You are on page 1of 37

REFERAT

MENGENAL SISTEM ANASTESI,


OBAT-OBAT ANASTESI DAN
OBAT-OBAT EMERGENSI
PEMBIMBING:

DR. ARIEF BASUKI, SP. AN


OLEH:
WAHYU HARI PRASETYO
201520401011137

Latar belakang
Anastesi diperkenalkan oleh Oliver W. H. tidak sadar sementara karena
obat untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran
Obat anestesi senyawa kimia heterogen depresi SSP

Definisi
oAnestesi berasalad dari bahasa yunani tidak sakit
oAnestesia sekarang reversible, perasaan dan kesadaran hilang
oJenis-jenis anestesi:
o Umum trias anestesi (hipnotik, analgesi, relaksasi otot)
o Parenteral singkat
o Perektal anak, tindakan singkat
o Inhalasi

o Anastesi local kesadaran tidak hilang, tidak nyeri


o Permukaan: semprot atau oles (mukosa)
o Infiltrasi: tempat lesi, luka atau insisi
o Blok: saraf atau pleksus (epidural, spinal)

Penilaian dan persiapan anestesi


Kecelakaan anestesi persiapan yang
kurang
Kunjungan pra anestesi:
1. Keadaan fisik
2. Teknik dan obat-obatan anestesi

Tindakan:
1.

Pengosongan saluran cerna

-. Puasa
-. Laxan

3. Bahaya/resiko

2.

Bersihkan jalan napas

.Penilaian pra bedah:

3.

Cegah retensi urin

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Laboratorium

-Klasifikasi status fisik (ASA)


1. Normal, sehat fisik dan mental
2. Penyakit sistemik ringan fungsi normal
3. Penyakit sistemik sedang fungsional terbatas
4. Penyakit sistemik berat,mengancam hidup
5. Pasien yang tidak dapat hidup dalam 24 jam
6. Pasien mati batang otak yang organ tubuhnya dapat diambil

Premedikasi
Tujuan:
Rasa nyaman
Mudah untuk induksi
Mengurangi obat-obatan
Mengurangi komplikasi saat anestesi berlangsung
Mengurangi stress
Mengurangi keasaman lambung

Peralatan
Mesin anestesi:
Komponen 1: sumber gas, penunjuk aliran gas (flow meter), dan alat penguap (vaporize)
Komponen 2: sistem napas, yang terdiri dari sistem lingkar dan sistem magill
Komponen 3: alat yang menghubungkan sistem napas dengan pasien, yaitu
sungkup muka (face mask), pipa endotrakea (endotrakeal tube)

Sistem sirkuit anestesi

Insuflasi
Istilah insuflasi menunjukkan peniupan
gas anestesi di wajah pasien.
Tanpa kontak langsung
Ventilasi tidak terkontrol

Open-drop
Pertama kali oleh Simpson 1847 kloroform disiram pada sapu tangan dan
menutupi mulut dan hidung penderita
Schimmelbusch (1860-1895) masker schimmelbusch

Draw-over
Non-breathing, menngunakan udara
sekitar sebagai pengangkut gas
Keuntungan:
Sederhana
Mudah dibawa

Kelemahan:
Tidal volume tidak dapat dinilai selama
ventilasi spontan
Sulit pada pembedahan

Mapleson

Klasifikasi Mapleson

Sistem lingkar

Obat-obat premedikasi
Antikolinergik : kerja menghambat kolinergik atau parasimpatis
efek :
Sekresi kelenjar
Mencegah spasme laring dan faring
Mencegah bradikardi
Motilitas usus
Melawan efek depresi narkotik pada pusat nafas

Macam: atropine sulfas, skopolamin


Kontraindikasi: demam, takikardi, glaucoma, tirotoksikosis

Sedatif: fenothiazin, benzodiazepin, butirofenon, barbiturate, antihistamin


Fenothiazin: propetazin
Sedatif, antiemetic, antikolinergik, antihistamin, bronkodilator, antipiretika

Benzodiazepin: diazepam, midazolam


Sedasi, menghilangkan halusinasi pemberian ketamine, anti kejang

Butirofenon: dehidrobenzperidrol
Sedasi, analgesia, antihipertensi, anti muntah

Barbiturate: penobarbital
Sedasi dan pra bedah >anak-anak

Antihistamin: difenhidramin
>sedative, <antimuntah dan antipiretik

Analgetik narkotik atau opioid:


Alkaloid opium: morfin, kodein
Derivate semi sintetik: heroin, hidromorfin, oksimorfin, hidrokodon, oksikodon
Derivat sintetik:
Fenipiperidine: pethidine, fentanyl, sulfentanil, dan alfentanil
Benzmorfan: pentazosid, fenazosid, siklazosin
Morfinan: lavorvanol
Propionanilides: metadon
Tramadol

Mekanisme: agonis reseptor Mu, agonis reseptor Kappa, agonis reseptor sigma
ES: depresi napas, miosis,spasme bronkus, kolik abdomen, memperpanjang masa
pulih anestesi

Pemulihan pasca anestesi


Ke recovery room atau ICU(bila ada indikasi)
Yang dipantau: vital sign, kesadaran, sensibilitas nyeri, perdarahan
Pemantauan 5 menit dlm 15 menit pertama atau hingga stabil, setelah itu 15 menit

Stadium anestesi
I.

analgesia: pemberian agen anestesi. Timbul rasa takut

II.

Stadium eksitasi involunter: tidak sadar tindakan. Terjadi eksitasi

III. Pembedahan/operasi:
a.
b.
c.
d.

Fase
Fase
Fase
Fase

1:
2:
3:
4:

nafas teratur, nystagmus, tonus masih ada


napas teratur lebih kecil, midriasis, otot melemas, intubasi
napas perut, otot intercostal lumpuh, midriasis belum maksimal
napas perut sempurna, TD menurun, RC

IV. Depresi medulla oblongata: TD tidak dapat diukur, jantung berhenti.

Farmakokinetik dan
farmakodinamik anastesi umum
Farmakokinetik: dalamnya anestesi bergantung pada konsentrasi anestetik
Faktor yang mempengaruhi:
Kelarutannya
Konsentrasi anestetik di dalam udara inspirasi
Ventilasi paru-paru
Aliran darah paru
Gradient konsentrasi arteri vena

Farmakodinamik: meningkatkan ambang rangsang aktivitas neuronal


turun akson dan transmisi sinaptik tidak bekerja

Farmakokinetik dan
farmakodinamik anastesi lokal
Farmakokinetik:
Kelarutan pada lemak onset
Protein binding durasi
pKa onset
Kecepatan onset anestetik local:
Kadar obat dan potensinya
Ikatan dengan protein
Ikatan dengan jaringan local
Kecepatan metabolism
Perfusi jaringan tempat penyuntikan

Obat-obat anestesi
Sensitivita
s
Toksisita
Obatcccc
terhadap Curah
Refleks
s
cccccccc Aritmi katekolami jantun Tekanan Respira pada
ccf
a
n
g
Darah
si
Hepar
Halotan

+++
Enfluran

+
(stim
Isofluran -

Sevoflur
an

--

-
--

--

--

ulasi
awal)
--

-
--

Muscle relaxant:
1. depolarization: bekerja seperti asetilkolin, tetapi dicelah sinaps tidak
dirusak oleh asetilkolinesterase depolarisasi fasikulasi dan relaksasi
otot lurik
Contoh: suksinilkolin (diasetilkolin, suksamethonium)
2. Non depolarization: berikatan dengan reseptor nikotinik, hanya
menghalangi asetilkolin tidak bekerja
Contoh: bensiliso-kuinolinum, steroid, eter-fenolik, nortoksiferin

Analgesik: meredakan rasa nyeri


Jenis analgesic:
Perifer
Narkotika nyeri hebat

Mekanisme kerja
OAINS: menghambat COX, prodtaglandin, tromboksan
Steroid: antagonis nalokson

Steroid
Opioid kuat: nyeri visceral (morfin, heroin, dektromoramid, metadon)
Opioid lemah: nyer ringan sampai sedang (ibuprofen, kodein)

Obat-obat emergensi
Emergensi
Emergensi adalah serangkaian usaha-usaha pertamayang dapat dilakukan pada kondisi gawat
daruratdalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian.
Pengelolaan pasien yang terluka parah memerlukaanpenilaian yang cepat dan pengelolaan yang
tepat untukmenghindari kematian.

ObatObat Emergensi
Obat-obatan emergencyatau gawat daruratadalah obat-obat yang
digunakan untukmengatasi situasi gawat darurat atau untukresusitasi / life
support.
Pengetahuan mengenai obat-obatan ini pentingsekali untuk mengatasi
situasi gawat darurat yangmengancam nyawa dengan cepat dan tepat.

Epinefrin
Efek: menaikkan laju nadi dan tekanan darah, vasokinstriksi, bronkodilatasi
melalui sistem saraf simpatis reseptor alpha dan beta.
Sediaan: Obat injeksi dalam ampul 1:1000 dan 1:10.000
Indikasi: Asistole, anapilaksis, gagal jantung, vasokonstriktor
Lama Kerja: pendek, hanya beberapa menit dalam pemberian intravena
Efek Samping: Hipertensi, aritmia, iskemik jantung, fibrilasi ventrikel
Peringatan: Penderita jantung, aritmia, penderita yang mendapat infuse
adrenalin harus dimonitor dengan ketat (lebih baik denganarterial line) dan
obat sebaiknya diberikan lewat vena sentral

Ephedrin
Efek: merupakan obat vasopressor dan menyebakan vasokonstriksi pembuluh
darah, meningkatkan laju denyut nadi dan kontraktilitas melalui reseptor alpha
dan beta sehingga menaikkan TD dan CO, juga merupakan bronkodilator ringan
Sediaan: 50 mg/ml dalam ampul
Indikasi: hipotensi karena vasodilatasi. Pemberian cairan harus selalu dilakukan
sebelum menggunakan vasopressor. Aman digunakan pada penderita yang
sedang hamil karena tidak menurunkan aliran darah plasenta.

Dosis: 5-10 mg iv, dapat diulang sesuai kebutuhan


Lama kerja: 10-30 menit
Efek samping: hipertensi, aritmia, iskemik miokard, stimulasi SSP
Perhatian: hati-hati pada penderita iskemik

diazepam
Efek: sedativa, anticonvulsi poten
Sediaan: 100mg/2ml dalam ampu
Indikasi: premedikasi sedasi, anti convulsi, anti spasmodik, prevensi
halusinasi.
Lama kerja: 15 menit sampai beberapa jam, tergantung dosis

Efeksamping: Mengantuk, kurang kooperatif, depresi napas atau obstruksi


terutam pada pasien tua, kadang terjadi hipotensi. Metabolit diazepam dapat
terakumulasi pada pemberian per infus selama beberapa hari dengan dosis
tingi. Dianjurkan menurunkan dosis secara bertahap berdasarkan respon
klinis pasien
Perhatian:pada pemberian intravena dapat menyebabkan kerusakan pada
vena dan pada pemberian jangka lama sebaiknya digunakan jalur vena
sentral, sebaiknya dihindari pemberian intramuskuler karena absorbsinya
kurang baik, selain rasanya nyeri

Furosemide
Efek: merupakan diuretik poten yang bekerja pada Loop of Henle
Sediaan: 20 mg/2 ml dalam ampul
Indikasi: udema pulmonum, gagal jantung, kelebihan cairan, oliguria
bukanlah indikasi sampai dapt dipastikan bahwa penderita benar tidak
kekurangan cairan
Dosis: 0,3 1 mg/kgBB. Pada gangguan renal dibutuhkan dosis yang tidak
tinggi
Lamakerja: 2-4 jam
Efeksamping: dapat memperburuk keadaan hipovolumia pada pasien
dehidrasi, hipokalemia

Lignocaine
Efek: sebagai anestesi lokal, juga menstabilkan membran sel miokard sehingga
berefek sebagai anti aritmia
Sediaan:0,5%, 1%, 2%, 4%, 5%, 10% dalam ampul 2 ml atau vial 2 ml dan 50 ml
Indikasi:
Dosis: LA : maksimum dalam 4 jam: 3 mg/kgBB. 7 mg/kgBB dengan adrenalin
1:200.000
IV: untuk aritmia ventrikuler: 1-1,5 mg/kgBB plain bolus dan diikuti dengan infus kalau
perlu
Oral: 250 mg, 2xsehari, sampai maksimum 3 gr/hari
Infusion: 4 mg/menit dalam 30 menit kemudian 2 mg/menit selama 2 jam dan i
mg/menit sampai tercapai hasil yang diharapkan
Efeksamping:Toksis anestesi lokal

Nifedipine
Efek: vasodilatasi perifer coroner
Sediaan: tablet 5 mg, 10 mg. Tablet sustaind release: 20 mg
Indikasi:hipertensi, angina
Dosis: 20-40 mg tablet SR 2xsehari
10-20 mg 3x sehari, 10 mg sublingual untuk hipertensiemergency
Efek samping: sakit kepala, flusing, edema sendi ankle

Warfarin
Efek: memperpanjang coagulasi darah dan dapat diukur melalui protrombin
time. Efek antikoagulan ini timbul melalui mekanisme penghambatan efek
vitamin K
Sediaan: tablet 1mg, 3 mg, 5 mg
Dosis: 10 mg/hari selama 3 hari diikuti 2-8 mg/hari sampai nilai protrombin
time normal
Indikasi: trombosis vena dalam, emboli pulmonum, fibrilasi atrial, penderita
dengan katub stenosis
Perhatian: terjadi [potensiasi dengan alkohol dan obat seperti aspirin,
phenobarbital, phenilbuzone, beberapa antibiotik dan phenytoin.

TERIMA KASIH

You might also like