Scribd Logo
Upload

Welcome to Scribd!

  • Fraktur Femur

    Uploaded by

    Febriana Ratna
    124 views47 pages
    BAB I PENDAHULUAN Fungsi utama ektrimitas inferior adalah untuk pergerakan. Perubahan yang terjadi pada fungsi ektrimitas bawah dapat menyebabkan perubahan kemampuan untuk berjalan dan berlari. Sendi panggul merupakan sendi yang berada di proksimal dari tulang femur dan di bagian distal diteruskan dengan sendi lutut. Bentuk anatomis tersebut yang memungkinkan ektrimitas inferior berperan dalam penopang badan dan pergerakan. Perubahan fungsi dari ekstrimitas bawah dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelainan kongenital, infeksi, dan trauma. Trauma yang terjadi dapat terjadi secara langsung maupaun tak langsung dan dapat mengakibatkan terjadinya fraktur tulang. Tulang femur merupakan tulang terpanjang dalam tubuh sehingga jika terjadi fraktur dapat mengenai bagian caput, colum, corpus, serta bagain distal femur. Pada usia tua fraktur seringkali terjadi pada bagian proksimal femur, yaitu collum femur yang sering disebabkan oleh trauma ringan namun tulang sudah mengalami kerapuhan. Sedangkan pada usia muda fraktur femur seringkali terjadi pada bagain corpus akibat kecelakaan lalu lintas. Insiden fraktur secara keseluruhan adalah 11,3 dalam 1.000 per tahun. Insiden fraktur pada laki-laki adalah 11.67 dalam 1.000 per tahun, sedangkan pada perempuan 10,65 dalam 1.000 per tahun. Prinsip penanggulangan cedera muskuloskeletal adalah rekognisi (mengenali), reduksi (mengembalikan), retaining (mempertahankan), dan rehabilitasi. Agar penanganannya baik, perlu diketahui kerusakan apa saja yang terjadi, baik pada jaringan lunaknya maupun tulangnya. Mekanisme trauma juga harus diketahui, apakah akibat trauma tumpul atau tajam, langsung atau tak langsung. Reduksi berarti mengembalikan jaringan atau fragmen ke posisi semula (reposisi). Dengan kembali ke bentuk semula, diharapkan bagian yang sakit dapat berfungsi kembali dengan maksimal. Retaining adalah tindakan mempertahankan hasil reposisi dengan fiksasi (imobilisasi). Hal ini akan menghilangkan spasme otot pada ekstremitas yang sakit sehingga terasa lebih nyaman dan sembuh lebih cepat.

    Original Title

    Ppt Fraktur Femur

    Copyright

    © © All Rights Reserved

    Available Formats

    PPT, PDF, TXT or read online from Scribd

    Did you find this document useful?

    Is this content inappropriate?

    Report this Document
    BAB I PENDAHULUAN Fungsi utama ektrimitas inferior adalah untuk pergerakan. Perubahan yang terjadi pada fungsi ektrimitas bawah dapat menyebabkan perubahan kemampuan untuk berjalan dan berlari. Sendi panggul merupakan sendi yang berada di proksimal dari tulang femur dan di bagian distal diteruskan dengan sendi lutut. Bentuk anatomis tersebut yang memungkinkan ektrimitas inferior berperan dalam penopang badan dan pergerakan. Perubahan fungsi dari ekstrimitas bawah dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelainan kongenital, infeksi, dan trauma. Trauma yang terjadi dapat terjadi secara langsung maupaun tak langsung dan dapat mengakibatkan terjadinya fraktur tulang. Tulang femur merupakan tulang terpanjang dalam tubuh sehingga jika terjadi fraktur dapat mengenai bagian caput, colum, corpus, serta bagain distal femur. Pada usia tua fraktur seringkali terjadi pada bagian proksimal femur, yaitu collum femur yang sering disebabkan oleh trauma ringan namun tulang sudah mengalami kerapuhan. Sedangkan pada usia muda fraktur femur seringkali terjadi pada bagain corpus akibat kecelakaan lalu lintas. Insiden fraktur secara keseluruhan adalah 11,3 dalam 1.000 per tahun. Insiden fraktur pada laki-laki adalah 11.67 dalam 1.000 per tahun, sedangkan pada perempuan 10,65 dalam 1.000 per tahun. Prinsip penanggulangan cedera muskuloskeletal adalah rekognisi (mengenali), reduksi (mengembalikan), retaining (mempertahankan), dan rehabilitasi. Agar penanganannya baik, perlu diketahui kerusakan apa saja yang terjadi, baik pada jaringan lunaknya maupun tulangnya. Mekanisme trauma juga harus diketahui, apakah akibat trauma tumpul atau tajam, langsung atau tak langsung. Reduksi berarti mengembalikan jaringan atau fragmen ke posisi semula (reposisi). Dengan kembali ke bentuk semula, diharapkan bagian yang sakit dapat berfungsi kembali dengan maksimal. Retaining adalah tindakan mempertahankan hasil reposisi dengan fiksasi (imobilisasi). Hal ini akan menghilangkan spasme otot pada ekstremitas yang sakit sehingga terasa lebih nyaman dan sembuh lebih cepat.

    Copyright:

    © All Rights Reserved
    Download as PPT, PDF, TXT or read online from Scribd
    Flag for inappropriate content
    124 views47 pages

    Fraktur Femur

    Uploaded by

    Febriana Ratna
    BAB I PENDAHULUAN Fungsi utama ektrimitas inferior adalah untuk pergerakan. Perubahan yang terjadi pada fungsi ektrimitas bawah dapat menyebabkan perubahan kemampuan untuk berjalan dan berlari. Sendi panggul merupakan sendi yang berada di proksimal dari tulang femur dan di bagian distal diteruskan dengan sendi lutut. Bentuk anatomis tersebut yang memungkinkan ektrimitas inferior berperan dalam penopang badan dan pergerakan. Perubahan fungsi dari ekstrimitas bawah dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelainan kongenital, infeksi, dan trauma. Trauma yang terjadi dapat terjadi secara langsung maupaun tak langsung dan dapat mengakibatkan terjadinya fraktur tulang. Tulang femur merupakan tulang terpanjang dalam tubuh sehingga jika terjadi fraktur dapat mengenai bagian caput, colum, corpus, serta bagain distal femur. Pada usia tua fraktur seringkali terjadi pada bagian proksimal femur, yaitu collum femur yang sering disebabkan oleh trauma ringan namun tulang sudah mengalami kerapuhan. Sedangkan pada usia muda fraktur femur seringkali terjadi pada bagain corpus akibat kecelakaan lalu lintas. Insiden fraktur secara keseluruhan adalah 11,3 dalam 1.000 per tahun. Insiden fraktur pada laki-laki adalah 11.67 dalam 1.000 per tahun, sedangkan pada perempuan 10,65 dalam 1.000 per tahun. Prinsip penanggulangan cedera muskuloskeletal adalah rekognisi (mengenali), reduksi (mengembalikan), retaining (mempertahankan), dan rehabilitasi. Agar penanganannya baik, perlu diketahui kerusakan apa saja yang terjadi, baik pada jaringan lunaknya maupun tulangnya. Mekanisme trauma juga harus diketahui, apakah akibat trauma tumpul atau tajam, langsung atau tak langsung. Reduksi berarti mengembalikan jaringan atau fragmen ke posisi semula (reposisi). Dengan kembali ke bentuk semula, diharapkan bagian yang sakit dapat berfungsi kembali dengan maksimal. Retaining adalah tindakan mempertahankan hasil reposisi dengan fiksasi (imobilisasi). Hal ini akan menghilangkan spasme otot pada ekstremitas yang sakit sehingga terasa lebih nyaman dan sembuh lebih cepat.

    Copyright:

    © All Rights Reserved
    Download as PPT, PDF, TXT or read online from Scribd
    Flag for inappropriate content
    of 47

    FEMUR FRACTURE and

    DISLOCATION HIP JOINT

    Presciptor : Dr.dr. Erwien Isparnadi Sp.OT

    BY :
    NASRUL ANNAFIQ
    GALIH MEGA PUTRA
    RORO FEBRIANA RATNA W

    Preface
    Lower Extremity Movement
    Femur fracture caput, collum, corpus
    and femur distal
    Elderly collum femur patologis
    fracture
    Youth corpus traffic accident

    Anatomy

    Epiphysis

    Diaphysis

    Epiphysis Distalis

    Caput femoris

    Corpus femoris

    Condylus medial

    Collum femoris

    Linea Aspera

    Condylus lateral

    Trochanter major

    Tuberositas Gluteal

    Fossa intercondyloid

    Proximalis

    Trochanter minor
    Sulcus
    intertrochanteric

    Classification
    Traumatic fracture
    Direct
    Indirect

    Patologic

    Caput femuris

    Clinical appearence

    Treatment

    10

    Complication

    11

    Trochanteric fracture
    Beetwen major and minor trocanter
    Ekstra-articular

    12

    type

    1 no displacement
    2 minor trocanter displacement
    3 communitif
    4 with spiral femur fracture

    13

    therapy
    Conservative if without displacement
    Hemispica cast

    Mostly operative
    Strong fixation
    Early mobilitation

    14

    Subtrocanter fracture(fielding)

    15

    Clinical appearence
    External rotation, shortening, soft tissue
    swelling (femur proximal)

    16

    therapy
    Mostly, operative
    Nail or plate and screw

    17

    Diaphisis femur fracture


    > traffic injury
    Massive bleeding

    18

    Corpus femuris

    19

    Clinical apperance
    Soft tissue swelling
    Deformity external rotation, shortening
    shock

    20

    therapy
    Concervative
    Skin traction temporary, non definitif
    muscle spasm
    Skeletal traction pearson area (knee joint)
    communitive and segmental
    Cast hip spica (clinical union)

    21

    22

    Complication
    Early

    Shock
    Vascular trauma
    Tromboemboli
    Infection

    Late
    Delayed union ( normal 4 month)
    Malunion
    Contracture
    23

    Supracondilar fracture

    Trauma history
    Swelling
    Deformity supracondilar area
    krepitation

    24

    25

    therapy
    Concervative
    Traction thomas and pearson
    Hip spica

    Operative
    Openfracture
    Displacement unreduction with
    concervative therapy

    26

    Condylus femur fracture

    A non displacement
    B displacement
    C dual condilus fracture
    D coronal fracture

    27

    Clinical apperance

    Pain
    Swelling
    Krepitation
    Hemartrosis knee joint

    28

    therapy
    Concervative
    Non-displacement
    Circular gips above knee

    Operative

    29

    Hip dislocation
    Dislokasi posterior
    Dislokasi anterior
    Dislokasi sentral

    30

    31

    32

    Classification
    Posterior dislocation
    No fracture
    Single posterior fracture
    Acetabulum communitive fracture
    Base acetabulum fracture
    Fracture caput femur

    33

    Posterior dislocation
    Trauma caput femur posterior of
    acetabulum, mostly with flexion of hip joint
    Traffic injury

    34

    Clinical appearance

    Pain
    Deformity of hip joint posterior
    Adduction, flexy, internal rotasi
    shotening

    35

    36

    therapy
    Emergency
    Direct reposition
    Type 2 fracture fracment screw
    Type 3-5 operative
    Skin traction 4-6 weeks, non weight
    bearing 3 months
    37

    Allis & bigelow manuver

    38

    Steamson gravity

    39

    Anterior dislocation
    Rare
    Flexy obturator
    Extention pubic and illiaca

    40

    Clinical appearance

    External rotation, abduction, flexy


    No shortening
    Inguinal mass caput femoris
    ROM

    X-ray AP-Lat

    41

    42

    therapy
    Emergency
    Direct reposition
    Flexy 90 and pull the tight vertically +
    adduction

    43

    Allis manuver

    44

    Central dislocation

    45

    Clinical appearance

    Swelling, bleeding
    Pain in trocanter area
    ROM
    Shortening

    46

    therapy
    If without protrusion of the femural neck to
    the pelvis cavity
    Concervative skeletal traction 4-6 weeks

    With protution
    2 traction component lateral and distal 6
    weeks
    Weight bearing 8 weeks
    47

    You might also like