Professional Documents
Culture Documents
(SPLINTING)
KKD 7.2
PENGANTAR
Cedera pada sistim muskuloskeletal sering kita jumpai dalam praktik
sehari-hari.
Splinting atau pembidaian adalah satu cara pertolongan pertama
pada cedera.
Splinting atau pembidaian adalah cara untuk mengistirahatkan bagian
tubuh yang mengalami cedera dengan menggunakan alat.
Bidai dapat terbuat dari pabrik atau dengan improvisasi.
Tidak jarang juga disertai multiple trauma.
Tujuan Pembidaian
Immobilisasi.
Mengurangi nyeri dengan cara mencegah
pergerakan fragmen tulang, sendi yang
dislokasi, dan jaringan lunak yang rusak.
Mencegah kerusakan lebih lanjut pada
jaringan lunak sekitar cidera.
Mencegah laserasi kulit oleh ujung fragmen
tulang (fraktur tertutup menjadi terbuka).
Mencegah gangguan aliran darah akibat
penekanan ujung fragmen tulang pada
pembuluh darah.
Jenis Splint
Rigid Splint
Papan dengan bantalan
Traction splint
Thomas Splint
Circumferential Splint
Vaccum Splint, Air Splint
Improvised Splint
Segala benda disekitar kita
Komplikasi
COMPARTMENT SYNDROME
PAIN - Nyeri
PALE - Pucat
PULSELESSNESS Nadi
tak teraba
PARASTHESIA
Kesemutan
PARALYSIS - Kelumpuhan
Komplikasi
Terlalu ketat.
Memperparah cidera jaringan lunak yang sudah ada.
Menghambat aliran darah
Pressure necrosis.
Terlalu longar.
Kerusakan jaringan lunak akibat pergerakan fragmen
tulang, menimbulkan nyeri.
Shok perdarahan maupun neurogenik.
Terlalu lama.
Live saving atau limb threatening.
Bandage
Splint
Paris Plaster
Elastic bandage
Splinting pada
fraktur klavikula dan skapula,
serta separasi sendi
akromioklavikular
Splinting
pada
dislokasi
sendi bahu
Splinting pada
fraktur humerus
Splinting pada
fraktur dan dislokasi
di daerah lengan
Perhatikan: tangan
dalam keadaan
functional
position : yaitu
seolah-olah
sedang memegang
bola.
SPLINTING
Splinting pada
trauma
Splinting dilakukan pada
Ekstremitas bawah: sendi lutut dalam keadaan
Femur
ekstensi
Cruris
SPLINTING
SPLINTING
Transportasi dengan Spine Board
Splint Fiber
TERIMA KASIH