You are on page 1of 23

TEKNIK PENGHEMATAN ENERGI

PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN


PERALATAN LISTRIK

Adhitya Damarjati
Nim : D02111063

DEFINISI
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.
Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik
dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai
kekonsumen.
Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah:

Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat.

Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan


dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban
(pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.

Sub Sistem Distribusi

Gardu Induk distribusi adalah titik pangkal/terminal dan mengatur ulang jaringan subtransmisi
ditambah trafo yang menurunkan tegangan listrik ke tingkat tegangan distribusi primer.

Sistem Distribusi primer menyalurkan daya listrik dari gardu induk distribusi ke trafo distribusi.

Tegangan listrik berkisar dari 4.16 kV ke 34.5 kV dengan paling umum adalah 15 kV (misalnya.,
12. 47 kV, 13. 8 kV).

Peran sistem distribusi ini tidak kalah penting dari kedua sistem lain yang disebutkan di atas
karena antara lain :

Total biaya investasinya kurang lebih sama dengan biaya investasi untuk sistem pembangkitan
dan penyaluran/transmisi

untuk kerja sistem distribusi ini langsung dirasakan oleh para pemakai-akhir yang merupakan
pihak yang akan menanggung biaya tenaga listrik yang akan mereka nikmati

volume barang serta jumlah tenaga kerja pelaksana yang relatif banyak, dan

sistem distribusi mencakup daerah geografis yang cukup luas.

Karakteristik beban
Sifat-Sifat Beban.

Perlu diketahui sifat umum beban yang karakteristiknya


ditentukan oleh :

Faktor Kebutuhan ( demand factor )

Faktor Beban ( load factor )

Faktor Diversitas / keanekaragaman ( diversity factor )

Faktor Kesamaan / keseragaman ( coincidence factor )

Faktor rugi-rugi beban ( loss load factor ).

Program peningkatan Efisiensi

Program Penurunan Susut Jaringan Distribusi (losses) :


A. Susut Teknis
Susut teknis jaringan distribusi secara alami akan tetap timbul, artinya
tidak bisa dihilangkan sama sekali tetapi ditekan seminimal mungkin
karena sifat fisik material yang digunakan pada rangkaian listrik tersebut
mempunyai hambatan listrik (disemua penghantar) dan efek arus Eddy
(disemua trafo distribusi), dengan susut teknis tetap / fix terjadi pada
semua trafo distribusi dan susut teknis sesuai arus beban / variabel terjadi
pada semua penghantar yang besarnya sebanding dengan kuadrat arus
beban.

Susut teknis dapat ditekan seminimal mungkin berdasarkan:

perencanaan / perancangannya (survey, design criteria, detail design, standar /


spesifikasi teknik dan design konstruksi),

pelaksanaan pembangunannya (pelelangan, pengadaan material, pemasangan / jasa


konstruksi dan administrasi pengawasan) dan

pengoperasian, pemeliharaan serta pengelolaannya sesuai kondisi system jaringan


distribusinya (manajerial, proses bisnis, pengaturan tegangan, pembebanan
jaringan, optimalisasi pengoperasian peralatan jaringan, penanganan gangguan dan
pemeliharaan berkala / preventif / korektif).

Susut teknis dapat terjadi pada masing-masing komponen jaringan distribusi sebagai
berikut :

Jaringan Tegangan Menengah (JTM).

Gardu Distribusi (GD) / transformator (trafo) distribusi.

Jaringan Tegangan Rendah (JTR).

Sambungan Listrik (SL) Pelanggan.

Alat Pembatas dan Pengukuran (APP) Pelanggan.

Potensi penyebab terjadinya susut teknis pada jaringan distribusi adalah sebagai
berikut:

Beban antar fasa tidak seimbang pada SL / JTR / GD / JTM, terjadi arus bocor
ketanah.

Penghantar JTM / JTR / SL terlalu panjang sesuai lengan beban, terjadi voltage
drop.

Penampang penghantar JTM / JTR / SL kecil dibanding beban, terjadi thermal loss.

Jenis material penghantar JTM / JTR / SL hambatannya tinggi terhadap arus beban,
terjadi voltage drop.

Upaya yg dilaksanakan untuk menekan susut teknis adalah :

Pengaturan tegangan pasokan listrik sesuai standar tegangan pelayanan,

Pengaturan pembebanan jaringan distribusi yang memasok pelanggan sesuai


standar penyempurnaan pengawatan APP dan perbaikan / penggantian CT
pengukuran .

Penggantian trafo distribusi (dengan kapasitas yang lebih besar) yang telah
melampaui factor utilisasi / berbeban.

Pemasangan GD sisipan bila dengan cara pengaturan pembebanan.

Penggantian penghantar JTM / JTR / SL (dengan luas penampang yang lebih besar
atau jenis logam penghantar yang lebih baik).

Pengembangan jaringan distribusi baru (penambahan penyulang / JTM,


pembentukan system radial / loop / interkoneksi, penambahan GD.

Pemasangan kapasitor di jaringan distribusi PLN untuk meningkatkan power factor


(cos phi).

Pemasangan GI sisipan / baru.

B. Susut Non-teknis

Susut non-teknis yang terjadi pada jaringan distribusi lebih banyak disebabkan oleh
factor manusia dalam bentuk penggunaan listrik tidak sah (ilegal) oleh pelanggan
dan non-pelanggan serta adanya kesalahan administrasi pelanggan, pembacaan
meter dan wiring APP, yaitu dengan tidak mematuhi / memahami syarat-syarat /
ketentuan / peraturan yang berlaku tentang penyambungan listrik PLN.

Potensi penyebab terjadinya susut non-teknis pada jaringan distribusi (JTM, GD,JTR,
SL dan APP) adalah sebagai berikut :

Penggunaan tenaga listrik oleh pelanggan dengan mempengaruhi / merusak SL /


APP PLN atau kWh meter tidak ada.

Penggunaan tenaga listrik oleh non-pelanggan dengan melakukan penyambungan


sendiri ke jaringan listrik PLN /(PJU) secara tidak terdaftar / liar / menyala siang
hari / pemborosan.

Perhitungan kWh tagihan susulan belum tuntas, kedapatan oleh regu P2TL karena
menggunakan tenaga listrik tidak sah.

Meter kWh tidak berfungsi baik karena kesalahan pabrikasi.

Upaya yang dilaksanakan untuk menekan susut non-teknis adalah :

Pelaksanaan pemeriksaan berkala maupun insidentil terhadap APP pelanggan


potensial dan instalasi PLN.

Pelaksanaan Penertiban Penggunaan Tenaga Listrik (P2TL) lebih diintensifkan


dengan melakukan kerjasama pihak aparat hukum (Kepolisian dan Kejaksaan)
maupun dengan pihak Pemda setempat.

Penataan manajemen baca meter dengan pola outsourcing berdasarkan kesepakatan


adanya kewajiban dan sanksi bila terjadi kesalahan baca meter.

Pemasangan kWh meter elektronik yang mempunyai kemampuan menyimpan data


histories operasional dan fungsi telemetering, telesignalling serta telecontrol secara
bertahap dimulai dari pelanggan potensial / besar.

Pelaksanaan survey penataan data pelanggan dan jaringan untuk update database
DIL dan DIJ berbasis computer / TI.

Pengoprasian dan Pemilihan


Transformator

Pengoprasian dan pemilihan transformator

yang efisien :

Mematikan transformator pada beban rendah (bila ada dua transformator yang
beroprasi paralel)

Mengatur jumlah transformator yang beroprasi (dalam hal ini lebih dari dua
trafo yang memiliki kapasitas yang sama dan beroprasi secara paralel).

Pemilihan tap transformator yang sesuai dengan kondidi beban.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan transformator :

Kebutuhan daya

Karakteristik transformator

Jenis transformator

Analisis biaya awal dan biaya aperasi transformator

Teknik penghematan pada peralatan


rumah tangga
Pada Pencahayaan :

Atur peralatan atau perabot agar tidak menghalangi pencahayaan lampu yang ada
didalam ruangan.

Kurangi penerangan listrik yang berlebihan.

Padamkan lampu pada siang hari.

Menyalakan lampu taman bila matahari sudah mulai gelap dan mematikannya
kembali bila hari sudah mulai terang kembali.

Pada tata udara :

Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan

besarnya ruangan.

Gunakan pengatur waktu(timer) agar AC

Gunakan penutup pada bagian ruangan yang terkena sinar matahari langsung.

Hindari penempatan sesuatu yang menghalangi sirkulasi udara.

Bersihkan filter AC, coil kondensor, dan sirip AC secara teratur.

Matikan AC pada saat ruangan kosong pada waktu yang relatif lama.

beroprasi hanya pada saat dibutuhkan.

Pada Pompa Air

Gunakan Bak penampung air (menyimpan air diposisi atas)

Gunakan pelampung air di penampungan

Gunakan air secara hemat dan cegah kebocoran air pada kran dan pipa

4. Pada mesin cuci

Menggunakan mesin cuci sesuai dengan kapasitas

Kapasitas berlebih dapat mengakibatkan perlambatan putaran mesin dan menambah


beban pemakaian beban pemakaian listrik

Gunakan pengering hanya pada cuaca mendung/hujan. Bila cuaca cerah, sebaiknya
menggunakan sinar matahari

Pada Lemari es

Memilih lemari es dengan ukuran / kapasitas yang sesuai

Menutup pintu lemari es harus selalu rapat bila saat sudah membuka

Isi lemari es harus sesuai dengan kapasitas (jangan terlalu sesak)

Tempatkan lemari es jangan terlalu dekat dengan sumber panas (kompor, sinar
matahari langsung)

Tempatkan lemari es min 15 cm dari tembok, agar sirkulasi kondensor baik.

Hindari penampatan bahan makanan / minuman yang masih terlalu panas.

Mengatur suhu lemari es sesuai kebutuhan.

Pada setrika :

Atur penggunaan tingkat panas yang disesuaikan dengan bahan yang disetrika
(sutera, wol, polyster, katun dan sebagainya)

Bersihkan sisi besi bagian bawah secara teratur agar penghanter panas berlangsung
dengan baik.

Meyetrika sekaligus banyak jangan satu atau dua potong pakaian.

Matikan setrika bila akan ditinggal cukup lama.

Kesimpulan

Dengan melakukan teknik penghematan energi pada


sistem distribusi, kita dapat menentukan :

Perencanaan yang tepat (daya,jaringan,beban)

Pemilihan peralatan peralatan yang efisien.

Mengupayakan beban seimbang antar fasa.

Pemeliharaan-pemeliharaan pelaratan listrik dengan


baik.

TERIMA KASIH

You might also like