You are on page 1of 25

Insisi Abses Peritonsil

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH MALANG
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI
2016

Definisi
Abses peritonsil sering disebut sebagai
Peritonsillar Abscess (PTA) atau Quinsy adalah
suatu rongga yang berisi nanah didalam jaringan
peritonsil yang terbentuk sebagai hasil dari
tonsillitis supuratif.

Etiologi

Aerobik

Anaerobik

Virus

Streptococcus
pyogenes (Group A
Beta-hemolitik
streptoccus)

Fusobacterium

Epstein-Barr

Staphylococcusaureus

Prevotella

Haemophilus
influenzae

Porphyromonas

influenza A dan B

Peptostreptococcus

herpes simplex

adenovirus

parainfluenza

Patofisiologi
Tonsilitis akut
berulang
Infeksi menembus kapsul tonsil,
biasanya dikutub atas dan meluas
keruang jaringan ikat

Penumpukan pus

Gejala Klinik
Tonsil tampak bengkak, hiperemi, dangan
atau tanpa detritus

Terdapat pendorongan tonsil ke arah medial


Demam
Disfagia
Odinofagia
Trismus

Anamnesis
Riwayat pasien mengalami nyeri pada
tenggorokan

Riwayat adanya faringitis akut


Tonsilitis
Rasa kurang nyaman pada pharingeal
unilateral

Pemeriksaan Fisik
Tonsilitis akut dengan asimetri faring
Pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar
regional

Kavum oral didapatkan hiperemis


Tonsil hiperemis
Eksudasi
Detritus dan terdorong ke arah tengah,
depan, dan bawah

Uvula bengkak dan terdorong ke sisi


kontralateral

Abses peritonsil biasanya unilateral


Edema dari palatum mole dan penonjolan
jaringan dari garis tengah

Asimetri palatum mole


Palpasi palatum mole teraba fluktuasi

Pemeriksaan Penunjang
Aspirasi jarum (needle aspration)
Computerized tomography (CT scan)
USG

Terapi
Pemberian antibiotika dosis tinggi dan obat
simtomatik.

Pungsi dan aspirasi disertai antibiotik parenteral.


Insisi dan mengeluarkan nanah disertai pemberian
antibiotika secara parenteral atau peroral.

Segera tonsilektomi disertai pemberianantibiotika


parenteral.

Pemberian steroid

Teknik aspirasi
Tindakan dilakukan menggunakan spuit 10ml, dan
jarum no.18 setelah pemberian anestesi topikal
(misalnya xylocain spray) dan infiltrasi anestesi
lokal (misalnya lidokain).

Lokasi aspirasi pertama adalah pada titik atau


daerah paling berfluktuasi atau pada tempat
pembengkakan maksimum.

Bila tidak ditemukan pus, aspirasi kedua dapat


dilakukan 1 cm di bawahnya atau bagian tengah
tonsil.

Insisi abses peritonsil

Teknik insisi
Pasien sadar posisi duduk anestesi lokal pada cabang tonsilar
dari n. Glosofaringeus

Px anestesi umum, posisi kepala lebih rendah trendelenberg


menggunakan ETT

Anestesi topikal dapat berupa xylocaine spray atau


menggunakan lidokain 4-5% atau tetrakain 2%

Menggunakan pisau skalpel no.11


Insisi diperdalam dengan klem dan pus yang keluar langsung
dihisap dengan menggunakan alat penghisap

kemudian disuruh berkumur dengan antiseptik dan diberi terapi


antibiotika

Pus yang keluar juga sebaiknya diperiksakan untuk tes kultur


dan sensitifitas, biasanya diambil saat aspirasi (diagnosis)

Komplikasi
Abses pecah spontan, mengakibatkan
perdarahan, aspirasi paru, atau piemia.

Penjalaran infeksi dan abses ke daerah


parafaring, sehingga terjadi abses
parafaring

Bila terjadi penjalaran ke daerah


intrakranial, dapat mengakibatkan
thrombus sinus kavernosus, meningitis,
dan abses otak

Prognosis
Abses peritonsil merupakan penyakit
yang jarang menyebabkan kematian
kecuali jika terjadi komplikasi berupa
abses pecah spontan dan menyebabkan
aspirasi ke paru. Selain itu komplikasi ke
intrakranial juga dapat membahayakan
nyawa pasien.

TERIMA KASIH

Daftar Pustaka
Tim FK UI. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Edisi
7. Penerbit: FK UI, Jakarta.

Mansjoer, Arief dkk. 2001. Kapita Selekta


Kedokteran II. Jakarta. Media Aesculapius.

Gosselin, Peritonsillar abcess. Medscape


www.entusa.com/quinsy.htm

You might also like