Professional Documents
Culture Documents
Perceptor
dr. Agung prasetya nitisasmito, Sp. u
TORSIO TESTIS
SKROTUM
ANATOMI
Testis
ANATOMI
Perdarahan :
Arteria pudenda externa
ventral scrotum
Ateria pudeda interna
bagian dorsal
A. Arteria testicularis
B. Arteria cremasterica.
Vena scrotale
bergabung vena pudenda interna
Persarafan :
Ramus genitalis dari nervus genitofemoralis (LI,L2)
sensoris
permukaan scrotum ventral dan lateral
Cabang nervus ilioinguinalis (L1)
sensoris permukaan scrotum ventral
Ramus perinealis dari nervus pudendalis (S2-S4) permukaan scrotum
dorsal
Ramus perinealis dari nervus cutaneus femoris posterior (S2,S3)
permukaan scrotum kaudal
6
ANATOMI
VASKULARISASI
Arteri :
Arteri spermatika
interna dari aorta
Arteri deferensialis
dari arteri vesikalis
inferior
Arteri kremasterika
dari arteri epigastrika
Vena :
Pleksus
pampiniformis
9
Akut skrotum
10
Etiologi
Infeksi: epididimitis, epididimoorchitis,
orchitis
Torsio: torsio testis, torsio appendiks
testikularis
Trauma: saat berolahraga, bersepeda.
11
Diagnosis
Anamnesis
1. Usia
. Torsio sering terjadi pada bayi dan post pubertas
. Epididimitis sering terjadi usia dewasa 20 thn
2. Onset dan durasi nyeri
. Pada torsio nyeri tetap ada saat elevasi testis (Prehn sign +)
. Pada epididimitis nyeri hilang saat elevasi testis
3. Adanya hidrokel saat lahir hernia inguinalis
4. Adanya riwayat trauma
5. Adanya riwayat infeksi traktus urinarius epdidimitid, orchitis
Pemeriksaan fisik
1. Dilakukan pemeriksaan terhadap abdomen untuk mencari adanya
nyeri pada regio flank dan distensi vesika urinaria.
2. Transluminasi Hidrokel
6. Refleks Kremaster Torsio testis (-)
7. Pemeriksaan pada region inguinal dilakukan untuk menentukan
secara jelas adanya hernia inguinalis, bengkak maupun eritema.
8. IPPA
12
Pemeriksaan Penunjang
1.Darah Rutin : Leukositosis Infeksi
2.Radiologi
. Color Doppler Ultrasonography
. Nuclear Scintigraphy
13
Torsio testis
Orchitis
Fournier
Gangren
Epdidimitis
Abses
Scrotal
14
TORSIO TESTIS
15
DEFINISI
Keadaan dimana funikulus spermatika
terpeluntir oklusi & strangulasi dari
vaskularisasi vena atau arteri ke testis dan
epididimis.
Merupakan kegawatdaruratan vaskuler.
16
ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti
FAKTOR PENCETUS
Trauma
Kelainan kongenital
Gangguan
seksual / aktifitas
seksual
Tumor testis
17
PATOFISIOLOGI
18
INTRAVAGINAL TORSIO
19
EKSTRAVAGINAL TORSIO
20
21
Manifestasi klinis
22
ETIOLOGI
Kelainan sistem
penyangga testis
Testis berotasi
Funiculus spermaticus
terpeluntir
Aliran darah terhenti
Iskemia testis
Nekrosis
Nyeri menjalar
ke abdomen
Pembengkakan
pada testis
Mual dan
muntah
Demam
23
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
24
ANAMNESIS
Gejala akut skrotum :
Nyeri hebat daerah
skrotum
(mendadak, dapat
menjalar ke daerah
inguinal atau perut
bawah)
Skrotum bengkak
Skrotum merah
Mual dan Muntah
Kadang-kadang :
Demam ringan
Jarang :
Rasa panas &
terbakar saat
berkemih
Gejala lain :
Darah pada
semen
25
PEMERIKSAAN FISIK
Srotum bengkak & hiperemis dapat
meluas hingga skrotum sisi kontralateral
Nyeri saat palpasi
Testis terletak transversal atau horizontal
Testis tampak lebih tinggi
Nyeri tetap ada saat elevasi testis (Prehn
sign +)
Refleks kremaster (-)
26
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan apabila diagnosis masih
meragukan tidak menunjukkan
bukti klinis yang nyata
Pemeriksaan lab : urinalisis, darah
lengkap tanda inflamasi
USG Doppler & Radionuclide
Scanning aliran darah ke testis (-)
27
PENATALAKSANAAN
28
2.
29
30
31
Epididimitis
32
Diagnosis
Anamnesis :
Demam,
keluarnya nanah dari uretra,
adanya riwayat coitus suspectus (dengan selain isterinya),
atau pernah menjalani kateterisasi uretra sebelumnya,
nyeri pada daerah perineum,
frekuensi miksi yang meningkat,
urgensi,
rasa perih dan terbakar saat miksi,
hanya mengenai salah satu skrotum saja dan
tidak disertai dengan mual dan muntah
33
Pemeriksaan fisik:
Prehns sign (berkurang), yaitu jika testis yang
terkena dinaikkan
epididimis membengkak di permukaan dorsal
testis yang sangat nyeri,
refleks kreamaster normal,
colok dubur mungkin didapatkan tanda
prostatitis
Tatalaksana
Suportif
Pengurangan aktivitas
Skrotum lebih
ditinggikan dengan tirah
baring
Kompresi es
Pemberian analgesik dan
NSAID
Operatif
Scrotal exploration
Epididymectomy
Epidymotomy
35
Orcithis
36
Diagnosis
Anamnesis :
Pemeriksaan fisik:
Pembesaran testis dan skrotum
Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.
Pembengkakan KGB inguinal
Pembesaran
epididimis
yang
terkait
dengan
epididymo-orchitis
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan darah tidak dapat membantu
menegakkan diagnosis orchitis.
USG dapat digunakan untuk menyingkirkan
kemungkinan torsio testis.
38
Tatalaksana
Suportif
Bed rest
Analgetik
Elevasi skrotum
Medikamento
Pasiensa
dengan
kecurigaan bakteri,
dimana penderita
aktif secara seksual,
dapat diberikan
antibiotik untuk
menular seksual
(terutama gonore
dan klamidia)
dengan ceftriaxone,
doksisiklin, atau
39
azitromisin.
Abses Scrotal
40
Diagnosis
Anamnesis :
Pemeriksaan fisik:
Bengkak pada skrotum
Tidak keras
Merah pada skrotum, dan dapat menjadi fluktuan.
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan peningkatan
sel darah putih(leukosit) yang diakibatkan oleh terjadinnya
inflamasi atau infeksi pada skrotum.
b. Kultur urin dan pewarnaan gram
untuk mengetahui kuman penyebab infeksi. Analisa urin untuk
melihat apakah disertai pyuria atau tidak
c. Tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoeae.
42
Kompikasi
Abses skrotum yang
menyebabkan Fourniers
tidak ditangani
gangrene,yaitu :
dapat
43
Fornier Gangren
Diagnosis
Anamnesis :
Gejala prodromal demam dan letargi,
yang muncul dalam 2-7 hari
Rasa sakit dan nyeri
45
Etiologi
Mikroorganisme umum lainnya adalah sebagai berikut:
a. Gram-negative :E. coli , Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas
aeruginosa,
Proteus
mirabilis,
Enterobacteria
b. Gram-positive:
Staphylococcus
aureus,
Beta
Hemolytic Streptococcus, Streptococcus faecalis,
Staphylococcus epidermidis
c. Anaerobes:
Peptococcus,
Fusobacterium,
Clostridium perfringens
d. Mycobacteria: Mycobacterium tuberculosis
e. Yeasts: Candida albican
46
Diagnosis
Anamnesis :
Gejala prodromal demam dan letargi,
yang muncul dalam 2-7 hari
Rasa sakit dan nyeri
47
Pemeriksaan fisik:
Rasa sakit dan nyeri tekan yang berhubungan
dengan edema pada kulit di atasnya yang disertai
pruritus
Meningkatkan nyeri genital dengan eritema dikulit
atasnya
Gambaran duski di kulit atasnya (subkutan
krepitasi)
Gangren dari bagian alat kelamin disertai drainase
Pemeriksaan
purulen dari Penunjang
luka
a.
b.
c.
d.
e.
f.
48
Komplikasi
Komplikasi akhir meliputi :
a. Chordee, ereksi yang menyakitkan, dan
disfungsi ereksi
b. Infertilitas
c. Karsinoma sel skuamosa pada jaringan
parut
d. Imobilisasi dengan kontraktur yang lama
e. Perubahan sekunder pada perubahan
tubuh karena gangguan depresi dismorfik
f. Lymphodema dari kaki untuk debridement
50
panggul akibat thrombophlebitis.
51