You are on page 1of 22

Aktiva Tetap dan

Aktiva Tak Berwujud


Firman Pribadi

Aktiva tetap adalah aktiva yang dipakai


dalam kegiatan usaha untuk jangka waktu
lama dan bukan untuk suatu investasi.
Dikelompokan menjadi dua bagian:
Aktiva tetap (tanah, bangunan dll)
Aktiva tak berwujud (hak paten,hak cipta)

Harga Pokok Aktiva Tetap


Prinsip biaya mengharuskan perusahaan
melaporkan aktiva yang dimilikinya pada
neraca atas jumlah uang yang dikeluarkan
perusahaan untuk membeli aktiva tsb,
contoh: harga pokok aktiva tetap = Harga
beli + PPN + biaya-biaya lain.

Contoh perhitungan Harga pokok aktiva:


Biaya pembelian mesin dan peralatan
lainnya terdiri dari:
Harga beli barang
Biaya transportasi
Biaya asuransi
Biaya instalasi
Biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai
mesin atau peralatan tersebut dapat dipakai

Pembelian Aktiva Berkelompok


Perusahaan terkadang membeli sejumlah
barang pada suatu harga tertentu, misalnya
tanah dan bangunan Pencatatan yang baik
harus memisahkan nilai dari kedua jenis
aktiva ini kedalam pos tanah dan pos
bangunan Metoda nilai penjualan relatif
Contoh PT. INDOFOOD membeli tanah dan
bangunan untuk kantornya di daerah Pandaan
Jawa Timur. Bangunan tersebut terletak di atas
tanah seluas dua hektar. Harga gabungan tanah
dan bangunan tersebut adalah Rp 5,6 milyar.
Setelah dinilai kembali oleh appraisal nilai pasar
tanah adalah Rp 600 juta dan nilai bangunan
sebesar Rp 5,4 milyar, sehingga nilai
gabungannya adalah Rp 6 milyar

Langkah 1: cari rasio nilai pasar dari


masing-masing barang terhadap nilai
pasar dari keseluruhan barang
Dalam Jutaan

Aktiva

Nilai Pasar

Total Nilai

600

600

10%

Bangunan

5.400

5.400

90%

Total

6.000

6.000

Tanah

Prosentase

Langkah 2: Prosentase tanah dan


bangunan tersebut kemudian dikalikan
dengan harga perolehannya
Dalam Jutaan
Aktiva

Harga Perolehan

Prosentase

Alokasi Biaya

Tanah

5.400

10%

540

Bangunan

5.400

90%

4.860

Total

5.400

Jika PT. INDOFOOD membayar transaksi


secara tunai maka:

Penyusutan Aktiva tetap


Penyusutan atau depresiasi adalah alokasi
harga perolehan aktiva tetap yang menjadi
beban pada periode-periode akuntansi jadi
penyusutan bukan biaya berupa pengeluaran
kas
Untuk mengetahui besarnya beban penyusutan,
perlu diketahui:
Harga perolehan
Umur ekonomis
Perkiraan nilai sisa dari aktiva

Metoda Penyusutan
Metode garis lurus (straight line method)
Metode unit produksi (unit performance
method)
Metode saldo menurun berganda (Double
declining method)
Metode digit tahun (some of years digit
method)

Metode Garis Lurus


Perusahaan akan mencatat beban penyusutan yang
sama jumlahnya untuk setiap periode

Harga Perolehan - Nilai Residu


Formula Penyusutan
Umur Ekonomis

Misal:
Nilai perolehan aktiva = Rp 100 juta
Nilai residu = Rp 10 juta
Umur Ekonomis = 5 tahun

Besarnya penyusutan:
Rp 100 juta - Rp 10 juta : 5 tahun = Rp 18
juta/tahun
Jurnal penyusutan

Metoda Unit Produksi

Metoda ini memberikan beban penyusutan yang tetap untuk tiap unit
produksi yang dihasilkan dari aktiva tetap

Berdasarkan data dari contoh di atas, misalkan sebuah mobil memiliki


umur ekonomis berupa jarak tempuh 1.000.000 km memiliki data:

Thn ke 1 menempuh 200.000 km


Thn ke 2 menempuh 300.000 km
Thn ke 3 menempuh 250.000 km
Thn ke 4 menempuh 150.000 km
Thn ke 5 menempuh 100.000 km

Beban penyusutan/km adalah


Rp 100 juta - Rp 10 juta : 1.000.000 km =
Rp 90/km

Metoda Saldo Menurun Ganda


1. Hitung penyusutan berdasarkan garis
lurus
2. Tingkat penyusutan berdasarkan garis
lurus kita kalikan dua untuk mendapatkan
tingkat penyusutan berdasarkan saldo
menurun ganda
Berdasarkan contoh di atas besarnya
penyusutan menurut metoda garis lurus
adalah 20% dari harga perolehan, maka
tingkat penyusutan ganda adalah 2 x
20% = 40%

Metode Digit Tahun


Metoda ini merupakan salah satu metoda
penyusutan aktiva tetap yang dipercepat, yaitu
dengan mengalikan harga perolehan yang dapat
disusutkan dengan suatu angka tertentu
Misalkan angka digit kumulatif untuk aktiva yang
mempunyai umur ekonomis 5 tahun adalah: 1 +
2 + 3 + 4 + 5 = 15 atau dihitung melalui rumus [N
(N+1) : 2]
Berdasarkan contoh kasus di atas: (harga
perolehan - nilai residu) X digit tahun terbesar
pertama : jumlah digit tahun = (100 juta - 10 juta)
X 5/15 = 30 juta

Beban Penyusutan dan Pajak


Penghasilan

Akuntansi sumber daya alam dan Deplesi


Penyusutan untuk sumber daya alam dinamakan
dengan Deplesi
Contoh :
Misalkan tambang batu bara diperoleh oleh perusahaan
dengan nilai Rp 100 milyar, diperkirakan deposit
batubara yang ada di dalamnya sebesar 1 juta metrik
ton, maka tarif deplesi tambang batu bara adalah Rp 100
milyar/1 juta = Rp 100.000.
Jika pada suatu periode batubara dapat digali sebanyak
1500 metrik ton maka besarnya beban deplesi periode
tersebut adalah 1500 x Rp 100.000 = Rp 150.000.000

Akuntansi Aktiva Tidak Berwujud dan


Amortisasi
Pos aktiva tidak berwujud adalah kelompok
aktiva jangka panjang yang tidak material (tidak
berwujud)
Aktiva ini merupakan suatu hak akan
keuntungan yang dirasakan sekarang maupun
masa yang akan datang
Bentuk aktiva tidak berwujud:
Paten
Hak cipta
Merek dagang
Warlaba dan lisensi
Hak sewa
Goodwill

Misalkan: Sebuah perusahaan membeli


hak paten seharga Rp 500 juta.
Perusahaan memperkirakan umur paten
tersebut adalah 5 tahun, maka beban
amortisasi pertahun hak paten adalah
Rp 500/5 tahun = Rp 100 juta. Dengan
jurnal sebagai berikut:

You might also like