You are on page 1of 37

ORIENTASI SEKSUAL

By:
Shelfi Dwi Retnani, S.Kep.,Ns

Variasi dalam
ekspresi seksual

Transeksual adl orang yg identitas


seksual/ gendernya berlawanan
dg sex biologisnya.
Transvetit
adlh
seorang
heteroseksual
scr
periodik
berpakaian
spt
wanita
u/
pemuasan psikologis dan seksual.

Sistem Nilai Seksual


Semua orang mempunyai sistem
nilai seksual.
Perhatian utama pada klien :
apakah perilaku, sikap, perasaan,
dan sikap seksual spesifik adalah
normal?
Klien mungkin khawatir tentang
efek intervensi keperawatan
terhadap kemampuan perawatan
diri dan aktivitas seksual mereka.

Ketika orientasi atau nilai seksual


perawat berbeda dg klien mk sesuatu
yang aneh / salah menurut perawat.
Ini merupakan kebiasaan seksual.
Hal yang bisa dilakukan :
Promosi tentang edukasi seksual
Pemeriksaan nilai dan keyakinan
seksual dg jujur.
Pemberian informasi mengenai efek
penyakit pd seksualitas scr jujur &
akurat.

Adl perilaku yang muncul krn adanya


dorongan
seksual
atau
kegiatan
mendapatkan kesenangan organ seksual
melalui berbagai perilaku.
Perilaku seksual yg dianggap sehat adl
heteroseksual dan dilakukan suka sama
suka.
Perilaku seksual sering disederhanakan :
hubungan seksual berupa penetrasi &
ejakulasi

Menurut Wahyudi (2000), perilaku


seksual secara rinci dapat berupa :

Berfantasi
Pegangan tangan
Cium kering
Cium basah
Meraba
Berpelukan
Masturbasi (wanita) & onani (laki-laki)
Oral seks
Petting
Intercourse (bersenggama)

Perkembangan
seksual (Freud)
-

Oral Stage (0-1 tahun), kepuasan, kesenangan


atau kenikmatan dapat dicapai dengan cara
menghisap, menggigit, mengunyah/
bersuara.maslah yang ada adalah menyapih dan
makan
Anal Stage (1-3 tahun), kepuasan pengeliaran
feses. Anak mulai menunjukan keakuannya,
sikapnya sangat narsistik ( cinta terhadap diri
sendiri), dan egois, anak mulai mempelajari
truktur tubuhny. Anak bisa dilakit dalam hal
kebersihan

- Phalic or Oediphal stage (3-6 tahun), kepuasan


anak terletak pada rangsangan otoerotis, yaitu
meraba-raba, merasakan kenikmatan dari
bberapa daerah erogennya,anak mulai menyukai
lawan jenis,anaklaki2 cenderung suka pada ibinya
daripada ayahnya dan sebaliknya, anak mulai
dapat mengidentifikasi jenis kelaminnya ( gender)
belajar interaksi dengan figur ortu, dan
mengembengkan peran sesuai jenis kelaminnya
- Latency Stage (6-11 tahun), kepuasan anak
mulai terintegrasi, masuk masa pubertas dan
berhadapan dengan maslah sosial, biasanya
sudah bayak bertanya masalah seksual melalui
interaksi dengan orang dewasa, mmebaca/
berfantasi

- Puberty (genital stage)/ tahap genital


(>12 th) terjadi kematangan fisik dari
aspek seksual dan akan terjadi
kematangan psikososial, terjadi
perubahan psikologis ini ditandai adanya
perubahan dalam body image, perhatian
pada perubahan fungsi tubuh,
pembelajaran perilaku, kondisi sosial dan
perubahn (tb,bb, perkembangan otot, bulu
pubis, buah dada,/ menstrusi bagi wanita

Adolescence, 18-30 tahun.


Perkembangan fisik sudah cukup dan
ciri sekunder mencapai puncaknya.
Pada masa pertengahan umur terjadi
perubahan hormonal, pada wanita
ditandai penurunan estrogen,
pengecilan payudara dan jaringan
vagina, penurunan cairan vagina, pada
laki2 penurunan ukuran penis serta
semen penurunan reaksi ereksi

PERKEMBANGAN SEKSUAL
(Fundamental Nursing)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Masa Bayi
Masa Usia bermain dan Pra sekolah
Masa Usia sekolah
Pubertas dan Masa Remaja
Masa Dewasa
Masa Dewasa Tua (lansia), (atropi pada
vagina dan payudara, penurunan cairan,
penurunan intensitas orgasme pada
wanita,laki2 terlambatnya ereksi dan
pembesaran kelenjar prostat

1. Masa Bayi

Bayi dilahirkan dengan


kapasitas untuk kesenangan
dan respons seksual.
Genetalia bayi sensitif
terhadap sentuhan sejak lahir.
Respons orangtua :
membentuk arah dari
perkembangan seksual,
edukasi dan kenyamanan

2. Masa usia Bermain dan Prasekolah


Anak usia 1-5 th menguatkan rasa identitas

jender dan mulai membedakan perilaku


sesuai jender yang didefinisikan secara
sosial.
Mulai menirukan tindakan orangtua yang
berjenis kelamin sama.
Eksplorasi tubuh terus berlanjut dalam
kelompok usia ini.

3. Masa Usia Sekolah


Bagi anak usia 6-10 th, edukasi dan penekanan

tentang seksualitas datang dari orang tua dan


gurunya.
Anak mulai punya keinginan dan kebutuhan privasi
Anak juga harus diberi penjelasan potensial terjadi
penganiayaan seksual

4. Masa Pubertas dan


Remaja

Adanya pertumbuhan tanda-tanda


kelamin sekunder.
Perubahan emosi selama pubertas dan
masa remaja sangat dramatis.
Informasi yang akurat tentang
perubahan tubuh, hubungan dan
aktivitas seksual, PMS dan kehamilan.

5. Masa Dewasa
Telah mencapai maturasi tetapi terus

mengeksplorasi untuk kematangan


emosional dalam hubungan.
Mengembangkan hubungan yang intim
Pada Akhir dewasa individu menyesuaikan
dengan perubahan sosial yang terjadi

Seksualitas beralih pada penekanan pada


prokreasi menjadi penekanan pada
pertemanan, kedekatan fisik, komunikasi,
intim, dan hubungan fisik mencari
kesenangan.
Terjadinya perubahan fisik yang terjadi
pada proses penuaan harus dijelaskan
pada klien lansia.

Respon Seksualitas

Siklus Respon Seksual


Fase Excitement (suka cita)
Fase Plateu (kestabilan)
Fase Orgasmus (puncak)
Fase Resolusi(peredaan)

1.EXICETEMENT

peningkatan bertahap
dalam rangsangan seksual
Wanita

Lubrikasi vaginal :
dinding vaginal
berkeringat.
Ekspansi 2/3 bagian
dalam lorong vagina.
Peningkatan sensitifitas
& pembesaran klitoris
serta labia.
Ereksi putting dan
peningkatan ukuran
payudara.

Pria

Ereksi penis
Penebalan dan
elevasi skrotum
Elevasi dan
pembesaran
moderat testis
Ereksi putting.

2. PLATEU : penguatan respons fase


exicetement
Wanita
Pria

Retraksi klitoris
Pembentukan patform

orgasmus:pembengka
kan 1/3 luar vagina

dan labia minora.


Perubahan warna kulit
yg tampak hidup
Peningkatan tengan

otot pernafasan
Peningkatan frekuensi
denyut jantung,TD, RR

Peningkatan ukuran
glans penis
Peningkatan intensitas
warna glans
Elevasi & peningkatan
50% ukuran testis
Peningkatan tegangan
otot dan pernafasan.
Peningkatan frekuensi
denyut jantung,TD, RR

3.Orgasme : penyaluran kumpulan


darah & tegangan otot

Wanita

Kontraksi involunter
platform,orgasme,
uterus,rektal,dan
spinter uretral, dan kel
otot lain
Hiperventilasi dan
peningkatan frekeunsi
jantung.
Memuncaknya
frekuensi jantung, TD,
RR

Pria

Penutupan spinter
urinarius interna
Sensasi ejakulasi yg
tidak tertahankan
Kontraksi duktus
deferens vesikek
seminalis proksimal
dan duktus
ejakulatoris.
Memuncaknya
frekuensi denyut
jantung,TD, RR
ejakulasi

4.Resolusi : fisiologis dan psikologis


kembali kedlm keadaan tidak terangsang
Pria

wanita

Relaksasi bertahap
dinding vagina
Perubahan warna yang
cepat pada labia minora
Berkeringat
Secara bertahap
frekeunsi jantung, TD,
RR kembali normal.
Wanita mampu
mengalami kembali
orgasme.

Kehilangan ereksi
penis
Periode refraktori
ketika dilanjutkan
stimulasi menjadi
tidak enak
Reaksi berkeringat
Penurunan testis.
Secara bertahap
frekeunsi jantung, TD,
RR kembali normal.

Penyimpanagn seksual pada orang dewasa


Pedofilia, kepuasan seksual dicapai dengan

menggunakan obyek anak-anak, adanya kelainan


mental ( shizofrenia, sadisme organik/ gangguan
kepribadian organik).
Eksibisionesme. Mempertontonkan alat kelamin
didepan umum(tidak ada upaya melakukan hubungan
seksual.
Fetitisme, menggunakan benda seks, sepatu tinggi,
pakain dalam, stocing,, terjadi karena eksperimen
sekaual yang normal dan bedah pergantian kelamin

Lanjutan...
Transvestisme. Memakai pakaian lawan jenis dan

melakukan peran seks yang berlawanan, pria yang


sanang memakai pakaian wanita
Transeksualisme. Perasaan tidak senang terhadapa
alat kelaminnya, ingin untuk berganti kelamin
Voyerisme/skopofilia. Melihat alat kelamin
oranglain/ aktifitas seksual yang dulakukan orang lain
Masokisme. Dengan kkerasan/ disakiti terlebih
dahulu secara fisik,/ psikologis

Lanjutan...
Sadisme. Lawan dari masokisme, menyakiti orang

lain (perkosaan, dan pendiidkan yang salah)


Homoseksual dan lesbianisme. Ketertarikan
sesama jenis
Zoofilia. Dengan obyek binatang
Sodomi. Melalui anus
Nekropilia. Obyek mayat
Koprofilia. Obyek feses
Urolagnia. Obyek urine yang diminum
Oral seks/ kunilingus. Menggunakan mulut pada
alat kelamin wanita

Lanjutan...
Faleksio. Menggunakan mulut pada alat kelamin

laki-laki
Froterisme. Menggosok-gosokan penis pada pantat
wanita / badan yang berpakain ditempat
ramai/umum
Goronto. Hibungan dengan lansia
Frottege. Meraba orang yang disenangi tanpa
diketahui lawan jenis
Pornografi. Gambaran yang secara khussu memberi
rangsangan seksual.

Bentuk abnormal seks akibat dorongan


sek abnormal
Prostisusi.
Perzinahan.
Frigiditas. Ketidakmampuan wanita

mengalami hasrat seksual/ orgasmeselama


senggama.. Karena adanya kelainan dalam
rahim/ vagina, hubungan yang tidak
baikdengan suami, rasa cemas, bersalah,
takut.

Impotensi
Ejakulasi prematur
Vaginismus. Pengerasan yang sangat

menyakitkan pada vagiana / kontraksi yang


sangat kuat sehingga penis terjepit dan tidak
bisa keluar.(kelainan organisdan psikologis)
Dispareunia. Kesulitan dalam melakukan
senggama/ perasaan sakit
Anorgasme. Kegagalan mencapai klimaks
selama bersenggama
Kesukaran koitus pertama. Terjadi kurangnya
pengetahuan diantara pasangan, cemas, takut
dalam hub seks

SEKSUALITAS DAN PROSES


KEPERAWATAN
Perawat diharapkan mampu untuk :
Membangun dasar pengetahuan dan
pemahaman yang wajar tentang dimensi
seksualitas sehat dan area paling umum
dari perubahan dan disfungsi seksual
Mengkaji tingkat kenyamanan dan
keterbatasan mereka sendiri dalam
mendiskusikan seksualitas.
Perawat dapat belajar untuk mengenali
masalah yang berada diluar jangkauan
mereka dan melakukan rujukan untuk
klien guna mendapatkan bantuan.

Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Seksualitas

Faktor
Faktor
Faktor
Faktor

Fisik
Hubungan
Gaya Hidup
Harga Diri

Lanjut

1. Faktor Fisik
Klien

dapat mengalami
penurunan
keinginan
seksual karena alasan fisik.
Kondisi fisik dapat berupa
penyakit ringan/ berat.
Citra tubuh yang buruk.

2. Faktor

Hubungan
Masalah
dlm berhubungan
dpt
mempengaruhi
hub
seseorang untuk melakukan
aktivitas seksual
Tergantung dari bagaimana
mereka berkompromi dan
bernegosiasi
mengegosiasi
mengenai perilaku seksual
yang dapat diterima.

3.

Faktor Gaya Hidup

Meliputi
penyalahgunaan
alhokol dlm aktivitas seks,
ketersediaan wktu,penentuan
yang tepat utk aktivitas seks.
Penggunaan
alkohol akan
memberikan eforia palsu

4.

Faktor Harga Diri

Jika harga diri seksual tidak dipelihara


dengan mengembangkan perasaan yg
kuat ttg seksual diri dan dgn
mempelajari
keterampilan
seksual,
aktivitas seksual mungkin memberikan
perasaan
negatif
atau
tekanan
perasaan seksual.
Harga
diri seksual dpt ternggangu
oleh
:
perkosaan,
penganiayaan
fisik/emosi, dll

Faktor yang mempengaruhi maslh.sex


Tidak adanya panutan
Gangguan struktur dan fungsi tubuh,adanya

trauma,obat,kehamilan,abnormalitas anatomi
genetalia
Kurang pengetahuandan informasi
Penganiayaan secara fisik
Adanya penyimpangan psikoseksual
Konflik terhadap nilai
Kehilangan pasangan karena perpisahan / kematian

Terima Kasih

You might also like