Professional Documents
Culture Documents
GEA
Identitas
Nama Lengkap
: An. C
Usia
: 11 bulan
Jenis Kelamin
: Laki - Laki
Alamat
Tgl masuk RS
: 11/08/2015
Ruangan
: Melati
No. RM
: 00-69-17-19
Status IGD
GCS E4V5M6
Suhu : 37,5 C
RR : 18 x/menit
HR : 108 x/menit
Status Melati
Suhu 37,3 C
RR : 22 x/menit
HR : 110 x/menit
Status Melati
KGB
Vesikuler +/+
BU + (N)
Ekstremitas hangat
Lanjutan terapi..
Dialac 2x1
Zincare 1x1
Alloanamnesa
RPS
Os mencret sejak 1 hari SMRS, mencret disertai ampas
4x/hari berwarna kuning, tanpa lendir dan darah. Os juga
muntah sejak 1 hari SMRS, 8x/hari, muntah berisi
makanan, tidak ada darah. Tidak ada batuk, pilek dan
demam. Os sulit makan tapi minum ASI mau dan sering.
BAK terakhir ibu os tidak tahu karena memakai pempers.
Terakhir ganti pempers 2 jam SMRS ada tinja dan pempers
sedikit basah berwarna kuning.
Riwayat imunisasi
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
Keadaan Umum :
Tanda Vital
Compomentis
Sakit sedang
Suhu
: 380 C
HR
: 120 x / menit
RR
: 30 x / menit, teratur.
Antropometri
BB : 6,2 kg
PB : 70 cm
LK : 48 cm (normocephal)
Status gizi
BB/U : 6,2/9,2 x 100% = 65 (gizi kurang)
TB/U : 70/73 x 100% = 95 (tinggi
normal)
BB/TB : 6,2/8,6 = 72,09 (gizi kurang)
KESAN : Gizi kurang
STATUS GENERALIS
Kepala
Bentuk : normochepal
Ubun-ubun
Mata
Mulut
kotor (-),
perdarahan gusi (-), faring hiperemis (-),
Leher
KGB (-)
Thorak
:
Inspeksi
Dada : simetris kanan kiri
Retraksi
: -/Palpasi
Dada tertinggal : - / Perkusi paru : tidak dilakukan
Auskultasi
Vesikuler
:+/+
Wheezing
: -/Ronki : -/Jantung
: BJ I dan II normal, murmur (-), gallops
(-)
Abdomen :
Inspeksi : datar
Auskultasi
: bising usus (+) normal
Palpasi
: Hepar & lien tidak teraba membesar,
tidak ada nyeri
tekan, turgor kembali cepat
Perkusi : timpani
Ekstremitas
atas
bawah
Sianosis : -/- -/Akral
: hangat
hangat
Udem
: -/- -/petekie : -/- -/RCT
: < 2 detik < 2 detik
LABORATORIUM
HHTL
Tanggal
Hb (gr/dl) Hematokrit
Jam
12-8-2015
(%)
Trombosit
Leukosit
(ribu/mm3) (ribu/mm3)
11,8
33
415
10,39
10,9
37
350
7,43
(08.00)
13-8-2015
(18.00)
Analisa Tinja
A.
Makroskopi
B. Mikroskopik
warna : kuning
Leukosit 2-4/LPB
konsistensi : lembek
Eritrosit 1-2/LPB
Bakteri + (positif)
Epitel (-)
Lemak (-)
Amilum (-)
Serat otot (-)
Serat tumbuhan (-)
Jamur (-)
Telur cacing (-)
Parasit (-)
Analisa Tinja
C. Pemeriksaan Terinci
1. Kimia
pH 5,5
Glukosa (-)
Lemak (-)
2. Pewarnaan
Gram Batang negatif
Spora (-)
Jamur (-)
WD/ Infeksi gram negatif batang
RESUME
An. C, Laki laki usia 11 bulan MRS dengan keluhan
mencret 4x/hari sejak 1 hari SMRS. BAB mencret ada
ampas, tanpa lendir dan darah. OS juga muntah sejak 1 hari
SMRS, 8x/hari berisi makanan tanpa darah. Sulit makan
tapi minum ASI mau dan sering. BAK terakhir ibu os tidak
tahu karena memakai pempers. Terakhir ganti pempers 2
jam SMRS ada tinja dan pempers sedikit basah berwarna
kuning.
Pada PF semua ditemukan dalam batas normal
RESUME..
Rencana penatalaksanaan:
Infus Asering 18 tts/menit
Inj. Vomseran 3 x 1 mg
Dialac 2 x 1 sac untuk 10
hari
Zinc tab 1 x 1 untuk 10 hari
Sanmol syrup 3 x 0,6 cc
Vit. A 4 x 1
FOLLOW UP
Tgl/jam S
12-8-
- Muntah (-)
Suhu : 36 C
2015
- Mencret 4x
RR : 30 x/menit
BU : + (N)
-Makan susah
Tanda dehidrasi -
-Minum
13-8-
mau
sering
- BAB 1x
2015
dan Turgor
P
G
Infus Asering 18
tpm mikro
E
Dialac 2x1
kulit
normal
Suhu : 360 C
(konsistensi RR : 28 x/menit
normal)
HR : 86 x/menit
- Muntah (-)
BU : + (N)
Dehid-
kulit
rasi
pulang
Tinjauan Pustaka
DIARE
Definisi
Diare akut adalah buang air besar
dengan frekuensi yang meningkat lebih
dari 3x/hari dengan konsistensi tinja
cair, bersifat mendadak, dan
berlangsung dalam waktu kurang dari
satu minggu (Mansjoer dkk, 1999).
Definisi
Klasifikasi Diare
EPIDEMIOLOGI
DepKes (2000) :
Angka kesakitan 301 / 1000 penduduk
Penyebab utama kematian bayi dan balita
Surkesnas (2001): kematian bayi 9,4 %
(peringkat ke-3), balita 13,2 % (peringkat ke-2)
Biro pusat statistik (2003)
Prevalensi tertinggi terjadi pada usia 6-11
bulan (19,4%), 12-23 bulan (14,8%) dan 24-35
bulan (12%)
Diare Osmotik
Diare Sekretorik
Sumber : adaptasi dari Duggan C, Santosham M, glasso RI, MMWR 1992 dan
WHO 1995
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja
Makroskopik : watery, lendir, darah, bau busuk
Mikroskopik : leukosit
Pemeriksaan darah
AGD
Elektrolit
Kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotik
Biopsi duodenum bila diare kronik
Rencana
Terapi A
Oralit yang harus diberikan sebagai tambahan
bagi kebutuhan cairannya sehari-hari :
Rencana Terapi B
TERAPI C
Antibiotik
Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain
(WHO, 2006)
Kolera :
Tetrasiklin 12,5 mg/kg/x (4 x sehari selama 3 hari)
Eritromisin 12,5 mg/kg/x (4 x sehari selama 3 hari)
Shigella :
Ciprofloxasin 15 mg/ kgBB (2 x sehari selama 3
hari)
Amebiasis:
Metronidasol 10mg/kg/x (3 x sehari selama 5 hari /
10 hari pada kasus berat)
Giardiasis :
Metronidasol 5mg/kg/x (3 x sehari selama 5 hari)
Seng (Zinc)
Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF telah menganjurkan
penggunaan seng pada anak dengan diare dengan dosis 20
mg/hari selama 10-14 hari dan pada bayi< 6 bulan dengan
dosis 10 mg perhari selama 10-14 hari
Probiotik
Lactobacillus aman dan efektif dalam pengobatan diare
akut infeksi pada anak
Prebiotik
Oligosakarida sebagai prototipe prebiotik masih perlu
penelitian-penelitian selanjutnya
Komplikasi
Dehidrasi
Gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik)
Gangguan elektrolit
Kejang
Gangguan sirkulasi
Pencegahan
Pemberian ASI
Imunisasi campak