You are on page 1of 55

MITIGASI BENCANA BANJIR

DAN TANAH LONGSOR


Rizqi Fadlilah - 135090700111013
Indri D Yuliandari - 145090700111001

LAYOUT
Chapter 1 :
Flood Early Warning System
Pengenalan Banjir

Chapter 2
Pengenalan Tanah Longsor
Lanslide Early Warning System

Chapter 3 :
Kearifan Lokal Untuk Mitigasi
Bencana

CHAPTER 1
Pengenalan Banjir :
Pengertian
Jenis jenis
Penyebab
Flood Early Warning
System :
Sistem
Tinggi Muka Air
Perkiraan Cuaca

Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya
daratan oleh air
Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi
daratan yang biasanya kering
Pada umumnya disebabkan oleh air sungai
yang meluap ke lingkungan sekitarnya
sebagai akibat curah hujan yang tinggi
kekuatan banjir mampu merusak rumah
dan menyapu fondasinya.
Mitigasi Bencana 2016

Jenis-Jenis Banjir
Banjir Air, adalah banjir yang biasa terjadi. Penyebab banjir air adalah meluapnya air di
sungai, danau, atau diselokan sehingga air akan naik menggenangi daratan. Pada
umumnya banjir air disebabkan dari hujan terus-menerus
Banjir Bandang, adalah banjir yang mengangkut air dan lumpur. Banjir bandang dapat
menghayutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir tersebut biasanya
terjadi di area pegunungan dengan menghanyutkan pohon-pohon atau bebatuan besar
dari pegunungan seolah longsor karena air hujan ikut terbawa air ke daratan yang lebih
rendah.
Banjir Lumpur, adalah banjir yang mirip banjir bandang tetapi lumpur tersebut keluar
dari dalam bumi dan mengenangi daratan. Lumpur tersebut juga mengandung bahan
dan gas kimia yang berbahaya.
Banjir Rob (Laut Pasang), adalah banjir yang disebabkan oleh pasang air laut. Banjir
rop biasanya melanda kota muara baru di jakarta. Air laut yang pasang umumnya akan
menahan air sungai yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan
menggenangi daratan.
Banjir Cileunang, adalah banjir yang mirip dengan banjir air namun banjir cileunang
disebabkan dari hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak dengan
waktu yang sangat cepat.
Mitigasi Bencana 2016

Penyebab Banjir
1. Aliran sungai/ selokan tersumbat karena membuang sampah sembarangan
Penyumbayatan yang terjadi karena sedimentasi atau pengendapan area hilir sungai
yang dapat mengurang kemampuan sungai dalam menampung air.
2. Curah hujan yang tinggi
Curah hujan yang relatif tinggi dapat menyebabkan sungai tidak dapat menampung
volume air yang dapat melampau kapasitas.
3. Pendirian rumah di sepanjang sungai
Masyarakat yang mendirikan rumah di pinggir sungai biasanya mengurangi lebar
sungai. Dengan berkurangnya lebar sungai dapat menyebabkan sirkulasi air tidak
optimal.
4. Penggundulan hutan
Akibatnya tidak ada pohon untuk menyerap air sehingga air mengalir tanpa
terkendali.
5. Sedikitnya daerah serap
Khususnya di perkotaan, daerah serap justru banyak tertutup dengan aspal ataupun
pembetonan sehingga air tidak dapat meresap ke dalam lapisan tanah.
Mitigasi Bencana 2016

Flood Early Warning System


EWS dapat dibedakan dalam dua jenis
yakni:
1. Otomatis: Sirine, HT, kamera (CCTV).
Pemberian EWS yang berteknologi
kepada masyarakat ini harus disertai
edukasi dan pemeliharaan.
2. Kemasyarakatan ; yakni bersifat
dirancang sendiri oleh masyarakat.
Mitigasi Bencana 2016

Flood Early Warning System


Komponen dalam EWS adalah:
1. Prediksi : harus dilakukan dengan
ketepatan dan diperlukan pengalaman
2. Interpretasi : menerjemahkan hasil
pengamatan
3. Respon dan pengambilan keputusan:
siapa yang akan bertanggungjawab untuk
mengambil keputusan karena keputusan
tersebut akan mempengaruhi dampak.
Mitigasi Bencana 2016

Mitigasi Bencana 2016

Tinggi Muka air


Monika (Alat Monitoring Informasi Ketinggian Air)
kemudian di pasang di bendungan air katulampa.
Perannya adalah menginformasikan ketinggian air di
katulampa secara otomatis melalui short message
service (SMS) yang akan diterima para pengguna
fasilitas (dalam hal ini masyarakat yang didampingi
oleh ACF).
Sirine dan sensor air memiliki mekanisme kerja yang
hampir sama, yaitu alat sensor air yang tersentuh air
akan berbunyi menandakan air yang kian meninggi.
Mitigasi Bencana 2016

Perkiraan Cuaca
EWS dilakukan dengan pencatatan data curah
hujan dan pengukuran ketinggian air sungai
yang dilakukan secara manual maupun
otomatis.
Data radar telah dimanfaatkan untuk peringatan
dini banjir, dengan melihat sebaran awan,
volume awan, jumlah potensi uap air dari awan,
prediksi intensitas dan tebal hujan, kecepatan
angin, arah angin dan sebagainya.
Mitigasi Bencana 2016

Empat Kunci EWS


1. Pengetahuan tentang risiko: Pengumpulan data
yang sistematis dan assessment risiko.
2. Pemantauan dan Layanan Peringatan:
Membangun pemantauan bahaya dan layanan
peringatan dini
3. Penyebarluasan dan komunikasi:
Mengkomunikasikan informasi risiko dan
peringatan dini
4. Kemampuan Merespon: Membangun
kemampuan respon nasional dan masyarakat
Mitigasi Bencana 2016

Kearifan Lokal Penanggulangan Banjir di


Jakarta
Dahulu Jakarta adalah tempat yang aman dari banjir,
dikarenakan banyak ditemukan daerah serapan air
yakni empang. Kondisi geografis yang menyebutkan
Jakarta adalah daerah yang landai, sehingga
membuat masyarakat (suku betawi asli) mencari cara
untuk menanggulanginya, yakni dengan bermata
pencaharian sebagai petani ikan (empang).
Pembangunan yang terpusat di ibu kota Jakarta dan
tidak mempertimbangkan keseimbangan alam,
nampaknya membuat alam marah dan berbalik
menyerang Jakarta sampai saat ini.
Mitigasi Bencana 2016

Case Study:
Bagaimana warga menghadapi
banjir selama ini?

Mitigasi Bencana 2016

Pengembangan Sistem Peringatan Dini


Banjir dalam Program DRR ACF

Sistem Monika
Sarana Pendukung
1. Pengeras Suara
2. Workshop

Mitigasi Bencana 2016

MONIKA
Monika ini system kerjanya melibatkan pemasangan
sensor air di bendungan.
Sensor ini berwarna biru, untuk mengetahui level
siaga (siaga empat hingga siaga satu). Informasi
akan masuk ke komputer yang akan mengirimkan
signal ke kelurahan, satlinmas dan media massa.
Pihak Kelurahan dan media massa dapat
mengirimkan nomor HP yang akan disimpan pada
data base Monika. Mereka selanjutnya akan
mendapatkan informasi mengenai ketinggian air
secara otomatis.
Mitigasi Bencana 2016

Sarana Pendukung
Pengeras Suara
Sarana pengeras suara juga dioperasikan
sebagai penunjang sistem untuk
menyampaikan himbauan dan pengumuman
kepada warga.
Melalui pengeras suara di masjid, warga akan
diberi tahu bahwa air sudah makin meninggi.
Karang taruna juga akan door to door untuk
mengajak warga mengungsi. Jadi kita bisa
siap-siapnya lebih lama.
Mitigasi Bencana 2016

Sarana Pendukung
Workshop
Workshop ini bertujuan:
Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bahaya banjir dengan membenahi
sistem peringatan dini yang ada.
Membuat suatu pedoman atau langkah-langkah
sistematis dalam mengantisipasi datangnya
bahaya banjir.
Menentukan srategi dalam pengambilan
keputusan kegiatan peringatan dini banjir.
Mitigasi Bencana 2016

CHAPTER 2
1. Pengenalan Tanah
Longsor :
Pengertian
Jenis jenis
Penyebab
Tanda Tanda Tanah Longsor
Klasifikasi Daerah Rawan
Longsor
2. Landslide Early
Warning System
3. Studi Kasus EWS Tanah
Longsor

Pengertian Tanah Longsor


Menurut BNBP :

Salah satu jenis gerakan massa tanah atau


batuan (campuran keduanya) menuruni atau
keluar lereng
Penurunan ini akibat terganggunya kestabilan
tanah atau batuan penyusun lereng
Penyebab ketidakstabilan tanah : sudut lereng,
air, beban, serta berat jenis tanah/batuan.
Mitigasi Bencana 2016

Jenis Longsoran
1. Longsoran Translasi :
Bergeraknya massa tanah
dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata
atau landai bergelombang

2. Longsoran rotasi :
Bergeraknya massa
tanah dan batuan pada
bidang gelincir berbentuk
cekung.
Mitigasi Bencana 2016

Jenis Longsoran
3. Pergerakan blok :
Perpindahan batuan yang
bergerak pada bidang
gelincir berbentuk rata.
Disebut juga longsoran
translasi blok batu.
4. Runtuhan batu :
Terjadi ketika sejumlah
besar batuan atau
material lain bergerak ke
bawah dengan cara jatuh
bebas.

Mitigasi Bencana 2016

Jenis Longsoran
5. Rayapan tanah :
Jenis tanah longsor yang
bergerak
lambat.
Jenis
tanahnya
berupa
butiran
kasar dan halus.
6. Aliran bahan rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi
ketika massa tanah bergerak
didorong oleh air. Aliran
tanah ini dapat menelan
korban cukup banyak.
Mitigasi Bencana 2016

Faktor Penyebab Tanah Longsor


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kemiringan lereng
Pelapukan dan iklim
Hujan dan kandungan air
Jenis tanah dan kepadatan
Batuan yang kurang kuat mudah lapuk
Vegetasi dan tata jenis lahan
Getaran gempa bumi, lalu lintas, kegiatan
mesin

Mitigasi Bencana 2016

Penyebab Tanah Longsor


7. Adanya beban tambahan yang overload
bangunan, kendaraan
8. Adanya material timbunan pada tebing
9. Geologi dan kestabilan lereng
10. Aktivitas penebangan pohon

Mitigasi Bencana 2016

Tanda Mulai Terjadi Tanah Longsor


a.Munculnya retakan-retakan di lereng
b. Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
c. Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
d.Jika musim hujan, biasanya air tergenang,
menjelang bencana itu, airnya langsung
hilang.
e. Pohon atau tiang listrik banyak yang miring.
f. Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.
Mitigasi Bencana 2016

Klasifikasi Daerah Rawan Longsor

Mitigasi Bencana 2016

Klasifikasi Daerah Rawan Longsor

Mitigasi Bencana 2016

Landslide Early Warning System


Komponen Dalam EWS :
Prediksi : harus dilakukan dengan ketepatan dan
diperlukan pengalaman
Interpretasi : menerjemahkan hasil pengamatan
Respon dan pengambilan keputusan: siapa yang
akan bertanggungjawab untuk mengambil
keputusan karena keputusan tersebut akan
mempengaruhi dampak.

Mitigasi Bencana 2016

Landslide Early Warning System


4 Kunci EWS
Pengetahuan tentang risiko: Pengumpulan data yang
sistematis dan assessment risiko.
Pemantauan dan Layanan Peringatan: Membangun
pemantauan bahaya dan layanan peringatan dini
Penyebarluasan dan komunikasi: Mengkomunikasikan
informasi risiko dan peringatan dini
Kemampuan Merespon: Membangun kemampuan
respon nasional danmasyarakat

Mitigasi Bencana 2016

Landslide Early Warning System


Acuan :
Memacu pada pergerakan tanah pada suatu wilayah
Memacu pada tinggi rendahnya curah hujan dalam
suatu wilayah

Mitigasi Bencana 2016

Landslide Early Warning System


Prinsip
Pergerakan tanah dipantau
dengan menggunakan tali atau
kawat yang terhubung pada 2
tiang
Satu tiang di letakkan pada tanah
yang berpotesi longsor , dan tiang
sirine diletakkan pada tanah yang
lebih stabil.
Ketika ada pergerakan tanah yang
gawat maka kawat akan tertarik
dan akan mengaktifkan saklar dan
berdampak pada berbunyinya
speaker/sirine sebagai tanda
siaga tanah longsor.
Mitigasi Bencana 2016

Landslide Early Warning System


Prinsip
Rain gouge dipasang pada atap
rumah
Kemudian dihubungkan dengan
selang ke penampung yang dapat
menampung hingga 800 milimeter
curah hujan.
Penampung berada didalam
rumah ketua RT selaku koor.
lapangan penanggulangan
bencana.
Ketika curah hujan tinggi atau
sesuai dengan parameter potensi
tanah longsor yang ditentukan
maka ketua RT dapat segera
memperingatkan warga untuk
menuju ketempat yang aman.

Mitigasi Bencana 2016

Landslide Early Warning System

Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor


Mitigasi Bencana 2016

Landslide Early Warning System


Penyampaian kepada masyarakat melalui 3 cara :
Pertama, suara dari sirene yang kemudian di tindak lanjuti oleh
RT untuk menyebar luaskan kepada masyarakat dan
pemerintah.
Kedua, bersarkan pantauan curah hujan yang ada di rumah RT
kemudian di sampaikan status kesiagaan ke pada masyarakat
dan pemerintah.
Ketiga, berdasarkan dari pemantauan kedua alat secara
bersamaan.

Mitigasi Bencana 2016

Landslide Early Warning System : Contoh Sistem

LEWS dengan Ekstensometer Manual


Dilengkapi dengan sirine, kompas, dan anglemeter

Made by :

Mitigasi Bencana 2016

Ekstensometer Manual
Tujuan
Mengidentifikasi adanya pergerakan tanah
yang berpotensi menyebabkan longsor, baik
pergerakan secara horizontal, maupun
diagonal
Mengetahui tingkat kemiringan pergerakan
tanah yang dapat dilihat dari anglemeter
Mengetahui arah pergerakan tanah yang
dapat dilihat pada arah wire nylon yang
melintang dibawah kompas
Memberikan tanda peringatan kepada
masyarakat sekitar lokasi pemasangan alat
akan adanya bahaya melalui sirine apabila
terjadi pergerakan tanah yang dianggap
cukup membahayakan
Mitigasi Bencana 2016

Ekstensometer Manual

Prinsip Kerja
Ada 2 tiang yang ditanam pada sisi yang berlawanan pada tebing. Jika muncul crack
dengan besar yang cukup signifikan, maka kawat akan menegang dan data logger
akan mengirimkan pesan untuk membunyikan sirine. Arah pergerakan direkam
dengan kompas, sedangkan anglemeter akan membaca kemiringan bidang geser
tanah. Alat ini bisa mendeteksi keretakan tanah mulai 1 mm besarnya.
Mitigasi Bencana 2016

LEWS Berbasis Accelerometer dan


Microcontroller

Mitigasi Bencana 2016

STUDI KASUS
Sistem Peringatan Dini Tanah
Longsor

Mitigasi Bencana 2016

Studi Kasus EWS Tanah Longsor

Mitigasi Bencana 2016

Studi Kasus EWS Tanah Longsor

Mitigasi Bencana 2016

Studi Kasus EWS Tanah Longsor


Penyelidikan :
1. Pengeboran untuk mengetahui struktur Geologi (sekitar 30 50 m)
2. Penyelidikan pernurunan permukaan tanah
3. Pengukuran muka air tanah untuk mengetahui hubungan antara
fluktuasi air tanah dengan curah hujan
4. Pengukuran curah hujan

Mitigasi Bencana 2016

Studi Kasus EWS Tanah Longsor


Tata Guna Lahan Penelitian
Tataguna lahan di daerah longsoran berupa persawahan dan di
bagian hulu berupa permukiman
Air yang terus menerus tertahan di persawahan berakibat pada
bertambahnya intensitas air yang masuk ke dalam tanah.
Kondisi seperti ini akan menurunkan kuat geser tanah secara
signifikan dan meningkatkan beban lereng
Penyebab Longsor :
Curah hujan yang tinggi
Persawahan/ tata guna lahan
Gempa bumi (pada tahun 2007 pernah ada gempa di Situbondo)
Mitigasi Bencana 2016

Studi Kasus EWS Tanah Longsor

Kemudian, dianalisa stabilitas lerengnya.


Perhitungan stabilitas lereng adalah menggunakan data ketinggian
muka air tanah
Lalu dibuat peta penyebaran daerah rawan longor,
Disosialisaikan kepada penduduk beserta dengan bahanya

Mitigasi Bencana 2016

Studi Kasus EWS Tanah Longsor


Hasil Perhitungan dengan Program Slope/W

Mitigasi Bencana 2016

Studi Kasus EWS Tanah Longsor


Peta Daerah Rawan Bencana

Mitigasi Bencana 2016

Studi Kasus : Kesimpulan

Litologi daerah penelitian tersusun dari endapan yang sebagian


besar sudah mengalami pelapukan dengan ketebalan mencapai
20 30 meter
Morfologi lereng di daerah penelitian antara 20 - 25, dengan
penggunaan lahan pada lereng sebagai persawahan yang selalu
ditanami tanaman musiman.
Pemahaman masyarakat tentang bencana longsor di daerah
penelitian adalah rata-rata masih rendah
Pemahaman masyarakat terhadap sistem peringatan dini adalah
sangat rendah 16%, rendah 32%, sedang 16%, tinggi 28% dan
sangat tinggi sebesar 8%
Jenis gerakan tanah yang terjadi di daerah penelitian adalah
longsoran (slides)
Mitigasi Bencana 2016

Studi Kasus : Kesimpulan

Bila terjadi longsoran, meterial longsor akan langsung jatuh ke


sungai dan dapat menjadi bendung alam dengan kemungkinan
terjadinya banjir bandang
Penanganan yang dilakukan adalah dengan pendekatan sistem
peringatan dini berupa extensometer otomatis, tiltmeter, dan
pengukur curah hujan
Alat-alat pemantau gerakan tanah harus dihubungkan dengan sirine.
Jika sirine berbunyi, seluruh warga Dusun Lucu Palongan dan
masyarakat yang berada di dalam blok longsoran akan mendengar
bunyi sirine tersebut, masyarakat harus segera meninggalkan blok
longsoran.
Informasi terjadinya longsoran harus secepat mungkin dapat sampai
ke warga Dusun Bretan dan Batuampar. Setelah mendapatkan
informasi, warga harus segera mengungsi.
Mitigasi Bencana 2016

CHAPTER 3

Kearifan Lokal
Masyarakat Terkait
Mitigasi Bencana Banjir
& Tanah Longsor

Contoh Kearifan Lokal : Masyarakat Baduy


Prinsip Utama :
Memegang prinsip pikeukeuh
Bunyinya Gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang
dirusak. Garangan teu meunang dirempak, buyut teu
meunang dirobah. Lojor teu meunang dipotong, pondok teu
meunang disambung
Seluruh gerak geriknya berpedoman pada buyut karuhun,

Mitigasi Bencana 2016

Contoh Kearifan Lokal : Masyarakat Baduy


Bentuk pikukuh karuhun yang ada :
Dilarang mengubah jalan air
Dilarang mengubah bentuk tanah
Dilarang masuk hutan titipan (leuweung titipan) untuk menebang
pohon, membuka ladang, atau mengambil hasil hutan
Dilarang menggunakan teknologi kimia
Dilarang menanam tanaman budi daya perkebunan
Dilarang memelihara binatang ternak berkaki empat
Dilarang berladang sembarangan
Dilarang menggunakan sembarang pakaian
Dilarang Membuang sampah sembarangan
Dilarang membangun bangunan tanpa seizin ketua adat
Mitigasi Bencana 2016

Contoh Kearifan Lokal : Masyarakat Baduy


Desain Rumah :

Atap terbuat dari daun aren (kirey) dan ijuk


Tiang terbuat dari kayu mahoni
Dinding rumah terbuat dari bambu (dalam bentuk
anyaman)
Rumahnya panggung
Tidak boleh meratakan tanah (jika tanah nya miring)
Peletakan lumbung padi terpisah dari rumah utama

Mitigasi Bencana 2016

Contoh Kearifan Lokal : Masyarakat Baduy

Mitigasi Bencana 2016

TERIMAKASIH

You might also like