You are on page 1of 42

MALARIA

R AT U R O S A L I N E M P
1310211148

DEFINISI
Malaria Disease adalah penyakit yang disebabkan
infeksi parasit plasmodium didalam eritrosit dan
biasanya disertai dengan gejala demam, dapat
berlangsung akut ataupun kronik.

EPIDEMIOLOGI
WHO (2009), terdapat 225 juta penderita
maalaria dengan angka kematian 781.000
Di indonesia kawasan timur (Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, Irian jaya, dan dari lombok
sampai NT > daerah endemis P.falciparum &
P.vivax.
Pada tahun 2008 di indonesia kasus malaria 1,2jt
kasus

Di Indonesia, malaria ditemukan tersebar luas pada semua


pulau dengan derajat dan berat infeksi yang bervariasi.

ETIOLOGI
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium
(protozoa obligat intraseluler)
Empat plasmodium yang dapat menginfeksi
manusia (yg sering dijumpai):
1.
2.
3.
4.
5.

Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium

vivax (malaria tertiana)


falciparum (malaria tropika)
malariae (malaria kuartana)
ovale
knowlesi (ditemukan tahun 2004)

GEJALA KLINIS
Manifestasi Umum
Keluhan prodromal
Demam, malaise, sakit kepala,
sakit punggung, merasa dingin
di punggung, nyeri sendi, diare
ringan, kadang dingin
(sering pada P.vivax & ovale)

Anemia (gejala paling sering)


Splenomegali
Teraba setelah 3 hari dari
serangan infeksi akut
Nyeri
Hiperemis

Gejala Klasik (trias malaria)


Periode dingin (15-60 menit)
Penderita mulai menggigil, sering seluruh badan
bergetar, gigi geligi saling terantuk, diikuti
peningkatan suhu
Periode Panas
Muka merah, nadi cepat, suhu tetap tinggi
beberapa jam, nyeri kepala, diikuti berkeringat
Periode berkeringat
Penderita berkeringat banyak dan temperatur
turun, penderita merasa sehat
Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi P.vivax, pada
P.Falciparum menggigil dapat berlangsung berat ataupun
tidka ada.

GEJALA KLINIS
Demam
Demam periodic berkaitan dengan pecahnya skizon matang
(sporulasi) yang mengeluarkan berbagai antigen. Proses
pematangan skizon berbeda tiap jenis.
P.Falciparum -> 36-48 jam (demam setiap hari)
P.vivax/ovale -> 48 jam (setiap 3 hari/tertiana)
P.Malariae -> 72 jam (setiap 4 hari/kuartana)

Anemia
Ikterus

PERJALANAN INFEKSI MALARIA


1. Serangan primer
Keadaan dimulai dr akhir masa inkubasi dan mulai terjadi
serangan paroksismal (trias malaria)

2. Periode latent
Periode tanpa gejala & tanpa parasitemia (biasa terjadi
diantara 2 keadaan paroksismal)

3. Rekrudesensi
Berulang gejala klinik & parasitemia (dlm 8 minggu setelah
berakhirnya serangan primer)
Berulangnya GK sesudah periode laten dr serangan primer
(relaps waktu panjang)

4. Rekurens
Berulang GK / parasitemia setelah 24 minggu berakhirnya
serangan primer)

5. Relaps / Rechute
Berulang GK / parasitemia yg lebih lama dr wkt diantara
serangan periodik atau stlh periode yg lama dr masa laten

Plasmodiu
m

Masa
inkubasi
(hari)

Relaps

Rekr
uden
si

Tidak

Ya

Paling berat, panas ireguler,


tidak periodik, T diatas 40C,
anemia, splenomegali,
parasitemia, sering komplikasi,
gej.prodromal (sakit kepala,
nyeri punggung tungkai, lesu,
mual muntah, diare, edema
paru

Tidak

1)Hari2 pertama panas ireguler,


kadang remiten, atau
intermiten.
2)Pd akhir minggu tipe panas, jd
intermitten dan periodik
setiap48 jam, serangan
paroksismal tjd sore, kepadatan
parasit maks 7-14 hari
3)Minggukedua, limpa teraba,
panas
4)Akhir minggu kelima, panas
mulai turun, edema tungkai

Falsiparum

12 (9-14)

Vivax

13 (12-17) Ya

Gejala Klinis

Plasmodiu
m

Masa
inkubasi
(hari)

Relap
s

Rekr
uden
si

Gejala Klinis

Malariae

28 (18-40)

Tidak

Ya

Lebih ringan, anemia jarang tjd,


splenomegali sering ringan,
serangan paroksismal 3-4 hari,
biasanya wkt sore, parasitemia
<1%,

Ovale

17 (16-18)

Ya

Tidak

Paling ringan, serangan


paroksismal 3-4 hari tjd malam
hari dan jarang lebih dr 10 kali,
GK mirip p.vivax tp lebih ringan,
dpt sembuh spontan tanpa
pengobatan

Knowlesi

9-12

Tidak

Sering di dx sebagai P.maalariae


yg tidak klasik krn gejala panas
lebih dominan, puncak panas
tiap hari, nyeri abd, diare,
komplikasi (penurunan
kesadaran, hipotensi, gagal
ginjal, ikterik)

DIAGNOSIS
WHO merekomendasikan dx berdasarkan GK dgn 2
petunjuk:
1. Bila resiko infeksi malaria rendah, kemungkinan
transmisi malaria minimal, dx berdasarkan adanya
demam slm 3 hari dan tidak dityemukan infkesi lainnya
2. Bila penderia resiko malaria tinggi, dan transmisi
malaria sangat tinggi,dx berdasarkan adanya demam 1
hari disertai adanya anemia, pd anak sering ditandai
dgn pucat di telapak tangan
Dx pasti = temuan adanya parasit malaria (dgn px
mikroskopik sbg standar baku) jika tdk memungkinkan
dibantu tes dx cepat (Rapid diagnosis test)

PX TEST DARAH
Px mikroskopik sangat penting utk tegakin dx..
Px 1x dengan hasil (-) -> tidak bs menyingkirkan dx
Px 3x dan hasil (-) -> dapat menyingkirkan
kemungkinan malaria
1. Tetesan preparat darah tebal
- Cara terbaik, sediaan mudah dibuat
- Px parasit dilakukan slm 5 menit
- Preparat (-) -> setelah di px 200 lapang pandang, dgn
pembesaran kuat (700-1000) kali tidak ditemukan
parasit
-Hitung parasite dapat dilakukann pada tetes tebal

dengan menghitung jumlah parasit/200 leukosit

2. Hapusan darah tipis


- Untuk identifikasi plasmodium (jika dgn prep
darah tebal sulit ditemukan)
- Kepadatan parasit dinyatakan dgn parasite
count -> dpt dilakukan berd jumlah eritrosit yg
mengandung parasit per 1000 sel darah merah
- Jmlh parasit 100.000/ul darah -> infeksi berat

TES ANTIGEN
Ada 2 jenis antigen
1. Histidine Rich Protein II -> deteksi antigen P.falciparum
(diproduksi tropozoit, skizon, & gametois muda)
2. Antigen thd LDH (Laktate dehydrogenase) -> pada
plasmodium lainnya (diproduksi keempat plasmodium
aseksual dan seksual)

Deteksi cepat 3-5menit, sensitivitasnya tinggi


Tes ini dikenal dengan tes cepat (rapid
diagnostic test)
Tes tidak dpt dipakai untuk monitoring ataupun
deteksi adanya hiperparasitemia

TES SEROLOGI
Teknik immuno fluorescent antibody (IFA)
Berguna untuk deteksi adanya antibodi spesifik
thd malaria (atau pd keadaan dmn parasit sangat
sedikit jumlahnya)
Tes ini kurang bermanfaat utk dx krn antibodi
baru tjd setelah 2 minggu terjadinya infeksi dan
menetap 3-6 bulan
Untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring
donor darah
Titer > 1:200 ->infeksi baru
Titer > 1:20 -> positif terinfeksi

TES DIAGNOSIS MOLEKULAR


Sangat peka dgn teknologi amplifikasi DNA
Waktu yang dipakai cukup cepat dan
sesntifitasnya tinggi
Keunggulan = walaupun jumlah parasit sangat
sedikit dapat memberikan hasil positif
Belum utk pemeriksaan rutin
Contoh = PCR (plymerasi chain reaction), LAMP
(loop-mediated isothermal amplification),
microarray, mass spectrometry

TALAK
Penanganan malaria tanpa komplikasi
(semua individu dgn infeksi malaria = ditemukannya
plasmodium aseksual di dlm darah, baik dgn GK, tanpa
GK hrs diobati)
Prinsip pengobatan malaria
1. Tanpa komplikasi diobati dgn ACT (Artemisinin base
Combination Therapy)
2. Malaria berat diobati dengan Artesunate intra venouse
3. Pengobatan dgn ACT hrs berdasarkan hsl Px darah
mikros (+) atau RDT (+)
4. Pengobatan hrs radikal dgn penambahan primakuin

Gol artemisin (ART) sebagai obat utama krn


efektif dlm mengatasi plasmodium yg resisten
dgn pengobatan
Obat ini bekerja sangat cpt dgn wkt paruh 2 jam,
larut dalam air, bekerja sbg obat sizontocidal
darah
Artemisin sebagai monoterapi dpt menyebabkan
terjadinya rekrudensi
Gol artemisin scr monoterapi sering rekrudensi,
WHO memberikan petunjuk penggunaan
artemisin dgn kombinasi dengan obat anti
malaria lain (ACT)

TATA LAKSANA
Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat
artemisinin dengan golongan aminokuinolin, yaitu:
1. Kombinasi tetap (Fixed Dose Combination = FDC) yang
terdiri atas
Dihydroartemisinin dan Piperakuin (DHP).
1 (satu) tablet FDC mengandung 40 mg dihydroartemisinin
dan 320 mg piperakuin. Obat ini diberikan per oral selama
tiga hari dengan range dosis tunggal harian sebagai berikut:
Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB; Piperakuin
dosis 16-32mg/kgBB
2. Artesunat Amodiakuin
Kemasan artesuna amodiakuin yang ada pada program
pengendalian malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri
dari 4 tablet artesunat @50mg dan 4 tablet amodiakuin 150
mg.

TATA LAKSANA
A. Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi
1. Pengobatan Malaria falsiparum dan
Malaria vivaks
Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks
saat ini menggunakan ACT ditambah
primakuin.
Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama
dengan malaria vivaks, sdgkn obat primakuin
untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada
hari pertama saja dengan dosis 0,75 mg/kgBB
dan untuk malaria vivaks selama 14 hari
dengan dosis 0,25 mg/kgBB.

11/7/16

ATAU

11/7/16

Lini Kedua untuk Malaria falsiparum:


Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin +
Primakuin

Lini kedua :
Jika pengobatan lini pertama tidak efektif,
ditemukan gejala klinis tdk memberuk tetapi
parasite aseksual tidak berkurang, atau timbul
kembali
11/7/16

Lini Kedua untuk Malaria Vivaks:


Kina + Primakuin

11/7/16

Pengobatan malaria vivaks yang relaps


Dugaan Relaps pada malaria vivaks adalah
apabila pemberian primakuin dosis 0,25
mg/kgBB/hari sudah diminum selama 14 hari dan
penderita sakit kembali dengan parasit positif
dalam kurun waktu 3 minggu sampai 3 bulan
setelah pengobatan.
diberikan lagi regimen ACT yang sama tetapi
dosis primakuin ditingkatkan menjadi
0,5mg/kgBB/hari.

11/7/16

2. Pengobatan Malaria ovale


a. Lini Pertama untuk Malaria ovale
Pengobatan Malaria ovale saat ini
menggunakan Artemisinin Combination
Therapy (ACT), yaitu Dihydroartemisinin
Piperakuin (DHP) atau Artesunat +
Amodiakuin. Dosis pemberian obatnya sama
dengan untuk malaria vivaks
b. Lini Kedua untuk Malaria ovale
Pengobatan lini kedua untuk malaria ovale
sama dengan untuk malaria vivaks
11/7/16

3. Pengobatan Malaria malariae


Pengobatan P. malariae cukup diberikan
ACT 1 kali per hari selama 3 hari, dengan
dosis sama dengan pengobatan malaria
lainnya dan tidak diberikan primakuin
4. Pengobatan infeksi campur P.
falciparum + P. vivaks/P. ovale
Pengobatan infeksi campur P. falciparum +
P. vivaks/P. ovale dengan ACT. Pada
penderita dengan infeksi campur diberikan
ACT selama 3 hari serta primakuin dengan
dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari.
11/7/16

Lini
pertam
a

PENGOBATAN MALARIA
VIVAX DAN OVALE

Artesunate + Amodiakuin atau DHP


Dosis sama dengan antimalarial untuk P.falciparum dengan
perbedaan lama pemberian obat primakuin selama 14 hari
dengan dosis 0,25mg/kgBB.
Pengobatan efektif : sampai hari ke-28 diteukaan keadaan
klinis sembuh sejak hari ke-4 dan tidak ditemukan parasite
stadim aseksual sejak hari ke-7
Pengobatan lini pertma tidak efektif bila dalam 28 hari :
- Gejala klinis memberuk dan parasite aseksual positif,/
- Gejala klinis tdk memburuk tetapi parasite aseksual tidak
berkurang (persisten)/timbul kembali sebelum hari ke 14
- Gejala klinis membaik tetapit parasite aseksual timbul
kembali pada hari ke 15-28.

PENGOBATAN MALARIA VIVAX DAN


OVALE YG KAMBUH/RELAPS
Kriteria pemberian pengobatan malaria vivaks/ovale
yg kambuh/relaps:
Penderita sudah menyelesaikan pengobatan
klorokuin + primakuin (lini kedua),
Pada saat priksa ulang hari ke 14-28 penderita
kambuh.
dikatakan kambuh :
a. penderita tetap demam atau gejala klinis tidak
membaik diserta dengan
parasitemia aseksual.
b.penderita tidak demam atau tanpa gejalaklilnis tetapi
ditemukan
parasitemia aseksual.

PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI


MENURUT PEDOMAN DEPARTEMEN
KESEHATAN RI
1. Line pertama baikutk
malaria falsiparum &
vivax menggunakan
obat ACT dgn
primakuin sesuai dgn
jenis plasmodiumnya
2. Penggunaan ACT hrs
dipastikan bahwa infx
malaria telah terbukti

3. Para dokter diminta


tdk menggunakan
monoterapi utk cegah
resistensi / kegagalan
pengobatan
4. Untuk malaria berat
memakai derivat
artemisinin dan yg
disiapkan ialah obat
artesunate dan
artemeter

PENCEGAHAN MALARIA
Dengan meningkatkan kewaspadaan
terhadap risiko malaria, mencegah
gigitan nyamuk, pengendalian vector
dan kemoprofilaksis.
Pencegahan gigitan nyamuk dapat
dilakukan dengan kelambu
berinsektisida, repelen, kawat kasa
nyamuk,dll
Obat untuk kemoprofilaksisadalah
doksisiklin dengan dosis100mg/hari.
diberikan 1-2harisebelum berpergian,
selama berada didaerah tersebut
sampai 4 minggu, dan setelah kembali.

PROGNOSIS
Infeksi P.falciparum dengan penyulit mempunyai
prognosis buruk bilatidak ditanggulangi secara cepat
dan tepat.
WHO mengemukakan indicator prognosis buruk :

Usia 3tahun
Koma
Kejang beruang
Refleks korneanegatif
Disfungsi organ
Perdarahan retina
Distres pernaasan
Syok
Edema papil
Dan ditemukannya indicator Lab ->
hiperparasitemia(250.ooo/microliter atau 5%),
leukositosis

PROGNOSIS
Penilaian berdasarkan hitung parasit :
Hitung parasit < 100.000/ul
mortalitas < 1 %
Hitung parasit > 500.000/ul
mortalitas > 50 %
Prognosis buruk jika hitung parasit >
250.000/ul
atau > 5 %

REFERENSI
IPD
Kapita selekta
Buku Ajar divisi infeksi dan penyakit tropis

You might also like