You are on page 1of 50

AIRWAY MANAGEMENT

Ling-ling
Beby Pricilia Tanesia
Carennia Paramita
Christopher
Alexandra

Anatomy of the airway


Upper airway
:nose, mouth,
pharynx, larynx,
trachea, and main
stem bronchi.
Epiglottis :
prevents aspiration
by covering the
glottis

Larynx is composed of 9 cartilages : thyroid, cricoid,


epiglotic, arytenoid, corniculate, and cuneiform

V1 ophthalmic division of trigeminal nerve (anterior


ethmoidal nerve)
V2 maxillary division of trigeminal nerve (sphenopalatine
nerves)
V3 mandibular division of trigeminal nerve (lingual nerve)
IX Glossopharingeal nerve
X vagus nerve ( superior, internal, recurrent laryngeal nerve )

Nerve

Effect of nerve injury

Superior laryngeal nerve


Unilateral
Bilateral

Minimal effect
Hoarseness, tiring of voice

Recurrent laryngeal nerve


Unilateral
Bilateral
-acute
-cronic
Vagus nerve
unilateral
bilateral

Hoarseness
Stridor, respiratory distress
afonia

Hoarseness
Afonia

Routine airway
management
Associated with general anesthesia consists with :
Airwas assessment
Preparation and equipment check
Patient positioning
Preoxygenation
Bag and mask ventilation
Intubation
Confirmation of ETT placement
Intraoperative management
Extubation

Airway assessment
Mouth opening ( 3 cm)
Upper lip bite test ( gigi bawah dibawa ke
depan gigi atas u/ estimasi
temperomandibular joints)
Klasifikasi mallampati
Thyromental distance (jarak antara
mentum dengan tyroid bagian atas)
Neck circumference (jika lebih dari 27 akan
sulit untuk melihat pembukaan glotis)

Klasifikasi mallampati

Equipment in airway
management

Oxygen source
Bag mask ventilation
Laryngoscopes
ETT, oral, nasal airways
Suction
Oximetry and co2 detection
Stethoscope
Tape
Ecg monitors
Intravenous access

Oral / nasal airways


Keep airway patent
Prevent falling back of tongue in
unconsious patient
Prevent semiconsious patient from
bitting and occluding ETT
Prevent bitting of tingue in patient
with status epilepticus

Nasopharyngeal airways

Oropharingeal airways

Face mask
Facilitate the
delivery of
oxygen or an
anesthetic gas
from a
breathing
system to a
patient by
creating an
airtight seal

Face mask technique

Preoxygenation
With face mask oxygen
Beberapa menit sebelum dimulai
induksi anestesi

Positioning
Sniffing position
Cervical spine pathology : neutral
position
Obesity : 30 upward ramp

Bag and Mask Ventilation


(BMV)
First step in airway management on
most situations.
Dengan tangan kiri, letakkan jari
tengah, jari manis dan jari kelingking
di bawah mandibula pasien, dan
angkat untuk membua jalan napas.
Genggam face mask dengan ibu jari
dan telunjuk dan tekan ke muka
pasien sambil mengangkat
mandibula

If ventilation is ineffective:
no sign of chest rising, no end tidal
CO2 detected , no mist in the clear
mask.
Use oral or nasal airways.
Difficult mask ventilation is patients
with obesity, beards and craniofacial
deformities

Laryngeal Mask Airway


LMA/ sungkup laring memiliki bentuk
seperti pipa besar berlubang dengan
ujung yang menyerupai sendok.

Indikasi LMA:
Ventilasi elektif alternatif pd oprasi
dengan oprasi singkat
Jalan napas sulit Jika intubasi
gagal
untuk membantu ventilasiselama
bronchoscopy fiberoptic

Kontraindikasi:
Absolut: pasien dgn mulut tidak
dapat dibuka, obstruksi total jalan
napas
Relatif: obesitas, belum puasa,
pendarahan GIT, hamil

Teknik pemasangan:
- Preoksigenasi 100%
- Pilih sesuai ukuran dan cek fungsi (pastikan
tidak ada kebocoran)
- Gunakan lubrikan yang larut air pada
permukaan posteior LMA
- Berikan sedasi
- Pegang LMA seperti memegang pena dengan
tangan
yang dominan
- Posisi telunjuk pada peralihan antara masker
dan tabung
- Kembangkan cuff LMA

Variations in LMA design:


- LMA proseal dengan akses lambung dapat
medekomprasi lambung seketika LMA dipasang.
LMA proseal lebih sesuai secara anatomis untuk
jalan nafas dan lebih cocok untuk ventilasi
tekanan positif
- LMA Fastrach : To facilitate tracheal intubation
- I-gel : which uses a gel occluder than inflatable
cuff
- Ctrach : which incorporates a camera to facilitate
passage of an endotracheal tube

Size

Patient

weight (kg)

Cuff Volume
(mL)

infant

<6,5

2-4

child

6,5 30

Up to 10

Small adult

>30

Up to 20

Normal adult

< 70

Up to 30

Large adult

>70

Up to 30

Komplikasi:
Aspirasi isi lambung, laringospasme,
edem paru dan bronkokonstriksi.

Endotracheal Intubation
Tracheal Tubes

TT digunakan untuk mengalirkan gas


anestesi langsung ke dalam trachea
dan mengijinkan untuk kontrol
ventilasi dan oksigenasi.

Teknik pemasangan:
- persiapan
- Oksigenasi
- Laringoskop
- Pemasangan pipa
- Posisi pipa
- ventilasi

Laringoskop

Video Laringoskop
Struktur laring lebih jelas
Lebih aman untuk cedera leher

Endotracheal Tube (ETT)


ETT 3 ukuran
Extra blade
Stylet

Sniffing Position

Posisi Laringoskop

Auskultasi
Jika intubasi gagal,
jangan mencoba
kembali dengan
cara yang sama

Nasotracheal Intubation
I : Untuk pasien yang bernafas
spontan
Untuk pasien yang bangun bisa
diberikan : lokal anestesi salep ( di
hidung ), spray ( di orofaring), atau
bahkan nerve block.
Cara pemasangan: Mirip dengan cara
pasang NGT
KI : Fraktur basis cranii

Flexible Fiberoptic
Intubation (FOI)
FOI ideal untuk:
- Mulut yang terbuka kecil
- Meminimalkan cervical spine
movement pada trauma dan RA
- Obstruksi pernafasan atas, contoh:
angioedema atau tumor
- Deformitas wajah, trauma pada
wajah

FOI dapat dilakukan pada orang yang


sadar atau tidak melalui mulut atau
hidung.
Awake FOI upper airway
obstruction
Asleep FOI minimal C spine
movement
Oral FOI facial, skull injury
Nasal FOI poor mouth opening

Surgical Airway Techniques


Cant intubate, cant ventilate
Surgical cricothyrotomy
Catheter or needle cricothyrotomy

Masalah Setelah Intubasi


Harus terpasang sehingga kedua
paru mendapatkan ventilasi yang
sama
Saturasi oksigen yang menurun
End-tidal CO2 yang menghilang tiba2
End-tidal CO2 yang meningkat
Airway pressure yang meningkat
Airway pressure yang menurun

Teknik Ekstubasi
Ada 2 jenis: ekstubasi dalam dan ekstubasi
sadar.
Sebelum ekstubasi: pastikan sudah pulih dari
pengaruh neuromuscular blocking agents.
Ekstubasi selama light plane anesthesia
laryngospasme.
Tanda pasien sadar
Suction dulu sebelum ekstubasi
Harus tetap diberikan ventilasi dengan 100%
oksigen.

Komplikasi
Laringoskopi dan Intubasi

Trauma Jalan Napas

Kerusakan gigi geligi


Laserasi pada bibir, lidah, dan mukosa
Dislokasi mandibula
Nyeri tenggorok
Inflamasi dan laserasi mukosa jalan napas
Paralisis pita suara
Meningkatnya resiko aspirasi
Stenosis trakea

Kesalahan Posisi ETT


Intubasi esofagus
Ruptur esofgus
Mediastinitis

Intubasi yang terlalu dalam


Kolaps paru kontralateral
Hiperinflasi paru yang terintubasi

Intubasi yang kurang dalam


Trauma laring

Respon fisiologi
Spasme laring
Spasme bronkus

You might also like