Professional Documents
Culture Documents
TORCH
Toxoplasma
Rubella
CMV
Herper Simplek
Trias TORCH
1. Mikrosefali
2. Chorio Retinitis
3. Kalsifikasi Serebral
Etiologi
CMV virus DNA gol. Herpesviridae.
serang manusia dan mamalia
sferis & ukuran 64 -110 nm.
fibroblas manusia.
dalam
Penyebaran
kontak erat dengan penderita
cairan tubuh saliva, darah, ASI, urine, semen &
horizontal.
Vertikal dr ibu hamil janin
infeksi primer
Infeksi rekurens, dan
reinfeksi.
Patogenesis
Infeksi kongenital sering ditemukan adl infeksi
primer
Infeksi primer kehamilan muda prognosis buruk.
Plasenta janin (hematogen).
Dpt krn reaktivasi infeksi CMV dr endometrium,
miometrium dan kanalis servikalis.
Teori lain :infeksi CMV kongenital dpt krn infeksi
CMV pd ovarium atau semen.
Patologi
CMV SSP, mata, sistem hematopoetik, ginjal,
kalsifikasi otak.
Kelainan mata korioretinitis, neuritis optik,
katarak, koloboma, mikroftalmia.
Hepatomegali dg kadar bilirubin direk
transaminase serum .
Scr patologis dijumpai kolangitis intralobar, kolestasis
Diagnosis
a. Isolasi virus
b. Pemeriksaan histopatologis atau sitologi
c. Pemeriksaan serologik
d. Pemeriksaan rheumatoid factor
e. Pemeriksaan IgM
Pemeriksaan IgG
g. Polimerase Chain Reaktion (PRC)
h. Radiografi
f.
Diagnosis Banding
Toksoplasma kongenital
Sindrome rubela kongenital
Eritroblastosis fetalis
Herpes simpleks
Sepsis neonatal
Sifilis kongenital
Pengobatan
Pengobatan infeksi CMV blm memuaskan
toxic.
Gansiklovir (7,5 mg/kg/24 IV dibagi setiap 8 jam
Pencegahan
Bagi wanita hamil (seronegatif):
cegah agar tdk sering kontak dg anak usia 24 tahun
terutama yg diketahui menderita infeksi CMV
selalu menjaga kebersihan diri cuci tangan setelah
kontak dg produk cairan anak-anak spt muntahan,
popok dll.
Prognosis
Prognosis untuk pertumbuhan normal pada
Varisela Zooster
Epidemologi
Varisela sering pada anak
Amerika ditaksir 3,1 - 3,5 juta setiap tahun
Singapura 1965 incidence rate > 200 per 100.000
populasi. Sejak tahun 1984 angka ini meningkat,
dimana pada tahun 1988 angka ini menjadi 329
per 100.000 populasi dan menjadi 705 per
100.000 populasi di tahun 1990
Indonesia : data tdk terkumpul.
PATOGENESIS
Masa inkubasi 11 -20 hari, masa ini bisa lebih
Diagnosis
Varisela biasanya didiagnosa berdasarkan riwayat
perjalanan penyakit dan gejala klinis saja
Jarang diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk
menegakkan diagnosa.
Pengobatan
Pada bayi/anak imunokompeten, varisela biasanya
Pemberian Vaksinasi
Pada saat ini telah tersedia vaksin untuk varisela,
yaitu
Live, Attenuated Varicella Virus Vaccine.
Vaksin ini diberikan pada anak usia di atas 12 bulan.
Pada anak usia 12 bulan - 12 tahun vaksin dapat
diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml. Secara
rutin vaksinasi ini dianjurkan pada usia 12 -18 bulan.
Pemberian dapat dilakukan bersamaan dengan
pemberian vaksinasi lain, seperti vaksinasi MMR
(Measles Mumps -Rubella) .
Sedangkan pada anak usia 13 tahun diberikan dosis
0,5 ml, s.c. dengan dua dosis. Jarak pemberian adalah
4-8 minggu
Pencegahan
Isolasi.
Pemberian VZIG (Varicella-zoster Immune
Globulin).
Pemberian vaksinasi.
Herpes Simpleks
DEFINISI
Infeksi virus herpesviridae
Klinis :
Nyeri
Peradangan mulut dan gusi ( ginggivostomatitis)
Peradangan vulva dan vagina (vulvovaginitis)
dan demam
Pada bayi dan anak yg lebih besar
meyebar melalui
darah ke organ dalam (termasuk otak)
Pada ibu hamil infeksi terjadi pada usia 6-9 bln
kehamilan melalui saluran genitourinaria ibu selama
persalinan
ETIOLOGI
Herves simplek virus
DNA helai ganda
Core protein yg dikelilingi selubung lipid (untuk
PATOGENESIS
HSV I
kontak sekresi
nyeri pada mukosa
mulut, wajah, sekitar mata
HSV II
hub. Seksual
nyeri pada mukosa
membran alat kelamin
Infeksi vagina bercak dengan luka. Pd pasien
mungkin disertai iritasi , kesadaran pusing,
kekuningan pd kulit (jaundice) , kesulitan
bernafas atau kejang
DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasarkan gejala klinis untuk
herpes simplek.
Gambaran klinis
Pemeriksaan darah
Pembiakan virus
Biopsi
TATA LAKSANA
Acyclovir,famciclofir, dan valacyclovir terbukti efektif
dlm memperpendek durasi dari gejala dan lesi.
a)
b)
c)
PROGNOSIS
Dapat sembuh sendiri yang dapat dipengaruhi oleh :
Umur
Imunitas tubuh
Status gizi
Ada tidaknya infeksi sistemik
Ada tidaknya komplikasi
HSV berulang
dapat menyebabkan gangguan
imun selain morbiditas psikologis
Lesi HSV dapat menyebabkan parut kornea dan
kebutaan