You are on page 1of 23

Debit Andalan

Definisi, tujuan, cara analisa,


tranformasi data hujan ke debit
harian

Definisi
Debit andalan adalah
Besarnya debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuha
n air dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungka
n (sebagai debit minimum pada tingkat peluang tertentu
yang dapat dipakai untuk keperluan penyediaan air)
Dalam perencanaan proyekproyek penyediaan air terle
bih dahulu harus dicari debit andalan (dependable disch
arge),
Tujuan menentukan debit andalan adalah untuk menentu
kan debit perencanaan yang diharapkan selalu tersedia
di sungai (Soemarto, 1987).

Probabilitas Debit Andalan


Probabilitas untuk debit andalan ini berbeda-beda.
Untuk keperluan irigasi biasa digunakan probabilitas 80
%.
Untuk keperluan air minum dan industri tentu saja ditunt
ut probabilitas yang lebih tinggi, yaitu 90% sampai denga
n 95% (Soemarto, 1987).
Makin besar persentase andalan menunjukkan penting p
emakaiannya dan menunjukkan prioritas yang makin aw
al yang harus diberi air.

Besaran Debit Andalan

Perhitungan Debit Andalan

Penggunaan debit andalan

Analisis

Ada 2 Analisis yaitu analisis basic month dan Basic year


Tahapannya
1. Urutkan data debit dari besar ke kecil.
2. Hitung probabilitasnya dengan rumus weibull :
P = probabilitas kejadian (%)
m = nomor urut data
n = jumlah data dalam analisis (bulan)
3. pilih besarnya harga debit sesuai dengan tingkat probabilitas yang dikehe
ndaki (dapat menggunakan interpolasi)

Debit andalan dapat ditentukan setiap satuan data yang dihitung (misalkan t
engah bulan atau bulanan)

Perbedaan Basic Month dan Ba


sic Years
Basic Month : dengan mengurutkan data debit bulanan r
ata rata pada bulan tertentu, sehingga didapatkan 12 bul
an dengan tahun berbeda (jan-desember)pengurutan
nya 12 kali, dicari nilai probabilitas (80 atau 90 %).
Basic Years : dengan mengurutkan data debit bulanan ra
ta rata per tahun, dicari nilai probabilitas yang memenuhi
syarat, sehingga besaran debit bulan jan-desember diam
bil dari 1 tahun yang sama sesuai dengan probabilitasny
a.

Cara menentukan ketersediaan


air
1. Debit andalan berdasar data debit
2. Penurunan data debit berdasarkan data h
ujan.

Debit andalan berdasar data de


bit
Prosedur analisis debit andalan sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan data.
Apabila terdapat data debit dalam jumlah cukup panjang,
maka analisis ketersediaan air dapat dilakukan dengan
melakukan analisis frekuensi terhadap data debit terseb
ut ( Cara di atas/pengurutan dengan weibull)
Untuk mendapatkan ketersediaan air di suatu stasiun dip
erlukan debit aliran yang bersifat runtut (time series), mis
alnya data debit harian sepanjang tahun selama beberap
a tahun.

Penurunan data debit berdasark


an data hujan
Apabila data debit tidak tersedia analisis ketersediaan air dap
at dilakukan dengan menggunakan model hujan aliran.
Di suatu Daerah Aliran Sungai pada umumnya data hujan ters
edia dalam jangka waktu panjang, sementara data debit adala
h pendek.
Untuk itu dibuat hubungan antara data debit dengan data huja
n dalam periode waktu yang sama, selanjutnya berdasarkan h
ubungan tersebut dibangkitkan data debit berdasarkan data h
ujan yang tersedia, dengan demikian akan diperoleh data deb
it dalam periode waktu yang sama dengan data hujan.
Ada beberapa metode untuk mendapatkan hubungan antara
data debit dan data hujan, diantaranya adalah model regresi,
model Mock dan sebagainya (Bambang Triatmodjo: 2008).

MOCK MODEL
Metode Mock dikembangkan oleh Dr.F.J.Mock. Metode Mock untuk me
mperkirakan besarnya debit suatu daerah aliran sungai berdasarkan ko
nsep water balance. Air hujan yang jatuh (presipitasi)akan mengalami
evapotranspirasi sesuai dengan vegetasi yang menutupi daerah tangk
apan hujan. Evapotranspirasi pada Metode Mock adalah evapotranspir
asi yang dipengaruhi oleh jenis vegetasi, permukaan tanah dan jumlah
hari hujan.

Analisis model Mock


Perhitungan ini membutuhkan data curah hujan, ETo, kelembaban t
anah dan tampungan air tanah untuk menduga besarnya limpasan.
Metode ini mampu menduga infiltrasi (I), aliran dasar (Bf), dan limpa
san (Ro) yang nilainya sesuai dengan persamaan berikut:

Langkah Metode Mock

Menghitung Data Curah Hujan


Menghitung Evapotranspirasi potensial
Menghitung Evapotranspirasi Terbatas
Menghitung Water Surplus
Menghitung besarnya base flow (aliran dasar)

Menghitung banyaknya run off.

Menghitung data hujan dan


Jumlah hari hujan (n)
Data curah hujan yang digunakan adalah cu
rah hujan 10 harian. Stasiun curah hujan ya
ng dipakai adalah stasiun yang dianggap m
ewakili kondisi hujan di daerah tersebut
Hari hujan dihitung (n)

Evapotranspirasi potensial
Nilai evapotranspirasi dihitung berdasarkan
metode Penman

Evapotranspirasi Terbatas
Evapotranspirasi terbatas adalah evapotranspirasi actual dengan
mempertimbangkan kondisi vegetasi dan permukaan tanah serta
frekuensi curah hujan. Untuk menghitung evapotranspirasi terbatas
diperlukan data:
Curah hujan 10 harian (P)
Jumlah hari hujan (n)
Jumlah permukaan kering 10 harian (d) dihitung dengan asumsi
bahwa tanah dalam suatu hari hanya mampu menahan air 12 mm
dan selalu menguap sebesar 4 mm.
Exposed surface (m%) ditaksir berdasarkan peta tata guna lahan
atau dengan asumsi:
m = 0% untuk lahan dengan hutan lebat
m = 0% pada akhir musim hujan dan bertambah 10% setiap bulan
kering untuk lahan sekunder.
m = 10% - 40% untuk lahan yang tererosi.
m = 20% - 50% untuk lahan pertanian yang diolah.

Evapotranspirasi Terbatas
Secara matematis evapotranspirasi dirumuskan sebagai
berikut:

Dengan:
Delta E= Beda antara evapotranspirasi potensial
dengan evapotranspirasi terbatas (mm)
Eactual= Evapotranspirasi terbatas (mm)
Epm = Evapotranspirasi potensial (mm)
m = singkapan lahan (Exposed surface)
n = jumlah hari hujan

Water Surplus
Water Surplus didefinisikan sebagai curah hujan
yang telah mengalami evapotranspirasi dan men
gisi soil storage (SS).
Water Surplus secara langsung berpengaruh pa
da infiltrasi / perkolasi dan total run off yang m
erupakan komponen dari debit .
Persamaan Water Surplus (WS) adalah sebagai
berikut :
WS = (P Ea) + SS

Water surplus
Dalam menghitung ws ada dua kemungkinan, yaitu bilamana:
1. P PET 0, maka soil moisture (sm) = soil moisture maksimum, d
an water surplus (ws) = P PET. Dalam perhitungan ini soil moistu
re diambil = 200 mm.
2. P PET 0, maka; smi = sm-1 + (P PET)i dan ws = 0 perhitungan
dilakukan terus sehingga smi sm maksimum. Maka smi = sm ma
ksimum.
dimana:
P = besarnya curah hujan (mm)
sm = soil moisture (mm)
i = bulan yang dihitung

Menghitung besarnya base flow (aliran dasar)


a. Infiltrasi (i) = koefisien infiltrasi x ws.
b. Storage volume (volume tersimpan)
c. Vn = Vn Vn-1
d. Volume base flow = i - Vn.
Dalam menghitung Vn dilakukan iterasi. misalnya diasumsi pertama Vn
untuk bulan Januari = 50 mm. Harga Vn ini dikalikan dengan K dan me
njadi nilai K.Vn-1 untuk bulan Februari. Jumlahkan K.Vn-1 dengan bari
s 0,5 (1 + K) . i dari bulan Februari, hasilnya lalu dikalikan dengan nilai
K dan menjadi nilai K.Vn-1 bulan Maret. Dengan cara yang sama diteru
skan sampai bulan Desember. Dengan demikian akan didapat harga u
ntuk bulan Januari. Asumsi pertama bahwa Vn = 50 mm diganti denga
n nilai dari bulan Desember dan seterusnya didapat hasil perhitungan y
ang sesuai dengan asumsi terakhir. Setelah itu diadakan pengecekan
apabila jumlah Vn untuk seluruh bulan = 0, maka perhitungan sudah
benar.

Menghitung banyaknya run off.


Direct run off = ws i.
Run off = base flow + direct run off.
Volume run off (Q) = run off x luas area.

Thank You

Kingsoft Office

ublished by www.Kingsoftstore.com

@Kingsoft_Office
kingsoftstore

You might also like