You are on page 1of 41

KERJA SAMA

&
DUKUNGAN SOSIAL
KELOMPOK 13:
AZIZ SUSANTO (125140411)
CLAUDIA PINGKY (125130522)
ELLEN OLIVIA (125140416)
IRNAWATI (125140418)
KELVIN SAHPUTRA (125130521)

DEFINISI KERJA SAMA

Dua orang atau lebih untuk melakukan


aktivitas bersama yang dilakukan secara
terpadu yang diarahkan kepada suatu target
atau tujuan tertentu (Kusnadi, 2003)
Adanya ketertiban secara pribadi diantara
kedua belah pihak demi tercapainya
penyelesaian masalah yang dihadapi secara
optimal (Sunarto, 2000)

TUJUAN KERJA SAMA

Tujuan kerja sama = win win solution. Adanya


kesadaran dan saling menguntungkan kedua
pihak yang bersifat sesuai dengan kontribusi dan
peran yang sesuai masing-masing pihak

Dalam kerja sama harus ada rasa kesaradan


memiliki (sense of belonging), sehingga
melahirkan rasa tanggung jawab (sense of
responsibility) atas apa yang telah disepakati
dalam kerja sama.

CONTOH KERJA SAMA

Si A dan si B melakukan kesepakatan kerja sama.


A = memiliki sejumlah uang yang dipakai untuk modal
suatu usaha, namun A kurang menguasai manajemen
usaha.
B = tidak memiliki uang, namun memiliki keahlian
dalam penglolaan usaha.
Dalam hal ini, kekuatan dan peran dari A dan B tidak
sama, namun mereka sepakat untuk melakukan kerja
sama usaha dan menyepakati pula pembagian
keuntungan yang bakal diperoleh, misalnya dengan
pembagian keuntungan 60% untuk A dan 40% untuk
B, serta kesepakatan-kesepakatan lain.

Contoh kerja sama

Pihak yang bekerja sama tidak harus


memiliki kekuatan yang sama besar

Sebelum kerja sama = harus jelas aturan


main dan sanksi-sanksi, jika salah satu pihak
ingkar janji dari kerja sama.

ASPEK YANG TERKANDUNG


DALAM KERJA SAMA
1.

2.

3.

Dua orang atau lebih = kerja sama akan


ada kalau ada minimal dua orang/pihak
melakukan kesepakatan.
Kerjasama = ditentukan oleh peran dari
kedua orang atau kedua pihak yang
bekerja sama.
Aktivitas = adanya aktivitas yang
dikehendaki bersama, sebagai alat
untuk mencapai tujuan.

ASPEK YANG TERKANDUNG DALAM


KERJA SAMA
4. Tujuan/target = keuntungan baik secara
finansial/nonfinansial yang diterima kedua
pihak.
5. Jangka waktu tertentu = dibatasi oleh waktu,
(kapan kerja sama itu berakhir) = setelah
tujuan atau target yang dikehendaki telah
tercapai.

MANFAAT KERJA SAMA


Salah satu aspek dari kerjasama adalah target
atau tujuan yang akan di capai. Melihat hal ini,
makasudah jelas bahwadengan adanya kerjasama
diharapkan diperoleh manfaat dari pihak-pihak yang
bekerjasama tersebut. Manfaat kerjasama dilihat
dari target tersebut adalah baik bersifat finansial
maupun nonfinansial.

MANFAAT KERJA SAMA


(Kusnadi, 2003)
1.

Kerja sama mendorong persaingan dalam pencapaian tujuan dan


peningkatan produktivitas.

2.

Kerja sama mendorong berbagai upaya individu agar dapat


bekerja lebih produktif, efektif, dan efisien.

3.

Kerja sama mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya


operasionalisasi akan menjadi semakin rendahyang
menyebabkan kemampuan bersaing meningkat.

4.

Kerja sama mendorong terciptanya hubungan yang harmonis


antarpihak terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan.

5.

Kerja sama menciptakan praktek yang sehat serta


meningkatkan semangat kelompok.

6.

Kerja sama mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan


yang terjadi di lingkungannya, sehingga secara otomatis akan
ikut menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi yang telah
baik.

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KERJASAMA

1. Kecenderungan padatimbal
balik
Faktor yang paling
pasti
a. Timbal
balik
(reciprocity)

diantara ketiga faktor.


Sepanjang hidup kita
cenderung mengikuti
prinsip ini, memperlakukan
orang lain sebagaimana
mereka telah
memperlakukan kita
(Pruitt dan Carnevale,
1993).

Contoh: Dalam memilih apakah


akan kerjasama atau
berkompetisi, kita tampaknya
mempertimbangkan prinsip Ketika orang lain bekerjasama dengan kita
dan mengesampingkan kepentingan
timbal balik ini.
pribadinya, biasanya kita akan melakukan
hal yang sama sebagai balasannya.
Sebaliknya jika mereka tidak bersikap baik
dan memaksakan kepentingan pribadi, kita
juga akan melakukan hal yang sama (Kerr

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KERJASAMA
1. Kecenderungan padatimbal balik (Lanjutan)

b. Psikolog
evolusioner

menekankan bahwa
kecenderungan untuk
menerapkan prinsip timbal
balik dalam kerjasama tidak
terbatas pada manusia; hal
ini juga telah diobservasi
pada binatang (misalnya
pada kelelawar dan
simpanse, Buss, 1999).

Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan yang menarik; karena orang-orang yang curang
(mereka yang tidak bekerja sama setelah menerima perlakuan yang baik) sering mendapatkan
keuntungan, bagaimana kecenderungan kuat pada prinsip timbal balik dapat berevolusi?
Sebuah kemungkinan jawaban disediakan oleh teoriAltruisme Timbal Balik(Reciprocal
Altruism), Cosmides dan Tooby (1992), teori ini menyatakan bahwa dengan berbagi sumberdaya
(resources)seperti makanan, organisme, meningkatkan kemungkinan mereka untuk bertahan
dan kemungkinan bahwa mereka akan mewariskan gen pada generasi berikutnya. Lebih jauh,
mereka cenderung berbagi dalam cara tertentu sehingga penerima memperoleh keuntungan
cukup besar sedangkan usaha yang dikeluarkan oleh penyedia cukup minimal.

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KERJASAMA
2. Orientasipribadi menyangkut kerjasama
Secara spesifik, temuan penelitian memperlihatkan
bahwa individu dapat memiliki satu dari tiga orientasi
yang berbeda terhadap situasi yang meliputi
dilema
Orientasi
diatas
sosial, diantaranya (DeDreu dan McCusker,
1997dampak
Van
memiliki
besar pada
Lange dan Kuhlman, 1994):
Orientasi kooperatif
Orientasi individualistik
Orientasi kompetitif

bagaimana orang
bertindak pada
banyak situasi,
jadi hal tersebut
merupakan faktor
penting
sehubungan
dengan tercipta
atau tidak
terciptanya

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KERJASAMA
3. Komunikasi
Dalam berbagai situasi, kesempatan bagi anggota kelompok untuk
berkomunikasi satu sama lain mengenai apa yang seharusnya mereka
lakukan tidaklah meningkatkan kerjasama. Sebaliknya, anggota
kelompok tampaknya menggunakan kesempatan ini terutama untuk
mengancam satu sama lain sehingga hasilnya kerjasama tidak terjadi
(Deutsch dan Krauss, 1960, Stech dan Mc Clintock, 1981).
Terdapat penemuan penelitian mengarah pada kesimpulan yang lebih
optimis, tampaknya komunikasi antara anggota kelompok dapat
menghasilkan peningkatan kerjasama jika terdapat beberapa kondisi
tertentu (Kerr dan Kaufman-Gilliland, 1994; Sally, 1998).
Secara spesifik dampak yang menguntungkan dapat dan memang
terjadi jika anggota kelompok membuat komitmen pribadi untuk
bekerjasama satu sama lain dan jika komitmen ini didukung oleh norma
pribadi yang kuat untuk menghargainya (Kerr dkk, 1997).

PERBEDAAN KERJA KELOMPOK


DAN KERJA TIM
Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang para
anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling
berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu
satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing
(Robbins, 2003).
Kerja tim (team work) kegiatan yang dikelola dan
dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu
organisasi. Kerja tim dapat meningkatkan kerja sama dan
komunikasi di dalam dan di antara bagian-bagian perusahaan.
Biasanya kerja tim beranggotakan orang-orang yang memiliki
perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam
mencapai tujuan perusahaan (Tracy, 2006).

PERBEDAAN KELOMPOK
DAN TIM

Kelompok kerja
berinteraksi untuk
berbagi informasi dan
saling membantu
membuat keputusan
kinerja masing-masing,
bukan dalam rangka
kebutuhan kerja
kolektif dalam usaha
bersama, juga tidak
ada sinergi positif
kecuali semata-mata
merupakan sajian
akhir dari kontribusi
individu dari anggota

Tim kerja menghasilkan


sinergi positif melalui
usaha yang
terkoordinasi. Usaha
individu memberikan
tingkat kinerja lebih
besar daripada jumlah
individu tersebut. Tim
dibentuk manajemen
untuk mencari sinergi
positif yang membuat
organ mereka mampu
meningkatkan kinerja.

PERBEDAAN KELOMPOK
DAN TIM TIM
KELOMPOK
Anggota beranggapan
pengelompokan hanya
sekedar administrasi

Anggota menyadari
ketergantungan satu sama
lain, dan tidak mencari
keuntungan pribadi

Pendekatan hanya sebagai


tenaga bayaran

Adanya komitmen
terhadap sasaran yang
akan dicapai

Mengerjakan tugas bagian Rasa peka, atau sadar diri


masing-masing masih harus terhadap tugas masingdiperintah
masing, yang dapat
dikontribusikan untuk

CONTOH PERBEDAAN
KELOMPOK DAN TIM
KELOMPOK
Dalam penyampaian saran
harus berhati-hati, karena
dapat dianggap sebagai
upaya untuk memecah
belah

TIM
Bekerja dalam suasana
saling percaya, saran
dapat diterima dengan
terbuka

Dalam penerapan hasil


Penerapan hasil kerja
kerja sangat dibatasi oleh sangat didukung oleh tim
pemimpin
Anggota tidak berperan
aktif terhadap

Anggota berpartisipasi
dalam pengambilan

PRINSIP KERJASAMA
DALAM TIM

Kepercayaan
Setiap anggota tim
harus saling percaya bahwa setiap
anggotanya mampu melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
Ketulusan
Kepercayaan ini harus
dibangun dengan ketulusan dan tidak ada
rasa saling curiga.
Totalitas
Setiap anggota tim harus
bekerja secara totalitas demi suksesnya
sebuah projek.

PRINSIP KERJASAMA
DALAM TIM

Kekompakan
Semua anggota memiliki
peran yang saling melengkapi, jika
dikerjakan sendiri atau ada anggota lain
yang tidak bertanggung jawab, hasilnya
tidak optimal.
Keadilan
Perlakuan kepada anggota
adil secara proporsional.
Memahami keberagaman
Mampu
memahami keberagaman anggota untuk
saling melengkapi

PRINSIP KERJASAMA
DALAM TIM
Kebersamaan
Terbentuk ikatan
karena rasa kekeluargaan/
persaudaraan, lebih dari bekerja
sama atau hubungan profesional
biasa.
Toleransi
Memahami perbedaan
sehingga dapat bertimbang rasa
untuk saling menghargai.

Jenis -jenis Tim


Tim penyelesai masalah
Kelompok yang terdiri atas 5-12 karyawan dari departemen yang sama,
yang bertemu selama beberapa jam setiap minggu untuk mendiskusikan,
berbagai cara, peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
Tim kerja yang mengelola diri sendiri
Kelompok karyawan yang melakukan pekerjaan yang sangat
berhubungan dan memikul tanggung jawab yang banyak dari para
pengawas mereka sebelumnya.
Tim lintas fungsional
Para karyawan yang berasal dari tingkat hierarkis uang kurang lebih
sama, tetapi dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda, yang
berkumpul untuk menylesaikan
Tim virtual
Tim yan menggunakan teknologi komputer yang menyatukan anggota anggota yang terpisah secata fisik guna mencapai tujuan bersama.
Sumber: stephen p. Robbin- timoty a. Judge. 2008. Jakarta: salemba
empat. Judulnya perilaku organisasi

DUKUNGAN SOSIAL

A. DEFINISI DUKUNGAN SOSIAL


kenyamanan ,perhatian dan
penghargaan yang diandalkan pada
saat individu mengalami kesulitan
(Oxford,1992)
perasaan kenyamanan,perhatian
,penghargaan ,atau bantuan yang
diterima dari orang atau kelompok lain
yang dapat menolong mereka ketika
memnbutuhkan (Serafino, 2006)

SOSIAL (Taylor,1999)
(1)
1. Dukungan emosional.
mencakup ungkapan empati ,kepedulian dan
perhatian terhadap orang yang bersangkutan
* Dukungan emosional merupakan ekspresi
dari afeksi, kepercayaan ,perhatian ,dan
perasaan didengarkan.
* Kesediaan untuk mendegar keluhan
seseorang akan memberikan dampak positif
sebagai sarana pelepasan emosi, mengurangi
kecemasan, membuat individu merasa
nyaman, saat menghadapi berbagai tekanan
dalam hidup mereka.

B. BENTUK DUKUNGAN SOSIAL


(Taylor,1999) (2)
2. Dukungan Penghargaan
* ketika seseorang memberikan penghargaan
positif kepada orang yang sedang stres,
dorongan atau persetujuan terhadap ide
ataupun perasaan individu, ataupun melakukan
perbandingan positif antar individu dengan
orang lain.
* Dukungan ini dapat menyebabkan individu
yang menerima dukungan membangun rasa
menghargai dirinya, percaya diri, dan merasa
bernilai.

B. BENTUK DUKUNGAN
SOSIAL (Taylor,1999) (3)
3. Dukungan Instrumental
* Dukungan ini membantu individu dalam
melaksanakan aktivitasnya
* Dukungan instrumental mencakup bantuan
langsung, dapat berupa jasa, waktu, atau
uang. Misalnya pinjaman uang bagi individu
atau menghibur saat individu mengalami stres

B. BENTUK DUKUNGAN
SOSIAL (Taylor,1999) (4)
4. Dukungan informasi
* Dukungan informasi mencakup pemberian
nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran,
informasi atau umpan balik.
* Dukungan ini membantu individu mengatasi
masalah dengan cara memperluas wawasan
dan pemahaman individu terhadap masalah
yang dihadapi.
* Informasi tersebut diperlukan untuk
mengambil keputusan dan memecahkan
masalah secara praktis.

B. BENTUK DUKUNGAN
SOSIAL (Taylor,1999) (5)
5. Dukungan Jaringan Sosial
* Merupakan dukungan yang dapat
menyebabkan individu merasa bahwa dirinya
merupakan bagian dari suatu kelompok
dimana anggota-anggotanya dapat saling
berbagi.
* Dukungan persahabatan mencakup
kesediaan waktu orang lain untuk
menghabiskan waktu atau bersama dengan
individu, dengan demikian akan memberikan
rasa keanggotaan dari suatu kelompok yang
saling berbagi minat dan melakukan aktivitas
sosial bersama.

TEORI MODEL DUKUNGAN


SOSIAL (1)
(Sarafino, 2006)
1. BUFFERING HYPOTHESIS
Dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dan wellbeing dengan melindungi individu dari efek negatif.
Proses buffering (penyanggaan) terjadi dalam dua
cara, yaitu:
Pertama, ketika individu menahan tekanan yang
kuat, maka dengan tingkat dukungan sosial yang
tinggi individu tersebut akan mampu mengatasi
situasi tersebut dibandingkan dengan individu
yang memiliki tingkat dukungan sosial yang
rendah
Kedua, dukungan sosial mampu untuk

Model ini:
berfokus pada aspek dari dukungan sosial yang
berperilaku sebagai buffer
mengacu pada sumber daya interpersonal yang
akan

melindungi

individu

dari

efek

negatif

kecemasan
bekerja dengan mengerahkan kembali hal- hal
yang

menimbulkan

kecemasan

atau

mengatur

keadaan emosional yang disebabkan oleh hal- hal


tersebut
berfokus

pada

fungsi

dukungan

sosial

yang

melibatkan kualitas hubungan sosial yang ada

Sheridan and Radmacher (1992), Rutter, dkk. (1993), Sarafino (1998)


& Taylor (1999)

TEORI MODEL DUKUNGAN SOSIAL (2)


1. DIRECT EFFECT HYPOTHESIS
Dukungan

sosial

memberi

manfaat

terhadap

kesehatan dan well-being tanpa memperhitungkan


jumlah

stres

yang

dialami

individu,

manfaat

dukungan sosial hampir sama ketika individu pada


situasi stressor yang tinggi dan rendah
Proses ini terjadi dengan proses sebagai berikut:
individu dengan dukungan sosial yang tinggi akan
mempunyai perasaan belongingness dan harga diri
yang kuat.

Model ini:
melibatkan

jaringan

sosial

yang

besar

dan

memiliki efek positif pada kesejahteraan


berfokus

pada

hubungan

dan

jaringan

sosial

dasar
dideskripsikan sebagai instruktur dari dukungan
sosial yang meliputi faktor status perkawinan,
keanggotaan dalam suatu kelompok, peran sosial
dan keikutsertaan dalam kegiatan keagamaan

Sheridan and Radmacher (1992), Rutter, dkk. (1993), Sarafino (1998)


& Taylor (1999)

SUMBER DUKUNGAN
SOSIAL
(Orford, 1992)
1. Orang-orang
yang
selalu
ada
sepanjang hidupnya, yang selalu
bersama
dengannya
dan
mendukungnya.
Mis:
keluarga
dekat, pasangan, atau teman dekat

2. Individu
lain
yang
sedikit
berperan dalam hidupnya dan
cenderung
mengalami
oerubahan sesuai dengan waktu.
Sumber ini meliputi teman kerja,
sanak
keluarga,
dan
teman
sepergaulan

3. Individu
lain
yang
sangat
jarang memberi dukungan dan
memiliki peran yang sangat
cepat berubah. Meliputi dokter
atau
tenaga
ahli
atau
professional, keluarga jauh.
Menurut Rook dan Dootey (1985) yang dikutip oleh
Kuntjoro (2002)
Dukungan sosial artifisial
Dukungan sosial natural

AKTOR YANG MEMENGARUHI DUKUNGAN SOSIA


(Sarafino, 1994)
Potensi
seseorang

Penerima

DukunganTidak

memperoleh

dukungan

mungkin

sosial

seperti

yang diharapkannya jika dia tidak sosial, tidak


pernah menolong orang lain.
Potensi Penyedia Dukungan adanya kesediaan
orang lain yang mendukungnya
Komposisi dan Struktur Jaringan Sosial
Hubungan ini
frekuensi
hubungan

dapat bervariasi dalam ukuran ,

hubungan,

komposisi,

dan

kedekatan

KOMPONEN DUKUNGAN SOSIAL (1)


(Cutrona et al., 1994)
1.

EMOTIONAL SUPPORT

a)

Reassurance of worth Dukungan sosial ini berbentuk


pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan
dan kualitas individu

b) Attachment dukungan ini berupa pengekspresian dari


kasih sayang dan cinta yang diterima individu yang
dapat memberikan rasa aman kepada individu yang
menerima. Kedekatan dan intimacy merupakan bentuk
dari dukungan ini karena kedekatan dan intimacy dapat
memberikan rasa aman (Cutrona et al., 1984)

KOMPONEN DUKUNGAN SOSIAL (2)


(Cutrona et al., 1994)
c) Social Integration dukungan ini
berbentuk kesamaan minat dan perhatian
serta rasa memiliki dalam suatu kelompok
(Cutrona et al., 1984)
d) Opportunity to provide nurturance
dukungan ini berupa perasaan individu
bahwa ia dibutuhkan oleh orang lain.

KOMPONEN DUKUNGAN SOSIAL (3)


(Cutrona et al., 1994)
2. INSTRUMENTAL SUPPORT
a) Reliable Alliance pengetahuan yang dimiliki individu
bahwa ia dapat mengandalkan bantuan yang nyata
ketika dibutuhkan. Individu yang menerima bantuan
ini akan merasa tenang karena ia menyadari ada
orang yang dapat diandalkan untuk menolongnya bila
ia menghadapi masalah dan kesulitan.
b) Guidance dukungan sosial berupa nasehat dan
informasi

dari

sumber

yang

dapat

dipercaya.

Dukungan ini juga dapat berupa pemberian feedback


atas sesuatu yang telah dilakukan individu (Sarafino.
1998)

TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA

Baron, A. R. & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit


Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh.
Faturochman, Ancok, D. 2001. DINAMIKA PSIKOLOGIS
PENILAIAN KEADILAN. JURNAL PSIKOLOGI. No. 1, 41-60.
Universitas Gadjah Mada.
Faturochman. 2007. PSIKOLOGI KEADILAN UNTUK
KESEJAHTERAAN DAN KOHESIVITAS SOSIAL. Pidato
Pengukuhan Guru Besar Universitas Gadjah Mada.
Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi
Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.
http://www.ilmupsikologi.com/2016/05/kerjasama-dankompetisi-dalam.html
https://www.scribd.com/doc/48235056/Kerja-Sama
http://artidukungansosial.blogspot.co.id/

You might also like