You are on page 1of 26

Analgetika

Pendahuluan
Nyeri : merupakan suatu gejala yang

menunjukkan adanya gangguan-gangguan


di tubuh seperti peradangan, infeksi dan
kejang otot.
Berfungsi sebagai tanda adanya penyakit
atau kelainan dalam tubuh
Contoh : sakit kepala, nyeri haid, nyeri
otot, sakit gigi,
Penyebabnya adalah : rangsangan pada
ujung syaraf karena kerusakan jaringan
tubuh

Pendahuluan
Rasa nyeri dapat dibedakan menjadi :
Nyeri ringan (sakit gigi, nyeri otot, nyeri haid)

dapat diatasi dengan asetosal, parasetamol .


Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rematik)
memerlukan analgetik perifer kuat.
Nyeri hebat (kolik usus, kolik batu empedu, kolik
batu ginjal, kanker) harus diatasi dengan
analgetik sentral atau analgetik opioid.

Pendahuluan
Susunan saraf yang mengkoordinasikan sistem

saraf dalam tubuh manusia di bagi dalam 2


golongan besar yaitu SSP dan SS perifer.
SSP terdiri dari : otak, Sumsum tulang
belakang (spinal cord)
SS perifer terdiri dari : saraf otonom
Obat yang bekerja pada SSP berdasarkan efek
farmakodinamiknya dibagi dalam 2 golongan
besar, yaitu
Merangsang atau menstimulasi yang secara
langsung maupun tidak langsung merangsang
aktivitas otak.
Menghambat atau mendepresi yang secara
langsung maupun tidak langsung memblokir
proses tertentu.

Analgetika
Adalah obat-obat yang dapat mengurangi

atau menghilangkan rasa nyeri tanpa


menghilangkan kesadaran.
Analgetika pada umumnya diartikan
sebagai obat yang efektif untuk
menghilangkan sakit kepala, nyeri otot,
nyeri sendi, dan nyeri lainnya misal nyeri
pasca bedah, dismenore, pasca persalinan,
dll.

Penggolongan
Analgetika dibagi dalam 2 golongan besar,

yaitu : analgetika opioid (narkotik) dan


analgetika non opioid.

Analgetika opioid bekerja pada SSP memiliki

daya penghalang nyeri yang hebat. Dalam


dosis besar dapat bersifat depresan umum
(mengurangi kesadaran) mempunyai efek
samping euforia.
Penggunaan harus hati-hati karena dapat
menimbulkan adiksi atau ketergantungan.

Analgetik opioid
Digolongkan menjadi :
Alkaloid alam : morfin, codein
Derivat semisintetis : heroin
Derivat sintetik : metadon, fentanil
Antagonis morfin : nalorfin, nalokson,

pentazosin.

Analgetik opioid
Reseptor tempat terikatnya opioid di sel otak

disebut reseptor opioid.


Reseptor opioid di otak : , k, ,
Suatu opioid bisa berinteraksi dengan semua
reseptor dengan afinitas yang berbeda.

Morfin
Indikasi :analgesik selama dan setelah

pembedahan, situasi lain.


Kontra indikasi : depresi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak
atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
adiksi pada OD menimbulkan keracunan
dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : morfin HCl (generik) sirup 5
mg/5 ml, tablet 10 mg,30 mg, 60 mg,
injeksi 10 mg/ml, 20 mg/ml.

Kodein fosfat
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang.
Kontra indikasi : depresi pernafasan akut,

alkoholisme akut, peninggian tekanan otak


atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
adiksi pada OD menimbulkan keracunan
dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : kodein fosfat (generik) tablet 10
mg, 15 mg, 20 mg.

Fentanil
Indikasi : Nyeri kronik yang sukar diatasi

pada kanker.
Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak
atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
adiksi pada OD menimbulkan keracunan
dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : dapat berupa injeksi atau
cakram transdermal (lama kerja panjang)

Petidin HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat, nyeri

pasca bedah
Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak
atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
adiksi pada OD menimbulkan keracunan
dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan :petidin (generik) injeksi 50
mg/ml, tablet 50 mg

Tramadol HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat.
Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut,

alkoholisme akut, peninggian tekanan otak


atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
adiksi pada OD menimbulkan keracunan
dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : tramadol (generik) injeksi 50
mg/ml, tablet50 mg.

Nalorfin, nalokson
Merupakan antagonis morfin.
Bekerja dengan meniadakan semua

khasiat morfin.
Bersifat analgesik.
Digunakan pada kasus over dosis
atau intoksikasi analgetik opioid.

Analgesik non opioid


Disebut juga analgesik perifer karena tidak

mempengaruhi SSP.
Berkhasiat juga sebagai antipiretik (pereda
demam) dan antiinflamasi (anti
peradangan)
Berdasarkan rumus kimia digolongkan
menjadi :
- Gol salisilat : asetosal/aspirin
- Gol para amino fenol : parasetamol
- Gol pirazolon : fenilbutazon
- Gol antranilat : as mefenamat

Analgesik Anti Inflamasi Non


Steroid (AINS)
Kelompok obat heterogen yang

mempunyai efek analgetik, antipiretik dan


antiinflamasi.
Mekanisme kerja : penghambatan
biosintesis prostaglandin.
Efek farmakodinamik : analgesik,
antipiretik, antiinflamasi.
Efek samping : induksi tukak lambung
atau peptik, ggn fungsi trombosit,
gangguan homeostasis ginjal.

AINS
Asam karboksilat

- asam asetat : derivat as fenilasetat


(diklofenak), derivat as asetat indol
(indometasin, sulindak)
- derivat as salisilat (aspirin, diflunisal)
- derivat as propionat (ibuprofen,
ketoprofen)
- derivat as fenamat (as mefenamat)
Asam enolat
- derivat pirazolon (fenilbutazon)
- derivat oksikam (piroksikam, tenoksikam)

Aspirin
Asam asetil salisilat/asetosal
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang,

demam, antiplatelet.
Kontra indikasi : anak dibawah 12 tahun,,
gangguan sal cerna, hemofilia
Efek samping : iritasi sal cerna
Sediaan : asetosal (generik) tab 100 mg,
500 mg

Parasetamol
Sinonim asetaminofen
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang, demam
Kontra indikasi : penderita gangguan hati.
Efek samping : iritasi sal cerna
Sdiaan : parasetamol (generik) sirup 120

mg/5 ml, tablet 100 mg, 500 mg

FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKODINAMIK PARASETAMOL
Absorpsi baik di saluran gastrointestinal,
Distribusi PP ; 20-50%
Metabolisme : 85% di hati, T 1-3,5 jam
Eliminasi pada ginjal dan diekskresikan

sebagai metabolit
Dosis per oral 325-650 mg
Menghambat sintesis prostaglandin
sehingga mengurangi nyeri
Efek samping : Hepatotoksik

Asam mefenamat
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang,

dismenore
Kontra indikasi : hati-hati pada penderita
usia lanjut, radang usus besar.
Efek samping : mengantuk, diare,
trobositopenia, anemia, kejang-kejang
pada OD
Sediaan : asam mefenamat (generik)
kaptab 250 mg, 500 mg

Ibuprofen
Indikasi : nyeri dan radang pada penyakit

rematik dan gangguan otot skelet, nyeri


ringan sampai sedang, dismenore, pasca
bedah.
Kontra indikasi : hati-hati pada pasien usia
lanjut, gagal ginjal, payah jantung, tukak
lambung.
Efek samping : gangguan sal cerna ( mual,
muntah, diare, perdarahan tukak lambung)
Sediaan : Ibuprofen (generik) tab 200 mg,
400 mg, 600 mg.

Diklofenak
Indikasi : nyeri dan radang pada penyakit

rematik, ggn otot skelet, gout, pasca


bedah
Kontra indikasi : hati-hati pada pasien usia
lanjut, gagal ginjal, payah jantung, tukak
lambung.
Efek samping : gangguan sal cerna ( mual,
muntah, diare, perdarahan tukak lambung)
Sediaan : Kalium diklofenak (generik) tab
25 mg, 50 mg

Spesialite
NO

GENERIK

DAGANG

PABRI
K

Acetosal

Aspirin
Aspilet
Naspro

Bayer
UAP
Nicholas

Parasetamol

Panadol
PCT
Tempra

Sterling
Aventis
Bristol M

Asam Mefenamat

Ponstan
Mefinal
Mectan

Pfizer
Sanbe F
Prafa

Antalgin

Novalgin
Ronalgin

Sanofi
Dexa M

You might also like