You are on page 1of 6

CONTOH TANAMAN

BUDIDAYA
Ika Nur Masruroh 162211101016

Tanaman Kunyit
Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu
tanaman obat potensial sebagai obat (diuretika, tonik
dan aphrodisiaka), serta arah pengembangan obat
tradisional (jamu) di Indonesia untuk menghasilkan
fitofarmaka. Kandungan utama di dalam rimpangnya
terdiri dari minyak atsiri, kurkumin, resin, oleoresin dll.

Budidaya kunyit
Pemilihan jenis dan varietas Bahan tanaman harus tepat dan jelas nama jenis, varietas dan
asal usulnya. Kunyit tumbuhan berbatang semu, basah yang dibentuk dari pelepah daun.
Lingkungan tumbuh Tanaman kunyit tumbuh baik pada tanah jenis latosol, aluvial dan
regosol, ketinggian tempat 240 - 1.200 m di atas permukaan laut (dpl), dan curah hujan 2.000 4.000 ml/tahun.
Pembibitan Bibit tanaman kunyit bisa menggunakan rimpang induk dan anak rimpang
Persiapan Lahan Tanah diolah agar menjadi gembur drainase tidak terjadi penggenangan
lahan perlu dibuat parit-parit pemisah petak
Jarak Tanam Jarak tanam kunyit bervariasi
Pola Tanam Tanaman kunyit bisa juga ditanam dengan sistem pola tumpangsari dengan
kacang tanah, dengan menggunakan jarak tanam antar barisan lebih lebar yaitu 75 cm dan jarak
dalam barisan 50 cm.
Pemupukan Pupuk kandang 10 - 20 ton/ha sebagai pupuk dasar diberikan pada saat tanam
Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiangan dan pembumbunan untuk
menghindari adanya kompetisi perolehan zat hara dengan gulma dan menjaga kelembapan, suhu
dan kegemburan tanah.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman biasanya jarang terjadi serangan hama
dan penyakit, namun untuk menghindari munculnya serangan perlu diantisipasi dengan cara

Pemanenan
Umur Panen. Panen yang tepat berdasarkan umur tanaman perlu dilakukan untuk
mendapatkan produktivitas yang tinggi.
Cara Panen. Panen dilakukan dengan cara menggali dan mengangkat rimpang secara
seluruhan.

Pasca panen
Pembersihan/Pencucian. Rimpang hasil panen dicuci dari tanah dan kotoran, kemudian
dikering anginkan sampai kulit tidak basah lagi.
Perajangan Rimpang rimpang diiris dengan irisan membujur dengan ketebalan setipis
mungkin lebih kurang 2 mm.
Pengeringan Simplisa Rajangan rimpang dijemur dengan menggunakan energi
matahari diberi alas yang bersih, atau bisa dengan pengering oven dengan suhu 40 - 60 o
C, hingga mencapai kadar air 9 - 10%.

Tanaman Temulawak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Secara
empiris, rimpang temulawak terbukti berkhasiat untuk
kesehatan obat hepatoproteksi, antiinflamasi,
antikanker, antidiabetes, antimikroba,
antihiperlipidemia, antikolera, antibakteri, dan
antioksidan.

Budidaya temulawak
Lingkungan tumbuh Temulawak tumbuh baik pada lokasi dengan curah hujan sekurangkurangnya 1.500 mm/tahun, bulan kering 3 - 4 bulan per tahun, suhu udara rata-rata tahunan 19 30C, kelembaban udara 70 - 90%.
Persiapan benih Benih yang sehat dan berviabilitas tinggi merupakan faktor input yang paling
menentukan produktivitas tanaman. Tingkat keberhasilan budidaya tanaman lebih kurang 40%
ditentukan oleh kualitas benih
Pengolahan tanah Tanah diolah agar menjadi gembur agar drainase sebaik mungkin,
sehingga tidak terjadi penggenangan lahan perlu dibuat parit-parit pemisah petak.
Pelaksanaan tanam Jarak tanam kunyit bervariasi, musim tanam temulawak biasanya pada
awal musim hujan (September sampai Oktober) dan masa panennya di musim kemarau setelah
tanaman berumur 7 sampai 9 bulan
Pemupukan Ada dua cara pemupukan yang dapat diterapkan pada budidaya temulawak, yakni
pemupukan anorganik dan pemupukan organik.
Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan, pembumbunan dan pengendalian
OPT.
Panen dan pasca panen Pada musim kemarau, batang dan daunnya tanaman temulawak
mengering, ciri ini menunjukkan bahwa tanaman siap untuk dipanen. Umur optimal temulawak
siap dipanen berkisar antara 10 - 12 bulan setelah tanam.

You might also like