Professional Documents
Culture Documents
Dalam Belajar
Mutrarsi
2014
Belajar
Beban
Tekanan
Fisik/Psikologis
Kesempatan
Syukur Alhamdulilah
Suatu yang didamba
Tujuan
Membentuk persepsi; Belajar
= ibadah wajib
= mengasikkan kepuasan
= seni berkembang luwes terarah pola
= stresor stres positif
Meningkatkan motivasi
Analisa sistem
Kegiatan belajar
INPUT
PROSES
OUTPUT
BELAJAR:
INPUT : F . YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR
PROSES: BAGAIMANA BELAJAR BERLANGSUNG DAN PRINSIP APA
YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR
OUTPUT: HASIL BELAJAR BERKAITAN DENGAN TUHUAN PENDIDIKAN
Kesulitan Belajar
Bila seseorang mendapat kesulitan perubahan
tingkah laku yang diinginkan, meskipun telah
melakukan latihan. (Ghozali, 1983)
Kondisi anak dengan intelegensia rata-rata yang
mengalami keterlambatan membaca minimal 1
tahun dibawah kelompok sebaya (Silver&Hagin
sit Dwijo Saputro)
Kondisi dimana anak mengalami integensi
normal, mengalami kegagalan dalam belajar
(Clement sit Dwijo Saputro)
Faktor
Instrumental
Hardware
Software
Proses Belajar
Mengajar
Kondisi Individu
Fisiologik
Psikologik
Output
S
U
K
A
R
B
E
L
A
J
A
R
PENGERTIAN
LUAR
FASILITAS
SUASANA LINGKUNGAN
DALAM
FISIK
-PENDENGARAN
-PENGLIHATAN
-KELEMAHAN UMUM
-KERUSAKAN OTAK
PSIKIK
EMOSI
MOTIVASI
INSTRINSIK
MENUMBUHKAN
-KELOMPOK TERPILIH
EXT. -HARAPAN PRIBADI/ ORANG TUA
-HUBUNGAN AKRAB (AMAN,
DITERIMA, DIMILIKI)
-RENCANA KEGIATAN INTENSIF
KARAKTERISTIK PERILAKU
INDIVIDU DG CARA BELAJAR
KINESTETIK
KARAKTERISTIK PERILAKU
INDIVIDU DG CARA BELAJAR
AUDITORIAL
Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorik yg baik ditandai
dengan ciri perilaku sebagai berikut:
KARAKTERISTIK PERILAKU
INDIVIDU DG CARA BELAJAR
VISUAL
Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yg baik
ditandai dengan ciri perilaku sebagai berikut:
cepat
encana jangka pendek dengan baik
ampilan
ngat apa yang dilihat daripada yang didengar
berdasar asosiasi visual
an mengeja huruf dengan baik
dah terganggu oleh keributan/suara berisik
ar
Mengatasi stress
Pelihara kesehatan
Merencanakan kegiatan identifikasi situasi
yang penuh stress
Hindari beberapa keputusan besar sekaligus
Mengubah yang bisa diubah, menerima yang
tak dapat diubah
Berbuat sesuai minat dan kemampuan
Berpikir positif, jangan berharap selalu
sempurna
Melakukan peregangan
Tertawa
Tarik nafas panjang
Dengarkan musik
Nikmati matahari
Melakukan keheningan, misal jam
Latihan angkat bahu
LAMPIRAN
STRESOR
STRESOR
FISIK
BIOLOGIK
SOSIAL
PSIKOLOGIK
STRESOR FISIK-BIOLOGIK
DINGIN, PANAS, BISING, INFEKSI, NYERI, PUKULAN,
LUKA, DAN SEBAGAINYA
STRESOR PSIKOLOGIK
TAKUT, SITUASI BAHAYA, KESEPIAN, KEKECEWAAN,
PATAH HATI, JATUH CINTA, MARAH, JENGKEL,
CEMBURU, IRI HATI, DAN SEBAGAINYA
STRESOR SOSIAL BUDAYA
MENGANGGUR, KONDISI RUMAH BURUK,
KETERASINGAN, CERAI, KENA PHK, PERSELISIHAN
DGN ATASAN, PENSIUN, PROMOSI JABATAN,
TRANSMIGRASI, BERHUTANG, PERKARA HUKUM,
DAN SEBAGAINYA. PEMISAHAN BERSIFAT
ARBITRER (DIBUAT)
EFEK
STRESOR
POSITIF
NEGATIF
STRESOR AKUT
KEMATIAN;KEBAKARAN
CEPAT
MENDADAK
TAK DAPAT DIKONTROL/DIRAMALKAN
TAK DIINGINKAN
DEPRESI KECEMASAN
STRESOR KRONIS
KEMISKINAN;
KETIDAKSESUAIAN SUAMI ISTRI,
PENOLAKAN DALAM KELUARGA
SKOZOFRENIA, GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH
(WHEATON 1983)
STRESOR
MEMPUNYAI POTENSI MENIMBULKAN EFEK
PSIKOLOGIS, BILA:
BERAT
MULTIPEL
TAK DIINGINI
TAK NORMATIF
TAK BISA DIKONTROL
TAK DIRAMALKAN INDIVIDU
MENGANCAM KESEJAHTERAAN ATAU INTEGRITAS
SESEORANG
STRESOR BEROPERASI SECARA KOMULATIF DAN
INTEGRATIF
STRESOR STRES
PERKEMBANGAN MASA ANAK
LINGKUNGAN
TINGKAT PENDIDIKAN
STRESOR
DIATASI DENGAN
ADAPTASI ASIMILASI AKOMODASI
ADAPTASI: KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI
TERHADAP LINGKUNGANNYA
ASSIMILASI: MENGAMBIL PENGALAMAN BARU
MELALUI SISTEM PENGETAHUAN
AKOMODASI: PENYESUAIAN SISTEM
PENGETAHUAN SESEORANG TERHADAP
KEBUTUHAN KENYATAAN LINGKUNGAN
STRES ADALAH
REAKSI NON SPESIFIK SESEORANG
TERHADAP SUATU STRESOR BAIK
STRESOR FISIK, PSIKIS (EMOSIONAL),
SOSIO KULTURAL. DAPAT BERASAL DARI
DALAM TUBUH MAUPUN LUAR TUBUH. DI
MANA STRESOR ITU AKAN MENGHASILKAN
ATAU MENDAPAT JAWABAN DARI MANUSIA
BERUPA SERANGKAIAN REAKSI FISIOLOGIK
YANG DISEBUT SINDROM ADAPTASI UMUM
(SELYE 82)
SYARAT STRESS
GANGGUAN JIWA
TAHAPAN STRESS
STRESS TINGKAT 1
PALING RINGAN
SEMANGAT BESAR
PENGLIHATAN LEBIH TAJAM DARI BIASANYA
TAMPAK ENERGIK DAN GUGUP BERLEBIHAN
KEMAMPUAN MENYELESAIKAN PEKERJAAN
LEBIH DARI BIASANYA
TAHAP MENYENANGKAN TANPA SADAR
CADANGAN ENERGIK SEDANG MENIPIS
STRESS TINGKAT II
DAMPAK MENYENANGKAN MULAI HILANG
CADANGAN ENERGIK TIDAK CUKUP
KELUHAN:
SUPLAY ENERGI
STRESS TINGKAT IV
KEADAAN LEBIH BURUK
CIRI:
UNTUK BISA BERTAHAN SEPANJANG HARI TERASA
SANGAT SULIT
KEGIATAN SEMULA MENYENANGKAN KINI TERASA SULIT
KEMAMPUAN MENANGGAPI SITUASI, PERGAULAN SOSIAL,
KEGIATAN RUTIN TERASA BERAT/HILANG
TIDUR MAKIN SUKAR, MIMPI MENEGANGKAN, SERING
TERBANGUN DINI HARI
PERASAAN NEGAVISTIK
KEMAMPUAN KONSENTRASI TURUN TAJAM
PERASAAN TAKUT YANG TIDAK DAPAT DIJELASKAN, TIDAK
MENGERTI, MENGAPA
STRESS TINGKAT V
LEBIH DALAM DARIPADA TAHAP IV
CIRI:
KELETIHAN YG MENDALAM (PHISICAL AND
PSYCHOLOGICAL EXHOUSTION)
PEKERJAAN SEDERHANA SAJA TERASA KURANG
MAMPU
GANGGUAN PENCERNAAN LEBIH SERING
PERASAAN TAKUT MAKIN MENJADI, MIRIP PANIK
STRESS TINGKAT VI
TAHAPAN PUNCAK GAWAT DARURAT
UGD
B. DAPATNYA DIKENDALIKAN
(CONTROLLABILITY)
Semakin suatu peristiwa tampaknya tidak dapat
dikendalikan semakin besar kemungkinannya
dianggap stres
C. DAPATNYA DIPERKIRAKAN (PREDICTABILIY)
Mampu memprediksi kejadian suatu peristiwa
stress walaupun individu tidak dapat
mengendalikannya biasanya menurunkan
keparahan stres
D. GANGGUAN KOGNITIF
Gangguan kognitif ini berasal dari dua
sumber. Tingkat rangsangan emosional
yang
tinggi
dapat
mengganggu
pengolahan informasi di pikiran Sehingga
semakin
cemas,
marah
atau
terdepresinya kita setelah suatu stressor,
semakin kemungkinan kita mengalami
gangguan kognitif
BAGAIMANA STRES
MEMPENGARUHI KESEHATAN
A. JALUR LANGSUNG
Respon fisiologis tubuh saat menghadapi
suatu stressor mungkin memiliki efek
negatif dan langsung pada kesehatan
fisik jika respon ini dipertahankan secara
kronis
B. SISTEM KEKEBALAN
Sistem kekebalan tubuh dipengaruhi oleh stres dan
variabel psikologis lain
Sistem kekebalan dengan menggunakan sel khusus yang
dinamakan limfosit, melindungi tubuh dari penyakit
infeksi, alergi, kanker dan gangguan autoimun
C. JALUR INTERAKTIF
Sering dinamakan model kerentanan stres atau model
diatesis stres
Kerentanan menjadikan individu peka terhadap gangguan
tertentu, tetapi hanya terjadi jika ia menemukan stres
sehingga gangguan benar-benar berkembang
B. TEORI PERILAKU
Sementara Freud memandang konflik bawah
sadar sebagai sumber internal respon stres, ahli
behaviorus telah memfokuskan pada cara
dimana individu belajar mengasosiasikan respon
stres dengan situasi tertentu
C. GAYA KEPRIBADIAN
1. Ketabahan hati, adalah orang yang paling tahan
terhadap stres, yang tidak mengalami gangguan
fisik atau emosional walaupun menghadapi
peristiwa stres berat
KECAKAPAN MENANGGULANGI
MASALAH
A. STRATEGI TERFOKUS MASALAH
Strategi untuk memecahkan masalah seperti
menentukan masalah, menciptakan
pemecahan alternatif, menimbang alternatif
berkaitan dengan biaya dan manfaat, memilih
salah satunya dan mengimplementasikan
alternatif yang dipilih
Orang yang cenderung menggunakan strategi
terfokus masalah dalam situasi stres
menunjukkan tingkat depresi yang lebih rendah
baik selama dan setelah situasi stres
2. Rasionalisasi
Motif yang dapat diterima secara logika atau sosial
yang kita lakukan sedemikian rupa serhingga
kita tampaknya bertindak secara rasional
3. Pembentukan reaksi
Sebagian individu dapat mengungkapkan suatu
motif bagi dirinya sendiri dengan memberikan
ekspresi kuat pada motif yang berlawanan
4. Proyeksi
Melindungi kita dari mengetahui kualitas diri kita
yang tidak layak dengan menampakkan sifat itu
secara berlebihan pada diri orang lain
5. Intelektualisasi
Upaya melepaskan diri dari situasi stres dengan
menghadapinya menggunakan istilah-istilah
yang abstrak dan intelektual
6. Penyangkalan
Jika realita eksternal terlalu tidak menyenangkan
untuk dihadapi, orang dapat menyangkal
terjadinya realita tersebut
7. Pengalihan
Suatu motif yang tidak dapat dipuaskan dalam
suatu bentuk diarahkan ke saluran lain
MENANGANI STRES
A. TEKNIK PERILAKU
1. Latihan Biofeedback, individu menerima
informasi (umpan balik) tentang suatu aspek
keadaan fisiologis mereka dan kemudian
berupaya mengubah keadaan
2. Latihan Relaksasi
3. Latihan Aerobik, individu yang secara teratur
melakukan latihan aerobik menunjukkan
kecepatan denyut jantung dan tekanan darah
yang lebih rendah secara bermakna sebagai
respon terhadap situasi stres dibandingkan
individu yang tidak berolahraga secara teratur
B. TEKNIK KOGNITIF
Penanganan stres difokuskan pada perubahan
respon kognitif individual terhadap situasi stres.
Terapi perilaku kognitif berupaya membantu
orang mengidentifikasikan situasi stres yang
menghasilkan gejala fisiologis atau emosional
dan mengubah cara mereka menghadapi situasi
tersebut
C. MEMODIFIKASI PERILAKU TIPE A
Belajar memodifikasi perilaku tipe A sangat
bermanfaat bagi kesehatan subjek tersebut