You are on page 1of 40

Terapi medikamentosa topikal pada

penyakit kulit dan kelamin


Ario Agung Waranto
Endah Risky Gustiyanti
Imam Kusuma
Kus Indah Setia Dewi
Dosen pembimbing :
dr. Catur setiya
Fakultas kedokteran
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
2012

Fungsi kulit :
perlindungan,
pengaturan suhu,
penghantaran
sensasi, dan respons
imun.

Kulit

terdiri atas
epidermis dan dermis
di bawahnya
mencakup jaringan
lunak yang berada di
bawah dermis karena
letaknya yang
berdekatan dan
cenderung bereaksi
sebagai satu

Proses penyerapan obat

Lag phase: di atas kulit, di darah (-)


Rising: di str.korneum ke kapiler dermis darah (+)
Falling: obat habis di str. korneum berkurang

Penghantaran Obat Pada Penyakit


Dermatologis

Zat Pembawa
- monofase
- dwifase
- trifase

Zat Pembawa Topikal

Antibakteri Topikal

Manfaat
Mencegah timbulnya infeksi pada luka bersih
Sebagai terapi dini pada dermatosis dan luka yang
terinfeksi
menurunkan kolonisasi stafilokokus di nares
deodorisasi aksila
tatalaksana akne vulgaris

Basitrasin
aktif terhadap berbagai organism gram-positif
dasar salep atau dalam kombinasi dengan neomisin,
polimiksin B, atau keduanya
Resistensi mikroba timbul akibat penggunaan jangka
panjang
jarang menimbulkan toksisitas sistemik

Gramisidin
kombinasi dengan antibiotik lain seperti neomisin,
polimiksin, basitrasin, dan nistatin
tersedia hanya penggunaan topikal

Mupirosin
efektif terapi impertigo (S aureus dan streptokokus betahemolitikus grup A)
Mupirosin intranasal (salep bactroban Nasal) dapat
menimbulkan iritasi membrane mukosa
tidak terlalu diserap secara sistematik

Polimiksin B Sulfat
efektif terhadap organism gram-negatif
Sediaan topikal dapat dibuat dalam bentuk solusio atau
salep
dosis harian total dioleskan pada kulit yang terbuka atau
luka terbuka tidak boleh melebihi 200 mg

Neomisin
aktif terhadap organism gram-negatif
Penggunaan neomisin topikal jarang membuat kadarnya
terdeteksi dalam serum.
Neomisin seringkali menimbulkan sensitasi
Neomisin tersedia dalam berbagai macam sediaan
topical, baik sendiri maupun dalam kombinasi dengan
polimiksin, basitrasin, dan antibiotik lainnya

Gentamisin
menunjukkan aktivitas yang lebih kuat terhadap P
aeruginosa daripada neomisin
aktif terhadap stafilokokus dan streptokokus betahemolitikus grup A
Hati-hati penggunaan pada pasien gagal ginjal

Antibiotik Topikal Akne

tepat digunakan pada kasus akne inflamatorik ringan


hingga sedang

Klindamisin
in vitro terhadap Propionibacterium acnes
Sediaan hidroalkoholik menimbulkan iritasi kulit
tersedia dalam gel topical kombinasi tetap dengan
benzoil peroksida

Eritromisin
Reaksi simpang setempat terhadap larutan eritromisin
meliputi iritasi kulit.
Gel topikal berbahan dasar air tidak terlalu
mengeringkan
Eritromisin tersedia dalam sediaan kombinasi tetap
dengan benzoil peroksida (Benzamycin) untuk terapi
topical akne vulgaris

Metronidazol
efektif dalam terapi akne rosasea
Efek samping setempat akibat sediaan gel berbahan dasar
air (Metrogel) meliputi iritasi kulit

Natrium Sulfasetamid
losion 10% (Klaron) dan sebagai obat cuci 10% (Ovace)
pada beberapa sediaan dalam kombinasi dengan sulfur
untuk terapi akne vulgaris dan akne rosasea
Sekitar 4% yang digunakan secara topical diserap
secara perkutaneus
dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki
hipersensitivitas terhadap sulfonamide.

Antijamur Topikal

Terapi infeksi jamur superficial yang disebabkan oleh jamur


dermatofitik
agen antijamur topical: klotrimazol, mikonazol, ekonazol,
ketokonazol, oksikonazol, sulkonazol, sikloproks olamin,
naftifin, terbinafin, butenafin, dan tolnaftat
menggunakan agen oral: griseofulvin, terbinafin,
ketokonazol, flukonazol, dan itrakonazol.

Turunan Azol topical


Imidazol topical: kotrimazol, ekonazol, ketokonazol,
mikonazol, oksikonazol, dan sulkonazol >> memiliki
aktifitas yang luas terhadap dermatofit (epidermofiton,
mikrodsporum, dan trikofiton) serta ragi, termasuk
candida albicans dan pityrosporum orbiculare.

Mikonazol (Monistat, Micatin) bentuk krem/losion >>


penggunaan topical dan sebagai krem vaginal dan
supositoria >> digunakan pada kandidiasis vulvovaginal
Klotrimazol (Lotrimin, Mycelex) bentuk krem/losion untuk
penggunaan topical pada kulit dan sebagai krem serta
tablet vaginal untuk digunakan dalam kandidiasis
vulvovaginal

Ekonazol (Spectazole) tersedia bentuk krem untuk terapi


topical dermatofitosis dan kandidiasis, bentuk sampo untuk
terapi dermatitis seboroik.
Sulkonazol (Exelderm) tersedia dalam bentuk krem atau
solusio.
kombinasi anti jamur-kortikosteroid topical yang lebih cepat
memberikan perbaikan simtomatik >> Krem klotrimazolbetametason dipropionit (Lotrisone)

Pemberiannya sekali atau dua kali sehari pada daerah yang


megalami
menyembuhkan infeksi dermatofit superficial dalam 2-3
minggu, meskipun obat sebaiknya terus diberikan sampai
terbukti terjadi eradikasi organism

Siklopiroks Olamin
agen antimikotik sintetik spectrum luas dengan aktivitas
inhibitorik terhadap dermatofit, spesies kandida, dan P
orbiculare
Siklopiroks olamin 8% topical (kutek kuku Penlac) telah
disetujui untuk terapi onkomikosis ringan hingga sedang
pada kuku jari tangan dan kaki

Alilamin:
Naftitin & Terbnafin
Naftifin hidroklorida dan terbenafin (Lamisil) merupakan
alilamin sangat aktif terhadap ragi
tersedia krem 1% diberikan sebanyak dua kali sehari.
Reaksi simpangnya meliputi iritasi setempat, sensasi
terbakar, dan eritema

Butenafin
Butenafin hidroklorida (mentax) adalah benzilamin yang
secara structural terkait dengan alilamin
tersedia krem 1% untuk diberikan sekali sehari pada
terapi dermatofitosis.

Tolnaftat
senyawa antijamur sintetik yang efektif secara topical
terhadap infeksi dermatofit yang disebabkan :
epidermofiton, mikrosporum, dan trikofiton
tersedia krem, solusio, bubuk, atau aerosol bubuk untuk
digunakan dua kali sehari pada area yang terinfeksi.

Nistatin
bermanfaat pada terapi topical infeksi c albicans tapi
tidak efektif terhadap dermatofit
Dosis nistatin sediaan topical yang dianjurkan dalam
mengobati kandidiasis intertriginosa dan paronkial
adalah dua atau tiga kali sehari.
Kandidiasis oral (thrush) diobati dengan menahan
nistatin suspensi oral sebanyak 5 ml (bayi, 2 ml) dalam
mulut selama beberapa menit empat kali sehari
sebelum ditelan.

Amfoterisin B (fungizone)
tersedia penggunaan topical dalam bentuk krem dan
losion
Dosis yang dianjurkan dalam terapi kandidiasis
paronikial dan intertriginosa adalah dua hingga empat
kali sehari pada area yang terinfeksi

Agen Antiviral Topikal

analog sintetik guanine dengan aktivitas inhibitorik


terhadap anggota famili herpesvirus
Asiklovir
Valasiklovir
Pensiklovir

Asiklovir topical (zovirax) tersedia sebagai salep 5%


pensiklovir topical (Denavir) tersedia sebagai krem 1%
Reaksi simpang setempat terhadap asiklovir dan pensiklovir
: pruritus dan nyeri ringan dengan rasa tersengat atau
terbakar sementara

Kortikosteroid

Faktor-faktor yang meningkatkan absorpsi sistemik


banyaknya steroid yang digunakan
luas daerah yang diobati
frekuensi penggunaan
lama peng-obatan
potensi obat
penggunaan oklusi

Macam-Macam Obat Pada Penyakit Kelamin

Trikomoniasis
Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hydrogen
peroksida 1-2% dan larutan asam laktat 4%.
Bahan berupa supositoria, bubk yang bersifat
trikomonosidal.
Jel dan krim, yang berisi zat trikomonosidal.

Vaginosis bakterial
obat pilihan penisilin (prokain dalam akua, prokain
dalam minyak, benzitin)

Limfogranuloma venerium
kombinasi sulfa metoksazol dan trimetoprim lebih poten.
1 tablet terdiri atas 400 mg sulfa metoksazol dan 80 mg
trimetoprim diberikan terus menerus hingga sembuh.
Lama penyembuhan pada sindrom inguinal antara 1-5
minggu bergantung pada berat ringanya penyakit

Ulkus Mole
Sulfonamide
Streptomisin
Penisilin
Kanamisin
Eritromisin
Tertrasiklin
Kuinolon

Infeksi Gonokokus
Pengobatan terdiri atas sefrtriakson 125 mg i.m dosis
tunggal ditambah doksisiklin 100 mg p.o dua kali selama
7 hari
Pada remaja seftriakson 1 g i.m atau i.v tiap 24 jam
selama 2 hari, diikuti sefiksim 400 mg p.o 2 kali sehari
selama 5 hari
Padaanak bb<45 pon adalah 50mg/kg dg dosis
maksimum 1 g. Sefotaksim 25mg/kg i.v atau i.m setiap
12 jam
Pada bayi seftriakson 25 50 mb/kg/hari i.v atau i.m
sebagai dosis tunggal sekali selama 7 hari

PRINSIP PENGOBATAN
PENYAKIT KULIT

KERINGKAN YANG BASAH


BASAHKAN YANG KERING

Kesimpulan

Prisnsip farmakokinetik umum yang mengatur penggunaan


semua obat yang dioleskan ke kulit pada dasarnya sama
dengan prinsip farmakokinetik yang berlaku untuk obatobat yang diberikan melalui jalur lain. Meskipun sering kali
digambarkan sebagai struktur sederhana dengan tiga
lapisan, kulit manusia merupakan serangkaian sawar difusi
yang rumit. Pengukuran aliran obat serta vehiukulumnya
yang mengalir melalui sawar-sawar ini menjadi dasar bagi
analisis farmakokinetik terapi dermatologic, dan teknik
yang digunakan untuk melakukan pengukuran tersebut

Saran

Jangan anggap remeh penyakit kulit yang anda alami


Segera hubungi dokter spesialis jika anda memiliki kelainan
pada kulit anda
Jagalah selalu kulit anda

Thanks for your attention


Welcome your questions,
suggestions, and comments
I hear, I know
I see, I remember
I do, I understand

You might also like