Professional Documents
Culture Documents
pencernaan sel.
8. Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting
pada pembelahan sel.
9. Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung
DNA yg disebut gen.
10. Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung
RNA. Jumlah dapat satu atau lebih,
B. system Fungsional Sel.
1. Penelanan dan pencernaan oleh sel.
Zat-zat dpat melewati membrane dengan cara :
- difusi
- transfor aktif melalui membrane
- endositosis , yaitu mekanisme membrane menelan cairan ekstra sel
dan isinya. Tdd : fagositosis dan pinositosis.
Fagositosis-penelanan partekil besar oleh sel seperti bakteri, partikel2
degenatif jaringan.
Pinositosis-menelan sediit cairan ekstra sel dan senyawa yg larut
dalam bentuk vesikel kecil.
2. Ekstrasi energi dari zat gizi. (fungsi mitokondria)
dan zat gizi masuk dalam -dioksidasi -Oksigen menghasilkan energi yg
sel digunakan untuk membentuk ATP. 1 ATP menghasilkan 8000 kalori.
Contoh :
huipoksia -arteri femoralis otot-otot skelet akan atropi.
-Penyempitan Atropi ini mencapai keseimbangan
antara kebutuhan metabolic dan perbekalan oksigen
yg tersedia.
Hipoksia yg lebih berat tjd jejas atau kematian sel.
2. Bahan kimia (termasuk obat-obatan)
Bahan kimia menyebabkan perubahan pd beberapa
fungsi sel : permiabelitas selaput, homeostatis
osmosa, keutuhan enzim atau kofaktor
Racun menyebabkan kerusakan hebat pd sel dan
kematian individu.
3. Agen fisik
- Traumamekanik, yg dapat menyebabkan pergeseran
organisasi organel intra sel-dpt merusak sel .
- Suhu rendah.
Suhu rendah - vasokontriksi -ggn suplai darah.
6. Gagngguan genetik
-Mutasi, dapat menyebabkan: mengurangi
suatu enzim,
kelangsugan hidup sel tidak sesuai, atau
tanpa dampak yg diketahui.
7. Ketidakseimbangan Nutrisi
- defisiensi protein-kalori
- avitaminosis
- kelebihan kaloriaterosklerosis, ibesitas
8. Penuaan
C. ADAPTASI SEL
Betuk reaksi sel jaringan organ / system tubuh terhadap jejas :
1. retrogresif, jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/
kembali kearah yang kurang kompleks).
2. Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk
untuk penyakit)
3. Adaptasi (penyesuaian) : atropi, hipertropi, hiperplasi,
metaplasi
Sel-sel menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
mikronya.
1. Atropi
o Suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah
berkembang sempurna dengan ukuran normal.
o Merupakan bentuk reaksi adaptasi. Bila jumlah sel yg terlibat
cukup, seluruh jaringan dan alat tubuh berkurang atau
mengalami atropi.
o Sifat :
- fisiologik misalnya aging proses-seluruh bagian tubuh tampak
mengecil secara bertahap.
2. Hipertropi
-Yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini
meningkatkan ukuran alat tubuh
-Ukuran sel jaringan atau organ yg menjadi lebih besar dari
ukuran normalnya.
-Bersifat fisiologik dan patologik, umum atau lokal
ri variasi fungsional :-Hipertropi dapat membe
- meningkat-jika yang sel parenkim yg membesar
menurun- jika hipertropi akibat proliferasi unsure stroma
atau substansi antar sel- sel parenkim terdesak -penurunan
fungsi.
- Normal -- > hipertropi murni jika terjadi pada jaringan atas
sel permanent dan dipicu oleh pengngkatan fungsi.missal
otot rangka pada binaragawan
3. Hiperplasia
Dapat disebabkan oleh adanya stimulus atau
keadaan kekurangan secret atau produksi sel terkai.
Hanya dapat tetrjadi pada populasi sel labil ( dalam
kehidupan ada siklus sel periodic, sel epidermis, sel
darah) . atau sel stabil (dalam keadaan tertentu masih
mampu berproliferasi, misalnya : sel hati sel epitel
kelenjar.
Tidak terjadi pada sel permanent (sel otot rangka,
saraf dan jantung)
4. Metaplasia
Ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur
jenis tertentu menjadi sel matur jenis lain :
Misalnya sel epitel torak endoservik daerah
perbatasan dgn epitel skuamosa, sel epitel bronchus
perokok.
5. Displasia
Sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa mereda
dapat melngalami ganguan polarisasi pertumbuhan sel reserve,
sehingga timbul keadaan yg disebut displasia.
Ada 3 tahapan : ringan, sedang dan berat
Jika jejas atau iritan dpt diatasi -seluruh bentuk adaptasi dan
displasia dapat noemal kembali.
Tetapi jika keadaan displasia berat dan tdk ditanggulangikeganasan intra epithelial/insitu
6. Degenarasi
o Yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang
disertai perubahan morfologik, akibat jejas nin fatal pada sel.
o Dalam sel jaringan terjadi :
Storage (penimbunan)- akumulasi cairan atau zat dalam organel
sel o perubahan morfologik terurama dlm sitoplasma-sel
mengembung/bengkak.
o Sitoplasma keruh atau granuler kasardisebut degenerasi
bengkak keru (claude swelling).
- Ditemukan kerusakan reticulum endoplasma dan filament
mitokondria
D. KALSIFIKASI PATOLOGIK
Kalsifikasi : proses diletakannya (pengendapan)
kalsium dalam jaringan
Kalsifikasi fisiologi-pembentukan tulang
Kalsifikasi patologi merupakan proses yg serimg, juga
menyatakan pengendapan abnormal garam-garam
kalsium, disertai sedikit besi, magnesium dan garamgaram mineral lainnya dalam jaringan, tdd :
1. Kalsifikasi Terjadi pada hiperkalsemi akibat
hipertiroid, tumor metastatik atrofi tulang,
hipervitaminosis D, dll. Tanpa-tulang, didahului
kerusakan jaringan.
2. Kalsifikasi distropik-proses kalsifikasi pada jaringan
yg telah mengalami kerusakan terlebih dahulu.
Kerusakan dapat bersifat degenerasi atau nekrosis.
Contoh lithopedion, bayi membatu pada janin yang
mati dalam kandungan.
* Trombosis
Proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sistem
kardiovaskuler selama manusia masih hidup, disebut trombosis.
Koagulum darah dinamakan trombus. Terdapat tiga keadaan dasar
dimana bekuan terbentuk secara tidak normal, yaitu :
a. Adanya kelainan dinding dan lapisan pembuluh
b. Kelainan aliran darah
c. Peningkatan daya koagulasi darah sendiri
* Embolisme
Embolisme adalah transportasi massa fisik yang terbawa dalam
aliran darah dari satu tempat ke tempat lain dan tersangkut di
tempat baru. Massa fisik itu sendiri dinamakan emboli. Emboli
berasal dari :
Emboli pada manusia yang paling sering dijumpai berasal dari
trombus dan dinamakan tromboemboli.
Pecahan jaringan dapat menjadi emboli bila memasuki sistem
pembuluh darah, biasanya dapat terjadi pada trauma.
Sel-sel kanker dapat menjadi emboli, cara penyebaran penyakit
yang sangat tidak diharapkan.
Iskemia
Iskemia adalah suplai darah yang tidak memadai ke suatu
daerah/jaringan. Jika jaringan dibuat iskemik, jaringan tersebut
akan menderita karena tidak mendapat suplai oksigen dan zat-zat
makanan yang dibutuhkan. Setiap hal yang mempengaruhi aliran
darah dapat menimbulkan iskemia jaringan. Sebab yang paling
jelas adalah obstruksi lokal arteri.
Pengaruh iskemia bervariasi tergantung pada intensitas
iskemianya, kecepatan timbulnya, dan kebutuhan metabolik pada
jaringan itu. Akibat dari Iskemik :
Pada beberapa keadaan iskemia, biasanya yang mengenai jaringan
otot, rasa sakit dapat merupakan gejala penurunan suplai darah.
Efek lain dari iskemia jika timbul perlahan-lahan dan berlangsung
lama, adalah atrofi dari jaringan yang terkena. (pengurangan
massa jaringan)
Akibat iskemia yang paling ekstrim adalah kematian jaringan yang
iskemik. Daerah yang mengalami nekrosis iskemik dinamakan
infark. Dan proses pembentukan infark disebut infarksi.
Kepustakaan :
1. Pringgoutomu, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi I (umum),
Edisi 1. Jakarta. Sagung Seto.
2. Robbins, 1995 Buku Ajar Patologi I, Edisi 4. Jakarta. EGC
3. Price SA dan Wilson LM, 1995 Patofisiologi, Konsep Klinik
Proses- Proses Penyakit, Jakarta. EGC
4. Ramali A, 1990. Kamus kedokteran, Jakarta
5. Ganong,W.F, 2002. Patofisiologi Penyakit, EGC, Jakarta
TERIMA KASIH
Dr. Hj.LISA NATALIA, MM
Maret, 2016