You are on page 1of 8

Cidera kepala berat

CIDERA KEPALA
BERAT/ GEGAR OTAK

Definisi

DEFINISI

Cedera kepala adalah pukulan atau benturan mendadak pada kepala


dengan atau tanpa kehilangan kesadaran (Tucker, 2002 ).
Cedera kepala (terbuka dan tertutup) terdiri dari fraktur tengkorak,
commusio (gegar) serebri, contusio (memar) serebri, laserasi dan
perdarahan serebral yaitu diantaranya subdural, epidural, intraserebral,
dan batang otak (Doenges, 2000:270).

Etiologi
Cidera

PENYEBAB

kepala merupakan salah satu


penyebab kematian dan kecacatan
utama pada kelompok usia produktif
dan sebagian besar terjadi akibat
kecelakaan lalu lintas ( Mansjoer,
2000:3).
Penyebab cidera kepala antara lain:
Cidera kepala
merupakan salah
satulintas,
penyebabperkelahian,
kematian dan
kecelakaan
lalu
kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar
terjatuh,
cidera
olah2000:3).
raga. Cidera
terjadi akibat
kecelakaan dan
lalu lintas
( Mansjoer,
Penyebab cidera kepala antara lain: kecelakaan lalu lintas,
kepala terbuka sering disebabkan oleh
perkelahian, terjatuh, dan cidera olah raga. Cidera kepala terbuka
peluru
atau
(Corkrin,
2001:175).
sering disebabkan
oleh
pelurupisau
atau pisau
(Corkrin, 2001:175).

DAN GEJALA
Tanda TANDA
dan
gejala

1.

Gegar otak (comutio selebri)


. Gegar otak (comutio
2.
Edema serebri 1selebri)
2. Edema serebri
3.
Memar otak (kontusio
3. Memar otak (kontusio
selebri)
selebri)
4. Laserasi
4.
Laserasi

Komplikasi
a.

Edema serebral dan herniasi


b.
Defisit neurologik dan psikologik
c.
Kebocoran cairan cerebrospinal,
d.
Fistel Karotis-Kavernosus,
e. Diabetes Incipidus,
f. Kejang Pascatrauma,
g.
Pneumonia, radang paru-paru disertai eksudasi dan konsolidasi.
h.
Meningitis Ventrikulitis
i.
Infeksi saluran kemih
j.
Perdarahan gastrointestinal
k.
Sepsis asam negatif
l.
Kebocoran CSS
Komplikasi

lain secara traumatik:


1.
Infeksi sitemik (pneumonia, ISK, sepsis)
2.
Infeksi bedah neurologi (infeksi luka, osteomielitis, meningitis, ventikulitis, abses otak)
3.
Osifikasi heterotropik (nyeri tulang pada sendi sendi)
Komplikasi lain:
1.
Peningkatan TIK
2.
Hemorarghi
3.
Kegagalan nafas
4.
Diseksi ekstrakranial

Penatalaksanaan CKB
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Menjamin kelancaran jalan nafas dan control vertebra cervicalis
b. Menjaga saluran nafas tetap bersih, bebas dari secret
c. Mempertahankan sirkulasi stabil
d. Melakukan observasi tingkat kesadaran dan tanda tanda vital
e. Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasi
f. Menjaga kebersihan kulit untuk mencegah terjadinya decubitus
g. Mengelola pemberian obat sesuai program
2. Penatalaksanaan Medis
a. Oksigenasi dan IVFD
b. Terapi untuk mengurangi edema serebri (anti edema)
Dexamethasone 10 mg untuk dosis awal.
c. Terapi neurotropik: citicoline, piroxicam
d. Terapi anti perdarahan bila perlu
e. Terapi antibiotik untuk profilaksis
f. Terapi antipeuretik bila demam
g. Terapi anti konvulsi bila klien kejang
h. Terapi diazepam 5-10 mg atau CPZ bila klien gelisah
i. Intake cairan tidak boleh > 800 cc/24 jam selama 3-4 hari

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan
Diagnostik

1. X Ray tengkorak
Untuk mengetahui adanya fraktur pada tengkorak.
2. CT Scan
Mengidentifikasi adanya hemorragic, ukuran ventrikuler,
infark pada jaringan mati.
3. MRI (Magnetic Resonan Imaging)
Gunanya sebagai penginderaan yang mempergunakan
1. X Ray tengkorak
gelombang
elektomagnetik.
Untuk mengetahui
adanya fraktur pada tengkorak.
2. 4.CT Scan
Pemeriksaan Laboratorium
Mengidentifikasi adanya hemorragic, ukuran ventrikuler, infark pada
Kimia
darah: mengetahui ketidakseimbangan elektrolit.
jaringan mati.
Pemeriksaan
analisa
gas darah
3. 5.MRI
(Magnetic Resonan
Imaging)
Gunanya sebagai
penginderaan
yang mempergunakan
Menunjukan
efektifitas
dari pertukaran
gas dangelombang
usaha
elektomagnetik.
pernafasan.
4. Pemeriksaan Laboratorium
5.

Kimia darah: mengetahui ketidakseimbangan elektrolit.


Pemeriksaan analisa gas darah

DADAH

TERIMAKASIH

You might also like