You are on page 1of 21

Kesadaran

KESADARAN:
KEMAMPUAN MENGADAKAN INTERAKSI DAN PEMBATASAN
INTERAKSIDENGAN DIRI SENDIRI DAN LINGKUNGAN OLEH PANCA
IDERA DAN RESPON

SADAR

TIDAK SADAR

PRA SADAR

KESADARAN
NORMAL

KESADARAN
MENINGGI

KESADARAN
DISOSIASI

BENTUK
KESADARAN

KESADARAN
WAKTU TIDUR

TRANCE/REAKSI
TIDAK JELAS

KESADARAN
TERGANGGU

KESADARA
MENURUN

KESADARAN
WAKTU MIMPI

HIPNOTIS

KESADARAN NORMAL
Individu sadar tentang diri dan
lingkunganya sehingga daya ingat,
perhatian dan orientasinya mencakup
ruang, waktu dan orang dalam keadaan
baik.

Penurunan Kesadaran
Keadaan tidak terjaga atau tidak terbangun
secara utuh NOT RESPON
Pusat kontol kesadaran dalam neurologi
berada pada kedua hemisfer serebridan
ARAS (Ascending Retikular Activting System).
ARAS merupakan suatu networking system
yang berasal dari medula spinalis menuju
rostral brain stem diensefalon
Lintasan ARAS : medula, pons dan
mecencephalon subthalamus
hipothalamus thalamus

neurotransmitter ARAS:
1. Kolinergik bertugas mengumpulkan
energi dari makanan dan menghambat
penggunaanya efek istirahat tidur
mengntuk
2. Mono Aminergik pengaturan tingkah
laku
3. Gammaaminobutiric Acid (GABA)
bertugas menghambat reaksi neurologis yg
tidak menguntungkan : cemas, takut, histeria,
emosional, hipotonik, ataksia.

Fisiologis kesadaran
rangsang sensorik (aferen) sumsum
tulang belakang korteks serebri ARAS
diproyeksikan kembali ke korteks serebri
peningkatan aktivitas korteks atas
perangsangan formasio reticularn
pembentukan gelombang beta sadar
Note:
Formasio reticular: penhubung thalamus
dengan corteks serebri

Penyebab penurnan kesadaran


(SEMENITE)
S sirkulasi stroke, penyakit jantung, shock
E encephalitis radang otak
M metabolik hipoksi, hipoglikemi, hiperglikemi
E Elektrolit asidosis metabolik gg pola napas
N Neoplasma tumor otak, TIK
I Intoksikasi penggunaan obat yang berefek
samping terhadap depresi sistem syaraf pusat
T Trauma trauma kapitis, kombustio, perdarahan
epidural dll
E Epilepsi status epileptikus pasca serangan

Etiologi lain
Lesi masa supra (infra tentorium):

neoplasma, hematoma, infark serebri,


edema serebri, abses, trombosis,
encepalitis
Lesi destruktif pada sub tentorial (kerusakn
pada ARAS) : infark batang otak,
rhombenseflitis, keracunan obat sedatif
Lesi difus cortex serebri: hipoksia, iskemia,
hipoglikemia, KAD, gg cairan elektrolit,
meningitis, ensepalitis

Manifestasi klinis penurunan


kesadaran
1. GCS < 13
2. Sakit kepala hebat
3. Muntah proyektil
4. Papila edema
5. Asimetris pupil
6. Reaksi ppil negatif
7. Demam, gelisah kejang
8. Retensi lendir
9. Hipo/hipertensi
10. Takypnea/disnea

Pemeriksaan Penunjang
Labolatorium darah: glukosa, elektrolit,

amoniak serum, BUN, keton, AGD


CT-Scan : lesi otak
MRI
EEG
Angiografi serebral

Pengkajian Tingkat Kesadaran


Pengkajian kuantitatif

pengkajian tingkat kesadaran berdasarkan


kuantitas (interpretasi angka) pada suatu
protap pemeriksaan tertentu, dalam hal in
adalah protap pemeriksaan Gasglow Coma
Scale (GCS)
Pengkajian kulitatif
pengkajian tingkat kesadaran berdasarkan
kualitas fisik individu yang terinterpretasi
dengan tngkahlaku dan kemampuan
merespon stimulus

GASGLOW COMA SCALE


(GCS)
Skala yang dipakai dalam menilai tingkat
kesadaran secara kuantitatif
3 fungsi yang dikaji dalam GCS
1. Eye (E)
2. Motorik (M)
3. Verbal (V)

pengkajian

interpretasi
E...M....V...
Diagnosis cedera kepala berdasarkan penilaian GCS:

13-15 : Cedera kepala ringan


9-12 : cedera kepala sedang
3-8 : cedera kepala berat
Interpretsi kesadaran kualitatif berdasarkan
penghitungan kuanttatif
Komposmentis : GCS 15
Somnolen : GCS 13-14
Soporo Komatus : GCS 8-12
Koma : GCS 3-7

Pengkajian kesadaran kualitatif

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan serebral

berhubungan dengan hipoksia jaringan


serebral
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas oleh sekret
3. Pola napas tidak efektif berhubungan
dengan adanya depresan pusat
pernafasan
4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan
dengan abnormalitas ventiasi-perfusi
sekunder terhadap hipoventilasi

Intervensi keperawatan
Gg. Perfusi jaringan serebral:
1. Kaji adanya aktivitas yg meningkatkan TIK
2. Kaji status neurologis secara teratur
3. Kaji respon motorik
4. Pantau TTV
5. Evaluasi pupil dan respon cahaya
6. Kaji suhu lingkungan
7. Kaji intake output dan turgor
8. Perhatikan adanyagelisah dan perilaku yang
tidak sesuai
9. Tiggikan kepala 15-45 derajat

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas:


1. Kaji dan pantau pernafasan refleks batuk
dan sekresi
2. Posisikan tubuh dan kepala agar tidak
terjadi obstruksi dan memfasilitasi
pengeluaran sekresi yang optimal
3. Penghisapan sekresi
4. Auskultasi dada dengarkan bunyi jalan
nafas setiap 4 jam
5. Kolaborasi: oksigenasi, pantau Hb dan
BGA

Pola nafas tidak efektif:


1. Kaji frekuensi irama dan kedalaman
pernafasan
2. Auskultasi bunyi nafas
3. Pantau penurunan bunyi nafas
4. Berikan posisi nyaman
5. Berikan intruksi untuk distraksi latihan
nafas dalam

Kerusakan pertukaran gas:


1. Kaji terhadap tanda hipoksi dan
hypercapnea
2. Kaji vital sign dan tingkat kesadaran
setiap jam
3. Pantau dan catat hasil pemeriksaan BGA
bantu dengan pemberian ventilasi
mekanik sesuai indikasi
4. Auskultasi dada untuk mendengarkan
bunyi nafas setiap jam
5. Pantau irama jantung

You might also like