Professional Documents
Culture Documents
BIDANG DERMATOLOGI
Inda Astri Aryani
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
2015
DEFINISI
- Keadaan penyakit kulit
membahayakan jiwa tindakan cepat
dan tepat
Kegawatdaruratan:
- Nekrolisis Epidermal Toksik (NET)
& Sindrom Steven Johnson (SSJ)
- Erupsi Obat
- Dermatitis eksfoliatif (Eritroderma)
Etiologi
Etiologi:
- Reaksi obat (>>)
- Infeksi (<) Mycoplasma
pneumoniae
- Transplantasi sumsum
tulang(graft-versus-host
disease)
- Lain-lain
Epidemiologi
Semua usia
>> pada usia lebih tua karena penggunaan obat >
Obat penyebab
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan %
detachment luas permukaan kulit
(BSA)
- <10 % (BSA) SSJ
- 10-30 % BSA SSJ overlap NET
- >30% BSA NET
Patogenesis
Belum sepenuhnya dimengerti
Adanya reaksi cell-mediated cytotoxic
terhadap keratinosit s apoptosis >>
Metabolit toksik obat berakumulasi pada mukokutan
Reaksi tubuh menyerang keratinosit yang
mengekspresikan antigen asing
Diduga ekspresi berlebihan tumor necrosis factor a(TNF) di epidermis
Menyebabkan apoptosis pada epidermis dan
stimulasi Limfosit T sitotoksis
menyerupai reaksi hipersensitivitas
Gejala klinis
Onset 4-30 hari setelah terpapar obat/infeksi
beberapa timbul > cepat
Gejala prodromal demam, malaise, sakit
kepala, nyeri menelan
Sekret dan erosi pada daerah seluruh mukosa,
terutama mata, mulut, dan genitalia
Erupsi berupa eritem, purpura dan bula
simetris dimulai dari wajah, badan dan
ekstremitas proksimal dapat meluas seluruh
tubuh
Skin Detachment
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dermatologi manual
Pemeriksaan penunjang
(laboratorik, radiologik, mikrobiologik
dan histopatologik)
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Laboratorium :
darah rutin, urin rutin, fungsi ginjal, fungsi
hepar, elektrolit, natrium bikarbonat
Foto thorak, soft tissue leher
Pemeriksaan EKG
PENATALAKSANAAN
Penderita dirawat di ruang ICU,
perawatan bersama melibatkan dokter
ICU, Penyakit dalam, Kulit & Kelamin,
THT, Mata
Pengaturan keseimbangan cairan dan
elektrolit seperti penderita luka bakar
terapi cairan yang mengandung
elektrolit, plasma & albumin
Kortikosteroid
Diberikan segera dengan dosis setara
PREDNISON 1-2 mg / Kg BB /HARI atau
DEXAMETASON Intra Vena 20-30 mg/hari
dibagi dalam 3-4 kali pemberian
Pemberian kortikosteroid secara
tappering of, bila tidak dijumpai lesi baru
dosis diturunkan 5 mg/hari
Antibiotika
Diberikan secara hati-hati, berspektrum luas untuk
mencegah sepsis
Terapi topikal perawatan kulit dilakukan kompres
NaCl fisiologis pada lesi yang membasah, bila perlu
diberikan sofratulle seperti pada penanganan luka
bakar
Konsul ke Bagian Penyakit Dalam, THT, Mata untuk
memonitor komplikasi yang terjadi
PROGNOSIS
- 50-70 % KEMATIAN
- Penilaian SCORTEN
Referensi
Avaleyrie-Allanore L, Roujeau JC.
Epidermal Necrolysis (StevenJohnson Syndrome and Roxic
Epidermal Necrolysis). In:
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine. Wolff K, Goldsmith LA, Katz
SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,
eds.
DERMATITIS EKSFOLIATIF
(ERITRODERMA)
Definisi:
Eritem difus dan skuama yang melibatkan
lebih dari 90% permukaan kulit.
Insiden bervariasi: 0,9-71,0/100.000 pasien
Laki-laki >perempuan
2:1 4:1
Jarang ditemukan pada anak
>> akibat Psoriasis (kisaran 1/4 dari
keseluruhan kasus)
Etiologi DE:
- penyakit kulit yang diderita (dermatosis) >>
(ec: dermatitis spongiosis, bulosa,
papulosquamosa, erupsi obat, dll)
- penyakit sistemik
- infeksi
- keganasan
- kongenital
- idiopatik unknown etiologic (20%)
Keratoderma
Gambaran Klinis
Pada kulit:
- bercak merah disertai sisik pada >90%
permukaan tubuh
- Kondisi kronis:
- edema
- likenifikasi
- ektropion dan epifora
- palmoplantar keratoderma (80%)
- alopecia dan telogen effluvium difus
- perubahan kuku: onikolisis, hiperkeratosis subungual,
splinter hemorrhages, paronikia, Beaus lines,
onikomadesis
Diagnosis
- Anamnesis lengkap
-
Keluhan
Riwayat
Riwayat
Riwayat
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan histopatologi: multipel
biopsi
- Pemeriksaan laboratorik: tergantung
klinis
Penatalaksanaan
Balans cairan dan elektrolit!
Diduga erupsi obat stop semua
obat yg diduga penyebab
Terapi lain sesuai dengan etiologi
Komplikasi
Ketidakseimbangan elektrolit dan
cairan
Gangguan termoregulasi
Infeksi/sepsis
High output cardiac failure
Shock cardiogenic
Acute respiratory distress syndrome
Dekompensasi fungsi hati dan ginjal
Prognosis
Kematian bervariasi 3,75% - 64%
Penelitian: >> hipersensitivitas
berat, keganasan limfoproliferatif,
pemfigus foliaseus, idiopatik
Tergantung etiologi
erupsi obat: >> perbaikan bila
stop obat
keganasan : kronik dan refrakter
Faktor Risiko:
enzim metabolit obat
HLA (human leucocyte
antigen)
idiosinkrasi
faktor acquired (infeksi)
reaksi antar obat (drug
interaction)
Manifestasi klinis :
- variasi ringan berat
(mengancam jiwa)
- eksantematosa, pustular,
bulosa, eritema multiforme,
nekrolisis epidermal, dan lainlain
Erupsi eksantematosa
Morbiliformis atau makulopapular
95% reaksi erupsi pada kulit
Penyebab: penisilin, sulfonamid, anti
epilepsi
Klinis:
- erupsi eksantematosa
- mulai 1 pekan dan resolusi 7-14 hari
- diawali lesi di tubuh dan menyebar ke
perifer, simetris
Urtikaria
Urtika eritem disertai pruritus
Angioedema edema pada dermal dan
subkutan
Umumnya berlangsung <24 jam
Jika berkaitan dengan obat
>>IgE-mediated immediate
hypersensitivity reaction
Serum sickness like reaction
demam, rash (umumnya urtikaria),
arthralgia
limfadenopati dan eosinofilia
Eritroderma
Eritema difusa,
>90% BSA
Dengan atau
tanpa disertai
skuama
Gejala prodormal
(+)
Diagnosis :
Anamnesis yang teliti riwayat minum obat
Timbul akut beberapa jam minggu
Keluhan subyektif lain demam, gatal
Kelainan kulit simetris, seluruh tubuh
Obat yang sama dapat timbul kelainan
yang berbeda demikian juga sebaliknya
Komplikasi:
Reaksi alergi berjalan terus
sehingga kondisi penyakit sulit
diduga komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul
- penyakit bertambah parah TEN
- Obstruksi jalan nafas pada
angioedema oleh karena udema
laring
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang
untuk mengetahui atau memastikan
penyebab erupsi alergi obat
Dilakukan pada saat keadaan
penyakit tenang / sembuh
Jenis Pemeriksaan :
Uji tusuk ( Prick/scratch test )
Uji tempel ( Patch test )
Uji provokasi ( use/ exposure test )
PENATALAKSANAAN