Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Pertusis (batuk rejan) disebut juga
whooping cough, tussis quinta,
violent cough, dan di Cina disebut
batuk seratus hari.
Pertusis adalah penyakit infeksi akut
yang menyerang saluran pernapasan
yang disebabkan oleh Bordetella
pertussis,
bakteri
Gram-negatif
berbentuk kokobasilus.
Etiologi
Bordetella pertusis adalah satusatunya penyebab pertusis yaitu
bakteri gram negatif, tidak bergerak,
dan ditemukan dengan melakukan
swab pada daerah nasofaring dan
ditanamkan pada media agar BordetGengou
Patofisiologi
Bordetella pertusis setelah ditularkan melalui sekresi udara
pernafasan kemudian melekat pada silia epitel saluran
pernafasan. Mekanisme pathogenesis infeksi oleh Bordetella
pertusis terjadi melalui empat tingkatan yaitu perlekatan,
perlawanan terhadap mekanisme pertahanan pejamu,
kerusakan local dan akhirnya timbul penyakit sistemik.
Pertusis Toxin (PT) dan protein 69-Kd berperan pada
perlekatan Bordetella pertusis pada silia. Setelah terjadi
perlekatan, Bordetella pertusis, kemudian bermultiplikasi dan
menyebar ke seluruh permukaan epitel saluran nafas. Proses
ini tidak invasif oleh karena pada pertusis tidak terjadi
bakteremia. Selama pertumbuhan Bordetella pertusis, maka
akan menghasilkan toksin yang akan menyebabkan penyakit
yang kita kenal dengan whooping cough.
Manifestasi klinis
Masa tunas 7 14 hari. Penyakit ini
dapat berlangsung selama 6 minggu
atau lebih dan terbagi dalam 3
stadium:
1. Stadium kataralis
2. Stadium spasmodic
3. Stadium konvalesensi
Tanda dn gejala
Pertusi merupakan toxin-mediated
disease, yaitu toksinnya melekat dan
melumpuhkan bulu getar saluran napas.
Hl ini akan mengganggu aliran sekret.
Perjalan penyakit terbagi dalam tiga
fase berikut :
1. fase kataralis
2. fase spasmodik
Fase penyembuhan
Komplikasi
Saluran Pencernaan
Muntah-muntah yang berat dapat
menimbulkan emasiasi, prolaps rectum atau
hernia, ulkus padaujung lidah dan stomatitis.
sistem pernapasan
Dapat terjadi otitis media, bronkhitis,
bronchopneumonia, atelektasis yang
disebabkan sumbatan mukus, emfisema,
bronkietaksis, dan tuberculosis yang sudah
ada menjadi bertambah berat.
Pemeriksaan laboraterium
a. Laboratorium : LED dan leukosit
meningkat.
Pada stadium kataralis dan permulaan
stadium plasmodik jumlah leukosit meningkat
antara 15.000 - 45.000 per mm 3dengan
limfositosis. Diagnosis dapat diperkuat
dengan mengisolasi kuman dari sekresi jalan
nafas yang dikeluarkan pada waktu batuk.
b. Foto thorax, CT Scan.
c. Periksa sputum.
Pengobatan
1. Antibiotik : eriromisin atau penisilin
2. Suportif /: pengercer dahak
3. Simtomatik