You are on page 1of 25

biograf

rof. DR (HC). Ing. Dr. Sc.


Mult. Bacharuddin Jusuf
Habibie

ANGGOTA KELOMPOK

Aji Sukma Pratama (01)


Andika Putra Primadeksa (05)
Fachry Ayub Gozhali (09)
Hanan Hakim (12)
M. Alfian Fathurrahman (19)
Waznan Fikri Amal (30)

KELAS : XI MIPA 7

Masa Awal Hidup BJ. Habibie


Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin
Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan,
pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak
keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul
Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.
Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie
pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra
yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil
Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare,
Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip
telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie
yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca
ini dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki
sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya
yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena
terkena serangan jantung saat ia sedang shalat Isya.

Dimasa kecil, Habibie telah menunjukkan


kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika.
Selama enam bulan, ia kuliah di Teknik Mesin
Institut Teknologi Bandung (ITB), dan
dilanjutkan
ke
Rhenisch
Wesfalische
Tehnische Hochscule Jerman pada 1955.
Dengan dibiayai oleh ibunya, R.A. Tuti Marini
Puspowardoyo, Habibie muda menghabiskan 10
tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S3 di Aachen-Jerman.

MASA KULIAH
Selama lima tahun studi di Jerman akhirnya Habibie
memperoleh gelar Dilpom-Ingenenieur atau diploma teknik
(catatan : diploma teknik di Jerman umumnya disetarakan
dengan gelar Master/S2 di negara lain) dengan predikat cum
laude.
Pak Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi
teman SMA-nya, Ibu Hasri Ainun Besari pada tahun 1962.
Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman, Habibie harus
bekerja untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah
tangganya. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi
Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi
S-3 nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik)
dengan indeks prestasi summa cum laude.

KARIR DI INDUSTRI
Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, BJ
Habibie sudah mulai bekerja untuk menghidupi
keluarganya dan biaya studinya. Setelah lulus, BJ
Habibie bekerja di Messerschmitt-Blkow-Blohm
atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala
Penelitian dan Pengembangan pada Analisis
Struktrur Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat
Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri
pesawat terbang komersial dan militer di MBB
(1969-1973). Atas kinerja dan kebriliannya, 4 tahun
kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President
sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 19731978 serta menjadi Penasihast Senior bidang
teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 )

Selama bekerja di MBB Jerman, Habibie


menyumbang berbagai hasil penelitian
dan
sejumlah
teori
untuk
ilmu
pengetahuan dan teknologi dibidang
Thermodinamika,
Konstruksi
dan
Aerodinamika. Beberapa rumusan teorinya
dikenal dalam dunia pesawat terbang
seperti Habibie Factor, Habibie
Theorem dan Habibie Method.

KEMBALI KE INDONESIA
Ketika (Alm) Presiden Soeharto mengirim Ibnu
Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujuk
Habibie pulang ke Indonesia, BJ Habibie langsung
bersedia. Pada 1974 di usia 38 tahun, BJ Habibie
pulang ke tanah air.
Iapun diangkat menjadi
penasihat pemerintah (langsung dibawah Presiden) di
bidang teknologi pesawat terbang dan teknologi
tinggi hingga tahun 1978. Dan sejak itu, dari tahun
1978 hingga 1997, ia diangkat menjadi Menteri
Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus
merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT). Disamping itu
Habibie juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset
Nasional dan berbagai jabatan lainnya.

Habibie mengimplementasikan visinya


yakni membawa Indonesia menjadi
negara industri berteknologi tinggi. Ia
mendorong adanya lompatan dalam
strategi
pembangunan
yakni
melompat
dari
agraris
langsung
menuju negara industri maju. Ada satu
quote yang terkenal dari Habibie
yakni :

QUOTE
I have some figures which compare the cost of one
kilo of airplane compared to one kilo of rice. One kilo of
airplane costs thirty thousand US dollars and one kilo of
rice is seven cents. And if you want to pay for your one
kilo of high-tech products with a kilo of rice, I dont
think we have enough. (Sumber : BBC: BJ Habibie
Profile -1998.)

Pola pikir Pak Habibie disambut dengan


baik oleh Pak Harto. Pres. Soeharto pun
bersedia menggangarkan dana ekstra
dari APBN untuk pengembangan proyek
teknologi Habibie. Dan pada tahun 1989,
Suharto memberikan kekuasan lebih
pada
Habibie
dengan
memberikan
kepercayaan Habibie untuk memimpin
industri-industri strategis seperti Pindad,
PAL, dan PT IPTN. Maka, ia dianggap
sebagai Bapak Teknologi Indonesia

MASA PEMERINTAHAN HABIBIE


Tiga tahun setelah kepulangan ke Indonesia, Habibie
(usia 41 tahun) mendapat gelar Profesor Teknik dari
ITB. Selama 20 tahun menjadi Menristek, akhirnya pada
tanggal 11 Maret 1998, Habibie terpilih sebagai Wakil
Presiden RI ke-7 melalui Sidang Umum MPR. Di masa
itulah krisis ekonomi (krismon) melanda kawasan Asia
termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah terjun bebas dari
Rp 2.000 per dolar AS menjadi Rp 12.000-an per dolar.
Utang luar negeri jatuh tempo sehinga membengkak
akibat depresiasi rupiah. Hal ini diperbarah oleh
perbankan swasta yang mengalami kesulitan likuiditas.
Inflasi meroket diatas 50%, dan pengangguran mulai
terjadi dimana-mana.

Dipicu penembakan 4 orang mahasiswa (Tragedi


Trisakti) pada 12 Mei 1998, meletuslah kemarahan
masyarakat terutama kalangan aktivis dan mahasiswa
pada pemerintah Orba. 12-14 Mei 1998 menjadi
momentum pergantian rezim Orde Baru pimpinan Pak
Harto,
terjadinya
pergerakan
Mahasiswa
dan
Masyarakat. Dan pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto
terpaksa
mundur
dari
jabatan
Presiden
yang
dipegangnya selama lebih kurang 32 tahun. Soeharto
mundur, maka Wakilnya yakni BJ Habibie pun diangkat
menjadi Presiden RI ke-3 berdasarkan pasal 8 UUD
1945. Namun, masa jabatannya sebagai presiden hanya
bertahan selama 512 hari. Meski sangat singkat,
kepemimpinan Presiden Habibie mampu membawa
bangsa Indonesia dari jurang kehancuran akibat krisis.

Habibie merupakan presiden RI pertama


yang menerima banyak penghargaan
terutama di bidang IPTEK baik dari
dalam negeri maupun luar negeri. Jasajasanya dalam bidang teknologi pesawat
terbang mengantarkan beliau mendapat
gelar Doktor Kehormatan (Doctor of
Honoris
Causa)
dari
berbagaai
Universitas terkemuka dunia, antara lain
Cranfeld Institute of Technology
dan Chungbuk University.

BAPAK DEMOKRASI INDONESIA


Ketika mendapat amanah menjadi Presiden RI ke-3,
kondisi ekonomi, sosial, stabilitas politik, keamanan di
Indonesia berada di ujung tanduk revolusi. Dengan
mengambil kebijakan yang salah serta pengelolaan
ekonomi yang tidak tepat, maka Indonesia 1998
berpotensi masuk dalam era chaos ataupun
revolusi berdarah. Untungnya di tahun 1998,
Indonesia tidak masuk dalam era revolusi jilid-2
namun hanya masuk dalam era reformasi. Belajar
dari kesalahan presiden pendahulunya, Jenderal
Soeharto, Presiden Habibie memimpin Indonesia
dengan cermat, cepat, telaten, rasional dan reformis.

Konsep ini kemudian diimplementasikan dalam berbagai agenda


politik, ekonomi, hukum dan keamanan seperti:
1. Kebebasan multi partai dalam pemilu (UU 2 tahun 1999)
2. Undang Undang anti monopoli (UU 5 tahun 1999)
3. Kebijakan Independensi BI agar bebas dari pengaruh Presiden
(UU 23 tahun 1999)
4. Kebebasan berkumpul dan berbicara, (selanjutnya masyarakat
lebih mengenal istilah demonstrasi)
5. Pengakuan Hak Asasi Manusia (UU 39 tahun 1999)
6. Kebebasan pers dan media,
7. Usaha usaha menciptakan pemerintahan yang efektif dan
efisien yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme atau
dengan kata lain adalah pemerintahan yang baik dan bersih.
(Membuat UU Pemberantasan Tindak Korupsi pada tahun 1999)
8. Penghormatan terhadap badan badan hukum dan berbagai
institusi lainnya yang dibentuk atas prinsip demokrasi;
9. Pembebasan tahanan-tahanan politik tanpa syarat, (eg. Sri
Bintang Pamungkas dan
10.Muktar Pakpahan)
11.Pemisahan Kesatuan Polisi dari Angkatan Bersenjata.

MASTER OF ECONOMICS
Sejak era reformasi 1998, tampaknya hanya
Habibie yang menjadi presiden yang benarbenar sukses mengelola ekonomi dengan baik.
Dalam kondisi yang amburadul, kacau balau
baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan
tiada hari tanpa demonstrasi, Habibie mampu
membawa ekonomi Indonesia yang lebih baik.
Meskipun Presiden Singapura Lee Kuan Yeew
berusaha mendiskritkan kemampuan Habibie
untuk
memimpin
Indonesia,
Habibie
menunjukkan bukti.

Dari nilai tukar rupiah Rp 15000 per dollar diawal


jabatannya, Habibie mampu membawa nilai tukar
rupiah ke posisi Rp 7000 per dollar. Ketika inflasi
mencapai 76% pada periode Januari-September
1998,
setahun
kemudian
Habibie
mampu
mengendalikan harga barang dan jasa dengan
kenaikan 2% pada periode Januari-September 1999.
Indeks IHSG naik dari 200 poin menjadi 588 poin
setelah 17 bulan memimpin. Tentu, indikatorindikator kesuksesan ekonomi era Habibie tidak
dapat diikuti dengan baik oleh masa pemerintah
Megawati maupun SBY.

Beberapa keberhasilan ekonomi di era Habibie


sebenarnya tidak lepas dari usaha keras dan
perubahan mendasar dari para tokoh reformis yang
duduk di kabinet seperti Adi Sasono (Men.
Koperasi), Soleh Salahuddin (Men. Kehutanan
dan Perkebunan), Tanri Abeng (Men. BUMN).
Namun, perlu disadari bahwa Habibie bukanlah
presiden yang benar-benar reformis dalam menolak
kebijakan
ekonomi
ala
IMF.
Dengan
keterbatasannya, beliau terpaksa menjalana 50
butir
kesepakatan
(LoI)
antara
pemerintah
Indonesia dengan IMF, sehingga penangganan
krisis ekonomi di Indonesia pada hakikatnya lebih
pada penyembuhan dengan obat generik, bukan
penyembuhan ekonomi terapis ataupun obat
tradisional. Sehingga ketika meninggalkan tampuk
kekuasaan, Indonesia masih rapuh.

CENDEKIAWAN MUSLIM
Selain memiliki kecerdasan yang tinggi (mungkin
orang terjenius dari Indonesia), Habibie dikenal
sebagai cendekiawan muslim yang taat sekaligus
reformis. Dalam menghadapi berbagai kesulitan,
Habibie tidak luput dari doa dan sholat untuk
mendapat petunjuk atau ilham. Mendapat jabatan
sebagai Presiden bagi Habibie merupakan amanah
dan titipan dari Allah untuk mengabdi dengan
sepenuh hati. Ia mendirikan The Habibie Centre
pada 10 November 1999. Ada dua misi utama
Habibie centre yakni (1) menciptakan masyarakat
demokratis secara kultural dan struktural yang
mengakui, menghormati dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, serta mengkaji dan mengangkat isuisu perkembangan demokrasi dan hak asasi

Habibie juga berjasa dalam pendirian Ikatan


Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
pada 7 Desember 1990 atas persetujuan
Soeharto.
ICMI
merupakan
wahana
menampung
cendekiawan-cendekiawan
muslim untuk bersama-sama berkontribusi
bagi bangsa dan masyarakat. Di sisi lain, ia
juga mendirikan sekolah madrasah yang
berbasis islami, yaitu MAN Insan Cendekia
Serpong yang didirikan pada 21 September
1996

KEPERGIAN ISTRI HABIBIE


Pada tanggal 22 Mei 2010, Hasri Ainun Habibie, istri BJ
Habibie, meninggal dunia di Rumah Sakit Ludwig
Maximilians Universitat, Klinikum, Muenchen, Jerman. beliau
meninggal pada hari Sabtu pukul 17.30 waktu setempat
atau 22.30 WIB. Kepastian meninggalnya Hasri Ainun dari
kepastian Ali Mochtar Ngabalin, mantan anggota DPR yang
ditunjuk menjadi wakil keluarga BJ Habibie. Ini menjadi duka
yang amat mendalam bagi Mantan Presiden Habibie dan
Rakyat Indonesia yang merasa kehilangan. Bagi Habibie,
Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat
hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi
kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai
akhir, setiap mimpi mempunyai batas.

PENGHARGAAN
Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan
mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat
terbang :
1. VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat
Angkut DO-31.
2. Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
3. Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
4. Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
5. CN - 235
6. N-250

Sebagian Tanda Jasa/Kehormatannya :


1. 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang
Nusantara/ IPTN.
2. 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik
Indonesia.
3. Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
4. 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
5. 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau
Batam/ Opdip Batam.
6. 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan
Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
7. 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
8. 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
9. 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
10.1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
11.1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
12.10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
13.21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia

TERIMA KASIH

You might also like