You are on page 1of 114

1.

Analisis Vektor untuk EM


< 2-3 Minggu >

Disclaimer: Bahan presentasi/handout kuliah ini dibuat berdasarkan buku MF Iskander, Electromagnetic Fields and Waves,
PHI. Penyusun tidak mengklaim kontribusi dan hak cipta atas apapun dalam handout ini. Handout adalah alat bantu mengajar
semata; hanya boleh dipakai dalam lingkungan terbatas, dan tidak boleh digandakan untuk tujuan komersiil.

Isi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Aljabar Vektor
Sistem Koordinat
Representasi Vektor dalam Sistem Koordinat
Transformasi Vektor
Vektor Medan Listrik dan Medan Magnet
Integrasi Vektor
Bentuk Integral dari Persamaan Maxwell
Arus Perpindahan
Karakteristik Umum Persamaan Maxwell

1.1 Aljabar Vektor

Skalar vs Vektor
Skalar: kuantitas fisis yang dapat
dinyatakan secara lengkap sebagai sebuah
angka untuk menggambarkan magnitud dari
kuantitas tsb. Contoh: suhu, jumlah mhs
dalam kelas, massa, kelembaban, dst.
Vektor: Kuantitas fisis yang hanya dapat
dinyatakan jika magnitudo dan arahnya
diberikan. Contoh: medan gaya, kecepatan,
dst.

Penggambaran vektor

A
a x
A
a x

Vektor digambarkan sebagai garis dengan ujung panah. Arah anak panah
menunjukkan arah vektor. Vektor diberi notasi huruf besar dengan anak panah
di atasnya.
Vektor satuan: vektor dengan magnitudo satu. Pada gambar diatas, a x
menyatakan vektor satuan pada arah sumbu-x.

Operasi aljabar pada vektor


Empat macam operasi aljabar pada vektor:
Penjumlahan vektor:
Pengurangan vektor
Perkalian dengan skalar
Perkalian vektor

Penjumlahan Vekor


C A B

Pengurangan Vektor
A


D A B

A B

Perkalian Titik (dot product)

A B A B cos A cos

: magnitudo A kali magnitudo B kali


sudut antara A dengan B


A B A B cos

A B A cos

Perkalian Silang (cross product)



C A B A B sin ac
Sifat



C A dan C B

C
aC
C



C A B B A

1.3 Sistem Koordinat


(x, y, z)

1.3.1 Kartesian/Kotak

Titik dan Vektor Satuan

Elemen panjang, luas, dan isi

orientasi

- penyebutan elemen luas harus disertai arah


-orientasi juga bisa ditentukan dng aturan sekrup putar kanan

1.3.2 Koordinat Silindris


(, , z)

Titik dan Vektor Satuan

Perubahan orientasi vektor satuan

Elemen panjang, luas, dan isi

Koordinat Bola (Sferis)


( r, , )

Titik dan Vektor Satuan

Elemen panjang, luas, dan isi

Rangkuman

1.4 Representasi Vektor dlm


Berbagai Sistem Koordinat

Representasi Vektor
Sebuah vektor akan terspesifikasi secara lengkap jika titik
asal dan ketiga komponen (proyeksi ke vektor basis)
diketahui.
Tinjau suatu vektor A. Vektor ini punya komponen Ax, Ay,
Az atau A, A, Az , atau Ar, A, A. Dalam berbagai sistem
koordinat, vektor ini dinyatakan sebagai:

A Ax a x Ay a y Az a z

A A a A a Az a z

A Ar a r A a A a

(Kartesian)
(Silinder)
(Bola)

Operasi vektor dlm sistem koordinat


Tinjau dua vektor berikut:

A A1u1 A2u 2 A3u3

B B1u1 B2u 2 B3u3


dimana

u1 , u 2 , u3

Sebarang vektor satuan (salah satu dari)

a , a , a , a
x

, a , a z , a r , a , a

maka

Penjumlahan/Pengurangan Vektor

A B A1 B1 u1 A2 B2 u2 A3 B3 u3

A B A1 B1 u1 A2 B2 u2 A3 B3 u3

Perkalian Titik
Karena ketiga vektor basis saling ortogonal/ortonormal (tgk
lurus dng panjang satu satuan), maka:

u1 u 2 u1 u3 u2 u3 0
u1 u1 u 2 u 2 u3 u3 1
Hasil perkalian titik dari dua vektor dengan titik asal sama:


A B A1u1 A2u 2 A3u3 B1u1 B2u 2 B3u3
A1 B1 A2 B2 A3 B3

Perkalian silang
Ketiga vektor satuan memiliki sifat perkalian sbb
u1 u2 u3 , u2 u3 u1 , u3 u1 u2 ,
u1 u1 u2 u2 u3 u3 0
Maka, perkalian silang dapat dinyatakan sebagai

A B A1u1 A2u 2 A3u3 B1u1 B2u2 BA3u3

u1 A2 B3 A3 B2 u2 A3 B1 A1 B3 u3 A1 B2 A2 B1

u1

atau


A B A1
B1

u 2

u3

A2

A3

B2

B3

Contoh-contoh
1. Diketahui
dua vektor berikut

A 4a x 10a y

B 4a x 5a z

Tentukan
a)
b)
c)
d)

Penjumlahan/Pengurangan
Perkalian titik
Perkalian silang
Vektor satuan yang tegak lurus pada kedua vektor

Contoh hal 18

Contoh soal
2). Diketahui dua vektor berikut

A a a 3a z

B a a 6a z

Tentukan dan agar keduanya sejajar !


(kerjakan !)

Soal no. 7 a

1.5 Transformasi Koordinat dari


Vektor

Batasan dan Tatacara

Batasan:
Transformasi koordinat vektor pada dasarnya
adalah proses pergantian representasi dari satu
koordinat ke koordinat yang lain.

Tatacara:
1. Ganti peubah bebas
2. Ganti komponen vektor

Transformasi Koordinat
Kartesian-ke-Silinder

Contoh (1.5)
Soal: Ubah vektor A dari koordinat kartesian

A Ax a x Ay a y Az a z
ke koordinat silinder

A A a A a Az a z
Jawab: Proyeksikan A sepanjang vektor satuan

A A a Ax a x a Ay a y a Az a z a
Dari gambar 1.19.b:
a x a cos

a y a cos 2 sin
a z a 0

Maka:
A = Ax cos + Ay sin
Dengan cara yang sama

A A a Ax a x a Ay a y a Az a z a

A = -Ax sin + Ay cos

Transformasi Koordinat
Kartesian-ke-Bola

Contoh soal
Diketahui sebuah vektor berikut

A a a 3a z

Nyatakan vektor tersebut dalam koordinat kartesian

(kerjakan !)

Soal no. 7 b

1.6 Medan Listrik dan Medan Magnet

Pengertian Medan (Field)


Medan dari suatu kuantitas fisis adalah suatu gambaran cara
kuantitas tersebut berubah dari titik ke titik di dalam wilayah
medan ybs.
Contoh: Medan Gravitasi
Meskipun tak terlihat, medan gravitasi dapat dirasakan
karena mempengaruhi suatu benda ber-massa.
Formulasi: setiap benda bermasa m akan tarik-menarik
dengan benda lain (yang bermassa m) dengan gaya yang
besarnya sebanding dengan perkalian kedua massa dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak keduanya:

m m'
F G 2 a R
R

Hukum Coulomb dan Intensitas


Medan Listrik

Hukum Coulomb
Bagi dua benda bermuatan, dimana ukuran benda sangat kecil
dibanding jarak keduanya (shg bisa dianggap titik), akan terjadi
sbuah gaya F sbb:
Magnitudo gaya sebanding dengan perkalian magnitudo
masing-masing muatan benda (mis Q1 dan Q2)
Magnitudo gaya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
(R2) kedua benda
Gaya tersebut memiliki arah sepanjang garis hubung kedua
benda bermuatan
Magnitudo gaya bergantung pada zat-perantara (medium)
Gaya pada muatan sejenis akan tolak-menolak, sedangkan
muatan yang berlawanan akan tarik-menarik.

Formula
Bentuk formula dari hukum Coulomb:

Q1Q2
F k 2 a12
R
dimana: k konstanta, a12 vektor satuan pada arah garis hubung
muatan pertama dengan muatan yang kedua.
Satuan: dalam SI, besar muatan Q dinyatakan dalam coulomb
(C), R dalam meter (m), dan gaya dalam newton (N).
Nilai konstanta adalah k 1 4
0
dimana 0 adalah permitivitas vakum (atau udara) dan nilainya
0 = 8.854 10-12 F/m
= (1/36) 10-9 F/m

Arah gaya pada masing-2 muatan

Intensitas medan listrik E


Tinjau muatan uji q sebagai pengganti Q2. Muatan q bernilai sangat
kecil (shg dianggap tdk berpengaruh pada medan disekitarnya akibat
Q2). Gaya yang dialami muatan uji:

F2

Q1q
a
2 12
4 0 R

Vektor intensitas medan


listrik pada muatan uji q akibat Q1 :

F2
Q1
E2

a
2 12
q 4 0 R

Secara umum: intensitas medan listrik E didefinisikan


sebagai vektor gaya pada muatan satuan positif:

Q
a
2 R
4 0 R

dimana aR adalah vektor satuan sepanjang


garis hubung Q dengan muatan uji q.

Intensitas medan listrik E


Jika terdapat N-buah titik muatan Q1, Q2, , QN, gaya yng
dirasa muatan uji q pada titik P adalah penjumlahan vektor dari
gaya yng dialami-nya akibat masing-masing dari N-buah
muatan. Dengan demikian, intensitas medan listrik-nya:

N
E
i 1

Qi
a
2 Ri
4 0 Ri

dan

F qE

Contoh 1.10
Sebuah titik muatan Q=10-9 C yang berada di medium udara,
terletak pada koordinat (-0.5, -1, 2) .
1. Berapa magnitudo intensitas medan listrik pada jarak 1 meter dari
muatan tsb?
2. Tentukan E pada posisi (0.9, 1.2, -2.4).

Jawab:

Q
a
2 R
4 0 R

1. Intensitas medan listrik diberikan oleh rumus


Dng demikian, magnitudo pada arah medan radial sejauh meter adalah

2
4 0 R

10 9 C

1
36

9V / m

9
2
10 F / m 1m

Nb: 1 farad=1 coulomb/volt = C/V, sedangkan V/m=N/C

Lanjutan
2. Nilai E pada titik (0.9, 1.2, -2.4) akibat muatan Q yang
terletak pada (-0.5, -1, 2):
Sebut posisi titik uji sebagai T, dan titik muatan sebagai Q,
maka vektor QT = QO + OT = -OQ + OT =OT - OQ
QT = (0.9 (-0.5)) ax + (1.2 (-1)) ay + (-2.4 2) az +
QT = 1.4 ax + 2.2 ay - 4.4 az
Vektor satuan pd arah QT: aQT = QT/|QT|
QT = 0.274 ax + 0.43 ay 0.86 az , sedangkan |QT| = 26.16

aQT

1
9
2
4
10 F / m 26,16m
36
0.094a x 0.148a y 0.286a z V / m
4 0 QT

10 9 C

aQT

Representasi flux dari Medan Vektor


Medan vektor dpt direpresentasikan sbg anak panah yang
panjangnya sama, tetapi dengan jarak yang beragam. Arah
panah menunjukkan arah medan vektor. Kerapatan
menunjukkan kuat medan.

Rapat Fluks Listrik D


Rapat fluks listrik D adalah vektor dengan arah yang sama
dengan arah intensitas medan listrik E

D 0E
Berdasarkan hk Coulomb, fluks memiliki satuan: muatan/luas
Jumlah garis fluks = nilai muatan +Q dalam sistem SI
(lines) = Q(C) dalam sistem SI
dengan demikian

(muatan
D
Q/luas) = (/luas) = rapat fluks listrik

Ingat !!!
Intensitas Medan Listrik

E
Rapat Fluks Listrik

D 0E

Contoh soal
Dua buah muatan titik Q1 dan Q2 masing-masing sbb:
Q1 = 1 nC terletak pada koordinat (1,1,0)
Q1 = 3 nC terletak pada koordinat (0, 2, 1)

Dengan penjumlahan vektor, tentukan (intensitas) medan listrik


pada titik (3,5,5). Semua jarak dinyatakan dalam meter.
(pakailah koordinat kartesian)

No.17

Medan Magnet

Hukum Biot-Savart

Hukum Biot-Savart mengkuantifikasi rapat fluks magnetik


dB yang dihasilkan elemen arus Idl.
Untuk kutub magnetik kecil m, gaya F yng dihasilkan

oleh fluks B adalah


F mB
Menurut pengamatan Biot-Savart, gaya dF akibat
fluks magnet dB yang dihasilkan elemen arus Idl
memiliki sifat:
1.
2.
3.

Sebanding perkalian arus, panjang elemen diferensial, dan sinus sudut antara elemen arus
dengan garis hubung elemen arus ke titik pengamatan P.
Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara elemen arus ke titik P.
Arah medan tegak-lurus bidang yang mengandung elemen arus diferensial dan vektor satuan
dari elemen arus ke titik P. Ia juga harus mengikuti kaidah sekrup putar kanan dari Idl ke
garis dari filamen ke P. Jadi:

m 0 I dl sin
dF mdB
4
r2

I dl a R
d
F

md
B
m 0
Karena arah dF tegak lurus Idl dan aR maka
4r 2
bentuk kompaknya adalah

ATAU:

I dl a R
dB 0
4r 2

Contoh Aplikasi

Sekilas Tentang Gaya Lorenz

Gaya Lorenz

Gaya Lorenz (2)

Persamaan Gaya Lorenz

Medan Listrik vs Medan Magnet

Integrasi Vektor

Integral Garis (1)


Prinsip: integral skalar cA(l)dl didefinisikan sbg limit jumlah
A(li)li, saat li 0. Kontur c dibagi kedalam N segmen,
evaluasi nilai skalar A(li) pada titik tengah elemen; kalikan
A(li) dengan li, lalu jumlahkan.

Contoh
Kita akan hitung nilai cdl, dimana c
adalah sepanjang kurva . Elemen
panjang menjadi d, dimana =1
sepanjang kontur c. Dengan
demikian
2

(0,1)

(1,0)

c dl 0 1 d 0 d 2
Pada dasarnya, integral cdl akan
menghasilkan panjang dari kontur c.

Integral Garis (2)


Prosedur: mirip dengan skalar, gantikan segmen dengan nilai vektor
Nilai hasil integrasi tidak lain adalah vektor ab

Contoh
Evaluasi integral garis cdl dimana c diberikan oleh kontur abd spt
pada gambar
Jawab: Berdasarkan penjelasan sebelumnya, nilai integral garis tak
lain adalah vektor ad.

ad od oa
a x 4a y a x a y

O
(1,1)

3a y
Jadi:

dl 3a
c

dl
c

b
(3,2)
y

(1,4)

Integral Garis (3): arah tangensial

Integrasi Vektor (1)


Kerja yang dihasilkan untuk memindahkan muatan q
sepanjang kontur c, dari a ke b.

Integrasi Vektor (2)


Dalam berbagai sistem koordinat:

Integrasi Vektor (3)


Integral garis berubah menjadi tiga integral skalar yang
lebih sederhana,

Contoh
Tentukan besarnya kerja untuk menggerakkan sebuah partikel
sepanjang satu putaran melingkar pada bidang x-y, jika
lingkaran itu berpusat di (0,0), ber-jejari 3 dan berada dalam
medan gaya sbb:

F 2 x y z a x x y z 2 a y 3 x 2 y 4 z a z

Jawab: pada z=0, dan medan gaya F spt diatas, besarnya kerja
adalah

F dl 2 x y a x x y a y 3x 2 y a z dx a x dy a y
c

2 x y dx x y dy
c

Lanjutan
Dari gambar disamping:
x= 3cos(), y=3sin()
sudut berubah dari 0 sampai 2.
Diferensiasi x dan y terhadap
menghasilkan nilai diferensial
dx= -3sin()d, dy=3cos() d
Maka, nilai integral garis akan
menjadi:

y
=3

F dl 2 3 cos 3 sin 3 sin d 3 cos 3 sin 3 cos d


c

18 cos sin 9 sin

9 cos 2 9 sin cos d

9 9 sin cos d 9 9 2 sin

18

NB: dsin=cos d; sin (2)=sin(0)=0;

2
0

Integral Permukaan

Integral Luas (2)

Integral Luas (3)

Contoh (1)
Diberikan rapat fluks magnetik, tentukan fluks magnet
total yng keluar dari kotak

belakang
atas

depan

bawah

kanan

kiri

Contoh (2)

Evaluasi pada x=0


Evaluasi pada
x=1

Dengan cara yang sama akan diperoleh integral pada


permukaan bfgc sebesar -2, aefb sebesar 0, dan dhgc
sebesar 2. Dengan demikian, integral seluruh permukaan
akan memberikan fluks total keluar sebesar

B ds 2 3 1 2 0 2
c

Bentuk Integral dari Persm.


Maxwell

hubungan

untuk sirkit listrik


Maxwell menyatukan hukum-2 EM tsb, dan merasa perlu
memperkenalkan satu suku tambahan dlm hk Ampere.
Konsekuensi dr suku tsb: haruslah ada gelombang EM.

M.1

0E = D : rapat fluks listrik

Contoh: muatan tersebar dalam volume bola

=
=
ar
r d

r sin
d

-cos()-(-cos(0)) = 2

Er ~ r

Er ~ (1/r2)
r = r0

M.2

Hk Gauss untuk Medan Magnet:


di dunia ini tidak ada muatan/
monopol magnet!

M.3

Pengamatan Lebih Lanjut:

, scr kuantitatif sbb:

Induksi emf (electromotive force) akan sebesar kerja yang dilakukan


oleh medan listrik induksi untuk memindahkan muatan (bebas)
sepanjang kontur c didalam loop penerima.

Contoh: medan magnet berubah scr harmonik


emf

Hk. Lenz: arah emf induksi sedemikian hingga melawan


perubahan fluks magnet pembangkitnya

M.4

konvensional

usulan Maxwell

Bukan kerja krn B dl

muatan

[C/(det.m2)]

410-7

0 = (1/36)10-9 F/m

Arus perpindahan

Konsistensi Hukum Ampere

B
dl I

0
c A

B
Hk Ampere mjd tdk

d
l

0
...
?

0
bersifat umum krn
c A'

Agar sifat umum terjaga,


harus diasumsikan adanya
arus perpindahan diantara
keping kapasitor.

bergantung pemilihan
permukaan A atau A.

B
0E
dl
ds

0
t
c A'
A'

Argumen Maxwell
Kedua daerah, A dan A, dibatasi lintasan yang sama saat
menghitung medan magnet B. Maka, integral kontur keduanya
juga harus dama.

c A

c A'

Oleh karena itu, kuat arus dalam kawat harus sama dengan total
arus perpindahan didalam kapasitor.

0E
I
ds
t
A'

Mengapa perubahan intensitas medan listrik ?


Kemampuan menyimpan muatan dari kapasitor: setiap arus berubah
arah, terjadi perpindahan muatan antar keping, melalui kawat dlm
sirkit (bukan loncatan muatan di dlm medium kapasitor).
Hanya komponen
Radial yg survive

Ex ax
z
y
x
Exax

Kontribusi total fluks


0listrik:
E x a x A a x 0 E x a x A a x Total muatan dlm kotak

S1

2 0 E x A s A

S2

atau

s
Ex
2 0

s
x ,
a
2 0
s
x ,

a
2 0

x0
x0

Analisis

Kuat medan diluar keping nol,


didalam keping
E=-(s/)ax.
Tinjau sirkulasi muatan Q.
Arus yang bersirkulasi
I=perubahan akumulasi
muatan pada keping=dQ/dt:
Q = (s) (luas)
=> I = d/dt (s) (luas)
Rapat arus
J=(I/luas) =d s/dt
Berdasar gb (c): J=d(0E)/dt
Untuk luas tertentu:

d

s J ds dt s 0 E ds

Inilah suku arus perpindahan yang diajukan Maxwell

Rangkuman
Bentuk Integral Persamaan Maxwell

Soal-soal latihan

(1) Integral garis


O

1). Tentukan nilai integral vektor


garis A=ldl, dimana l lintasan
dari P1 ke P2 sbb:

y
(1,1)

(1,5)
P2

P1
(2,4)
(3,2)
x

2). Tentukan nilai integral garis

sin a cos a tan a z dl


c

untuk kontur c seperti


ditunjukkan oleh gambar
disamping.

x
1.28; 1.29

(2) Integal permukaan


1.

2.

Tentukan fluks netto dari medan vektor


F(r,,) = r sin ar + a + a
yang keluar dari permukaan tertutup
sbb:
r = 1; 0 /2; 0 2
Suatu vektor rapat fluks magnetik
diberikan sbb
B = zy ax + x ay + z2x az

(3,-1,4)

Soal 2(a)
(3,2,4)

y
x(3,-1,0)

(3,2,0)

Tentukan fluks magnetik netto yang


menembus permukaan sbb:
a) Daerah pesegi empat (gambar
disamping)
b) Permukaan silinder (gambar
disamping).

=3

z=5

Soal 2(b)
y
x

1.31; 1.33

Akhir Bab 1

You might also like