Professional Documents
Culture Documents
Pengelolaan Diabetes
Mellitus
Ilustrasi kasus 1
Siti, (45 tahun) seorang pemilik pabrik makanan home
industri. Dengan seorang suami PNS mapan dan dua
orang anak yang sudah mulai kuliah di Kedokteran.
Siti didiagnosis NIDDM sejak setahun yang lalu.
Siti sepenuhnya memahami informasi tentang DM dan
tercatat sebagai anggota perkumpulan penderita DM di
wilayahnya.
Dia bertekad untuk sembuh dan bisa mengontrol kadar
gula darahnya dengan baik.
Ilustrasi kasus 2
Siti, (45 tahun) seorang pekerja pabrik makanan home industri. Dengan
seorang suami bekerja sebagai tukang bangunan dan dua orang anak
yang sudah lulus SMA yg sudah bekerja. Seorang anak bekerja
membantu bapaknya sebagai Buruh bangunan dan seorang lagi sebagai
tehnisi bengkel motor.
Keadaan Sosek biasa saja. Cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan
mempunyai rumah permanen dan dua buah sepeda motor untuk
aktivitas sehari-hari.
Siti didiagnosis NIDDM sejak setahun lalu. Siti sepenuhnya memahami
informasi tentang DM dan tercatat sebagai anggota perkumpulan
penderita DM di wilayahnya.
Dia bertekad untuk sembuh dan bisa mengontrol kadar gula darahnya
dengan baik.
Pendahuluan
Tingkat Kemampuan: ( Permenkes no. 5 / 2014 )
a. Diabetes Melitus tipe 1 = 4A
b. Diabetes Melitus tipe 2 = 4A
c. Diabetes melitus tipe lain (intoleransi glukosa akibat penyakit
lain atau obat-obatan) = 3A
Self-Management
Glukometer
Sensitifitas dan spesifitas
Pengambilan sampel false + / Kalibrasi....?
Penatalaksanaan
Level
4A
PASAL 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan
mempergunakan seluruh keilmuan dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang
ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan
pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien
kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
PASAL 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih
pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya atau berdasarkan
prosedur yang etis.
Self-management
Self-Management
Kemampuan individu untuk mendeteksi dan mengelola gejala,
pengobatan , menerima konsekuensi fisik dan psikososial dan
perubahan gaya hidup yang melekat dalam pasien dengan penyakit
kronis.
Sebagai wujud penghormatan terhadap preferensi pasien.
Kesempatan untuk manajemen penyakit yang lebih baik dengan
pemantauan fisiologis lebih sering dan menambah informasi untuk
kepentingan penyesuaian terapi.
Meningkatkan kualitas hidup dengan deteksi dini kemungkinan
komplikasi penyakit.
Potensi penghematan anggaran negara dan masyarakat yang
signifikan.
Self management
Kepatuhan akan terapi yang telah ditetapkan ?
Contoh :
dosis Insulin / OHO dinaikkan ketika penderita merasa sudah
makan berlebih.
Tidak minum obat ketika tidak merasakan keluhan
Permasalahan
Bagaimana menilai kapasiti dari pasien atau keluarga ?
Apa tolok ukurnya..?
Pada tindakan medis tertentu (misal : Injeksi Insulin ) ,
pasien dan atau keluarganya mungkin mempunyai
kapasiti untuk melakukannya. Namun, apakah
mempunyai kompetensi (legalitas) ?
Apabila tidak mempunyai legalitas, siapakah yang harus
bertanggungjawab apabila terjadi adverse event pada
pasien ? ( misal : hipoglikemi , Abses sub kutan akibat
jarum yang tidak steril dll).
Konsensus DM Perkeni ?
Dimensi Pasien
Dimensi Klinik
Indikasi Medik -> Evidence Based Medicine
Kualitas Hidup -> Activity Daily Living,
vegetative state dll
Dimensi Etik dan Medikolegal
Preferensi Pasien / otonomi pasien->
Informed consent / refusal, confidentiality,
rekam medik dll
Dimensi Sosial
Jonsen, Siegler, Winslade, 2006 ( dg
modifikasi )
Faktor Kontekstual -> budaya,
sosial
Indikasi Medik
Kualitas hidup
Preferensi
Pasien
Keputusan
Klinik
Faktor
Kontekstual
Dilema Etik
Adalah suatu situasi yang memerlukan keputusan
dari dua alternatif yang sama-sama tidak
menyenangkan atau berselisihan
Dilema etik timbul ketika tidak ada alternatif lain
yang bisa dilakukan
Banyak keputusan di bidang pelayanan kesehatan
( terutama pada kasus kegawatdaruratan ) yang
mengandung dilema etik.
Preferensi pasien dan faktor kontekstual dipakai
sebagai senjata untuk mengakhiri hubungan
Dokter Pasien.
Permenkes
Pilihan sulit ?
Pencegahan Fraud
KODEKI
Kep
KKI
UU RS
17/2006
Hindari pelanggaran
KUHPer Disiplin dan hukum KUHP
UU kes 2009
UUPK
PASAL 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam
berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan
berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat
menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan
dalam karakter atau kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan.
PASAL 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hakpasien, teman sejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta Wajib menjaga
kepercayaan pasien.
PASAL 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan
para pejabat lintas sektoral di bidang
kesehatan, bidang lainnya dan
masyarakat, wajib saling menghormati.
PASAL 20
Setiap dokter wajib selalu memelihara
kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan
baik.
PASAL 21
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/ kesehatan.