You are on page 1of 5

Laporan Kasus

Seorang ibu dengan G2P1001 datang ke poli Hamil.


Umur kehamilan ibu 41/42 mgg namun ibu tidak
merasa perut kenceng-kenceng ataupun tanda akan
melahirkan lainnya. Sehingga ibu tersebut meminta
dokter spesialis agar dilakukan sectio caesar, namun
dokter spesialis menolak permintaan ibu dengan alasan
kehamilan lewat waktu bukan indikasi untuk SC, dan
menawarkan agar diberi induksi misoprostol untuk
mempercepat kelahiran. Ibu tersebut tetap memaksa
dokter untuk melakukan sectio caesar, tetapi setelah
diberi pengertian oleh dokter spesialis dan
mendiskusikan dengan suaminya, akhirnya ibu
menuruti saran dokter.

Setelah ibu dirawat inap di VK dan suaminya


menandatangani inform consent, ibu diberi induksi
misoprostol jam 6 malam. Saat jam 3 pagi
keesokan harinya, tiba-tiba ibu menjerit kesakitan,
dan terjadi ruptur uteri. Segera dilakukan operasi
pada ibu untuk mengeluarkan bayinya dan
dilakukan pengangkatan kandungan untuk
menghentikan pendarahan. Bayinya tidak dapat
diselamatkan sedangkan ibu selamat dan keluar
RS beberapa hari kemudian. Saat jadwal kontrol di
poli Hamil, ibu tersebut marah dan menyalahkan
dokter spesialis karena tidak menuruti keinginan
nya untuk melahirkan secara SC sehingga bayinya
tidak selamat dan ibu tidak bisa hamil lagi.

Profesionalisme
Dokter spesialis
- Alturisme (+)
- Accountability (+)
- Duty (+)
- Respect for other (-)

Medical Error
Kegagalan tindakan yang tidak
sesuai dengan rencana, pada kasus
tersebut tindakan sudah sesuai
dengan prosedur tetap dan tidak ada
indikasi terjadinya medical error.

Kelalaian Medis

Duty (-)
Dereliction / Breach of Duty (-)
Damages (-)
Direct causalship (-)

You might also like