Professional Documents
Culture Documents
ANGGOTA KELOMPOK
KELAS : XI MIPA 7
MASA KULIAH
Selama lima tahun studi di Jerman akhirnya Habibie
memperoleh gelar Dilpom-Ingenenieur atau diploma teknik
(catatan : diploma teknik di Jerman umumnya disetarakan
dengan gelar Master/S2 di negara lain) dengan predikat cum
laude.
Pak Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi
teman SMA-nya, Ibu Hasri Ainun Besari pada tahun 1962.
Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman, Habibie harus
bekerja untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah
tangganya. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi
Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi
S-3 nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik)
dengan indeks prestasi summa cum laude.
KARIR DI INDUSTRI
Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, BJ
Habibie sudah mulai bekerja untuk menghidupi
keluarganya dan biaya studinya. Setelah lulus, BJ
Habibie bekerja di Messerschmitt-Blkow-Blohm
atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala
Penelitian dan Pengembangan pada Analisis
Struktrur Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat
Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri
pesawat terbang komersial dan militer di MBB
(1969-1973). Atas kinerja dan kebriliannya, 4 tahun
kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President
sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 19731978 serta menjadi Penasihast Senior bidang
teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 )
KEMBALI KE INDONESIA
Ketika (Alm) Presiden Soeharto mengirim Ibnu
Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujuk
Habibie pulang ke Indonesia, BJ Habibie langsung
bersedia. Pada 1974 di usia 38 tahun, BJ Habibie
pulang ke tanah air.
Iapun diangkat menjadi
penasihat pemerintah (langsung dibawah Presiden) di
bidang teknologi pesawat terbang dan teknologi
tinggi hingga tahun 1978. Dan sejak itu, dari tahun
1978 hingga 1997, ia diangkat menjadi Menteri
Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus
merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT). Disamping itu
Habibie juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset
Nasional dan berbagai jabatan lainnya.
QUOTE
I have some figures which compare the cost of one
kilo of airplane compared to one kilo of rice. One kilo of
airplane costs thirty thousand US dollars and one kilo of
rice is seven cents. And if you want to pay for your one
kilo of high-tech products with a kilo of rice, I dont
think we have enough. (Sumber : BBC: BJ Habibie
Profile -1998.)
MASTER OF ECONOMICS
Sejak era reformasi 1998, tampaknya hanya
Habibie yang menjadi presiden yang benarbenar sukses mengelola ekonomi dengan baik.
Dalam kondisi yang amburadul, kacau balau
baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan
tiada hari tanpa demonstrasi, Habibie mampu
membawa ekonomi Indonesia yang lebih baik.
Meskipun Presiden Singapura Lee Kuan Yeew
berusaha mendiskritkan kemampuan Habibie
untuk
memimpin
Indonesia,
Habibie
menunjukkan bukti.
CENDEKIAWAN MUSLIM
Selain memiliki kecerdasan yang tinggi (mungkin
orang terjenius dari Indonesia), Habibie dikenal
sebagai cendekiawan muslim yang taat sekaligus
reformis. Dalam menghadapi berbagai kesulitan,
Habibie tidak luput dari doa dan sholat untuk
mendapat petunjuk atau ilham. Mendapat jabatan
sebagai Presiden bagi Habibie merupakan amanah
dan titipan dari Allah untuk mengabdi dengan
sepenuh hati. Ia mendirikan The Habibie Centre
pada 10 November 1999. Ada dua misi utama
Habibie centre yakni (1) menciptakan masyarakat
demokratis secara kultural dan struktural yang
mengakui, menghormati dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, serta mengkaji dan mengangkat isuisu perkembangan demokrasi dan hak asasi
PENGHARGAAN
Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan
mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat
terbang :
1. VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat
Angkut DO-31.
2. Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
3. Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
4. Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
5. CN - 235
6. N-250
TERIMA KASIH