You are on page 1of 45

ANALISIS KUANTITATIF

SECARA ELEKTROKIMIA

PENGERTIAN ELEKTROKIMIA
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari
aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen
yang digunakan dalam reaksi elektrokimia
dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron
yang dimiliki.
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari
hubungan
antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja
listrik,
yang biasanya melibatkan sel elektrokimia yang
menerapkan
prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.

JENIS SEL ELEKTROKIMIA


1. SEL GALVANI
2. SEL ELEKTROLISIS

Sel galvani (sel volta) merupakan sel elektrokimia


yang dapat menghasilkan energi listrik yang
disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan

Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan


arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks yang
diinginkan dan digunakan secara luas

1. SEL GALVANI (SEL VOLTA)


Pada Sel Daniell, sepotong logam seng dimasukkan ke dalam larutan
seng (II) sulfat,
ZnSO4(aq), pada satu wadah. Sementara, sepotong logam tembaga
juga
dimasukkan ke dalam larutan tembaga (II) sulfat, CuSO4(aq), pada
wadah lainnya.
Potongan logam tersebut disebut elektroda yang berfungsi sebagai
ujung akhir atau
penampung elektron. Kawat penghantar akan menghubungkan
John
Ferederick Daniel
elektroda-elektrodanya.

SEL GALVANI (SEL VOLTA)


Ketika sel Daniell digunakan sebagai
sumber listrik terjadi perubahan dari
Zn menjadi Zn2+ yang larut
Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- (reaksi
oksidasi)
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) (reaksi
reduksi)
Dalam hal ini, massa Zn mengalami
pengurangan, sedangkan elektroda
Cu bertambah massanya, karena
terjadi pengendapan Cu dari Cu2+
dalam larutan.

DERET VOLTA
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au

- Kurang reaktif, makin sulit melepaskan e- Logam merupakan oksidator yang semakin
kuat (semakin mudah mengalami reduksi)

Logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron)


Logam merupakan reduktor yang semakin kuat
semakin mudah mengalami oksidasi)

ANODA DAN KATODA


Katoda adalah sel elektrokimia yang mengalami
reduksi
Anoda adalah sel elektrokimia yang mengalami
oksidasi

Contoh aplikasi Sel Volta


1. Sel Kering/Baterai

2. Aki

2. SEL ELEKTROLISIS
Sel elektrokimia yang menghasilkan redoks dari
energi listrik.

Contoh Sel Elektrolisis :

LARUTAN ELEKTROLIT DAN


LARUTAN NON ELEKTROLIT
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan memberikan
gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau
timbulnya gelmbung gas dalam larutan .Larutan
yang menunjukan gejala gejala tersebut pada
pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak
dapat
menghantarkan
arus
listrik
dengan
memberikan gejala berupa tidak ada gelembung
dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat
uji. Larutan yang menunjukan gejala gejala
tersebut pada pengujian tergolong ke dalam
larutan nonelektrolit.

Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit terdiri dari :
1. Elektrolit kuat,
Asam asam kuat
Basa basa kuat
Garam garam yang mudah larut
Contoh : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, NaOH, KOH, dan
NaCL.
2. Elektrolit Lemah
Asam asam lemah
Garam garam yang sukar larut
Basa basa lemah
Contoh : larutan ammonia, larutan cuka dan larutan
H2S.

ELEKTRODA
Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai
anoda atau katoda.
Anoda merupakan elektroda di mana elektron datang
dari sel elektrokimia sehingga oksidasi
terjadi
Katoda merupakan elektroda di mana elektron
memasuki sel elektrokimia sehingga reduksi
terjadi.
Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau
katoda tergantung dari tegangan listrik yang diberikan
ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar adalah
elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel
elektrokimia dan katoda bagi sel elektrokimia lainnya.

JENIS JENIS ELEKTRODA


Berdasarkan kerjanya, elektroda dibagi menjadi :
1. Elektroda pembanding
Elektroda ini sering disebut elekroda standart karena nilai
potensial sudah diketahui dan tetap.
Elektroda pembanding harus memenuhi :
2. Mematuhi persamaan Nerst bersifat reversibel.
2. Memiliki potensial elektroda yang konstan oleh waktu
3. Segera kembali keharga potensial semula apabila dialiri
arus listrik
4. Hanya memiliki efek histerisis yang kecil jika diberi
suatu siklus suhu

2. Elektroda indikator
Elektroda ini potensialnya berubah sesuai dengan
konsentrai zat yang diukur (analit)
Jenis- jenis elektroda indikator
Elektroda indikator logam
Elektroda jenis pertama
Elektroda logam yang potensialnya merupakan fungsi dari
konsentrasi Mn+dalam Mn+|M reaksi setengah redoks.
Elektroda jenis pertama merupakan elektroda logam
murni yang memepertukarkan kationnya langsung dengan
logamnya.Elektroda
jenis
pertama
tidak
banyak
digunakan karena sangat tidak selektif dan merespon
kation lainnya yang mudah tereduksi.Kelemahan dari
elektroda initidak terlalu selektif, kadang bereaksi dengan
katon lain yg lebih mudah tereduksi, elektroda logam
dangat mudah teroksidasi

Elektroda jenis ke-2


Elektroda logam yang potensialnya merupakan fungsi dari
konsentrasi X dalam MXn|M reaksi setengah redoks.
Logam tidak hanya merespon kationnya tetapi juga merespon
anion yang membentuk endapan sedikit larut dan kompleks
stabil dengan kationnya. Elektroda jenis ini memiliki ion-ion
yang tidak bertukar elektron langsung dengan elektrodanya.
Sebagai gantinya, anion akan mengatur konsentrasi kation
yang bertukar elektron dengan elektroda.

Elektroda redoks
Elektroda inert yang dapat menjadi sumber elektron bagi reaksi
setengah redoks.
Elektroda membran
Pada elektroda membran, tidak ada elektron yang diberikan
oleh atau kepada membran tersebut. Sebagai gantinya, suatu
membran membiarkan ion-ion jenis tertentu menembusnya,
namun menghentikan ion-ion lain.

Jenis jenis elektroda membran


a. Potensial membran
Suatu perubahan potensial pada sebuah membran konduktif dimana sisi yang
berlawanan kontak (berhubungan) dengan larutan yang memiliki komposisi
berbeda.
b. Elektroda selektif ion
Sebuah elektroda dimana potensial membrannya merupakan fungsi konsentasi
dari satu ion tertentu.
c. Elektroda kaca
Sebuah elektroda selektif ion berdasarkan membran kaca yang potensial terbentuk
dari reaksi pertukaran ion pada permukaan membran.
d. Elektroda membran Kristal
Sebuah elektroda selektif ion yang didasarkan pada kelarutan yang kecil dari
bahan kristal anorganik.Tidak hanya kaca saja yang selektif terhadap kation,
tetapi beberapa zat padat lainnya juga selektif terhadap kation. Sebagai contoh
kristal tunggal lantanum florida yang bertindak sebagai membran digunakan untuk
menetapkan ion fluorida.Kristal itu dikontaminasi dengan suatu unsur tanah
langka, europium(II), untuk meningkatkan daya hantar listriknya. Elektroda ini
mampu merespon ion fluorida smpai konsentrasi 10 -5M.
e. Elekroda membran liquid
Sebuah elektroda selektif ion di manachelating agen dimasukkan ke dalam
membran hidrofobik.

Pemilihan elektroda indikator


Elektroda indikator harus memenuhi beberapa syarat
antara lain harus memenuhi tingkat kesensitivan yang
terhadap konsentrasi analit. Tanggapannya terhadap
keaktifan teroksidasi dan tereduksi harus sedekat
mungkin dengan yang diramalkan dengan persamaan
Nernst. Sehingga adanya perbedaan yang kecil dari
konsentrasi analit, akan memberikan perbedaan
tegangan(Skoog:).

samaan Nernst:
= E0sel (RT / nF) lnQ
= potensial sel di bawah kondisi tidak standar (V)
el = potensial sel dalam kondisi standar
= gas konstan, yaitu 8.31 (volt-coulomb) / (mol-K)
= temperatur (K)
= jumlah mol elektron yang dipertukarkan dalam reaksi elektrokimia (mol)
= konstanta Faraday, 96.500 coulomb / mol
= hasil bagi reaksi , yang merupakan ungkapan kesetimbangan dengan konsentr
awal daripada konsentrasi kesetimbangan

Persamaan Nernst dapat diturunkan menjadi:


Esel = E0sel (2.303 . RT / nF) logQ
Pada suhu 298K, Esel = E0sel (0,0591 V / n) log Q
Contoh Soal Persamaan Nernst
Sebuah elektroda seng terendam dalam larutan asam 0,80 M, lautan Zn 2+ yang dihubungkan
oleh jembatan garam ke 1,30 M larutan Ag + mengandung elektroda perak. Tentukan
tegangan awal sel pada 298 K.
Jawab:
E0red: Zn2+ (aq) + 2e Zn(S) = -0,76 V
E0red: Ag+ (aq) + e Ag (s) = 0,80 V
Esel = E0sel (0,0591 V / n) log Q
Q = [Zn2+] / [Ag+] 2
Reaksi spontan sehingga hasil E0 adalah positif. Satu-satunya cara untuk itu terjadi adalah
jika Zn teroksidasi (0,76 V) dan perak berkurang (0,80 V). Setelah Anda menyadari bahwa,
Anda dapat menulis persamaan reaksi setara untuk reaksi sel dan dapat menghitung E 0:
Zn(s) Zn2 +(aq) + 2e dan E0oksidasi = 0,76 V
2Ag + (aq) + 2e 2Ag (s) dan E0red = 0,80 V
yang ditambahkan bersama-sama untuk menghasilkan:
Zn (s) + 2Ag+ (aq) Zn2+ (aq) + 2Ag (s) dengan E0 = 1,56 V
Sekarang, menerapkan persamaan Nernst:
Q = (0.80) / (1.30) 2
Q = (0.80) / (1.69)
Q = 0,47
E = 1,56 V (0,0591 / 2) log (0.47)
E = 1,57 V

ELEKTROKIMIA
ANALISIS

Cara Klasik
Titrimetri volumteri
Pada Titrimetri larutan yang ditambahkan dari buret
disebut Titrant, sedangkan larutan yang ditambah
titrant disebut Titrat. Apabila volume / berat titrant
dapat diukur dengan teliti dan juga bila konsentrasi
titrant diketahui, maka jumlah mol titrant dapat
dihitung. Karena jumlah titrant ekivalen dengan
jumlah titrat, maka jumlah mol titrat dapat diketahui
pula berdasar persamaan reaksi dan koefisiennya.

ANALISIS DENGAN
INSTRUMEN

POTENSIOMETER
Potensial sel galvanik tergantung pada aktivitas zat-zat
ionik tertentu di dalam larutan sel, maka pengukuran
potensial sel merupakan hal yang sangat penting dalam
kimia analitik. Dalam banyak hal suatu sel dapat
disusun yang potensialnya tergantung pada aktivitas
suatu macam zat ionik tunggal dalam larutan. Salah
satu elektroda sel harus sedemikian rupa hingga
potensialnya tergantung pada aktivitas ion yang akan
ditentukan; ini disebut elektroda indikator. Elektroda
yang lainnya merupakan sebuah pembanding (elektroda
referensi), seperti kalomel, yang potensialnya diketahui
dan tetap selama pengukuran (Underwood, 1986).

Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan


elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan
demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan
grafik potensial terhadap volume pentiter yang ditambahkan,
mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari
grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Elektroda indikator
adalah elektroda yang potensialnya bergantung pada konsentrasi
ion yang akan ditetapkan dan dipilih berdasarkan jenis senyawa
yang hendak ditentukan. Sedangkan elektroda pembanding adalah
elektroda yang potensialnya diketahui dan selama pengukuran tetap
konstan. Elektroda pembanding yang banyak digunakan adalah
elektroda kalomel karena konstannya potensial yang dihasilkan.
Antara elekroda pengukur (elektroda indikator) dan elektroda
pembanding terdapat jembatan arus atau garam dengan larutan
elektrolit yang di dalamnya terdapat transport ion arus (Widjaja dkk.,
2008). Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator
yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal
larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan tidak
cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator (Rivai,
1995).

Pengertian Potensiometri
Potensiometri adalah pengukuran potensial atau
voltage dari suatusel elektrikimiayang terdiri dari
elektroda dan larutan. Potensiometri pada dasarnya
bersifat nondestruktif terhadap sampel, dalam
pengertiannya bahwa penyisipan elektroda tidak
mengubah komposisi larutan uji (kecuali untuk
sedikit kebocoran elektrolit dari elektroda acuan)
(Khopkar, 1990).

otensiometri dibagi menjadi potensiometri langsung dan tidak langsung atau titr
otensiometri (Christian 1994).

A. Elektroda Referensi
1.
elektroda Calomel
Elektroda ini terdiri dari Hg yang terendam dalam
larutan Hg2Cl2. dan KCl.
, KCl

2. Elektroda Silver
Elektroda perak yang terendam dalam KCl yang telah
pekat dengan AgCl

B. Elektroda Indikator
Biasanya digunakan indikator gelas.

Elektroda kaca atau elektroda gelas adalah sensor potensiometrik yang terbuat
ri selaput kaca dengan komposisi tertentu. Gelas/kaca ini bertindak sebagai suat
mpat pertukaran kation.

Kelebihan elektroda kaca


Larutan uji tidak terkontaminasi
Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi &
tereduksi tidak berinteferensi
Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk
disisipkan dalam volume larutan yang
sangat kecil.
Tidak ada permukaan katalitis yang
kehilangan aktivitasnya oleh kontaminasi
seperti platina pada elektroda hidrogen

Kelemahan Elektroda kaca


Pada kondisi pH yang sangat tinggi
(misal NaOH 0,1M dengan pH = 13)
berakibat
spesifisitas untuk H+ hilang
Ketergatungan tegangan pH
berkurang
Potensial menjadi tergantung pada
aNa+

PENENTUAN KADAR VITAMIN C


SECARA POTENSIOMETRI

VOLTAMETRI
Voltametri merupakan salah satu metode elektrokimia yang
termasuk kategori metoda dinamik dengan prinsip analisis
didasarkan pada pengukuran arus yang dihasilkan dialurkan
terhadap potensial yang diberikan pada elekroda kerja yang
akan memberikan suatu bentuk kurva voltamogram
(Bassett, J.,1994).

KONDUKTOMETRI

Landasan Teori
Konduktometri

Konduktometri merupakan salah satu metoda


analisa yang didasarkan pada hantaran atau daya
hantar. Daya hantar ini bergantung pada jenis dan
konsentrasi zat yang ada dalam larutan.
Sesuai dengan hukum Ohm, dapat dirumuskan sbb:
I=
dan
I : Arua listrik (ampere)
E : gaya listrik (volt)
R : tahanan (ohm)
G : Daya Hantar ()

Bila

arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui


dua elektroda, maka daya hantrar listrik berbanding
lurus dengan luas bidang elektroda (A) dan
berbanding terbalik dengan jarak kedua elektrda (l).

nduktometri biasanya merupakan prosedur tritasi, sedangkan konduktansi dapat


gunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaannya antara konduktansi cu

sar sebelum dan sesudah penambahan reager. Tetapan sel harus diketahui.
rarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak eletroda harus tetap, tetapi

ngenceran akan mengakibatkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi


ngan konsentransi (Khopkar, 2003).

You might also like