You are on page 1of 13

PERLAWAN

AN GOA

RAKYAT
RIAU
ANGKAT
SENJATA

START

START

ANGGOTA KELOMPOK
1.Alif Nadia Putri Wardani
(03)
2.Dedi Rachmad Hariyadi
(07)
3.Hariza Rahmah (11)
4.Muhammad Luthfi (19)
5.Shylvia Cholifatus S.
(23)
6.Tiara Nabilah (27)

Kerajaan Goa
merupakan salah
satu kerajaan yang
sangat terkenal di
Nusantara.

Pusat
pemerintahannya
ada di Somba Opu
yang sekaligus
menjadi pelabuhan
kerajaan Goa.

Goa anti monopoli


perdangangan dan
berpegang teguh pada
prinsip hidup sesuai dengan
kata-kata. Tanahku terbuka
bagi semua bangsa dan
Tuhan menciptakan tanah
dan laut; tanah dibagikannya
untuk semua manusia dan
laut adalah milik bersama.

Pelabuhan Somba
Opu menjadi
bandar
perdangangan
atau jalur
perdagangan
Internasional.

Karena letak Pelabuhan Somba


Opu yang strategis, VOC mencoba
melakukan monopoli. Tahun 1634,
VOC melakukan blokade terhadap
pelabuhan ini, namun gagal
karena kapal-kapal pribumi
berukuran kecil.

Sultan Hasanuddin
menentang ambisi
VOC, benteng
pertahanan pun
mulai dipersiapkan
di sepanjang pantai
dan sekutu Goa
mulai
dikoordinasikan.
Pimpinan VOC, Gubernur
Jenderal Maetsuyker
memutuskan menyerang Goa.
Dikirimlah pasukan ekspedisi
yang berkekuatan 21 kapal
dengan mengangkut 600 orang
tentara. Terdiri atas orangorang Ambon dan orang-orang
Bugis di bawah Aru Palaka. 7
Juli 1667 meletus perang Goa.

Tentara VOC dipimpin oleh


Cornelis Janszoon Spelman,
diperkuat oleh pengikut Aru Palaka
dan ditambah orang-orang Ambon
yang dipimpin oleh Jonker van
Manipa. VOC menyerang pasukan
Goa dari berbagai penjuru dan
akhirnya Goa pun terdesak.

Sultan Hasanuddin dipaksa melaksanakan isi pejanjian Bongaya yakni:


1. VOC menguasai monopoli perdagangan di Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Tenggara.
2. Makasar harus melepas seluruh daerah bawahannya,
seperti Sopeng, Luwu, Wajo, dan Bone.
3. Aru Palaka dikukuhkan sebagai Raja Bone.
4. Makasar harus menyerahkan seluruh benteng-bentengnya.
5. Makasar harus membayar biaya perang dalam bentuk hasil
bumi kepada VOC setiap tahun.
Sultan Hasanuddin mencoba menggerakkan kekuatan rakyat untuk
kembali melawan kesewenangwenangan VOC. Namun perlawanan itu
berakhir gagal, dan Sultan Hasanuddin harus melaksanakan isi
Perjanjian Bongaya. Bahkan Benteng rakyat Goa jatuh ke VOC dan
diberi nama Benteng Rotterdam.

Setelah VOC mulai menanamkan pengaruhnya


di Riau. Banyak kerajaan-kerajaan Riau
menyerang VOC. Salah satunya perlawanan
oleh kerajaan Siak Sri Indrapura yang dipimpin
oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (17231744).
Sultan Abdul Jalil mengirim pasukan di bawah
komando raja Lela Muda untuk menyerang
Malaka. Raja Lela Muda selalu mengajak
putranya Raja Indra Pahlawan untuk berperang.
Oleh karena itu, Indra melawan sangat mahir
berperang.
Sultan Abdul
Jalil
meninggal
dan
digantikan
oleh putranya
yang bernama
Muhammad
Abdul Jalil
Muzaffar
Syah.

Tahun 1751, sebagai strategi


menghadapi serangan raja Siak,
VOC memutus jalur perdagangan
menuju Siak. VOC mendirikan
benteng pertahanan di sepanjang
jalur yang menghubungkan sungai
Indragiri, Kampar, sampai pulau
Guntung yang berada di muara
sungai Siak.
Kapal-kapal dagang yang menuju
Siak yang akan menuju Siak ditahan
oleh VOC.

Siak kemudian menyiapkan kekuatan


yang lebih besar untuk menyerang
VOC. Sebagai pucuk pimpinan
pasukan dipercayakan kepada Raja
Indra dan panglima besar tengku
Muhammad Ali.
Pada tahun 1752-1753 terjadilah
pertempuran sengit di pulau Buntung.
Ternyata benteng VOC di pulau
guntung itu berlapis-lapis dan
dilengkapi meriam-meriam besar
sehingga pasukan Siak sulit
menembus benteng pertahanan itu.

Namun, banyak pula jatuh korban dari

VOC sehingga VOC meminta bantuan dari


orang-orang Cina. Dan pertempuran itu
berlangsung hingga 1 bulan. Melihat
situasi itu kedua panglima perang Siak
menyerukan pasukannya untuk mundur
kembali ke Siak.
Sultan Siak bersama para panglima dan
penasihat mengatur siasat baru yang
dikenal dengan siasat hadiah Sultan
dilakukannya itu karena VOC harus
dilawan dengan tipu daya yaitu dengan
cara memberikan hadiah kepada Belanda
dan VOC setuju dengan ajakan damai ini
yang dilakukan di Loji, pulau Guntung.

Pada saat perundingan baru mulai,

justru Sultan Siak dipaksa untuk tunduk


kepada pemerintah VOC. Lalu, Sultan
segera memberi kode pada anak buah
untuk segera menyergap dan
membunuh orang-orang Belanda di loji
dan loji tersebut segera dibakar dan
rombongan Sultan Siak kembali ke Siak
membawa kemenangan. Sekalipun
belum berhasil mengalahkan VOC dari
Malaka.
Siasat perang ini tidak terlepas dari
jasa raja Indra Pahlawan. Oleh karena
itu, atas jasanya dia diangkat sebagai
panglima besar kesultanan Siak dengan
gelar Panglima Perang Raja Indra
Pahlawan Datuk Lima Puluh.

THANK YOU

You might also like