BUKTI PENDUKUNG MEMADAI
(MIS. PERJANJIAN; FAKTUR; KEBIJAKAN AKUNTANSI)
PENGENDALIAN PAJAK (TAX CONTROL)
PERSYARATAN FORMAL DAN MARIIL
PENGENDALIAN PEMBAYARAN PAJAK
DOING THING RIGHT, DOING THE RIGHT THING AND
WORK SMART
Perencanaan Pajak
Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen
pajak dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan
penelitian terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud
dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan
dilakukan.
Tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban
pajak (Tax Burden) serendah mungkin dengan
memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan
tujuan pembuatan Undang-undang maka tax planning disini
sama dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis
kedua-duanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan
setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan
unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk dibagikan
kepada pemegang saham maupun diinvestasikan kembali.
TAX PLANNING
TAX
POLICY
TAX
LAW
SISTIM PERPAJAKAN
TAX
ADMNST
Tahap-tahap Perencanaan
Pajak
Agar Tax Planning berhasil sesuai dengan yang
diharapkan, maka perencanaan itu seharusnya
dilakukan melalui berbagai urutan tahap-tahap berikut:
Analisis informasi yang ada
Buat satu model atau lebih rencana kemungkinan
besarnya pajak
Evaluasi pelaksanaan rencana pajak
Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki
kembali rencana pajak
Mutakhirkan rencana pajak
16
1. Tahap Pemahaman
a. Memahami Peraturan Perpajakan.
b. Memahami Kondisi Internal.
c. Memahami Kondisi Eksternal.
d. Memahami Variabel-variabel Perencanaan Pajak.
- Variabel Entitas
1) Memindahkan Penghasilan
2) Memindahkan Biaya
3) Melakukan Transfer Pricing
- Variabel Waktu
- Variabel Peraturan Perpajakan
- Variabel Karakteristik (Kekhususan) Peraturan P
18jak
2. Tahap Penentuan Tujuan
3. Tahap Pemilihan Strategi
4. TahapPenentuanTeknik
5. Tahap Implementasi
6. Tahap Evaluasi
SISTIM PERPAJAKAN
EQUITY
CERTAINTY
CONVENIENCE
ECONOMY
HORIZONTAL
DAN
VERTICAL
INCOME TAXATION
GLOBAL INCOME TAXATION
UU PAJAK PENGHASILAN MENGENAKAN PAJAK
ATAS SELURUH PENGHASILAN DARI SETIAP
NEGARA DI SELURUH DUNIA (WORLD-WIDE
INCOME)--ZAIN (2003)
TERITORIAL INCOME TAXATION
UU PAJAK PENGHASILAN MENGENAKAN PAJAK
ATAS
PENGHASILAN YANG DIPEROLEH DALAM
DAERAH
YURISDIKSINYA (REGIONAL INCOME)--ZAIN
(2003)
JENIS PUNGUTAN
PAJAK
PPN & PPnBM
PENGHASILAN
PBB
BEA MATERAI
BEA MASUK
CUKAI
ENTITAS
BISNIS
RETRIBUSI
PAJAK
DAERAH
PAJAK DAERAH
RETRIBUSI DAERAH
RETRIBUSI DAERAH..
RETRIBUSI DAERAH
SELF-ASSESMENT SYSTEM
Menghitung
Tarip x DPP
Pajak Terutang
Memperhitungkan
Pelunasan Pajak
Kredit Pajak
PT - KP
WP
Membayar
Melaporkan
SPT
PT > KP
PT = KP
PT < KP
SKPKB
SKPN
SKPLB
SKPKBT
HUKUM PAJAK
UU PERPAJAKAN
PERATURAN PEMERINTAH
ENTITAS
BISNIS
KEP. MENKEU
TAX POLICY
PAJAK YANG DIPUNGUT
PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PERORANGAN
PAJAK CAPITAL GAINS
WITHOLDING TAX (GAJI, DIVIDEN, SEWA, BUNGA, dst)
PAJAK IMPOR, EKSPOR DAN BEA MASUK
PAJAK UNDIAN / HADIAH
CAPITAL TRANSFER / TRANSFER DUTIES
BUSINESS LICENCE DAN TRADE TAXES
SIAPA SUBJEK PAJAK
BADAN USAHA VS PEMEGANG SAHAM
OBJEK PAJAK DAN TARIF PAJAK
SELF ASSESMENT SYSTEM & PAYMENT SYSTEM
TAX LAW
UNDANG - UNDANG PERPAJAKAN
TIDAK MENGATUR SEMUA PERMASALAHAN PAJAK
TIDAK MENGATUR SECARA TEKNIS
PERATURAN PEMERINTAH, KEPMENKEU, SE DIRJEN PAJAK
KETENTUAN BERTENTANGAN DENGAN UU
PENYESUAIAN KEBIJAKAN TERTENTU
ANALISIS CELAH (LOOPHOLES)
PERBEDAAN TARIF PAJAK (TAX RATES)
PERBEDAAN PERLAKUAN OBJEK PAJAK SEBAGAI
DASAR PENGENAAN PAJAK (TAX BASE)
KESEMPATAN PENGHEMATAN PAJAK
TAX ADMINISTRATION
PERSYARATAN ADMINISTRASI PAJAK
MENGHINDARI SANKSI ADMINISTRASI & PIDANA
PENGISIAN SPT DAN PEMBAYARAN PAJAK
PENGAWASAN IMPLEMENTASI TAX PLANNING
5
6
7
8
9
10
11
12
KOMPONEN PERHITUNGAN
Jumlah seluruh penghasilan
Penghasilan tidak objek pajak penghasilan
Penghasilan bruto
Biaya fiskal boleh dikurangkan
Koreksi :
Biaya yang tidak boleh dikurangkan
Penghasilan neto
Kompensasi kerugian
Penghasilan Tidak Kena Pajak ( Wajib Pajak
Orang Pribadi )
Penghasilan Kena Pajak
Tarip pajak
Pajak Penghasilan Terutang
Kredit pajak
Pajak Penghasilan Kurang Bayar / Lebih Bayar /
Nihil Bayar
(-)
(=)
(-)
(-)
(=)
(-)
(-)
(=)
(x)
(=)
(-)
KETENTUAN
Pasal 4 ayat 1
Pasal 4 ayat 3
(1-2)
Pasal 6 ayat 1
Pasal 11
Pasal 11A
Pasal 9 ayat 1 dan 2
(3-4)
Pasal 6 ayat 2
Pasal 7 ayat 1
(5-6-7)
Pasal 17
(8-9)
Pasal 21; 22, 23, 24
dan pasal 25
( 10 - 11 )
Pasal 28, 28 A dan 29
PERHITUNGAN FISKAL
KETERANGAN
Penghasilan
Beban komersial
Laba sebelum pajak
Koreksi :
Biaya tidak boleh
dikurangkan
Laba Fiskal
Pajak penghasilan
Laba setelah pajak
TANPA PERENCANAAN
TAX PLANNING
10,000,000,000.00
(7,500,000,000.00)
2,500,000,000.00
10,000,000,000.00
(7,500,000,000.00)
2,500,000,000.00
180,000,000.00
2,680,000,000.00
2,500,000,000.00
(786,500,000.00)
1,893,500,000.00
(732,500,000.00)
1,767,500,000.00
Pemecahan usaha
PEMANFAATAN TARIF PAJAK
PERGESERAN PENGHASILAN AGAR TIDAK TERMASUK
TARIF PAJAK TERTINGI (TOP RATE BRACKETS)
PENGHEMATAN TARIF PAJAK RATA-RATA
ILLUSTRASI !!
LABA SEBELUM KENA PAJAK Rp450,000,000.00
10%
Rp
50,000,000.00
5,000,000.00
15%
Rp
50,000,000.00
7,500,000.00
30%
Rp
350,000,000.00
105,000,000.00
117,500,000.00
ENTITAS A
10%
Rp
50,000,000.00
5,000,000.00
15%
Rp
50,000,000.00
7,500,000.00
30%
Rp
125,000,000.00
37,500,000.00
50,000,000.00
ENTITAS B
10%
Rp
50,000,000.00
5,000,000.00
15%
Rp
50,000,000.00
7,500,000.00
30%
Rp
125,000,000.00
37,500,000.00
50,000,000.00
MANAJEMEN PAJAK
PENJUALAN SECARA ANGSURAN / KREDIT
PERPENDEK JANGKA WAKTU BIAYA YANG DAPAT
DIKURANGKAN
PEMBELIAN TUNAI MENJADI LEASING
BIAYA LEASING LEBIH BESAR PENYUSUTAN
FISKAL
DIVERSIFIKASI USAHA PENUNJANG
PEMBENTUKAN ENTITAS BISNIS BARU
MIS. PERUSAHAAN LEASING ATAU SEWA (RENTAL)
42
Penghasilan
1. Foreign exchange loss.
2. Capital expenditure versus revenue
expenditure.
3. Pemilihan metode persediaan.
4. Pemilihan metode penyusutan.
5. Menyiasati SE-46/PJ.4/1995
6. Cadangan kerugian piutang tak tertagih.
7. Biaya entertainment.
8. Persyaratan-persyaratan beban promosi
sesuai peraturan perpajakan.
9. Berbagai pengujian untuk menguji
kebenaran beban pokok penjualan.
10. Ekualisasi beban pokok penjualan dan
beban operasional dengan DPP PPN
43
Unsur Beban
1. Tax planning pengelompokkan jenis
penghasilan untuk menghitung angsuran
masa PPh Pasal 25.
2. Foreign exchange revenue.
3. Rekonsiliasi peredaran usaha dan
penghasilan lainnya dengan DPP PPN
Keluaran dan DPP PPh yang
dipotong/dipungut.
4. Berbagai pengujian untuk menguji
kebenaran perhitungan peredaran usaha.
5. Pengendalian atas bea keluar (pajak ekspor)
atas penjualan ekspor yang terutang bea
keluar.
Beda waktu.
44
PPN
1.
2.
3.
4.
5.
Pajak Internasional
1.
2.
3.
4.
5.
47
Soal 1
Makan siang bagi seluruh pegawai yang diterima
oleh karyawan akan bersifat...
a. Menambah penghasilan karyawan dan dapat dibebankan
pemberi kerja.
b. Tidak menambah penghasilan karyawan dan dapat
dibebankan pemberi kerja.
c. Menambah penghasilan karyawan dan tidak dapat
dibebankan pemberi kerja.
d. Tidak menambah penghasilan karyawan dan tidak dapat
dibebankan pemberi kerja.
B.
Soal 2
Dalam melakukan tax planning perlu memperhatikan keberadaan
hubungan istimewa. Hubungan istimewa dianggap ada apabila OP saling
memiliki hubungan keluarga...
a. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus.
b. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat.
c. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau ke samping.
d. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau ke samping
satu derajat.
Soal 3
WP dapat melakukan penghematan pajak dengan
mempercepat pemeriksaan dengan memperoleh
pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak. WP
dengan kriteria tertentu berhak diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak, atas
pertimbangan...
a. Skala usaha WP yang masih kecil, guna menstimulasi
penambahan PKP berstatus UMKM.
b. Kekhususan akibat sifat usaha WP yang menyebabkan
pengembalian
kelebihan
lama
dipulihkan
melalui
kompensasi pengkreditan.
c. Pemberian insentif bagi WP yang berkegiatan usaha di
daerah tertinggal.
D. WP dengan kriteria tertentu merupakan
d. Kepatuhan WP dalam melaporkan
SPT Masa.
WP yang memiliki
kepatuhan pelaporan SPT
Masa dan berbagai ketentuan formal lain.
Soal 4
Dalam melakukan perencanaan pajak, perlu
memperhatikan sanksi pidana akibat dari
pelanggaran ketentuan perpajakan. Berikut
merupakan tindakan yang dapat dikenai sanksi
pidana, kecuali
A. Terlambat menyampaikan SPT.
B. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan.
C. Menyampaikan SPT yang isinya tidak lengkap.
D. Menyampaikan SPT yang isinya tidak benar.
A. Terlambat menyampaikan SPT bukan
merupakan tindak pidana.
Soal 5
Perencanaan pajak dilakukan dengan
mengupayakan agar beban yang dapat dikurangkan
optimal. Sumbangan yang tidak dapat dikurangkan
dari penghasilan adalah yang diberikan terhadap
A. Bencana nasional.
B. Kegiatan sosial.
C. Fasilitas pendidikan.
D. Pembinaan olahraga.
B. Sumbangan bencana nasional, fasilitas
pendidikan, dan pembinaan olahraga besifat
deductible.
Soal 6
Natura berupa pakaian keselamatan kerja yang
diharuskan akibat sifat pekerjaan merupakan natura
yang...
A. Dapat dibebankan oleh perusahaan.
B. Tidak dapat dibebankan oleh perusahaan.
C. Menambah penghasilan karyawan.
D. Menambah penghasilan karyawan, apabila
diberikan oleh Wajib Pajak (WP) yang dikenai
A. Pakaian keselamatan kerja yang
deemed profit.
diharuskan akibat sifat pekerjaan bersifat
deductible bagi pemberi dan non taxable
bagi penerima.
Soal 7
Biaya berikut dapat dikurangkan dari penghasilan
Bentuk Usaha Tetap (BUT), kecuali...
A. Biaya terkait penjualan kantor pusat yang serupa
penjualan BUT.
B. Biaya terkait penghasilan kantor pusat sepanjang
ada hubungan efektif antara BUT dengan
penghasilan.
C. Biaya administrasi kantor pusat berkaitan
dengan usaha atau kegiatan BUT.
D. Biaya sewa BUT kepada
kantor pusat.
D. Biaya sewa BUT kepada kantor pusat
D. Biaya sewa BUT kepada kantor pusat
bersifat non deductible.
Soal 8
Perolehan aset akibat pemecahan usaha bagi
entitas yang baru dibentuk diukur berdasarkan...
A. Nilai sisa buku.
B. Nilai wajar.
C. Nilai yang ditetapkan Dirjen Pajak.
D. Nilai sisa yang telah disusutkan sesuai
penyusutan fiskal
B. Aset diperoleh akibat pemecahan
usaha diukur berdasarkan nilai wajar
bagi penerima.
Soal 9
Menkeu atau Dirjen Pajak memiliki kewenangan menetapkan
perihal berikut, kecuali...
A. Besarnya perbandingan antara utang dan modal
perusahaan.
B. Saat diperolehnya dividen oleh WPDN atas semua
penyertaan modal pada badan usaha di luar negeri yang
tidak diperdagangkan di bursa efek.
C. Besarnya penghasilan bagi WP yang terlibat transaksi
dengan WP lain dengan hubungan istimewa.
D. Subjek yang dianggap melaksanakan pengalihan saham
B. Menkeu berwenang menetapkan saat
special purpose company didiperolehnya
tax havendividen
country.
oleh WPDN atas
penyertaan modal pada badan usaha di
luar negeri yang tidak diperdagangkan
di bursa efek apabila memiliki
kepemilikan minimal 50%.
Soal 10
Syarat agar WP Badan memperoleh penurunan tarif
5% adalah...
A. Minimal 40% dari modal disetor, diperdagangkan
di bursa efek di Indonesia.
B. Dimiliki oleh minimal 300 pemegang saham
dengan kepemilikan masing masing maksimal
5%, selama periode 6 bulan dalam satu tahun.
C. Salah satu syarat (a) atau (b) dipenuhi.
D. Kedua syarat (a) dan (b)
dipenuhi.
C. WP
Badan memperoleh penurunan tarif
Contoh Soal
PT. ABC merencanakan akan melakukan penggabungan dengan PT. XYZ, dimana pada
tanggal efektif penggabungan tersebut, PT. ABC akan mengambil alih seluruh harta dan
menanggung semua kewajiban dari PT. XYZ. Adapun perhitungan dari transaksi tersebut
adalah sebagai berikut :
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
URAIAN
HARGA JUAL
(MILYAR)
Aktiva lancar
500
Aktiva tetap (bersih)
2.000
Aktiva lain
100
Harga beli kotor (1 | 2 | 3)
2.600
Dikurangi :
NILAI BUKU
(MILYAR)
500
1.750
50
2.300
600
1.700
Pertanyaan :
Bagaimana aspek PPh dilihat dari sisi PT. ABC dan PT. XYZ apabila :
1. Transaksi pengambilan harta tersebut dilakukan dengan pembayaran tunai (cash for assets)
2. Transaksi pengambil alihan harta tersebut dilakukan dengan pembayaran saham (stock for
assets)
58
Akuntan
TERIMA
KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau d
wimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/