You are on page 1of 51

AKUT SKROTUM

Perceptor
dr. Agung prasetya nitisasmito, Sp. u

Muhammad Ridho, S. ked


Meka Anggidian Primadina,
S.ked
KEPANITERAAN KLINIK ILMU
BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2016

TORSIO TESTIS

SKROTUM

ANATOMI

Testis

ANATOMI
Perdarahan :
Arteria pudenda externa
ventral scrotum
Ateria pudeda interna
bagian dorsal
A. Arteria testicularis
B. Arteria cremasterica.
Vena scrotale
bergabung vena pudenda interna
Persarafan :
Ramus genitalis dari nervus genitofemoralis (LI,L2)
sensoris
permukaan scrotum ventral dan lateral
Cabang nervus ilioinguinalis (L1)
sensoris permukaan scrotum ventral
Ramus perinealis dari nervus pudendalis (S2-S4) permukaan scrotum
dorsal
Ramus perinealis dari nervus cutaneus femoris posterior (S2,S3)
permukaan scrotum kaudal
6

ANATOMI

Organ genitalia pria


Terletak di skrotum
Ukuran 4 x 3 x 2,5 cm
Volume 15-25 ml
Berbentuk ovoid
Dilapisi :
Tunika albuginea
Tunika vaginalis : lapisan viseralis & lapisan
parietalis.
Otot kremaster

VASKULARISASI
Arteri :
Arteri spermatika
interna dari aorta
Arteri deferensialis
dari arteri vesikalis
inferior
Arteri kremasterika
dari arteri epigastrika

Vena :
Pleksus
pampiniformis
9

Akut skrotum

10

Akut Skrotum merupakan suatu gejala nyeri


dan bengkak pada skrotum beserta isinya
yang bersifat mendadak serta menimbulkan
gejala lokal dan sistemik

Etiologi
Infeksi: epididimitis, epididimoorchitis,
orchitis
Torsio: torsio testis, torsio appendiks
testikularis
Trauma: saat berolahraga, bersepeda.
11

Diagnosis
Anamnesis
1. Usia
. Torsio sering terjadi pada bayi dan post pubertas
. Epididimitis sering terjadi usia dewasa 20 thn
2. Onset dan durasi nyeri
. Pada torsio nyeri tetap ada saat elevasi testis (Prehn sign +)
. Pada epididimitis nyeri hilang saat elevasi testis
3. Adanya hidrokel saat lahir hernia inguinalis
4. Adanya riwayat trauma
5. Adanya riwayat infeksi traktus urinarius epdidimitid, orchitis
Pemeriksaan fisik
1. Dilakukan pemeriksaan terhadap abdomen untuk mencari adanya
nyeri pada regio flank dan distensi vesika urinaria.
2. Transluminasi Hidrokel
6. Refleks Kremaster Torsio testis (-)
7. Pemeriksaan pada region inguinal dilakukan untuk menentukan
secara jelas adanya hernia inguinalis, bengkak maupun eritema.
8. IPPA

12

Pemeriksaan Penunjang
1.Darah Rutin : Leukositosis Infeksi
2.Radiologi
. Color Doppler Ultrasonography
. Nuclear Scintigraphy

13

Penyebab terbanyak yang menimbulkan keluhan


nyeri akut pada skrotum

Torsio testis

Orchitis
Fournier
Gangren

Epdidimitis

Abses
Scrotal

14

TORSIO TESTIS
15

DEFINISI
Keadaan dimana funikulus spermatika
terpeluntir oklusi & strangulasi dari
vaskularisasi vena atau arteri ke testis dan
epididimis.
Merupakan kegawatdaruratan vaskuler.

16

ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti

FAKTOR PENCETUS
Trauma
Kelainan kongenital
Gangguan
seksual / aktifitas
seksual
Tumor testis
17

PATOFISIOLOGI

18

INTRAVAGINAL TORSIO

19

EKSTRAVAGINAL TORSIO

20

21

Manifestasi klinis

22

ETIOLOGI
Kelainan sistem
penyangga testis

Faktor predisposisi lain

Testis berotasi
Funiculus spermaticus
terpeluntir
Aliran darah terhenti
Iskemia testis
Nekrosis
Nyeri menjalar
ke abdomen

Pembengkakan
pada testis

Mual dan
muntah

Demam
23

DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

24

ANAMNESIS
Gejala akut skrotum :
Nyeri hebat daerah
skrotum
(mendadak, dapat
menjalar ke daerah
inguinal atau perut
bawah)
Skrotum bengkak
Skrotum merah
Mual dan Muntah

Kadang-kadang :
Demam ringan
Jarang :
Rasa panas &
terbakar saat
berkemih
Gejala lain :
Darah pada
semen
25

PEMERIKSAAN FISIK
Srotum bengkak & hiperemis dapat
meluas hingga skrotum sisi kontralateral
Nyeri saat palpasi
Testis terletak transversal atau horizontal
Testis tampak lebih tinggi
Nyeri tetap ada saat elevasi testis (Prehn
sign +)
Refleks kremaster (-)
26

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan apabila diagnosis masih
meragukan tidak menunjukkan
bukti klinis yang nyata
Pemeriksaan lab : urinalisis, darah
lengkap tanda inflamasi
USG Doppler & Radionuclide
Scanning aliran darah ke testis (-)

27

PENATALAKSANAAN

28

Tindakan pemulihan aliran darah


ke testis secepatnya
1.

2.

29

30

31

Epididimitis

32

Epididimitis merupakan suatu proses inflamasi yang


terjadi pada epididimis. Berdasarkan timbulnya
nyeri, epididimitis dibedakan menjadi epididimitis
akut dan kronik

Diagnosis
Anamnesis :
Demam,
keluarnya nanah dari uretra,
adanya riwayat coitus suspectus (dengan selain isterinya),
atau pernah menjalani kateterisasi uretra sebelumnya,
nyeri pada daerah perineum,
frekuensi miksi yang meningkat,
urgensi,
rasa perih dan terbakar saat miksi,
hanya mengenai salah satu skrotum saja dan
tidak disertai dengan mual dan muntah
33

Pemeriksaan fisik:
Prehns sign (berkurang), yaitu jika testis yang
terkena dinaikkan
epididimis membengkak di permukaan dorsal
testis yang sangat nyeri,
refleks kreamaster normal,
colok dubur mungkin didapatkan tanda
prostatitis

Pemeriksaan darah : leukosit meningkat


dengan shift to the left (10.000-30.000/l)
Color Dopples Ultrasonograph: melihat aliran
darah pada arteri testikularis. Pada epididimitis,
aliran darah pada arteri testikularis cenderung
meningkat.
34

Tatalaksana
Suportif
Pengurangan aktivitas
Skrotum lebih
ditinggikan dengan tirah
baring
Kompresi es
Pemberian analgesik dan
NSAID

Operatif
Scrotal exploration
Epididymectomy
Epidymotomy

35

Orcithis

36

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis


terhadap
infeksi.
Sebagian
besar
kasus
berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun,
virus lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis.

Diagnosis
Anamnesis :

Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan.


Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
yang hebat.
Kelelahan / mialgia
Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan
Demam dan menggigil
Mual
Sakit kepala
37

Pemeriksaan fisik:
Pembesaran testis dan skrotum
Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.
Pembengkakan KGB inguinal
Pembesaran
epididimis
yang
terkait
dengan
epididymo-orchitis

Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan darah tidak dapat membantu
menegakkan diagnosis orchitis.
USG dapat digunakan untuk menyingkirkan
kemungkinan torsio testis.
38

Tatalaksana
Suportif
Bed rest
Analgetik
Elevasi skrotum

Medikamento
Pasiensa
dengan

kecurigaan bakteri,
dimana penderita
aktif secara seksual,
dapat diberikan
antibiotik untuk
menular seksual
(terutama gonore
dan klamidia)
dengan ceftriaxone,
doksisiklin, atau
39
azitromisin.

Abses Scrotal

40

Abses Srotum adalah kumpulan purulen pada ruang


diantara tunika vaginalis parietalis dan viseralis
yang
berada
mengelilingi
Testis.
Abses
skrotum,terjadi apabila terjadi infeksi bakteri dalam
skrotum

Diagnosis
Anamnesis :

Pasien yang baru menderita epididimitis atau orchitis namun


tidak menjalani pengobatan secara teratur,komplikasi dari
perforasi
appendisitis,
komplikasi
dari
operasi,sirkumsisi,vasektomi dan Chrons disease.
Pasien datang dengan keluhan nyeri dan dapat pula disertai
dengan demam.
41

Pemeriksaan fisik:
Bengkak pada skrotum
Tidak keras
Merah pada skrotum, dan dapat menjadi fluktuan.

Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan peningkatan
sel darah putih(leukosit) yang diakibatkan oleh terjadinnya
inflamasi atau infeksi pada skrotum.
b. Kultur urin dan pewarnaan gram
untuk mengetahui kuman penyebab infeksi. Analisa urin untuk
melihat apakah disertai pyuria atau tidak
c. Tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoeae.
42

Kompikasi
Abses skrotum yang
menyebabkan Fourniers

tidak ditangani
gangrene,yaitu :

dapat

nekrosis pada kulit skrotum,


merupakan kasus kegawatdaruratan

43

Fornier Gangren

Gambar 1. Edema dinding skrotum dan perubahan warna kulit.


44

Fournier gangren merupakan suatu gangren pada


skrotum atau uvula yang disebabkan oleh bakteri
anaerob yang merupakan strain streptococcus beta
hemolitikus.

Diagnosis
Anamnesis :
Gejala prodromal demam dan letargi,
yang muncul dalam 2-7 hari
Rasa sakit dan nyeri
45

Etiologi
Mikroorganisme umum lainnya adalah sebagai berikut:
a. Gram-negative :E. coli , Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas
aeruginosa,
Proteus
mirabilis,
Enterobacteria
b. Gram-positive:
Staphylococcus
aureus,
Beta
Hemolytic Streptococcus, Streptococcus faecalis,
Staphylococcus epidermidis
c. Anaerobes:
Peptococcus,
Fusobacterium,
Clostridium perfringens
d. Mycobacteria: Mycobacterium tuberculosis
e. Yeasts: Candida albican
46

Diagnosis

Anamnesis :
Gejala prodromal demam dan letargi,
yang muncul dalam 2-7 hari
Rasa sakit dan nyeri

47

Pemeriksaan fisik:
Rasa sakit dan nyeri tekan yang berhubungan
dengan edema pada kulit di atasnya yang disertai
pruritus
Meningkatkan nyeri genital dengan eritema dikulit
atasnya
Gambaran duski di kulit atasnya (subkutan
krepitasi)
Gangren dari bagian alat kelamin disertai drainase
Pemeriksaan
purulen dari Penunjang
luka

a.
b.
c.
d.
e.
f.

pemeriksaan darah lengkap


ureum, kreatinin, elektrolit
fungsi hati
gula darah
analisa gas darah
kultur darah

48

Gambar. Pada foto polos radoiografi anteroposterior menunjukkan tanda


radiolusen (panah) dalam jaringan lunak yang melapisi daerah skrotum
dan perineum yang dapat dicurigai sebagai emfisema subkutan
49

Komplikasi
Komplikasi akhir meliputi :
a. Chordee, ereksi yang menyakitkan, dan
disfungsi ereksi
b. Infertilitas
c. Karsinoma sel skuamosa pada jaringan
parut
d. Imobilisasi dengan kontraktur yang lama
e. Perubahan sekunder pada perubahan
tubuh karena gangguan depresi dismorfik
f. Lymphodema dari kaki untuk debridement
50
panggul akibat thrombophlebitis.

THANKS FOR YOUR


ATTENTION

51

You might also like