You are on page 1of 30

Penilaian Status Gizi dan

Terapi Nutrisi
Oleh:
Akbar Sepadan
Andhika Pangestu
Andhiny Rezkia Enhas
Annisa Zakiroh
Pembimbing:
dr. Dedy Rahmat, SpA

Assessment (Penilaian)
Penentuan status gizi
Masalah yang berhubungan dengan
proses pemberian makanan
Diagnosis klinis pasien

Anamne
sis

Asupan makan
Pola makan
Toleransi makanan
Perkembangan oromotor
Motorik halus dan motorik kasar
Perubahan berat badan
Faktor sosial, agama, budaya
Keadaan klinis yang
mempengaruhi asupan

Pengukuran berat
badan
Pengukuran
Pemeriksa tinggi/panjang badan
Keadaan umum
an Fisik
Tanda spesifik
khususnya defisiensi
mikronutrien

Penentuan status gizi dilakukan


berdasarkan berat badan (BB)
menurut panjang badan (PB) atau
tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB)

Penentuan status gizi menggunakan cut off Z


score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun dan
persentase berat badan ideal sesuai kriteria
Waterlow untuk anak di atas 5 tahun.

Pemeriksaan laboratorium dan


analisis diet dilakukan sesuai indikasi
klinis.
Diagnosis klinis merupakan salah
satu pertimbangan dalam
memformulasikan rencana
pemberian nutrisi.

Dalam keadaan tertentu dimana berat


badan dan panjang/tinggi badan tidak
dapat dinilai secara akurat, misalnya
terdapat organomegali, edema
anasarka, spondilitis atau kelainan
tulang, dan sindrom tertentu maka
status gizi ditentukan dengan
menggunakan parameter lain misalnya
lingkar lengan atas, knee height,
arm span dan lain lain.

Penentuan Kebutuhan
Kondisi sakit kritis (critical illness)
Kebutuhan energi = REE x faktor aktivitas x
faktor stres

Kondisi tidak sakit kritis (non critical


illness)
1. Gizi baik/kurang
Kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan
berat
badan ideal dikalikan RDA
menurut usia tinggi (height age)
Tatalaksana gizi buruk WHO atau
Berdasarkan perhitungan target BBBB-ideal
x RDA menurut usia
ideal

tinggi

Pemberian kalori awal sebesar 50-75

2. Obesitas
Target pemberian kalori :

BB-ideal x RDA menurut usia


tinggi
Pemberian kalori dikurangi secara
bertahap
sampai mecapai target

Penentuan Cara Pemberian


Pilihan utama oral atau enteral.
Parenteral hanya situasi tertentu saja.
Jangka pendek (<14 hari) akses perifer
Jangka panjang akses sentral

Enteral
Jangka pendek pipa nasogastrik atau nasoduodenal atau
nasojejunal.
Jangka panjang gastrostomi atau jejunostomi.

Kontraindikasi
cerna:
1.
2.
3.

pemberian

makanan

Obstruksi saluran cerna,


Perdarahan saluran cerna,
Tidak berfungsinya saluran cerna.

melalui

saluran

MP-ASI
Makanan atau minuman selain ASI
yang mengandung nutrien yang
diberikan kepada bayi selama
periode pemberian makanan
peralihan yaitu pada saat
makanan/minuman lain diberikan
bersama pemberian ASI.

Risiko pemberian MPASI terlalu dini


Jangka pendek

Jangka panjang

Gangguan
Obesitas
menyusui
Alergi terhadap
Penurunan
makanan
absorbsi Fe dari ASI
Diare

Jenis makanan
Makanan lumat halus
yaitu :
Makanan
yang
dihancurkan
dibuat
dari
tepung
dan
tampak homogen.
Contoh: bubur susu,
bubur
sumsum,
biskuit ditambah air
panas, pepaya saring,
pisang saring dll.

Makanan lumat yaitu :


Makanan
yang
dihancurkan
atau
disaring
tampak
kurang merata.
Contoh:
pepaya
dihaluskan
dengan
sendok, pisang dikerik
dengan sendok, Nasi
tim
saring,
bubur
kacang
ijo
saring,
kentang puri

Makanan
lunak
Makanan padat
yaitu :
yaitu :
Makanan
yang
Makanan
lunak
dimasak
dengan
yang
tidak
nampak
banyak air dan
air.
tampakberair.
Contoh : bubur Contoh : lontong,
nasi
tim,
kentang
nasi, bubur ayam,
rebus, biskuit.
bubur kacang ijo.

Usia 6-9 Bulan


TEKSTUR

Mulai dengan bubur halus, lembut cukup kental,


dilanjutkan bertahap menjadi lebih kasar.

FREKUENSI

2-3x/hari, ASI tetap sering diberikan, tegantung nafsu


makannya, dapat diberikan 1-2x selingan.

JUMLAH RATAMulai dengan 2-3sdm/kali ditingkatkan bertahap


RATA/KALI MAKAN sampai mangkok (=125ml). Waktu makan tidak
lebih dari 30 menit.

Usia 9-12 Bulan


TEKSTUR

Makanan yang dicincang halus atau disaring kasar,


ditingkatkan semakin kasar sampai makanan bisa
dipegang/diambil dengan tangan.

FREKUENSI

3-4x/hari, ASI tetap diberikan. Tergantung nafsu


makannya dapat diberikan 1-2x selingan.

JUMLAH RATARATA/KALI MAKAN

sampai mangkok (=125-175ml). Waktu makan


tidak lebih dari 30 menit.

Usia 12-24 Bulan


TEKSTUR

Makanan keluarga bila perlu masih dicincang atau


disaring kasar.

FREKUENSI

3-4x/hari, ASI tetap diberikan. Tergantung nafsu


makannya dapat diberikan 1-2x selingan.

JUMLAH RATARATA/KALI MAKAN

sampai 1 mangkok (=175ml-250ml). Waktu makan


tidak lebih dari 30 menit.

MP-ASI lokal (DEPKES,2006)


MP-ASI lokal adalah MP-ASI yang diolah di
rumah tangga atau di Posyandu, terbuat
dari bahan makanan yang tersedia
setempat, mudah diperoleh dengan harga
terjangkau
oleh
masyarakat,
dan
memerlukan
pengolahan
sebelum
dikonsumsi sasaran.

Kandungan gizi MP-ASI


Kandungan gizi adalah jumlah zat
gizi terutama energi dan protein
yang harus ada di dalam MP-ASI
lokal setiap hari yaitu
bayi usia 6 12 bulan : 250 Energi, 68 gram protein
anak usia 12-24 bulan : 450 energi,
12 - 15 gram protein

Bayi 6-12 bln


Kebutuhan gizi : 650 Energi dan 16 gram
protein.
Kandungan gizi ASI : 400 Energi & 10 gram
protein,
maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI
adalah 250 Kalori dan 6 gram protein

Bayi usia 12 24 bulan


Kebutuhan gizi sekitar 850 Energi & 20 gram
protein
Kandungan gizi ASI sekitar 350 Energi dan 8
gram protein
maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI
adalah sekitar 450 Kalori dan 12 gram protein

Hal yang perlu diperhatikan


1) Pemantauan Pertumbuhan
2) Pemilihan formula bayi
3) Persiapan formula bayi

Pemantauan Evaluasi
Daya terima
(akseptansi)
makanan dan
obat
Toleransi saluran
cerna
Efek samping di
saluran cerna

Menilai
penyembuhan
penyakit dan
tumbuh kembang
anak

Daftar Pustaka
IDAI, 2011. Buku Ajar Nutrisi dan Penyakit
Metabolik. Jakarta
Depkes RI, 2006. Pedoman Pemberian
Makanan Pendamping ASI. Jakarta.
Rosidah, D, 2004. Pemberian Makanan
Tambahan. EGC. Jakarta
Depkes RI, 2011. Makanan Sehat untuk Bayi
dan Anak Balita. Jakarta.
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia :
Asuhan Nutrisi Pediatrik. IDAI, 2011.

You might also like