Professional Documents
Culture Documents
Proses
pengukuran
volume
suatu
larutan
dengan
cara
hasil reaksi
melakukan
titrasi
diperlukan
beberapa
persyaratan
yang
harus
diperhatikan, seperti ;
a. Reaksi harus berlangsung secara stoikiometri dan tidak terjadi reaksi samping.
b. Reaksi harus berlangsung secara cepat.
c. Reaksi harus kuantitatif
d. Pada titik ekivalen, reaksi harus dapat diketahui titik akhirnya dengan tajam
(jelas perubahannya).
e. Harus ada indikator, baik langsung atau tidak langsung.
NaOH
NaCl
H2 O
b. Titrasi pengendapan
AgNO3 +
NaCl
AgCl (s)
NaNO 3
c. Titrasi kompleksometri
Mg 2+
(EDTA)4-
Mg(EDTA)2-
Ce 4+
Fe
3+
Ce
3+
Larutan standar:
KONSENTRASI LARUTAN
Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi suatu larutan, yaitu
sebagai berikut :
MOLARITAS (M) : adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mL
larutan.
NORMALITAS (N) : adalah banyaknya gram ekivalen zat yang erlarut
dalam 1000 mL larutan.
MOLALITAS (m) : adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mg
pelarut
Berat zat terlarut
Persen berat adalah _______________ x 100%
Berat larutan
Volume zat terlarut
Persen volume adalah ___________________ x 100%
Volume larutan
Berat ekivalen (BE) dapat ditentukan berdasarkan jenis reaksi, sebagai berikut
:
1. Reaksi asam basa (netralisasi)
2. Reaksi pengendapan
3. Reaksi pertukaran
4. Reaksi oksidasi reduksi
1, Reaksi asam basa/ penetralan:
satu ekivalen adalah jumlah gram zat yang menghasilkan atau bereaksi
dengan 1 mol ion H atau OH
Masa molekul realtif (Mr)
BE = __________________________________
Banyaknya atom H yang dilepas atau diterima
Contoh:
1 mol HCl menghasilkan 1 mol H+
1 ekivalen HCl = 1 mol HCl
36,5
36,5 gr
1
1
1 ekivalen H2SO4 molH 2 SO 4
2
98
49 gr
2
40
40 gr
1
74,08
37,04 gr
2
Contoh soal:
NaH2PO4
b. H3PO4 + 2NaOH
Na2HPO4
c. H3PO4 + 3NaOH
Na3PO4
H2O
+ 2H2O
+ 3H2O
2. Reaksi pengendapan
Masa molekul relatif (Mr)
BE = ______________________
Valensi senyawa tsb.
Contoh:
BE AgNO3 = Mr AgNO3
BE NaCl = Mr NaCl
Untuk membuat larutan dengan bahan yang digunakan dalam bentuk
padatan, maka banyaknya bahan yang dibutuhkan dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
masa yang terkandung (mg)
= NxV
BE bahan
Contoh soal:
Untuk membuat larutan AgNO3 0,1 N sebanyak 500 mL, maka berapakah
AgNO3 padatan yang diperlukan?
3. Reaksi pertukaran
Masa molekul relatif (Mr)
BE = ______________________
Valensi senyawa tsb.
2AgNO3
BaCl2
2AgCl
Ba(NO3)2
Contoh:
Diketahui persamaan-persamaan berikut yang belum seimbang:
a. Ca(OH)2 + HCl
b. BaCl2
c. Ag+
+
+
H2SO4
CN-
CaCl2
BaSO4
Ag(CN)2 -
H2O
+
HCl
4. Reaksi redoks
Berat ekivalen (BE) dalam reaksi oksidasi reduksi didasarkan pada
banyaknya elektron yang dilepaskan atau diikat dalam suatu reaksi oksidasi
atau reduksi.
Atau jumlah gram zat yang menghasilkan atau bereaksi dengan satu mol
elektron
Masa molekul relatif (Mr)
BE = _____________________________________
Banyaknya elektron yang dilepas atau diikat
Contoh:
1. MnO4 - + 5Fe 2+ +
BE MnO4 - ?
BE Fe 2+ ?
8H+
5 Fe 3+ + Mn 2+ + 4 H2O
3Sn
4+
+ 2 Cr 3+ + 7 H2O
BE Cr2O 7 2- ?
BE Sn 2+
= 0,0050 ekiv
Atau bisa digunakan satuan miliekivalen (mek) sama denga satu perseribu
dari satu ekivalen
1000 mek = 1 ekiv
01 mek/mL
= 5,0 mek
Normalitas
gr
mg
Hubungan M dengan N
N = nM
mol
gr
M
V
MrxV
Titer
Berat pereaksi yang bereaksi per volum atau bobot per volume. Tapi bobot itu
adalah bobot suatu reagensia dengan mana larutan tersebut bereaksi bukan
bobot zat telarutnya
T = mg/mL atau gr/L
Misal: 1 mL HCl tepat menetralkan 4 mg NaOH, maka larutan asam
dapat dinyatakan sebagai titer natrium hidroksida.
Titer NaOH = 4 mg/mL
Karena:
gr
mg
Maka: T = N X BE
Contoh:
1.Berapakah besarnya titer NH3 dari larutan HCl 0,120 N, dan titer BaO
dari larutan yang sama
2.Sebuah larutan NaOH mempunyai titer asam oksalat sebesar 9,45
mg/mL. Hitung normalitas larutan NaOH
Jika nilai titik ekivalensi berbeda dengan nilai titik akhir titrasi disebut
Kesalahan Titrasi (selisih antara TE dengan titik akhir titrasi)
Penyebabnya:
1.Kehilangan cuplikan
Maka berlaku
miliekivalen A = miliekivalen B
mek
mek B
(N x V)A = (N x V)B
Contoh Soal
1. Berapa berat asam asetat (CH3COOH) dalam 5 mL suatu cuplikan cuka
yang pada titrasi memerlukan 5 mL NaOH 0,1 M.
2. Berapa volum HClO4 12,1 N harus diencerkan untuk memperoleh 1 Liter
larutan 0,1 N
3. Suatu cuplikan paduan logam yg mengandung timah sebanyak 0,2 gr
dilarutkan dan timah direduksi menjadi Sn(II). Titrasi Sn(II) dibutuhkan 22,20
mLK2Cr2O7 0,1 N. Hitung berapa persen timah dalam paduan logam
tersebut.
4. Suatu cuplikan Na2CO3 murni sebanyak 150 mg memerlukan 30,06 mL HCl
pada titrasi sesuai dengan reaksi:
2 H+ + CO 2
Hitung kenormalan asam HCl
CO2(g)
+ H2O
Titrasi kembali
Kadang-kadang suatu zat A dapat ditentukan dengan cara penambahan
zat penitrasi B yang berlebih.
Kelebihan zat B ditentukan dengan titrasi kembali (back titration) dengan
suatu larutan standar C.
Titrasi kembali sangat baik digunakan bila reaksi antara A dan B
berlangsung agak lambat
B berlebih
hasil reaksi
B berlebih
hasil reaksi
Cara Perhitungan
mek B
mek C
mek
Atau
(mL B x
N B) - (mL C
N C)
mg A/ BE A
Contoh soal:
Suatu sampel natrium oksalat murni dengan berat 0,2856 gram dilarutkan
dalam air dan ditambahkan asam sulfat dan larutan dititrasi pada 700 C,
dan diperlukan larutan KMnO4
Aliquot
Jika seorang kimiawan menimbang suatu sampel yang banayak dari standar
primer dan melarutkannya dalam labu volumetri, dan menarik sebagian
larutan dengan menggunakan pipet. Porsi yang diambil disebut dengan
aliquot (bagian dari keseluruhan)
Contoh : suatu sampel CaCO3 (Mr=100,09) murni dengan bobot 0,4148 gr
dilarutkan dalam asam klorida 1 : 1 dan larutan itu diencerkan menjadi 500
mL dalam sebuah labu volumetri. Diambil aliquot sebanyak 50 mL dengan
sebuah pipet dan ditaruh dalam sebuah labu erlenmeyer. Larutan dititrasi
dengan 40,34 mL dari larutan EDTA dengan menggunakan indikator EBT.
Hitunglah molaritas larutan EDTA.
Reaksi yang terjadi : Ca2+ + Y4-
CaY2-