Professional Documents
Culture Documents
CONTOH SOAL
Arif, 53 tahun, korban perampokan dibawa oleh warga ke UGD.
Ditemukan beberapa luka bacok di lengan bawah kiri. Pasien tampak
pucat dan ketakutan. Dr.Noah membuat visum, melakukan perawatan
luka, kemudian pasien disarankan dirawat inap untuk observasi.
Setelah seminggu pasien bisa pulang untuk rawat jalan. Saat kontrol,
pasien datang dengan polisi yang membawa surat visum kembali.
Jenis surat visum yang akan dr.Noah buat saat ini adalah
a. VER psikiatrik
b. VER lanjutan
c. VER jenazah
d. VER sementara
e. VER definitive
VISUM ET REPERTUM
Definisi Visum et Repertum
Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan tertulis
penyidik yang berwenang, mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap
manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian tubuh
manusia berdasarkan keilmuannya dan dibawah sumpah, untuk kepentingan
peradilan
Dasar Hukum
s Visum et Repertum dan beberapa hal terkait yang harus kita ketahui:
Deskripsi luka
Penyebab luka
Bukti
Bukti kekerasan
persetubuhan
Derajat luka
Perkiraan umur
Pantas
tidaknya
korban
untuk
dikawin
VeR psikiatrik
Kejahatan
sebagai produk
Penyakit jiwa
penyakit jiwa
Psikodinamik
kejahatan
Sebab dan
Mekanisme
kematian
Cara kematian
OTOPSI FORENSIK
SEBAB
Tanatologi
KEMATIAN
Tanda Kematian
Tanda Kematian Tidak Pasti
Pernafasan berhenti, dinilai selama
10 menit
Terhentinya sirkulasi, dinilai
selama 15 menit
Kulit pucat
Tonus otot menghilang dan terjadi
relaksasi primer
Pembuluh darah retina mengalami
segmentasi ke arah tepi retina
Pengeringan kornea menimbulkan
kekeruhan
PEMBUSUKAN (DEKOMPOSISI)
TRAUMATOLOGI
Luka Memar
Lokasi
Pada sembarang
tempat
Pembengkakan
Tak terdapat
Sering ada
Bila ditekan
Biasanya hilang
(tergantung waktu)
Tidak hilang
Bila diinsisi/diiris
Tampak bintik-bintik
darah intravaskular
Tampak bintik-bintik
darah ekstravaskular
LUKA TUSUK
Derajat Perlukaan
Luka
Ringan
Tidak
menimbulkan
penyakit atau
halangan untuk
menjalankan
jabatan atau
pekerjaan (KUHP
352)
Umumnya tanpa
luka, atau dengan
luka lecet atau
Luka Berat
Luka
Sedang
Jatuh sakit atau mendapat
Di antara luka
luka yang tidak memberi
ringan dan luka
harapan akan sembuh sama
berat
sekali atau menimbulkan
bahaya maut (KUHP 90)
Dapat
merupakan hasil Tidak mampu terus menerus
untuk menjalankan tugas
indra
dari tindak
jabatan atau pekerjaan
Cacat berat
penganiayaan
Kehilangan salah satu panca
Sakit
lumpuh
(KUHP pasal
Terganggu daya pikir selama
351 (1) atau empat minggu lebih
Gugur atau matinya
353 (3))
kandungan seorang
perempuan
Asfiksia
finisi
u keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, men
sigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea)
logi
yebab alamiah penyakit yang menyumbat saluran napas seperti laryngitis difteri atau
AnemikStagnanHipoksiknimbulkan gangguan
pergerakan
paru seperti fibrosis
paru
hipoksia
hipoksia
Di melalui
Histotoksikhipoksia
ma mekanik
trauma
yang
mengakibatkan
asfiksia
mekanik
sumbatan atau halangan
Darah yang
mana oleh
hipoksia Dimana
Dimana oksigen
uran napas
tersedia tidak
dptpusat
karena
sesuatu
oksigen yang
untuk
acunangagal
bahan
yang menimbulkan
depresi
pernapasan
membawa
terjadi kegagalan terdapat didalam
masuk ke dalam
oksigen yang
sirkulasi
darah, oleh karena
sirkulasi darah
Fase Asfiksia
1.
2.
3.
4.
Fase
Fase
Fase
Fase
dispnea
Konvulsi
Apnea
akhir
Pemeriksaan Jenazah
Pemeriksaan Luar
Sianosis pada bibir, ujung-ujung jari
dan kuku
Warna lebam mayat merahkebiruan gelap dan terbentuk
lebih cepat distribusi lebam lebih
luas akibat kadar CO2 yang tinggi dan
aktivitas fibrinolisin sehingga sulit
membeku dan mudah mengalir
Pembendungan
pada mata
Terdapat busa halus
padaberupa
hidung
pelebaran
dan mulut
pembuluh
darah konjungtiva
bulbi
oleh
karena peningkatan
frekuensi
&
palpebral
terjadi
pada fase
dan
amplitude
pernapasan
dan sekresi
konvulsi
lendir pada fase dyspnea
Muncul Tardieus spot hipoksia
dapat merusak endotel kapiler pada
Pemeriksaan Dalam
Darah berwarna lebih
gelap dan lebih encer
Busa halus di saluran
pernapasan
Pembendungan sirkulasi
sehingga organ menjadi lebih
berat, lebih gelap, dan bila
diiris mengeluarkan banyak
darah
Petekie pada mukosamukosa organ dalam
Edema paru
Asfiksia
Penyumbatan Pencekikan
Gantung Tenggelam
Penjeratan
(Gagging dan
(Manual
an
(Strangaulation)
(Hanging)(Drowning)
Choking)Strangulation)
(Smotherin
Pembekap
g)
Pembekapan (Smothering)
utupan lubang hidung dan mulut yang menghambat pemasukan udara ke paru-paru
Bunuh diri (suicidal smothering) misal pada penderita penyakit jiwa menggunakan bantal untu
menutupi hidung dan mulut
Pembunuhan (homicidal smothering) misal pada kasus pembunuhan anak sendiri
Kecelakaan (accidental smothering) missal pada bayi bulan-bulan pertama kehidupannya
Pemeriksaan luar luka lecet tekan atau geser pada hidung, bibir, dagu, permukaan gusi dan g
Penjeratan (Strangulation)
Penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang, rantai, kawat dan
sebagainya melingkari atau mengikat leher hingga saluran pernapasan
Bunuh diri (self strangulation) pengikatan oleh korban sendiri dengan
tertutup
simpul hidup dengan jumlah lilitan lebih dari satu
Pembunuhan pengikatan biasanya dengan simpul mati
Kecelakaan misalnya pekerja yang bekerja dengan tali kemudian terjatuh dan terlilit
Pemeriksaan luar
Jejas jerat biasanya mendatar, lebih rendah dari jejas jerat pada kasus gantung
Pola jejas dapat dilihat dengan menempelkan transparent scotch tape,
kemudian dilihat di bawah mikroskop
Terdapat luka lecet tekan di sekitar jejas jerat
Gantung
(Hanging)
Drowning
Definisi
Kematian akibat mati lemas
(asfiksia) disebabkan masuknya
cairan ke dalam saluran pernapasan
Klasifikasi
Water enters
respiratory
passage
Deep
inspiration
Cough reflex
Mekanis
me
Kematia
n
Asfiksia (Wet
Spasme
Drowning)
Laring (Dry
Drowning)
Refleks Vagal
(Dry
Drowning)
Internal Findings
erupakan alga bersel satu dengan dinding terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas dan asam
emeriksaan Destruksi Asam pada Paru
Jaringan perifer paru diambil sebanyak 100 gram tambahkan asam sulfat
pekat diamkan selama kurang lebih setengah hari agar jaringan hancur
dipanaskan dalam lemari asam sambil diteteskan asam nitrat pekat sampai
terbentuk cairan yang jernih dinginkan dan lakukan sentrifugasi hingga
Pemeriksaan diatom positif bila terdapat 4-5 diatom/lpb atau 10-20 per satu sediaan
terbentuk sedimen
lihat di bawah mikroskop
Pemeriksaan
Getah Paru
Paru disiram air bersih iris bagian perifer ambil sedikit cairan perasan dari
jaringan perifer taruh pada gelas objek amati di bawah mikroskop
Luka Tembak
Components attending the bullet at the
time of firing
Definition
Smoke
Gunshot wound is a wound
caused by a bullet with or without any Gunpowder particles
other components coming out of the Flame
gun barrel at the time of firing
COMPONENTS ATTENDING THE BULLET
SMOKE
GUNPOWDER
BULLET
BARREL
Principally,
a bullet
causes
entrance
wound, scratches
consistingthe
of two
tissue
causing
an abrasion
zone zone
a hole
surrounded
by abrasion
Because
the
kinetic
energy
of the
bullet
far more
powerful
thanthe
the
Because
the
form of
the wall
inside
theisbarrel
is spiral
groove,
elasticity of the skin, the bullet penetrate the skin easily and causing a
bullet hole
Bullet Hole
Abrasion Zone
Bullet Hole
Shape
Abrasion Zone
FAT ZONE
Wound Shape
Abrasion Zone
Bullet Hole
Laceration Like
No Abrasion Zone
Gunpowder Particles
Effect (Kelim Tatto)
Gun powder particles
effect
black spots surrounding
the
gunshot wound
Those gunpowder
particles had gone so
deep into the flesh that to
remove them by
rubbing the skin
surface was ineffective
Bullet Hole
Gunpowder
Particles
Abrasion Zone
Bullet Hole
Soot
Gunpowder
Particles
Abrasion Zone
Soot
Gunpowder
Particles
Abrasion Zone
Burn
Blackish Abrasio
Zone
Soft Contact
Hard Because soft pressure of the gun
muzzle to the target produces an
Contact
imperfect contact, there may be
some openings along the contact
Hard pressure of the
area
gun muzzle
What follows is that the flinging
to the target
back of the firing power and
brings about a
combustions products will escape
perfect contact in
sideways passing these openings,
that the skin
causing blackish and dirty abrasion
forms a seal
surrounding the wound with or
without a muzzle mark on the
around the muzzle
outside of the wound
So that the flinging back of
the
firing power and hot
gas will
violently pass
through the soft
tissue, causing
This is a soft contact range gunshot
irregular
entrance wound with grey-black
lacerations
discoloration from the burned powder
surrounding the
ada kelim api, berarti korban ditembak dari jarak maksimal 15 cm (LUKA TEMBAK JA
GAT DEKAT)
ada kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak maksimal 30 cm. (LUKA TEMBA
AK SANGAT DEKAT)
ada kelim tattoo, berarti korban ditembak dari jarak maksimal 60 cm (LUKA TEMBA
AK DEKAT)
hanya ada kelim lecet, cara pengutaraannya adalah sebagai berikut: berdasarkan si
nya luka tembak tersebut merupakan LUKA TEMBAK JARAK JAUH, ini mengandung
auma Listrik
The essential factor in causing harm is the current (i.e. an electron flow) which is meas
milliamperes (mA). This in turn is determined by the resistance of the tissues in ohms and th
voltage of the power supply in volts (V).
Usually, the entry point is a hand that touches an electrical appliance or live conduc
exit is to earth (or ground), often via the other hand or the feet. In either case, th
cross the thorax, which is the most dangerous area for a shock because of the risks of cardi
or respiratory paralysis.
Internal and External Findings
when the conductor is in firm contact
30 mA
The focal electrical lesion
is usually a
with the skin and which usually
collapses soon after infliction, forming
blister electric mark, which
occurs effect,
Hold-on
a raised rim with a concave centre
the muscles will go
10 mA
50 mA
The skin is pale, often white, and the
into spasm, which
is an areola of pallor (owing to local
Pain and muscle
cannot beFatal ventricular
vasoconstriction), sometimes
twitching of the
fibrillation is likelyaccompanied by a hyperaemic rim
voluntarily released
because the flexor
Crocodile skin
hand
to occur
muscles are
stronger than the
extensors
Tanda
Persetubuhan
Tanda Penetrasi
Robekan selaput
dara pada lokasi pukul 5
sampai 7
Luka lecet, memar,
luka robek di daerah
kemaluan
Adanya penyakit
menular seksual
Tanda
Pemeriksaan
sampel
Ejakulasi
bercak
pakaian dengan
Pemeriksaan
tes
Baechi
sperma
dan komponen
cairan
Pemeriksaan
komponen
mani dengan
tes
sekret
fosfatase asam
kelenjar prostat,
yaitu
Pemeriksaan
sperma
spermin (uji Florence),
Tanda Kekerasan
Luka lecet bekas
kuku, gigitan
(bitemark), serta luka
memar pada tubuh
Pemeriksaan
toksikologi obat atau
racun yang dapat
membuat pingsan
Penentuan
Layak Dikawin
Pemeriksaan
identitas diri (KTP, SIM,
dll)
Pemeriksaan erupsi
gigi molar II dan IIIa
Erupsi molar II 12
tahun
Mineralisasi
mahkota molar III tanpa
pembentukan akar gigi
12-15 tahun
Erupsi molar III
17-21 tahun
Pernah atau
belumnya menstruasi,
bila belum pernah
Abortus
Pengguguran kandungan menurut hukum
Tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin
sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat usia kandungannya
Abortus dengan pengguguran kehamilan
Tidak dipersoalkan apakah
Indikasi ibu
spontan
tersebut lahir
bayi
hidup
atau
mati
Abortus
Terapeutik
Yang dianggap penting adalah kandungan masih hidup sewaktu
pengguguran dilakukan Abortus
Kriminalis
Provokatus
Indikasi anak
Infanticide
Definisi
Pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada saat
dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan
bahwa ia melahirkan anak
Pasal 341 Ibu dengan sengaja merampas nyawa anaknya karena takut
ketahuan diancam karena pembunuhan anak sendiri dengan pidana penjara 7
tahun
Pasal 342 Apabila didahului oleh niat atau rencana membunuh sebelumnya,
diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana dengan
pidana penjara
9 tahun
Faktor
Penting
Ibu Hanya ibu kandung sendiri yang dapat dihukum, apabila orang lain turut
membantu maka orang lain tersebut diancam sebagai tindak pembunuhan biasa
Waktu Tidak disebutkan batasan waktu, hanya dinyatakan pada saat
dilahirkan atau tidak lama kemudian belum timbul rasa kasih sayang seorang
Psikisibu
Terdorong oleh rasa ketakutan akan diketahu orang telah melahirkan anak
Lahir Mati
Tanda maserasi (aseptic
decomposition) berlangsung dari
pakah bayi tersebut dilahirkan mati
atau hidup?
luar ke dalam
Tugas Dokter
Lahir Hidup
Tanda masera
decomposition)
BIOETIK MEDIKOLEGAL
Informed
Consent
Threshold
Element
Information
Element
Bioetika
Bioetika atau Biomedical Ethics
merupakan cabang dari etika normatif
merupakan etik yang berhubungan dengan
praktek kedokteran dan atau penelitian
dibidang biomedis
4 KDB:
1.
2.
3.
4.
Etika Klinis
(Jonsen, siegler & winslade, 2002)
1. Medical Indication
( terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai dari sisi etik
kaidah yang digunakan adalah beneficence dan nonmaleficence )
2. Patient Preferrence
(terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang
akan diterimanya cerminan kaidah otonomi)
3. Quality of Life
(aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki, menjaga
atau meningkatkan kualitas hidup insani terkait dengan
beneficence, nonmaleficence & otonomi)
4. Contextual Features
(menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi pembuatan
keputusan, spt faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah terkait
justice )
YL-BLOK 1- 2010
beneficence
ketika kondisi pasien merupakan kondisi yang wajar dan
berlaku pada banyak pasien lainnya, sehingga dokter akan
melakukan yang terbaik untuk kepentingan pasien
dokter telah melakukan kalkulasi dimana kebaikan yang
akan dialami pasiennya akan lebih banyak dibandingkan
dengan kerugiannya.
prinsip prima facienya adalah sesuatu yang berubah
menjadi atau dalam keadaan yang umum
non maleficence
Dalam konteks, prinsip prima-facienya adalah ketika
pasien (berubah menjadi atau dalam keadaan)
gawat darurat dimana diperlukan suatu intervensi
medik dalam rangka penyelamatan nyawanya.
Atau konteks ketika menghadapi pasien yang rentan,
mudah dimarjinalisasikan dan berasal dari kelompok
anak-anak atau orang uzur ataupun juga kelompok
perempuan (dalam konteks isu jender).
autonomy
Dalam konteks autonomy, prima facie disini
muncul (berubah menjadi atau dalam keadaan)
pada sosok pasien yang berpendidikan, pencari
nafkah, dewasa dan berkepribadian matang.
justice
Prima facienya pada (berubah menjadi atau dalam
keadaan) konteks membahas hak orang lain selain
diri pasien itu sendiri.
Hak orang lain ini khususnya mereka yang sama
atau setara dalam mengalami gangguan
kesehatan di luar diri pasien, serta membahas
hak-hak sosial masyarakat atau komunitas sekitar
pasien.
Lampiran
Beneficence
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle
YL-BLOK 1- 2010
Non-maleficence
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
YL-BLOK 1- 2010
autonomy
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk
keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)
YL-BLOK 1- 2010
justice
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara
adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
YL-BLOK 1- 2010
Kegagalan Medis/Hasil
Buruk/Adverse Event
Kegagalan
medis/hasil yang
buruk dapat
disebabkan oleh
empat hal, yaitu:
Medical
Error
Medical
Error
Near Miss
Adverse
Event
Malfeasance
Latent Error
Active Error
Klasifikasi Malpraktik
Ethical
Juridical
Malpractice Malpractice
eorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak melaksanakan kewajiban atau tida
memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati (ingkar janji). Tindakan tenaga kesehatan yang d
dikategorikan civil malpractice antara lain:
a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.
b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat melakukannya
c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna.
d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.
ertanggung jawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dan dapat pula dialihkan pihak lain
berdasarkan principle of vicarius liability. Dengan prinsip ini maka rumah sakit/sarana kesehatan dapat bertanggung gu
atas kesalahan yang dilakukan karyawannya (tenaga kesehatan) selama tenaga kesehatan tersebut dalam rangka
melaksanakan tugas kewajibannya.
Kelalaian
atau
kesengajaan
yang
menyebabkan
kerugian
Pengaduan perdata
dapat diajukan pasien
ke pengadilan
berdasarkan kerugian
yang dialaminya dengan
dasar wanprestas
(pasal 1239 KUH
Perdata) atau
perbuatan melawan
hukum (pasal 1365,
1366,dan 1367 KUH
Perdata)
3. Administrative malpractice
Dokter dikatakan telah melakukan administrative
malpractice manakala tenaga perawatan tersebut telah
melanggar hukum administrasi. Perlu diketahui bahwa
dalam melakukan police power, pemerintah mempunyai
kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan di bidang
kesehatan, misalnya tentang persyaratan bagi tenaga
perawatan untuk menjalankan profesinya (Surat Ijin Kerja,
Surat Ijin Praktek), batas kewenangan serta kewajiban
tenaga perawatan. Apabila aturan tersebut dilanggar
maka tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat
dipersalahkan melanggar hukum administrasi
Dalam hubungan perjanjian tenaga dokter dengan pasien, dokter haruslah bertindak berdasa
Adanya indikasi medis
Bertindak secara hati-hati dan teliti
Bekerja sesuai standar profesi
Sudah ada informed consent
Dereliction
of Duty (Penyimpangan dari Kewajiban)
Jika seorang dokter melakukan tindakan menyimpang dari apa yang seharusnya atau
tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut standard profesinya, maka
dokter dapat dipersalahkan
Etika
Hukum
Disiplin
Aturan
Aturan Hukum
Aturan
Penerapan
Penerapan
Kedokteran
Keilmuan
Etika
Kedokteran
Kedokteran
(KODEKI)
Praktik Kedokteran
Praktik
kedokteran
dokter
wajib
berpedoman
pada 3
Ijazah
Surat Tanda
Surat Izin
Sertifikat
Registrasi
Praktik (SIP)
Kompetensi
(STR)
Disiplin
Etika
Hukum
ETIK vs HUKUM
Hukum mengatur perilaku manusia dalam
kaitannya dengan ketertiban hubungan antar
manusia, dengan aturan yang tertentu dan baku.
Etik mengatur manusia dalam membuat
keputusan dan dalam berperilaku (profesi),
dengan menggunakan dialog antar beberapa
kaidah moral, dengan hasil yang tidak selalu
seragam.
ETIKA DOK
1. NORMA MORAL
- MASALAH MORAL
2. PELANGGARAN:
DILEMA NORMA
INTERNAL
(BAIK - BURUK)
3. DAMPAK
- KUALITAS MORAL
- KEHORMATAN
PROFESI
4. LINGKUP
- PERILAKU ETIK
DISIPLIN DOK
1. NORMA DISIPLIN
~ STD PROFESI
(KOMPETENSI,
YAN, PRLKU)
2. PELANGGARAN
LANGGAR STANDAR
PROFESI
(BENAR - SALAH)
3. KUALITAS PROFESI
(LAYANAN, PERILAKU)
- KEHORMATAN PROFESI
4. KOMPETENSI
YANMEDIK
PERILAKU PROF
HUKUM DOK
1. NORMA HUKUM
2. PELANGGARAN
NORMA HUKUM
(BENAR SALAH)
3. PENYELESAIAN
KONFLIK/
KEDAMAIAN
4. PERATURAN HK TTG YAN
KEDOKTERAN
ETIKA DOK
DISIPLIN DOK
HUKUM DOK
5. BENTUK: KODE
ETIK PROFESI
6. DISUSUN: ORG.
PROFESI
7. SANKSI
- MORAL/HT NURANI
- NASEHAT/
TEGURAN
- PENGUCILAN
5. ATURAN DISIPLIN
KEDOKTERAN
6. KOMPILASI OLEH KKI
8. YANG MEMERIKSA
- MKEK
- MKEKG
- ANGG PROFESI
8. MKDKI:
- DOKTER
- DOKTER GIGI
- SARJANA HUKUM
7. SANKSI
~ TEGURAN RE-EDUKASI
~ CABUT STR /SIP
Diatur
dalam
Kewajiban
Dokter
Kewajiban
terhadap Diri
Umum Kode Etik
Sendiri
Kedokter
an
Indonesia
(KODEKI)
Kewajiban
Dokter
terhadap
Pasien
Kewajiban Umum
Pelanggaran
Persidangan
Etik Dokter
MKEK
Putusan
MKEK
Eksekusi
MKEK
Pelanggaran
Persidangan
Etik Dokter
MKEK
Putusan
MKEK
Eksekusi
MKEK
Pelanggaran
Persidangan
Etik Dokter
MKEK
Putusan
MKEK
Eksekusi
MKEK
Pelanggaran
Persidangan
Etik Dokter
MKEK
Putusan
MKEK
Eksekusi
MKEK
2. Tidak merujuk pasien kepada dokter atau dokter gigi lain yang memiliki
kompetensi sesuai
Tugas MKDKI
Pengaduan
Pemeriksaan
Keputusan
Pengaduan
Pemeriksaan
Keputusan
Pengaduan
Pemeriksaan
Keputusan
Pengaduan
Pemeriksaan
Keputusan
Tugas KKI
Wewenang KKI
Divisi KKI
Euthanasia
Definisi
Secara harafiah Mati secara baik
dan mudah
Secara medis Membantu pasien
untuk mati cepat, untuk
membebaskan dari penderitaan
akibat penyakitnya
Undang-undang no. 8 tahun 1981 tentang KUHAP (Pasal 120, 133, 180)
Undang-undang tentang KUH Pidana (KUHP) (Pasal 338, 340, 344, 345,
359)
Undang-undang tentang KUH Perdata
Lex Spesialis/khusus
Undang-undang no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Klasifikasi Euthanasia
Berdasarkan Tindakan yang Dilakukan
Euthanasia Pasif
Mempercepat kematian dengan cara menolak memberikan atau mengambil
tindakan pertolongan, dan menghentikan pertolongan yang sedang
Contoh: Tidak memberikan antibiotic pada pasien dengan pneumonia berat
berlangsung
Euthanasia Aktif
Secara aktif memberikan tindakan yang baik secara langsung atau tidak
langsung apat mengakibatkan kematian
Contoh: Memberikan tablet sianida pada pasien, menyuntikkan zat-zat yang
dapat mematikan
tubuh Penderita
Berdasarkan
Kesukarelaan
Euthanasia Voluntary
Mempercepat kematian atas permintaan pasien
Euthanasia Involuntary
Mempercepat kematian tanpa persetujuan/permintaan pasien, bahkan
bertentangan dengan pasien
Euthanasia Nonvoluntary
Mempercepat kematian sesuai dengan keinginan yang disampaikan lewat
pihak kedua (keluarga) atas keputusan pemerintah
Physician-assisted suicide
Suicide committed with the aid of physician at the request and with
the consent of the patient, since he or she self-administers the
means of death