You are on page 1of 104

Oleh:

Prof. Dr. Sukrisno Agoes, AK, MM, CPA

Di Sajikan Sebagai Dosen Tamu


Program Pascasarjana
Program Studi Magister Akuntansi
Universitas Mercu Buana
Jakarta, Sabtu, 3 Juli 2010
1

Pengertian Akuntansi Forensik


2
Pengertian Audit Investigatif8
Kedudukan Internal Audit Departement yang
ideal dalam Struktur Organisasi Perusahaan
10
Kriteria IAD yang Efektif 13
Kriteria Seorang Internal Auditor 14
Perbedaan antara Internal Auditor dan External Auditor
Certifikasi Auditor
19
Fraud
20
Definisi Fraud, KKN
20
Jenis-jenis Fraud 28
Pengungkapan Fraud
64
Pencegahan Fraud77
Kesimpulan
99
Daftar Pustaka
102
Lampiran 103

18

Sumber: Tuanakotta, Theodorus M., Akuntansi Forensik & Audit


Investigasi, ed2, 2010, salemba empat, hal 4.

1.
2.

3.

4.

Dalam penyelesaian sengketa antarindividu;


Diperusahaan swasta dengan berbagai bentuk
hukum, perusahaan tertutup maupun yang
memperdagangkan saham atau obligasinya di
bursa, joint venture, special purpose companies;
Diperusahaan yang sebagian atau seluruh
sahamnya dimiliki negara, baik di pusat maupun
daerah (BUMN, BUMD);
Di departemen/kementerian, pemerintah pusat
dan daerah, MPR, DPR/DPRD, dan lembagalembaga negara lainnya, mahkamah (seperti
Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Yudisial),
komisi-komisi (seperti KPU dan KPPU), yayasan,
koperasi, Badan Hukum Milik Negara, Badan
Layanan Umum, dan seterusnya.

Sumber: Tuanakotta, Theodorus M., Akuntansi Forensik & Audit


Investigasi, ed2, 2010, salemba empat, hal 4.

Di Amerika Serikat pada mulanya akuntansi


forensik digunakan untuk menentukan pembagian
warisan atau mengungkapkan motif pembunuhan.
Misalnya, pembunuhan istri oleh suami untuk
mendapatkan hak waris atau klaim asuransi, atau
pembunuhan oleh mitra dagang untuk menguasai
perusahaan.
Bermula dari penerapan akuntansi untuk
memecahkan persoalan hukum, maka istilah yang
dipakai adalah akuntansi (dan bukan audit)
forensik. Sekarang pun kadar akuntansinya masih
terlihat, misalnya dalam perhitungan ganti rugi
baik dalam konteks keuangan negara, maupun di
antara pihak-pihak dalam sengketa perdata.
Ada yang menggunakan istilah audit forensik
(forensic audit) untuk kegiatan audit investigasi.

Sumber: Tuanakotta, Theodorus M., Akuntansi Forensik & Audit


Investigasi, ed2, 2010, salemba empat, hal 12-13.

AKUNTANSI
HUKUM

Sumber: Tuanakotta, Theodorus M., Akuntansi Forensik & Audit


Investigasi, ed2, 2010, salemba empat, hal 18.

Sumber: Tuanakotta, Theodorus M., Akuntansi Forensik & Audit


Investigasi, ed2, 2010, salemba empat, hal 19.

Perbuatan Melawan
Hukum

Hubungan
Kausalitas
Sumber: Tuanakotta, Theodorus M., Akuntansi Forensik & Audit
Investigasi, ed2, 2010, salemba empat, hal 22.
Kerugian

10

Berikut merupakan gambar posisi


internal audit yang ideal dalam
struktur organisasi perusahaan.

11

RUPS

Dewan
Komisaris

Presiden
Direktur /
Direktur
Utama

Direktur

Direktur

Direktur

Komite
Audit
Internal
Audit

Direktur

12

13

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi


untuk memiliki IAD yang efektif:
1. Kedudukan IAD harus independen
2. IAD harus mempunyai Job Description
3. IAD harus mempunyai Internal Audit Manual
4. Harus ada dukungan yang kuat dari Top
Management kepada IAD
5. IAD Harus Memiliki Orang-Orang Yang Professional,
Capable, Bisa Bersikap Objective Dan Mempunyai
Integritas Serta Loyalitas Yang Tinggi
6. Internal Auditor Harus Bisa Bekerjasama Dengan
Akuntan Publik
14

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sehat dan kuat, fisik dan mental,


Cerdas, tidak telmi,
Bermoral tinggi,
Positive thinking,
Rajin, jujur, dan penuh keingintahuan,
Sopan, supel, dan bisa mengendalikan
emosi,
Bisa bersikap tegas, tidak mudah
dipengaruhi orang lain.

15

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Tidak mudah / cepat percaya, tidak juga


terlalu / selalu mencurigai orang lain,
Bisa bekerja cepat tapi teliti,
Tulisan rapi dan bersih,
Tidak tenggo,
Memiliki sixth sense,
Menguasai ilmu padi,
Menguasai ilmu silat,
Memiliki hati nurani.
16

1.
2.
3.
4.
5.

Lulusan S1 Akuntansi atau bidang yang berkaitan


(lebih disukai MBA)
Akuntan Publik berpengalaman (dari Big Four)
dengan latar belakang akuntansi dan keuangan
Pengalaman sebagai internal auditor antara 5
15 tahun
Memiliki sertifikasi CIA, CISA, CFE, CMA atau CFA
Berpengalaman dalam menangani /
mengevaluasi internal control dan kepatuhan
terhadap Sarbox
17

Memiliki computer skills yang kuat termasuk financial


systems dan database, menguasai software
akuntansi dan auditing
7. Berpengalaman dalam berinteraksi dengan top
management, BOC dan Komite Audit
8. Memiliki Personality yang tinggi dan etika profesional
9. Mempunyai kemampuan untuk menangani dan
memotivasi stafnya
10. Memiliki kemampuan menganalisis dan problem
solving
11. Dapat berkomunikasi dengan baik secara lisan
maupun melalui tulisan.
6.

Sumber : Cynthia Harrington, Internal Auditr New Role, 2004, Journal Accountancy.

18

3. Berikut ini disajikan perbedaan antara Internal Auditor dan


External Auditor menurut Sawyer (2003):
Internal Auditor
External Auditor

Is an organizations employee.

Is an independent contractor.

Serves needs of the organization

Serves third parties who


reliable financial information.

Focuses on future events by


evaluating controls designed to
assure the accomplishment of
entity goals and objectives.

Focuses on the accuracy and


understandability of historical
events as expressed in financial
statements.

Is directly concerned with the


prevention of fraud in any form or
extent in any activity reviewed.

Is incidentally concerned with the


prevention and detection of fraud in
general, but is directly concerned
when financial statements may be
materially affected.

Is independent of the activities


audited, but is ready to respond to
the needs and desires of all
elements of management.

Is independent of management and


the board of directors both in fact
and in mental attitude.

Reviews activities continually.

Reviews records supporting


financial statement periodically
usually once a year.

need

Sumber : Lawrence B. Sawyer Sawyers Internal Auditing (page 12-13)


19

NO.

PROFESI

SERTIFIKASI

ASOSIASI

1.

Internal Auditor

CIA

IIA

2.

Internal Auditor

QIA

YPIA

3.

IT Auditor

CISA

ACISA

4.

Fraud Auditor

CFE

ACFE

5.

External Auditor

CPA

AICPA

6.

Akuntan Publik

CPA

IAPI
20

V. FRAUD

Menurut Pusdiklatwas BPKP (2002):


Fraud adalah suatu perbuatan melawan
atau melanggar hukum yang dilakukan oleh
orang atau orang-orang dari dalam dan/atau
dari luar organisasi, dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
kelompoknya yang secara langsung atau
tidak langsung merugikan pihak lain.

21

Menurut Joseph
T.Wells (2005:8)
Dalam pengertian luas,
fraud dapat meliputi segala
macam bentuk kriminal
dengan menggunakan tipu
muslihat sebagai dasar
modus operandinya.

22

KORUPSI, KOLUSI & NEPOTISME


(KKN)

KORUPSI adalah suatu


perbuatan yang dilakukan
oleh setiap orang yang
melanggar norma-norma
yang berlaku yang
merugikan negara dan
atau masyarakat dengan
tujuan untuk kepentingan
atau keuntungan
pribadi/keluarga/kelompok
/ golongan
23

KOLUSI adalah kerjasama yang bermakna dan


bertujuan negatif seperti : tidak sah, curang, jahat
dan tidak benar. Kolusi akan berarti korupsi jika
kerjasama atau perjanjian rahasia atau saling
pengertian yang terjadi dalam mengakibatkan
kerugian terhadap kepentingan negara dan
kesejahteraan masyarakat untuk kepentingan dan
keuntungan pihak-pihak yang bersekongkol.

24

NEPOTISME adalah kecenderungan


untuk memberikan prioritas diluar ukuran
kepada sanak saudara kadang dalam hal
pekerjaan, jabatan, pangkat dilingkungan
birokrasi kekuasaan.

25

Menurut teori GONE, ada 4 faktor yang dapat mendorong


seseorang melakukan tindakan fraud, yaitu:

OPPORTUNITY

GREEDY
G

GONE
N

NEEDS

EXPOSURE
26

Greed dan Need merupakan faktor yang


berhubungan dengan individu pelaku
kecurangan atau disebut sebagai faktor
individu.
Sedangkan faktor opportunity dan exposure
merupakan faktor yang berhubungan dengan
organisasi sebagai korban perbuatan
kecurangan atau disebut sebagai faktor
generik.
27

Hal yang mendorong seseorang melakukan


fraud:

OPPORTUNITY
(kesempatan)

PR
E
(t S
ek S
an U
an R
E
)

N
O
I
T
A)
Z
I ran
L
a
A
n
N e

b
O
m
I pe
T
(
A
R

28

Fraud bisa terjadi dalam bentuk:


1. Collusion
2. Intentional misrepresentation
3. Negligent misrepresentation
4. False promises
5. Employee fraud
6. Management fraud
7. Organized crime
8. Computer crime
9. White colar crime

29

1. Collusion adalah kecurangan yang


dilakukan oleh lebih dari satu orang
dengan cara bekerjasama dengan tujuan
untuk menguntungkan orang-orang
tersebut, biasanya merugikan
perusahaan atau pihak ketiga.

Misalnya di suatu perusahaan terjadi


collusion antara bagian pembelian,
bagian gudang, bagian keuangan dan
supplier dalam pembelian bahan atau
barang.
30

2. Intentional misrepresentation
Memberi saran bahwa sesuatu itu benar, padahal itu
salah, oleh seseorang yang mengetahui bahwa itu
salah.
3. Negligent misrepresentation
Pernyataan bahwa sesuatu itu salah oleh seseorang
yang tidak mempunyai dasar yang kuat untuk
menyatakan bahwa itu betul.
Membocorkan kepada pihak lain, sesuatu yang
seharusnya dirahasiakan. Misalnya memberikan
inside information dipasar modal.

31

4. False Promises
Suatu janji yang diberikan tanpa keinginan
untuk memenuhi janji tersebut.

5. Employee Fraud
Kecurangan yang dilakukan seorang
pegawai untuk menguntungkan dirinya
sendiri. Hal ini banyak kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, mulai dari office boy
yang "memainkan" bon pembelian
makanan sampai pegawai yang
memasukkan entertainment expenses
untuk keluarga sebagai biaya perusahaan.
32

6. Management Fraud
Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen
sehingga merugikan pihak lain, termasuk
pemerintah. Misalnya manipulasi pajak,
manipulasi kredit bank, kontraktor yang
menggunakan "cost plus fee".

7. Organized Crime
Kejahatan yang terorganisir, misalnya
pemalsuan credit card, pengiriman barang
melebihi atau kurang dari yang seharusnya
dimana si pelaksana akan mendapat bagian
10%.
33

8. Computer Crime
Kejahatan dengan memanfaatkan teknologi
komputer, sehingga si pelaku bisa mentransfer
dana dari rekening orang lain ke rekeningnya
sendiri (pernah dilakukan WNI di Amerika).
9. White Collar Crime
Kejahatan yang dilakukan orang-orang berdasi
(kalangan atas), misalnya mafia tanah, paksaan
secara halus untuk merger dan lain-lain.

34

Occupational

Frauds
(kecurangan di tempat kerja):
Adalah penyalahgunaan jabatan yang
digunakan untuk kepentingan pribadi,
dilakukan melalui penggunaan yang tidak
semestinya secara sengaja atau
penggunaan yang salah atas sumber
daya atau harta perusahaan.

35

Fraudulent Disbursements
Suatu jenis fraud dimana pelaku
melakukan trik agar perusahaan
melakukan pengeluaran uang secara
tidak benar.

Jenis-jenis Fraudelent Disbursements:


1. Billing schemes
2. Payroll schemes
3. Check tampering
4. Register disbursement schemes

36

1. Billing Schemes
Perusahaan melakukan pengeluaran uang
berdasarkan faktur fiktif untuk barang atau jasa
yang dibeli, faktur yang di-mark-up nilainya,
atau faktur untuk keperluan pribadi. Hal ini
dilakukan melalui: (1) shell company, (2) nonaccomplice vendor, dan personal purchases.
2. Payroll Schemes
Perusahaan melakukan pembayaran klaim
kompensasi berdasarkan data yang tidak
seharusnya. Hal ini dapat berupa: (a) ghost
employee, (b) commission scheme, (c) workers
compensation, (d) falsified wages.
37

3. Check Tampering

Pelaku menukarkan dana perusahaan


dengan mengubah dana pada salah satu
bank perusahaan, atau mencuri cek yang
ditujukan untuk pihak lain. Hal ini dapat
berupa (a) forged maker; (b) forged
endorsement; (c) Altered payee; (d)
concealed check; (e) authorized maker.

4. Register Disbursement Schemes


Pelaku memasukkan input yang salah
pada cash register untuk menutupi uang
yang diambil. Hal ini dapat berupa: (a)
false voids; (b) false refunds.

38

SKIMMING

Kas dicuri sebelum dilakukan


pencatatan pada buku
perusahaan.
CASH

LARCENY
Kas dicuri setelah kas dicatat
pada buku perusahaan.

39

No

Jenis Korupsi

Contoh

Dalam hal konflik


kepentingan

Penyuapan (bribery)

Dalam hal
pembelian

Kickbacks commissions

Dalam hal
penjualan

Bid Rigging

Lainnya

Illegal gratuitis,
economic extortion
40

Jenis Fraud dalam


Pelaporan:
1. Keuangan
2. Non Keuangan

41

Menilai dan mencatat aset/pendapaan terlalu tinggi,


melalui:

Perbedaan Waktu
Pendapatan fiktif
Concealed atas kewajiban &
beban
Pengungkapan yang tidak benar
Penilaian
aset yang
tidak wajar
Menilai
dan mencatat
aset/pendapaan
terlalu rendah
42

Employment Credentials
Dokumen Internal
Dokumen Eksternal

43

Pendapatan Fiktif:
1. Mendefinisikan pendapatan fiktif.
2. Salah dalam mencatat kedalam jurnal.
3. Melakukan kesalahan dalam transasksi
penjualan terhadap pelanggan tetap.
4. Melakukan kesalahan dalam transasksi
penjualan untuk mendapatkan
pelanggan.

44

The World Top 10 Business Scandals:


No.

Perusahaan

Tahun

Skandal

Enron

2001

Manipulasi laporan keuangan

Martha Stewart

2002

Insider trading

Merrill Lynch

2002

Kasus penggelapan keuangan

Tyco International

2002

Penggelapan pajak

WorldCom

2002

Manipulasi laporan keuangan

Xerox Corporation

2002

Manipulasi laporan keuangan

Healthsouth

2003

Penipuan Sekuritas

Freddie Mac and


Fannie Mae

20032004 Manipulasi laporan keuangan

Volkswagen

2005

Kasus korupsi

10

Jerome Kerviel

2008

Kasus korupsi

Sumber: Salemme (2009:1), melalui: http://www.corporatenarc.com/World %20Top%2010%20


Business%20Scandals.php, dalam Amilin : 2010

45

Kasus Skandal Akuntansi di Amerika Serikat


Bulan Maret Tahun 2009:
No.

Litigation Release

Perusahaan

Tuduhan

No. 20926 /
March 5, 2009

Diversified Lending Group and Applied


Equities, Inc.

Fraud dalam investasi real estate

No. 20927 /
March 5, 2009

Pediatrix Medical Group

Kesalahan dalam menyajikan informasi tentang


stock options grants dalam laporan keuangan
bagi para executives dan karyawan

No. 20928 /
March 5, 2009

Zahra Ghods and RUSA Cap., Inc.

Melakukan pelanggaran atas the federal


securities laws

No. 20929 /
March 5, 2009

Competitive Technologies, Inc.

Skema manipulasi harga saham

No. 20951/March
13, 2009

Sunwest Management, Inc., Canyon


Creek Development, Inc., and Canyon
Creek Financial, LLC and Jon M.
Harder

Pelanggaran terhadap Securities Act of 1933


Section 17(a) dan the Securities Exchange Act of
1934 Section 10(b)

No. 20958/March
17, 2009

Tecumseh Holdings Corporation,


Tecumseh Tradevest LLC, and S.B.
Cantor & Co., Inc.

Fraud dalam penawaran dan penjualan surat


berharga

No. 20968/March
23, 2009

International Realty Holdings, Inc.

Penggelapan dana milik investors

No. 20974/March
26, 2009

Millennium Bank

Manipulasi data pada transaksi certificates of


deposit

Sumber: Securities Exchange Commision (2009), melalui: http://www.sec.gov/litigation/litreleases/2009/lr20927.shtml , dalam Amilin : 2010

46

Contoh - Contoh Fraud


yang Terjadi di Amerika Serikat
No.

LITIGATION
RELEASE

PELAKU
FRAUD

JENIS
FRAUD

No.20797
November 3,
2008

Karnig H. Durgarian, Jr. & Ronald B.


Hogan (Executives of transfer
agent Putnam Fiduciary Trust
Company at Massachusetts)

Melakukan fraud kurang lebih


senilai $4 million melalui
contribution plan client
and group of mutual fund.

No.20798
November 3,
2008

Russo Associates Limited Partnership


and Eliot Partners

Melakukan skema kecurangan


dalam disgorgement and
prejudgment interest lebih
dari $14 million melalui
investment advisory FJR
Corporation.

Sumber: SEC (2008), http://www.sec.gov/divisions/enforce/friactions.shtml)

47

No.

LITIGATION
RELEASE

PELAKU
FRAUD

JENIS
FRAUD

No.20799
November 6, 2008

Michael E. Kelly dan


25 orang pelaku
lainnya

Manipulasi keuangan setidaknya $428


million melalui the Universal Lease
scheme yang diperoleh melalui investor
yang ada AS dengan dana lebih dari
$136 million yang diinvestasikan
melalui IRA accounts.

No. 20800
November 7, 2008

Phony Investment
Adviser Jeffrey
Laumbattus

Melakukan kecurangan kurang lebih


sebesar $150,000 yang diperoleh dari
setidaknya 12 investor individual. Uang
tersebut dijanjikan akan diinvestasikan
di pasar modal. Kenyataannya,
perusahaan tidak pernah
menginvestasikan uang tersebut, tapi
digunakan untuk kepentingan pribadi.

Sumber: SEC (2008), http://www.sec.gov/divisions/enforce/friactions.shtml)

48

Contoh - Contoh Fraud


yang Terjadi di Indonesia
No.
1.

Nama

Dugaan Kasus

Instansi

Romli Atmasasmita
(Mantan Dirjen AHU)

Korupsi
Sisminbakum di
Dep. Hukum dan
HAM

Tim Penyidik

Syamsuddin M Sinaga
(Dirjen AHU)

Mantan MenKeh
& HAM Yusril
Ihza Mahendra
sebagai Saksi

Tindak Pidana
Khusus
Kejaksaan
Agung

Sumber
Suara
Pembaharuan

49

No.
2.

Nama
Danny Setiawan
(Mantan Gubernur Jawa
Barat)
Yusuf Setiawan
(Ketua Kadin Depok)

Dugaan Kasus
Dugaan Korupsi
Pengadaan Alat
Berat dan Mobil
Pemadam
Kebakaran
sebesar Rp. 56
Miliar

Instansi
KPK

Sumber
Suara
Pembaharuan

50

No.
3

Nama

Dugaan Kasus

Instansi

Samsuri Apar
(Plt.Bupati Kukar
Kutai Kartanegara Kaltim

Didakwa
melakukan
tindak pidana
korupsi
(menyalahguna
kan APBD Kab.
Kukar 2005 &
2006) potensi
kerugian
Negara Rp.
23.13 M

Pengadilan TPK
JPU KPK

Setiabudi
(Ketua Panitia Urusan
Rumah Tangga)

Sumber
Suara
Pembaharuan

51

No.

Nama

Dugaan Kasus

Instansi

Sumber

4.

Menteri Kehutanan MS
Kaban

Korupsi Hutan
Disebut akan mendapat
bagian

Pengadilan
Khusus
Tipikor

Kompas

5.

Al Amin Nur Nasution


(Anggota DPR)

Menerima suap pengalihan


fungsi hutan lindung di
Kabupaten Bintan, menerima
cek terkait pelepasan
kawasan hutan lindung
Tanjung Pantai Air Telang
Kabupaten Banyuasin, serta
meminta komisi kepada PT
Almega Goesistem dan PT
Data Script

Pengadilan
Khusus
Tipikor

Litbang
Kompas

52

No.

Nama

Dugaan Kasus

Instansi

Sumber

6.

Syahril Sabirin (Mantan


Gubernur BI)

Saksi Aliran
Dana BI

KPK

Kompas

7.

Burhanuddin Abdullah
(Mantan Gubernur BI)
Aulia Pohan
Rusli Simanjuntak
Oey Hoey Tiong
BunBunan Hutapea
Maman H Soemantri
Aslim Tadjuddin

Kasus
Penarikan dana
Rp. 100 M dari
YPPI

KPK

Kompas

53

1.Meningkatnya pengeluaran untuk barang dan jasa.


2.Lambatnya pengiriman atau rendahnya kinerja dari standar
seorang vendor.
3.Meningkatnya pembelian secara signifikan dari satu vendor.
4 Pembelian yang berlebihan atas barang atau jasa.
5.Tidak ada pemisahan personel untuk mengotorisasi vendor
baru dan otorisasi pembelian.
6.Kontrak tertulis untuk membatasi kompetisi.
7.Vendor yang sama selalu memenangkan kontrak dengan
margin yang rendah.
8.Kontrak selalu dimenangkan oleh peserta tender yang
berpartisipasi paling akhir.
9.Memisahkan satu pembelian ke beberapa pembelian yang
lebih kecil untuk menghindari proses otorisasi pembelian.
10.Membayar diatas harga pasar untuk barang dan jasa.

54

1. Meningkatnya pengeluaran ringan (misalnya,


biaya konsultasi atau iklan).
2. Alamat rumah pegawai sama dengan alamat
vendor.
3. Alamat vendor merupakan PO. BOX.
4. Nama vendor terdiri atas inisial huruf atau
tujuan bisnis yang tidak jelas (pegawai
kebanyakan menggunakan inisial nama mereka
untuk mendirikan perusahaan fiktif.

55

1. Menurunnya kas dibandingkan dengan


aktiva lancar.
2. Menurunnya rasio kas terhadap penjualan
dengan menggunakan kartu kredit.
3. Penjualan tetap atau turun dengan harga
poskok penjualan yang meningkat.
4. Meningkatnya piutang usaha
dibandingkan dengan kas.
5. Tertundanya posting pelunasan piutang
usaha.

56

1. Tidak adanya penjelasan terhadap


selisih kas yang terjadi.
2. Slip deposito yang diubah atau
disalahgunakan.
3. Keluhan atas tagihan dan pembayaran
dari pelanggan.
4. Meningkatnya setoran dalam
perjalanan (deposit in transit) pada
rekonsiliasi bank.
57

HASIL PENELITIAN TENTANG FRAUD


Suatu penelitian terhadap 100 kecurangan di
perusahaan di Amerika menyimpulkan bahwa
kecurangan yang ditemukan oleh KAP dan internal
auditor hanya 29%.
Beberapa penyebab terjadinya kecurangan antara
1.
Kelemahan pengendalian intern:
lain:
tidak adanya job description sehingga terjadi
perangkapan tugas.
kurang baiknya sistem otorisasi.
tidak berfungsinya bagian internal audit
kurangnya pegawai yang kapable
tidak adanya rotation of duties.
58

2. Adanya conflict of interest dari pejabat perusahaan.


3. Perusahaan tidak mempunyai kebijakan tertulis
mengenai "fair dealing".
3. Adanya pegawai dan pejabat perusahaan yang tidak
jujur.
4. Tidak tegasnya sangsi yang diberikan kepada mereka
yang melakukan kecurangan.
5. Manajemen terlalu yakin bahwa orang kepercayaannya
tidak mungkin berbuat curang, padahal justru sering
terjadi bahwa orang kepercayaan tersebut yang
melakukan kecurangan.

59

7. Terlalu beratnya target yang ditentukan top

manajemen, sehingga manajer pelaksana


cenderung untuk melaporkan hasil kerja yang
lebih baik dari yang sebenarnya.
8. Bonus yang didasarkan pada performance
akan menggoda manajer pelaksana untuk
melakukan window dressing pada laporan
divisinya.
9. Adanya manajer yang ambisinya terlalu
besar, sehingga sikut kiri kanan dan
merugikan manajer lainnya.

60

TANGGUNG JAWAB MENDETEKSI FRAUD

Peranan Internal Auditor Dalam Investigasi


Kecurangan

Standards for the Professional Practice of


Internal Auditing dari IIA menyebutkan
bahwa internal auditor harus melakukan
pemeriksaan internnya dengan hati-hati
dan menggunakan kemahiran jabatannya.

61

Dalam hal ini internal auditor harus


memperhatikan kemungkinankemungkinan terjadinya kecurangan,
kesalahan, manipulasi, inefisiensi,
pemborosan, ketidak-efektifan dan conflict
of interest. Mereka juga harus hati-hati
terhadap kondisi dan kegiatan yang
memungkinkan terjadinya irregularities.

62

Berarti auditor harus membuka mata lebarlebar, memasang telinga dengan baik dan
harus mengetahui modus operandi
terjadinya macam-macam kecurangan.
Adalah lebih baik mencegah terjadinya
kecurangan daripada menangani
kecurangan yang sudah terjadi.
Namun demikian jika kecurangan sudah
terjadi atau ada indikasi mengenai
terjadinya kecurangan, maka internal
auditor harus turun tangan

63

Jika internal auditor menemukan indikasi


dan mencurigai terjadinya kecurangan di
perusahaan, maka ia harus memberitahukan
hal tersebut kepada top manajemen. Jika
indikasi tersebut cukup kuat, manajemen
akan menugaskan suatu tim untuk
melakukan investigasi. Tim tersebut
biasanya terdiri dari internal auditor, lawyer,
investigator, security dan spesialis dari luar
atau dalam perusahaan (misalkan ahli
komputer, ahli perbankan dan lain-lain).

64

Hasil investigasi tim harus dilaporkan secara


tertulis kepada top management yang mencakup
fakta, temuan, kesimpulan, saran dan tindakan
perbaikan yang perlu dilaporkan.
Top Management setelah mempelajari laporan
tersebut, akan memutuskan apakah kecurangan
akan diselesaikan secara hukum (melalui
kepolisian dan pengadilan).
Peran internal auditor dalam menemukan
indikasi terjadinya kecurangan dan melakukan
investigasi terhadap kecurangan, sangat besar.
Untuk itu internal auditor perlu mengetahui
Empat puluh macam bentuk "FRAUD" yang
sering terjadi
65

Beberapa Statements on Auditing Standards (SAS) yang


dikeluarkan oleh Auditing Standards Board (ASB) di Amerika
Serikat yang cukup penting adalah:
SAS No. 53 tentang The Auditors Responsibility to Detect
and Report Errors and Irregularities, yaitu mengatur
tanggung jawab auditor untuk mendeteksi dan melaporkan
adanya kesalahan (error) dan ketidakberesan
(irregularities).
SAS No. 55 tentang Consideration of Internal Control in a
Financial Statement Audit, yang merubah tanggung
jawab auditor mengenai internal control. Statement yang
baru ini meminta agar auditor untuk merancang
pemahaman tentang pengendalian intern yang memadai
(internal control sufficient) dalam merencanakan audit.
SAS No. 55 kemudian diperbaharui dengan diterbitkan SAS
No. 78 pada tahun 1997, dengan mencantumkan definisi
ulang pengendalian intern (redefined internal control)
dengan memasukkan dua komponen yaitu lingkungan
pengendalian (control environment) dan penilaian risiko
(risk assessment) yang merupakan usulan dari the
Treadway Commission.
66

SAS No. 61 mengatur tentang komunikasi antara auditor dengan


komite audit perusahaan (Communication with Audit Committees).
Auditor harus mengkomunikasikan dengan komite audit atas
beberapa temuan audit yang penting, misalnya kebijakan
akuntansi (accounting policy) perusahaan yang signifikan,
judgments, estimasi akuntansi (accounting estimates), dan
ketidaksepakatan manajemen dengan auditor.

SAS No. 82 Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit


dikeluarkan ASB pada Februari 1997. SAS no. 82 menyatakan
bahwa auditor harus bertanggung jawab untuk mendeteksi dan
melaporkan adanya kecurangan (fraud) yang terjadi dalam laporan
keuangan yang disusun oleh manajemen. Selaij itu, SAS no. 82
juga menyatakan bahwa setiap melakukan audit auditor harus
menilai risiko (assessment of risk) kemungkinan terdapat salah
saji material (material misstatement) pada laporan keuangan yang
disebabkan oleh fraud.

67

SAS No. 99 Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit


merupakan revisi dari SAS No. 82 dan mulai diberlakukan efektif untuk
audit laporan keuangan setelah tanggal 15 Desember 2002, penerapan
lebih awal sangat dianjurkan. Auditor bertanggungjawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit guna mendapatkan keyakinan
memadai (reasonable assurance) bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan (error) maupun
kecurangan (fraud).

SAS No. 110 Fraud & Error dinyatakan bahwa auditor harus dapat
mendeteksi terhadap kesalahan material (material mistatement) dalam
laporan keuangan yang ditimbulkan oleh kecurangan atau kesalahan
(fraud or error). SAS 110 , paragraf 14 & 18 berbunyi sbb. :
Auditors plan, perform and evaluate their audit work in order to have a
reasonable expectation of detecting material misstatements in the
financial statements arising from error or fraud. However, an audit cannot
be expected to detect all errors or instances of fraudulent or dishonest
conduct. The likelihood of detecting errors is higher than that of detecting
fraud, since fraud is usually accompanied by acts specifically designed to
conceal its existence

68

Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini


dilakukan oleh beberapa institusi:

Tim Tindak Pidana Korupsi (Tastipikor)


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Kejaksaan
BPKP
Lembaga non-pemerintah: Media
massa
Organisasi massa (mis: ICW)

69

INVESTIGASI KECURANGAN

Pertama dan terutama lindungi yang tidak


bersalah, kumpulkan fakta-fakta, pecahkan
persoalannya, dan buatlah suasana
menjadi tenang.
Amankan lingkungan kejadian secepatnya
untuk menghentikan kerugian yang
mungkin terjadi.
Tentukan elemen-elemen yang penting dari
kecurangan tersebut untuk mendukung
keberhasilan tuntutan secara hukum.

70

Identifikasikan,

kumpulkan, dan
amankan bukti-bukti.
Identifikasikan dan wawancarai saksisaksi.
Identifikasikan pola dan sifat
kecurangan yang terjadi.
Tentukan motivasi dari kejadian
tersebut yang seringkali bisa
membantu dalam mengidentifikasikan
tersangka utama.

71

Siapkan fakta yang akurat dan objektif


sebagai dasar pertimbangan mengenai
disiplin, pemecatan atau penuntutan.
Hitung kerugian yang terjadi dan
kemungkinan memperoleh kembali barang
yang hilang atau ganti rugi.
Identifikasikan kelemahan-kelemahan
tersebut dengan merevisi sistem dan
prosedur yang berlaku atau menyarankan
sistem dan prosedur yang baru dan jika
memungkinkan gunakan peralatan
keamanan.

72

Bantuan kepolisian akan diperlukan jika top


management memutuskan bahwa kecurangan yang
terjadi akan diselesaikan secara hukum (ada unsur
pidana).
Untuk itu perusahaan harus membuat pengaduan ke
pihak kepolisian yang akan membuat berita acara.
Selanjutnya pihak kepolisian akan melakukan
pengusutan dan penyidikan dan tindakan-tindakan
lain, sesuai dengan prosedur yang berlaku di
kepolisian.
Bantuan kepolisian juga dapat diminta, jika tersangka
melakukan ancaman-ancaman kepada manajemen
atau pegawai lainnya.
Interview merupakan bagian yang sangat penting
dalam proses investigasi kecurangan.

73

Gunakan cara interogasi yang halus dan


sopan, hindari kekerasan dan intimidasi.
Gunakan
azas praduga tak bersalah
terhadap tersangka.
Kemukakan fakta, bukan opini.
Tugaskan
dua orang interviewer, satu
mengajukan pertanyaan dan satu lagi
mendengarkan
dan
memperhatikan
(menyaksikan) dan mencatat.

74

Gunakan alat perekam.


Dengarkan jawaban tersangka dengan
penuh kesabaran, lakukan interupsi hanya
untuk memperjelas jawaban tersangka.
Ajukan pertanyaan-pertanyaan atau kalimatkalimat untuk menumbuhkan kepercayaan
diri dan keberanian tersangka untuk
menceritakan dengan kata-katanya sendiri
kejadian yang sebenarnya.

75

Walaupun sulit (hanya bisa dilakukan oleh


interogator
yang
terlatih
dan
berpengalaman) coba untuk mengetahui
apakah
tersangka
berbohong
atau
menjawab dengan jujur.
Jangan perbolehkan tersangka kembali ke
ruang kerjanya, untuk menghindari
lenyapnya bukti-bukti yang diperlukan.
Perhatikan "body language".

76

Di Amerika dikenal adanya UU Anti Korupsi


(Foreign Corrupt Practice Act) yang
mengatur sangsi untuk mereka yang
melakukan korupsi, menerima atau
membayar uang sogokan. Di Indonesia
juga ada UU Anti Korupsi, peraturan
pemerintah mengenai pengolahan limbah
industri, UU lingkungan hidup dan lain-lain.

Internal Auditor juga harus memeriksa


apakah semua peraturan pemerintah yang
berlaku sudah ditaati oleh perusahaan,
dengan melakukan compliance audit.
77

PENGENDALIAN ANTI FRAUD


10 LANGKAH DALAM
PERENCANAAN TINDAKAN ANTI
FRAUD AUDIT INTERNAL YANG
EFEKTIF

78

Step 1: Antisipasi adanya pertanyaan


maupun permintaan dari
Manajemen.
Auditor internal harus selalu siap dalam menjawab
pertanyaan dari manajemen, auditor eksternal
maupun komite audit, seperti:
- Risiko apa saja yang terjadi atas fraud yang
terjadi dalam perusahaan, dan bagaimana
tingkat risiko tersebut?
- Program-program apa saja dan bentuk
pengendalian seperti apa yaNg dapat
diimplementasikan untuk mengatasi risiko ini?
- Apa yang dilakukan akan dan harus dilakukan
auditor
internal untuk mencegah dan mendeteksi setiap
terjadinya masalah agar tidak terjadi skandal
korporat?

79

Step 2: Menilai Pengendalian dan


Program Antifraud yang telah ada.
Sebenarnya setiap perusahaan publik
sudah memiliki komponen program
antifraud. Namun demikian, dalam
beberapa kasus, perusahaan masih
memerlukan tindakan suplemen untuk
mengantisipasi adanya kekurangan dan
kelemahan yang signifikan.

80

Step 3: Memberikan Dukungan


kepada Managemen and Komite
Audit
1.Intenal audit harus menyiapkan diri
ketika manajemen mendelegasikan
kegiatan-kegiatan operasional penting
yang terkait dengan upaya-upaya
antifraud.
2. Mengembangkan dan memperkuat
pengendalian dan program antifraud agar
organisasi dapat berjalan efektif.

81

Step 4: Mengoptimalkan Keahlian/


pemahaman Mengenai Fraud didalam
Departemen Internal Audit
Untuk dapat bersaing dalam lingkungan
bisnis saat ini, perusahaan harus didukung
dengan keahlian dan pengalaman yang luas
yang dimiliki auditor intern khususnya
tentang antifraud agar dapat mengurangi
terjadinya risiko bisnis. Internal audit harus
peduli dengan skema dan skenario penting
yang dapat mempengaruhi industri dan pasar
dimana organisasi melakukan bisnisnya.
82

Step 5: Mengelola Fraud dan Menilai Tingkat


Risiko

Penilaian fraud dan tingkat risiko secara efektif akan dapat


mengidentifikasi risiko yang tidak terdeteksi sebelumnya
dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk
mencegah dan mendeteksi fraud dan misconduct. Proses
identifikasi fraud dan penilaian risiko meliputi beberapa
tahap berikut ini:
1. Membuat penilaian melalui siklus bisnis pada siklus fraud
yang terpisah.
2.
Menentukan unit-unit dan lokasi-lokasi untuk menilai.
3.
Mengidentifikasi skema dan skenario fraud dan
misconduct potensial.
4.
Menilai kemungkinan adanya fraud dan risiko yang
signifikan.
83

1.

2.

3.

Step 6: Menghubungkan Aktivitasaktivitas Antifraud.


Auditor internal seharusnya dapat:
Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas
pengendalian
yang dapat mengurangi terjadinya fraud.
Mengenali tingkat risiko yang kemungkinan
terjadinya lebih besar dibanding kemungkinan
terjadinya lebih kecil.
Mengidentifikasi akivitas antifraud yang saling
berhubungan dibanding yang tidak saling
berhubungan.

84

Step 7: Melakukan Evaluasi dan


Pengujian Terhadap Efektifitas Desain
dan Pengendalian Operasi.
Apabila penilaian atas fraud dan risiko
sudah lengkap, auditor internal perlu
mengevaluasi efektifitas rancangan dan
operasi pengendalian antifraud.

85

Step 8: Perbaiki Audit Plan untuk


mengantisipasi adanya Risiko Residual
dan Incorporate Fraud Auditing.

86

Step 9: Menyusun sebuah Standar


Proses untuk Menangani Dugaan Fraud
atau Misconduct.
Diharapkan program antifraud ini dapat
mengatasi setiap masalah yang berkaitan
dengan tindakan fraud dan misconduct. Setiap
organisasi seharusnya mengembangkan
sebuah pedoman proses yang terstandarisasi
untuk merespon ketika muncul dugaan
adanya fraud. Penyusunan standar ini
seharusnya tidak menunggu sampai fraud
terdeteksi, kemudian baru mengembangkan
sebuah proses investigasi.

87

Step 10: Memperbaiki dan Mencegah


Terjadinya Fraud.
Perbaikan umunya meliputi 3 elemen:
1. Mengambil tindakan tegas dan tindakan
hukum untuk menangani pelaku fraud;
2. Melakukan pemulihan atas kerugian yang
disebabkan karena kerusakan maupun
karena
sebab lain.
3. Belajar dari peritiwa masa lalu untuk
meningkatkan pengendalian dan
mencegah
agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
88

Terapkan GCG
Optimalkan Komite Audit Independen dan
Komisaris Independen
Optimalkan Internal Audit Department
(Independent bergelar CIA, CFE,
berpengalaman di KAP)
Forensic and Fraud Audit
Gunakan Analisa Ratio (Irrational Ratios
Raise a Red Flag)

89

When fraud occurs or is suspected,


management is sometimes tempted to
resolve the matter internally. This may
expose the organisation to significant risk.
When you become aware of incidents or
suspicions of fraud in your organisation,
we recommend that you consider the
following:

90

Respond emotionally or act hastily.


Immediately confront the suspects.
Damage or mark any evidence or potential
evidence.
Limit the scope of your concerns to a
specific issue.

91

Be objective in your assessment.


Limit the number of people with whom you
discuss your suspicions.
Carefully preserve any evidence by
removing access to documents and
electronic media.
Call in the specialists.

92

1.
2.
3.
4.
5.
6.

OK and safe for employee & suppliers to


report any questionable activities;
Ongoing communication about ethical
behavior;
Establishing regular fraud detection
procedures;
Have oversight of fraud risk by a senior
management;
Have certified fraud examiners on staff;
Involve suppliers in fraud detection efforts;

93

7.

8.
9.

10.

Take all tips seriously and investigate


them;
Decide who will be notified about tips;
Conduct background checks on all
potential employees;
Set an ethical tone from the TOP.

94

PENCEGAHAN FRAUD
1. Tingkatkan pengendalian intern yang terdapat

di perusahaan.
2. Lakukan seleksi pegawai secara ketat,
gunakan jasa psikolog dan hindari katebelece
dalam penerimaan pegawai.
3. Tingkatkan keandalan internal audit
department, antara lain dengan:

memberikan balas jasa yang menarik


memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap laporan mereka
mengharuskan internal auditor melaksanakan
continuing profesional education.
95

Berikan imbalan yang memadai untuk


seluruh pegawai, timbulkan "sense of
belonging" diantara pegawai.
5. Lakukan rotation of duties dan wajibkan
para pegawai untuk menggunakan hak
cuti mereka.
6. Lakukan pembinaan rohani.
7. Berikan sangsi yang tegas kepada
mereka yang melakukan kecurangan
dan berikan penghargaan kepada
mereka yang berprestasi.
4.

96

Tumbuhkan iklim keterbukaan di


dalam perusahaan.
9. Manajemen harus memberikan
contoh dengan bertindak jujur, adil
dan bersih.
10. Buat kebijakan tertulis mengenai fair
dealing.
8.

97

Terapkan

Good Corporate Governance


Optimalkan peran Komite Audit Independen
dan Komisaris Independen
Optimalkan peran Internal Audit
Department (Independent bergelar CIA,
CFE, berpengalaman di KAP)
Bila perlu lakukan Forensic and Fraud Audit
Gunakan Analisa Ratio (Irrational Ratios
Raise a Red Flag)

98

Menyelenggarakan pelatihan tentang


Fraud Awareness
Gunakan whistleblower Fraud Hotlines or
an anonymous fraud reporting channel
Menggunakan ACFE Fraud Prevention
Check-Up
Menilai risiko fraud.
Melaksanakan 10 saran untuk mencegah
corporate fraud.
Temukan fraud
Kebijakan sample fraud

99

Fraud dapat terjadi kapan saja, dimana saja,


di organisasi apa saja, baik di negara yang
sudah maju, negara sedang berkembang
maupun di negara yang masih terbelakang
Korupsi di Indonesia dilakukan secara
sistemik sehingga perlu penanganan yang
sistematis.
Fraud merupakan problem yang serius,
maka auditor harus mengambil langkahlangkah komprehensif dalam pencegahan
dan pendeteksian fraud.

10
0

Untuk mencegah terjadinya fraud perlu


diterapkannya beberapa pendekatan agar
tidak terjadi fraud.
Internal audit harus memilki keahlian dalam
membuat perencanaan tindakan antifraud
audit internal yang efektif.
Audit internal dapat berjalan dengan efektif
apabila semua pihak (audit internal,
manajemen,dan komite audit) saling
mendukung pengelolaan perusahaan dengan
baik.

10
1

Untuk mencegah terjadinya fraud,


perusahaan perlu memaksimalkan fungsi
dan peran Internal Audit Department (IAD),
Kantor Akuntan Publik yang di-hired, dan
Komite Audit Independen.
Hukum perlu ditegakkan secara tegas dan
tidak pandang bulu terhadap pihak-pihak
yang melakukan fraud.

10
2

Agoes, Sukrisno, (Auditing Pemeriksaan Akuntan) Auditing Pemeriksaan Akuntan Publik Jilid II, 2004, Lembaga
Penerbit FE UI.
_____________, Bunga Rampai Auditing, 2009, Penerbit Salemba Emban Patria
Arens, Alvin A., Elder, Randal J, Beasly, and Mark S, 2010, Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach,
9th Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Amilin, Disertasi Analisis Dampak Krakateristik Personal, Pengalaman Audit, dan Independensi Akuntan Publik Terhadap
Penerapan Etika Akuntan Publik dan Implikasinya Terhadap Kualitas Audit (Survei Terhadap Para Akuntan Publik di
Indonesia), Bandung, 2010
Konrath, Larry F. 2002, Auditing A Risk-Analysis Approach, 5th Edition, South Western, Thomson, USAMcNamee,
Kuliah Umum Universitas Widyatama, Pelaksanaan Audit yang BerKualitas untuk Mepertahankan Kelangsungan
Hidup Kantor Akuntan Publik, Bandung 2005
Moller, Robert R, Sarbanes-Oxley and the New Internal Auditing Rules, 2004, John Willey a Sons, Inc, New Jersey
Ratliff, Richard L, Wanda, (1996), Internal Auditing : Principles and Techniques, Florida: The Institute of Internal
Auditors
Rezaee, Zabihollah, Corporate Governance and Ethics, 2006
Sawyer, Lawrence, (2003), Internal Auditing, The Practice of Modern Internal Auditing, Revised and Enlarged, The
Institute CFE Internal Auditors, Altamonte Springs, Florida
Seminar Nasional FE Ukrida, Pengendalian Anti Fraud Sebagai Alat Pencegahan Terjadinya Kecurangan, 18 Nopember 2008,
Jakarta
Seminar Audit FE Untirta, Peran Auditor dalam Mengungkapkan Fraud, Cilegon, 18 Maret 2010
SEC (2008), http://www.sec.gov/divisions/enforce/friactions.shtml)
Tuanakotta, Theodorus M., Akuntansi Forensik & Audit Investigasi, ed2, 2010, Salemba Empat, Jakarta
Harian Kompas, 2008
Harian Suara Pembaharuan, 2008
PCW, 10 Steps to an Effective Internal Audit Antifraud Action, 2004, http://www.internalaudit.com
Pusdiklatwas BPKP, Fraud Auditing (2002)
KPMG, Fraud Survey Report 2004, www.kpmg.com
Association of Certified Fraud Examiners, Inc., 2008
ACFE, New Approaches for Fraud Deterrence, 2004, http://www.cfenet.com
ACFE, Follow Fraud to the Likely Perp, 2001, http://www.cfenet.com
CFE, 2008 Report to the Nation on Occupational Fraud and Abuse, 2008, www.cfenet.com
IIA, Recognizing the Elements of Fraud,1995, http://IIA.com

10
3

2. Lampiran EMPAT PULUH MACAM


BENTUK "FRAUD" YANG SERING
TERJADI

10
4

You might also like