You are on page 1of 14

Trematoda hati

1.Chlonorchiasis
2.Dicrococliasis
3.Opisthorchiasis
4.Fasciolosis hepatica
5.Hydatidosis kistik

1.CHLONORCHIASIS
Epidemiologi
RRC,Jepang, Korea, Vietnam, dan Taiwan
Etiologi Clonorchis sinensis
HABITAT DAN HOSPES
Clonorchis sinensis habitatnya dalam saluran
empedu kadang-kadang bersama-sama saluran
pankreas
Hospes perantara I siput air tawar genus bulimus
Hospes definitif terutama manuasia,kucing dan
anjing Perantara II adalah ikan dan famili cyprinidae

MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP


Bentuk cacing pipih memanjang,
transparan, dan bagian posterior
membulat.Memiliki ukuran (10 25) x (3
5) mm dengan integumen tidak berduri

Telur dalam saluran empedu dalam


matang keluar bersama tinja telur
menetas ditelan tuan rumah perantara
I.
Dalam hospes perantara I miracidium
menjadi sporokista, redia dan cercaria
metacercaria.
Perkembangan dalam tubuh ikan
berlangsung selarna 23 hari. Jika
daging ikan yang mengandung cacing
tersebut (kista) dimasak kurang
sempurna, jika dimakan hospes maka
di dalam duodenum, larva keluar dari
kista, masuk ke dalam saluran
empedu sebelah distal dan cabangcabangnya melalui ampulla Vateri..

Gejala chlonorchiasis dibagi dalam tiga stadium, yaitu


(1) Ringan biasanya tanpa gejala (asimptomatik),
(2) Progresif, dengan nafsu makan yang tidak menentu, perut
terasa penuh, diare, edema, dan hepatomegali.
(3) Berat, dengan sindrom yang berhubungan dengan
cirrhosis portal

Pengobatan
Dapat diberikan klorokuin difosfat, dosis 250 mg 3 kali sehari
selama 6 minggu praziquantel dosis 75 kg berat badan

2.DICROCOCLIASIS
Epidemiologi
Disebabkan oleh trematoda usus Dicrocoelium dendriticum
ini terdapat kosmopolit pada kambing dan herbivora lain di Asia,
Afrika, Eropa, dan Amerika Utara serta Selatan
Hospes dan habitat
hospes definitif, kambing; tuan rumah perantara I siput tanah dan genus
Abida, Cochlicopa, Helicella dan Zebrina yang memakan telur cacing.
Sedangkan Tuan rumah perantara II, semut spesies Formica fusca

Morfologi dan siklus hidup


Cacing dewasa, merupakan cacing berbentuk seperti pedang langsing, pipih, badan
tanpa dun serta ukuran (5-15) x (1,5-2,5) mm.
Telur menetas di usus tuan rumah perantara I, keluar mirasidium yang akan
mengalami 2 kali metamorfosis menjadi sporokista dan serkaria. tuan rumah
perantara I. serkaria dimakan tuan rumah perantara II (semut), serkaria berubah
menjadi metaserkaria. Selanjutnya, jika semut termakan oleh tuan rumah
definitif, metaserkaria mengalami enkistasi dan keluar larva yang akan
menembus dinding usus hospes untuk sampai di hati dan saluran bilier.
Sampainya di hati.
Gejala
gangguan saluran pencernaan makanan, flatulens, muntah,
kolik bilier, konstipasi kronik atau diare, sedangkan gejala
keracunan lebih jarang dari fascioliasis.

3.OPISTHORCHIASIS

Epidemiologi
Tersebar di Eropa timur, tengah dan tenggara, sedangkan di Asia: Jepang,
Turki
Habitat dan Hospes
Habitat cacing ini pada saluran empedu dan pankreas.Bertindak
sebagai hospes definitif terutama anjing, kucing, anjing hutan, babi
juga manusia
hospes perantara I keong air dan genus Bulimus
terutama Bithynia (Bulimus) leachi.Hospes perantara II
ikan Famili Cyprinidae

Morfologi dan siklus hidup


Cacing ini bagian posteriornya membulat, langsing dan
Ketika keluar dari induknya transparan
telur telah matang (miracidium di dalam

telur asimertis), telur baru menetas setelah ditelan tuan rumah perantara
I. miracidium dua generasi sporokista, yaitu sporokista I dan II;
kemudian redia dan akhirnya cercaria. Di dalam tubuh ikan (TRP II)
terjadi perubahan dan serkaria menjadi metaserkaria. ikan yang
mengandung metaserkaria dimakan hospes di dalam duodenum, larva
keluar dan kista dan masuk kedalam saluran empedu sebelah distal
melalui ampulla Vateni untuk menjadi dewasa
GEJALA
Gejala ringan; pada jumlah cacing beberapa ratus sampai 1.000 ekor,
menimbulkan
gejala sedang berupa nyeri, pembesaran hati serta bendungan pasif pada
lien, disertai ikterus dan eosinofili lokal pada dinding usus.
Gejala berat, cacing akan menyerbu pankreas dengan disertai gangguan
pencernaan makanan. Batu empedu dapat terbentuk sekeliling telur cacing
yang bertindak sebagai inti batutersebut, disertai cholecystitis dengan
kolik.Timbul gejala penurunan nafsu makan, edema muka, dan ekstremitas
disertat asites.

FASIOLA HEPATICA
Epidemiologi
Parasit terdapat kosmopolit terutama di negara banyak
peternakan besar (terutama ternak biri-biri). Infeksi pada
manusia sering terjadi di Kuba, Perancis, Inggris dan
Aljazair
Habitat Dan Hospes
hospes definitif manusia ,Hospes perantara I siput air
tawar dan Famili Lymnaeidae ,
Hospes perantara II tumbuhan air terutama slada air

Morfologi Dan Siklus Hidup


Ukuran besar, 30x13 mm, integumen bersisik, ujung
posterior tanpa dun; bentuknya khas seperti bahu karena
memiliki kerucut kepala
Telur biasanya diletakkan pada saluran empedu matang,
dan keluar bersama tinja.. Miracidium masuk ke dalam
hospes perantara I berubah menjadi sporokista, selanjutnya
terbentuk 2 generasi redia yaitu redia I (dalam 3 minggu)
kemudian dan redia II, akhirnya terbentuk cercaria.
Cercaria menuju hospes perantara II, malam hari (dalam
8 jam).perantara II menjadi metacercaria. Di dalam tubuh
hospes, metacercaria keluar dan kista di duodenum,
kemudian menembus dinding usus masuk rongga peritonium
selanjutnya menembus capsula Glissoni, jaringan hati,
kemudian masuk saluran empedu.

Gejala
kolik dan ikterus obstruktiva, dengan batuk disertai
muntah; kaku abdomen; nyeri akut epigastrik; urtikaria;
leukositosis dan eosinofihi.
Demam yang tidak menentu dengan atau tanpa diare
persisten.timbul anemi.
Pengobatan
Sebagai obat pilihan bithionol peroral, 30 50 mg per kg
berat badan perdosis, selang sehari dalam 10 15dosis
ernetin hidrokhlorida, intamuskuler, 30 mg perhari

5.Hydatidosis Kistik
Epidemiologi
Penyebaran terjadi hampir di seluruh dunia terutama di daerah peternakan
lembu dan kambing. Ditemukan di Australia, Selandia Baru, Afrika, Amenilca
Selatan, Eropa, beberapa Negeri Asia dan Arab
Habitat Dan Hospes
Bertindak sebagai hospes
definitif anjing, anjing hutan
Gejala
Kista mulanya menimbulkan reaksi radang para jaringan
sekitarnya. Jika kista pecah, isi kista akan masuk aliran darah dan
dapat menimbulkan syok anafilaktik

MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP


Cacing ini memiliki panjang 3 8 mm, merupakan cacing
pita dengan ukuran kecil ,telurnya menyerupai berbentuk
taenia
terjadi memakan terkontaminasi tinja anjing yang mengandung telur
cacing. Embrio yang dikeluarkan menembus usus, masuk saluran
limfe dan aliran darah untuk akhirnya sampai pada organ-organ tubuh
seperti hati, paru-paru, otot, ginjal, limpa, otak, tulang dan
sebagainya. Embrio akan tumbuh menjadi kista hydatid yang
, kista hydatid tumbuh lambat, dapat mencapai diameter 20 cm dalam
10 20 tahun, biasanya berbentuk bulat dengan dinding 2 lapis,
terdiri atas lapian kutikulum yaitu lapisan luar, tebalnya 1 mm dan
lapisan dalam, yaitu membran germinativum merupakan lapisan tipis
yang terus menerus tumbuh. Kista berisi banyak scolex, cairan jernih,
dan kista sekunder (daugter cyst). Di sekitar kista dikelilingi jaringan
ikat. Biasanya ditemukan kista hydatid unilocularis

You might also like