You are on page 1of 7

HUKUM SEPUTAR ORANG

SAKIT DALAM ISLAM


Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Baiq fatmawati
Mena eka harianti
Oktavia salastia
Rini rusmawati
Rohmy yulistiani
Taofan selatani
Agus suherman

BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Sholat dalam agama islam memiliki
kedudukan yang sangat mulia.
Dalam rukun islam, mendirikan
sholat menempati urutan kedua
setelah mengucapkan syahadat.
Hal ini mengandung pengertian
bahwa kewajiban pertama kali yang
dilakukan oleh setiap orang yng
baru masuk islam sebelum
melakukan kewajiban-kewajiban
lain adalah sholat. Jika syahadat
diibaratkan sebagai pintu masuk
bagi islam, maka sholat adalah
jamuan pertama yang harus
ditegakkan.

BAB 2
TINJAUN TEORI

Pengertian sakit
Al-Maradh merupakan
sinonim dari kata As-Saqam
yang berarti lawan sehat
(yakni sakit). Kedua istilah
ini dapat diterapkan untuk
badan atau agama,
sebagaimana lafazh sehat
dapat diterapkan untuk
badan dan agama, penyakit
didalam hati merupakn
kondisi dimana seseorang
keluar dari keadaan sehat
agamanya.

Tayamum
Tata cara bertayamum bagi orang
sakit:
1. niat mengilangkan hadits
hendaknya orang yang akan
bertayamum menepukkan kedua
tangannya ke debu yang suci sekali
saja lalu mengusap seluruh
wajahnya dengan bagaian dalam
jemarinya kemudia mengusap
punggung kedua telapak tangannya
dengan telapak kanannya diawali
dengan tangan kanan.

2. Jika tidak mampu bertayamum


sendiri, orang yang di sekitarnya
boleh membantu
menayamumkannya, yakni dengan
membawakan debu yang suci
kemudian menayamumkannya.

Sholat bagi orang sakit

Tata cara shalat bagi orang yang sakit


1. Seorang yang sakit wajib sholat
pardu sambil berdiri, jika ia tidak
takut skitnya akan bertambah
parah
2. Jika ia mampu untuk berdiri
dengan bertopang kepada tongkat
atau bersandar ke dinding, atau
berpegang kepada seseorang di
sampingnya, maka ia wajib berdiri,
3. Jika ia mampu berdiri, meskipun
agak bungkuk, mendekati posisi
rukuk, seperti orang yang bongkok
atau telah berusia lanjut, dimana
punggungnya condong (kedepan),
maka ia wajib berdiri.

4. Jika ia mampu berdiri, tapi ia tidak bisa


rukukatau sujud, maka kewajiban
untuk berdiri tidak gugur baginya. Ia
wajib berdiri dan ia rukuk sambil
berdiri, yakni cukup dengan isyarat.
5. Jika penyakitnya jelas-jelas bertambah
parah dengan berdiri, atau ia sangat
kesulitan jika berdiri, atau berdiri
dapat membahayakan dirinya, maka
ia diperbolehkan shalat sambil duduk
6. Yang utama bagi orang sakit apabila ia
shalat sambil duduk adalah duduk sila
di tempat dimana ia berdiri. Yang
shahih (benar) adalah ia rukuk sambil
duduk sila, karena rukuk itu asalanya
dari posisi berdiri.

7. Jika ia tidak mampu duduk, maka ia


sholat sambil berbaring dengan
wajah menghadapi kiblat. Yang
utama adalah shalat dengan
meletakkan lambung knannya
ditempat shalat.
8. Jika ia skit idak mampu shalat
sambil berbring, maka ia shalat
sambil terlentang, dengan dua kaki
diarah kiblat
9. Jika ia sakit tidak mampu shalat
sambil menghadap kiblat, dan tida
ada orang yang menghadapkannya
ke kiblat, maka ia shalat dalam
keadaan menghadap ke mana saja.

10.
apabila ia tidak mampu shalat
dengan keadaan-keadaan yang telah
di jelaskan tadi, maka ia shalat
dengan hatinya, ia akbir, membaca
(al-Faatihah dan ayat al-Qur-an
lainnya), dan ia niat ruku
sujud,berdiri, dan duduk dengan
hatinya.
11.
Jika ia sakit di tengah shalatnya
mampu untuk melakukan apa yang
sebelumnya ia tidak mampu seperti
ba-tba ia tidak mampu untuk berdiri,
duduk, ruku, sujud, atau isyarat
maka ia harus beralih melakukan
apa yang ia mampu saat ini, dan ia
melanjutkan shalatnya (tidak usah
mengulang lagi dari awal)
12.
Jika ia sakit tidak dapat sujud ke
tempat sujud, maka ia isyarat untuk
suud tanpa melatakkan kepalanya
ke lantai. Juga tidak harus
menyimpan sesuatu di tempat
sujudnya agar ia dapat sujud
padanya.

Sekian dan terimakiasih

You might also like