Professional Documents
Culture Documents
By
Ns. Astuti Arseda, S.Kep
PENGERTIAN ASIDOSIS
Asidosis adalah suatu keadaan dimana
darah terlalu banyak mengandung asam
(atau terlalu sedikit mengandung basa) dan
sering menyebabkan menurunnya pH
darah.
Next...
Penurunan pH arteri yg terjadi
akibat gg respirasi primer.
Fungsi paru mengeluarkan CO2
bila tgg maka CO2 meningkat
sehingga ion H meningkat dan pH
turun
Contoh : asma, COPD/PPOK,
Emfiema, Pneumonia, gg paru,
Hipoventilasi
KLASIFIKASI ASIDOSIS
RESPIRATORIK
Dibagi menjadi dua menurut jenisnya:
1. Asidosis respiratorik akut
terjadi kegagalan ventilasi tiba-tiba yang
disebabkan oleh depresi dari pusat pernafasan oleh
penyakit otak atau obat, kemampuan untuk
ventilasi memadai karena penyakit neuromuskuler
(misalnya: gravis gravis, amyotrophic lateral
sclerosis, sindrom guillain barre, distrofi otot), atau
obstruksi jalan nafas terkait dengan asma atau
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Next...
2. Asidosis respiratorik kronik
di sebabkan karena penyakit paru jangka
panjang terutama penyakit paru-paru
yang menyebabkan kelainan dalam
pertukaran gas alveolar biasanya tidak
menyebabkan hypoventilation tetapi
cenderung menyebabkan stimulasi
ventilasi dan hypocapnia sekunder untuk
hypoksia. Hypercapnia terjadi hanya terjadi
jika penyakit berat atau kelelahan otot
pernafasan terjadi.
ETIOLOGI
1. Hambatan Pada Pusat Pernafasan Di Medula Oblongata.
a. Obat-obatan : kelebihan dosis opiate, sedative, anestetik
(akut).
b. Terapi oksigen pada hiperkapnea kronik.
c. Henti jantung (akut).
d. Apnea saat tidur.
2. Gangguan Otot-Otot Pernafasan Dan Dinding Dada.
a. Penyakit neuromuscular : Miastenia gravis, poliomyelitis,
sclerosis lateral amiotropik
b. Deformitas rongga dada : Kifoskoliosis.
c. Obesitas yang berlebihan.
d. Cedera dinding dada seperti patah tulag-tulang iga.
Next....
3. Gangguan Pertukaran Gas.
a. PPOM (emfisema dan bronchitis).
b. Tahap akhir penyakit paru intrinsic yang difus.
c. Pneumonia atau asma yang berat.
d. Edema paru akut.
e. Pneumotorak.
4. Obstruksi Saluran Nafas Atas Yang Akut.
a. Aspirasi benda asing atau muntah.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda-Tanda Klinis Berubah-Ubah Pada Asidosis
Respiratorik Akut Dan Kronis Yaitu:
Hiperkapnea mendadak (kenaikan PaCO2) dapat
menyebabkan peningkatan frekuensi nadi dan
pernafasan, peningkatan tekanan darah, kusust
piker, dan perasaan penat/nyeri pada kepala.
Peningkatan akut pada PaCO2 hingga mencapai
60 mmHg atau lebih mengakibatkan : somnolen,
kekacauan mental, stupor, dan akhirnya koma
juga menyebabkan sindrom metabolic otak, yang
dapat timbul asteriksis (flapping tremor) dan
mioklonus (kedutan otot).
......
Retensi O2 menyebabkan vasodilatasi
Gejala Klinik...
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penurunan kesadaran
Bradikardi dan disritmia/aritmia
Hipotensi
Sianosis
Nyeri kepala
Perubahan perilaku
Tremor
Paralisis
Koma
oedema cerebri dan depresi nafas
KOMPENSASI
Oleh ginjal peningkatan sekresi
dan
ekskresi
asam
serta
meningkatkan reabsorbsi basa.
Kompensasi berlangsung 24 jam,
pH akan normal bila kompensasi
berjalan dg baik.
PENATALAKSANAAN
Terapi AR ditujukan untuk mengatasi
penyebab :
1. Koreksi penyebab: memperbaiki
ventilasi, difusi dan perfusi
2. Hiperventilasi untuk mengurangi CO2
(bagging O2 100%)
3. Perbaiki oksigenasi
4. Bila perlu : Intubasi dan ventilasi
mekanik
GAGAL NAFAS
DAN HENTI NAFAS
GAGAL NAFAS
Gagal nafas adalah pertukaran gas yang
....
Gagal nafas akut adalah gagal nafas
yang timbul pada pasien yang
parunya normal secara struktural
maupun fungsional sebelum awitan
penyakit timbul.
Gagal nafas kronik adalah terjadi
pada pasien dengan penyakit paru
kronik
seperti
bronkitis
kronik,
emfisema dan penyakit paru hitam
(penyakit penambang batubara).
KLASIFIKASI
1. Gagal Nafas tipe I (ggl nafas)
(Acute Hypoxemic Respiratory
Failure)
Hipoksemik/non hiperkapnik/
kegagalan oksigenasi
(PaO2 < 50-60 mmHg; PaCO2 < 50
mmHg)
....
3. Gagal nafas tipe III
Perioperative Respiratory Failure
Sensoris
Efektor
OTOT PERNAPASAN
KEMORESEPTOR
BARORESEPTOR
Ventilasi
FAAL PARU
Brain
Difusi
(Kontrol
pernapasa
n)
Perfusi
GANGGUAN
VENTILASI
OBSTRUKSI
GANGGUAN
VENTILASI
RESTRIKSI
HIPOKSEMIA
HIPERKAPNEA
GANGGUAN
DIFUSI
HIPOKSEMIA
NORMOKAPNE
A
/HIPOKAPNEA
HENTI NAFAS
(RESPIRATORY
ARREST)
FISIOLOGI PERNAFASAN
a. Mekanisme Pernapasan Dada
1. Fase inspirasi dan pernapasan dada
otot antar tulang rusuk berkontraksi tulng rusuk
terangkat (posisi datar)- paru2 mengembang- tekanan udara
dalam paru
paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan
udara luarudara luar masuk ke paru2.
2. Fase ekspirasi pernapasan dada
Otot antar tulang rusuk relaksasi- tulang rusuk menurunparu paru menyusut- tekanan udara dalam paru paru lebih
besar dibandingkan dengan tekanan udara luar udara
keluar dari
paru paru.
Air Trapping :
inspirasi
ekspirasi
....
Henti nafas di sebabkan oleh
sumbatan jalan nafas
Sumbatan jalan nafas :
a. Total
Dapat menimbulkan henti jantung
b. Sebagian
dapat menyebabkan apnue
sekunder
dan kerusakan otak karena
....
Sumbatan parsial/sebagian bisa
karena darah, muntahan, benda
asing, trauma langsung pada wajah
maupun spasme laring
Gangguan Nafas :
Hipoventilasi-henti Nafas
ETIOLOGI
1. Tindakan Anesthesi
Anesthesi terlalu dalam
Sisa obat pelemas otot
Obat narkotik
2. Penyakit
Radang otak , syaraf , stroke , tumor otak
Edema paru
Gagal jantung
Miastenia grafis , Guillian Barre Syndrome
Tindakan Anastesi
Next...
Efusi pleura, hemotoraks dan
pneumothoraks
Penyakit akut paru (Asma bronkial,
atelektasis, embolisme paru dan
edema paru)
Pneumonia
PPOK
ASMA BRONCHIAL
PNEUMOTORAKS
3. PENYEBAB PPGD
(penanganan penderita gawat
darurat)
a. Trauma-kecelakaan
b. Cedera Kepala
c. Cedera Tulang Leher
d. Cedera Thoraks
e. Keracunan Obat
INGAT
BILA PENDERITA HENTI NAFAS BELUM
TENTU HENTI JANTUNG
BILA HENTI JANTUNG PASTI MENGALAMI
HENTI NAFAS
LAKUKAN RJP SEGERA
PATOFISIOLOGI
Henti nafas sentral
Pusat nafas di otak sangat dipengaruhi oleh
aliran darah. Jika pasokan aliran darah ke
otak tidak adekuat, contoh pada keadaan
stroke, syok atau henti jantung. Dalam
beberapa detik setelah jantung berhenti,
pernafasan juga akan berhenti. Keadaan
keadaan ini yg menyebabkan penurunan
kadar
O2
dalam
darah
juga
akan
menyebabkan
henti
nafas,
sekalipun
pasokan volume darah yang diterima
....
Pada kondisi ini penderita tidak efektif
bernafas
(gasping)
yang
sering
bersamaan dengan kontrkasi dari otototot lengan dengan tungkai. Kelebihan
dosis obat pada pengguna narkotika
dan barbiturat, trauma kepala dan
injuri
pada
otak
juga
bisa
menyebabkan henti nafas.
HIPOVENTILASI
HIPOKSIA
HIPERKARBIA
HENTI NAFAS
Mekanisme Regulasi
Keseimbangan Asam-Basa
Paru-paru: berespons scr cepat thd
PENYEBAB
GANGGUAN NAFAS
1. Penyebab sentral
a. Trauma kepala : contusio cerebri
b. Radang otak : encephalitis
c. Gangguan vaskuler : perdarahan
otak ,
infark otak
d. Obat-obatan : narkotika, anestesi
....
2. Penyebab Perifer
Kelainan neuromuskuler : GBS, tetanus,
trauma cervical, muscle relaxan
Kelainan jalan nafas : obstruksi jalan
nafas, asma bronchiale
Kelainan di paru : edema paru,
atelektasis, ARDS
Kelainan tulang iga/thoraks : fraktur
costae, pneumo thorax, haematothoraks
Kelainan jantung : kegagalan jantung
kiri
Upper Airway
Next...
Udara yang masuk setelah sampai di depan
Next...
Bila jalan yang akan di lalui udara /
Next...
3. Membuatkan lubang
Jadi udara dari udara bebas
yang
mengandung
21%
oksigen dapat masuk ke
paru2, oleh karena :
Dihirup spontan oleh
manusia
Dihirup normal adekuat
Dihirup kurang tidak
adekuat
Harus di dorong masuk /
ditiupkan masuk dan diatur
sedemikian agar adekuat.
Cricothyrotomy
Next...
Jalan nafas normal / plong :
Bebas hambatan sehingga sejumlah udara
dapat
melewati bebas, tanpa gesekan, tanpa
terjepit,
tanpa suara tambahan, masuk seluruhnya
mengisi
semua Alveoli, paru2 mengembang bebas
besar
(proses
inhalasi).
Selanjutnya
udara
pernafasan
Bila
dilihat
(Look)
ada
gerak
pengembangan
dadanya
Bila didengar (Listen) ada suara bersih
tanpa
tambahan
Bila diraba (Feel) / dirasa hawa ekshalasi
teraba besar & bebas
Sebaliknya bila :
Dilihat (Look) gerak nafas terganggu
Didengar (Listen) ada suara tambahan seperti
orang
ngorok Diraba hawa yang keluar nyaris tidak
terasakan
Awas !!!!!
Jalan nafas terganggu / tersumbat
Ada obstruksi
PADA KORBAN TIDAK SADAR :
Secara reflektoris korban akan mengambil
posisi kepala fleksi
Otot otot kendor, termasuk otot pangkal
lidah
Refleks-refleks menurun termasuk refleks
pertahanan tubuh
Korban sadar
Dalilnya :
Ada Sumbatan = Ada Obstruksi
Segera bebaskan
Banyak cara dapat ditempuh
Agar oksigen dapat tetap lancar masuk
2. Obstruksi partial
a. Di sebabkan berbagai hal
b. Penderita masih dapat bernapas sehinggaa timbul
beraneka
ragam suara (gurgling, snoring, atau crowing) ,
tergantung
penyebab nya.
Pasien sadar
1. Bantu Px tetap berdiri atau condong
kedepan dgn merangkul dari belakang
2. Hentakkan mendadak dengan
menngunakan kepalan tangan pada ulu
hati (abdominal thrust )
3. Hentakan keras mendadak di punggung
korban pada titik tulang garis antar
belikat dgn vertebra
Heimlich Manouvre
adanya benda
asing yang
menutup
menghalangi
menyumbat
Padat : ambil
pindahkan buang
Cair (Muntahan,
darah, jaringan ):
sedot hisap
buang
yang tertekuk
Abdominal trush
Abdominal trush
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. LABORATORIUM
Darah Lengkap dan Kimia Klinik rutin
Hb & Hct (Hipoxemia chronis Polycythemia)
Hipercarbia
Elektrolit
Analisa gas darah : pH, PaO2, PaCO2
Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg
Sedang : PaO2 < 60 mmHg
Berat : PaO2 < 40 mmHg
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. TERAPI SUPORTIF
AIRWAY (JALAN NAFAS)
Membuka jalan nafas dan memberi ventilasi
Next...
BREATHING/VENTILATION
Napas Buatan
Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas
positif kontinu (CPAP) atau PEEP
CIRCULATION
Perbaiki Hemodinamik
Pemantauan Hemodinamik/Jantung
DISABILITY/BRAIN/NEUROLOGIC
Perbaiki Tingkat Kesadaran
Next...
2. TERAPI KAUSAL
- Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
- Obat-obatan:
- Antibiotic : diberikan setelah dilakukan uji
kultur
sputum dan uji kepekaan terhadap kuman
penyebab.
- Bronkodilatator, kartikosteroid, diuretic,
digitalis
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Primer
- Airway
Peningkatan sekresi pernapasan
Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi.
- Breathing
Distress pernapasan : pernapasan
cuping hidung,
takipneu/bradipneu,retraksi.
Menggunakan otot aksesori pernapasan.
Kesulitan bernafas : lapar udara,
diaforesis,
- Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah,
letargi, takikardia
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran :
ansietas,
gelisah, kacau mental, mengantuk
Papiledema
Penurunan haluaran urine
Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d.
penurunan ekspansi paru
2. Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan abnormalitas
ventilasi-perfusi sekunder terhadap
hipoventilasi
3. Ketidak efektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan
peningkatan produksi sekret
4. Kelebihan volume cairan b.d.
edema pulmo
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan pasien dapat
mempertahankan pola pernapasan
yang efektif
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan
Frekuensi, irama dan kedalaman
pernapasan normal
Adanya penurunan dispneu
INTERVENSI
1. Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas
2.
3.
4.
5.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan
pasien dapat mempertahankan pertukaran
gas yang adekuat
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan :
Bunyi paru bersih
Warna kulit normal
Gas-gas darah dalam batas normal
untuk usia
yang diperkirakan
INTERVENSI
1. Kaji terhadap tanda dan gejala hipoksia
dan hiperkapnia
2. Kaji TD, nadi apikal dan tingkat
kesadaran setiap jam dan prn, laporkan
perubahan tingkat kesadaran pada
dokter
3. Pantau dan catat pemeriksaan gas
darah, kaji adanya kecenderungan
kenaikan dalam PaCO2 atau penurunan
dalam PaO2
Next...
4. Bantu dengan pemberian ventilasi mekanik
sesuai indikasi, kaji perlunya CPAP atau PEEP.
5. Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi
nafas setiap jam
6. Tinjau kembali pemeriksaan sinar X dada
harian, perhatikan peningkatan atau
penyimpangan
7. Pantau irama jantung
8. Berikan cairan parenteral sesuai kebutuhan
9. Berikan obat-obatan sesuai pesanan :
bronkodilator, antibiotik, steroid.
10.Evaluasi AKS dalam hubungannya dengan
penurunan kebutuhan oksigen.
Tujuan :
Klien akan memperlihatkan
kemampuan
meningkatkan dan
mempertahankan
keefektifan jalan nafas
Kriteria hasil :
Bunyi nafas bersih
Ronchi (-)
INTERVENSI
1. Auskultasi bunyi nafas tiap 2-4 jam atau bila
e.
f.
Next...
2. Lakukan penghisapan berulangulang
sampai suara nafas bersih
3. Pertahankan suhu humidifier tetap
hangat ( 35 37,8 C)
Membantu mengencerkan sekret
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan
perawatan pasien tidak terjadi
kelebihan volume cairan
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan:
TTV normal
Balance cairan dalam batas normal
Tidak terjadi edema
INTERVENSI :
1. Timbang BB tiap hari
2. Monitor input dan output pasien tiap 1 jam
3. Kaji tanda dan gejala penurunan curah jantung
4. Kaji tanda-tanda kelebihan volume : edema, BB ,
CVP
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan pasien mampu
mempertahankan perfusi jaringan.
Kriteria Hasil :
Pasien mampu menunjukkan
Status hemodinamik dalam bata
normal
TTV normal
INTERVENSI
1.
2.
3.
4.
5.
Kaji
Kaji
Kaji
Kaji
Kaji
tingkat kesadaran
penurunan perfusi jaringan
status hemodinamik
irama EKG
sistem gastrointestinal
SELAMAT BELAJAR
SEMOGA BERMANFAAT
TERIMA KASIH