You are on page 1of 23

SINUSITIS MAXILLARIS

AKUT
OLEH
NI PUTU NUWILA RAHMAYANI
14710202

Definisi
Sinusitis maksilaris adalah peradangan pada mukosa

sinus maksilaris. Sinusitis maksilaris diklasifikasikan


menjadi akut, sub akut dan kronik.
Sinusitis akut bila gejalanya berlangsung beberapa hari
sampai 4 minggu. Sinusitis subakut bila berlangsung dari
4 minggu sampai 3 bulan dan sinusitis kronis bila
berlangsung lebih dari 3 bulan.

Perbandingan sinus maxillaris normal


dengan sinusitis maxillaris

Etiologi
Secara Rinogen

Seringkali sinusitis maksilaris ini dapat disebabkan oleh

peradangan melalui hidung atau merupakan komplikasi


rinitis. Rinitis adalah peradangan yang terjadi pada
membran mukosa hidung, dapat bersifat akut dan kronik.

Secara Odontogen
Faktor-faktor etiologi sinusitis maksilaris secara dentogen
adalah sebagai berikut:
Komplikasi infeksi

Infeksi periapikal
Infeksi periodontal
Gigi impaksi, unerupted, supemumerary
Infeksi residual
Infeksi akar gigi/ gangren radix

Komplikasi akibat trauma


Terambilnya sebagian dasar sinus yang mengelilingi akar
gigi.
Terbukanya sinus maksilaris dan masuknya akar gigi
kedalam sinus.
Masuknya gigi yang impacted/supemumerer kedalam
sinus pada waktu ekstraksi.
Komplikasi akibat kista (dentigerous/folikuler) dan
tumor/neoplasma.

Patogenesis
Faktor-faktor

predisposisi sinusitis maxillaris adalah


obstruksi mekanik, rinitis kronis serta rinitis alergi, polusi,
udara dingin dan kering, riwayat trauma, menyelam,
berenang, naik pesawat, riwayat infeksi pada gigi, infeksi
pada faring.
Rinitis merupakan faktor predisposisi yang paling penting
dalam terbentuknya sinusitis.

Gejala Klinis
Demam, malaise.
Nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda dengan

pemberian aspirin. Sakit dirasa mulai dari pipi ( di bawah


kelopak mata ) dan menjalar ke dahi atau gigi. Sakit
bertambah saat menunduk.
Wajah terasa bengkak dan penuh.
Nyeri pipi yang khas : tumpul dan menusuk, serta sakit
pada palpasi dan perkusi.

Kadang ada batuk iritatif non-produktif.


Sekret mukopurulen yang dapat keluar dari hidung dan

kadang berbau busuk.


Adanya pus atau sekret mukopurulen di dalam hidung,
yang berasal dari metus media, dan nasofaring.
Penurunan atau gangguan penciuman.

Diagnosis
Pemeriksaan fisik :
Tampak pembengkakan di daerah pipi dan kelopak
mata bawah sisi yang terkena
Pada rinoskopi anterior, mukosa konka tampak
hiperemi dan edema, selain itu tampak pus atau
nanah di meatus media
Pada rinoskopi posterior tampak pus di nasofaring

Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Transiluminasi:
Sinus yang sakit akaan terlihat suram atau gelap. Akan
lebih bermakna hasilnya bila hanya salah satu sisi sinus
saja yang sakit, sehingga terlihat sekali perbedaannya
antara yang suram atau sakit dengan yang normal.
Pemeriksaan Radiologi:
Foto Waters PA dan lateral, akan tampak perselubungan atau

penebalan mukosa atau air-fluid level pada sinus yang sakit

CTscan merupakan pemeriksaan yang dapat memberikan

gambaran yang paling baik akan adanya kelainan pada


mukosa dan variasi antominya yang relevan untuk
mendiagnosis sinusitis kronis maupun akut.

Pemeriksaan kultur
Sample diambil dari secret dari meatus medius atau meatus
superior. Pasien harus dirujuk ke otolaringologis untuk aspirasi
maksila dan kultur bila tidak sembuh dengan pengobatan
antibiotika yang sesuai dan adekuat.
Sinoscopy
Merupakan satu-satunya cara yang memberikan informasi akurat

tentang perubahan mukosa sinus, jumlah secret yang ada dalam


sinus dan letak serta keadaan dari ostium sinus.

Diagnosa Banding
Sinus Maksilaris Vakum
Infeksi gigi geraham atas
Benda asing rongga hidung ( anak-anak )

Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan dari sinusitis adalah mengembalikan fungsi

silia mukosa, memperbaiki drainase, eradikasi bakteri dan


menghilangkan keluhan nyeri.
Terapi Medikamentosa
Antibiotik (diberikan minimal 2minggu):
Lini pertama:
Amoxycilline 3x500mg.
Cotrimoxazole 2x1tablet.
Erythromycine 4x500mg.
Lini kedua:
Bila ditemukan kuman menghasilkan enzim beta-laktamase
diberikan kombinasi Amoxycilline+Clavulanic acid, cefaclor
atau cephalosporine generasi II atau III oral

Dekogestan

Topikal:

Solusio Efedrin 1% tetes hidung


Oxymethazoline 0,025% tetes hidung untuk anak, 0,05% semprot
hidung. Jangan digunakan lebih dari 5 hari
Sistemik:
Fenil Propanolamine
Pseudoefedrine 3x60mg
Mukolitik: N-acetytilcystein, bromhexine
Analgesik/antipiretik (bila perlu):
Parasetamol 3x500mg
Metampiron 3x500mg
Antihistamin (diberikan pada penderita dengan latar belakang alergi)
CTM
Loratadine

Tindakan non invasif


Diatermi dengan gelombang pendek. Digunakan pada sinusitis subakut

sebanyak 5-6 kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki vaskularisasi
sinus.
Irigasi sinus maxilla
Dilakukan bila resorpsi sekret sinus maxilla tidak adekuat
Bila keadaan akut telah reda dan demam berkurang baru dapat
dilakukan irigasi melalui ostium. Bila sekresi berlebih atau tidak dapat
dilakukan melalul ostium, maka dinding antral dibawah concha inferior
dibuan suatu iubang dengan antral trokar.

Tidakan pembedahan
Dilakukan bila pengobatan konservatif gagal yaitu dengan
mengangkat mukosa yang patologis dan membuat drainase sinus
yang terkena. Tipe pembedahan yang dilakukan adalah antrostomi
intra nasal dan operasi Caldwell-Luc.

Selain itu ada pembedahan non radikal yaitu :


Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF), yang telah menjadi
tindakan pembedahan utama untuk menangani sinus.
Prinsipnya adalah membuka dan membersihkan daerah ostio-meatal
yang menyadi sumber penyumbatan dan infeksi sehingga ventilasi
dan drainase menjadi lancar kembali melalui ostium alami. Tingkat
keberhasilannya mencapai 90% dengan tanpa meninggalkan
jaringan parut.

Komplikasi
Selulitis orbita dan abses
Meningitis
Abses otak
Mukokel
Trombosis sinus cavemosus
Fistula oro antral
Osteomyelitis

TERIMAKASIH

You might also like