You are on page 1of 45

COMBUSTIO

LUKA BAKAR
Virgina Destiana Suhendar RSUD
Cililin
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Ridwan
Umur : 3 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Rancapanggung
Tanggal pemeriksaan: Desember 2016
ANAMNESIS
Keluhan utama : Kulit melepuh pada
bagian pinggang bawah dan pantat.

Pasien datang dengan keluhan kulit


melepuh pada bagiang pinggang bawah
dan pantat. Kejadian sejak 1 jam yang
lalu sebelum masuk rumah sakit. Kejadian
terjadi saat akan mandi os jatuh terduduk
ke dalam baskom berisi air mendidih.
Os tidak mengenakan pakaian saat kejadian.
Luka terasa perih dan panas serta timbul
lepuhan pada kulit pasien berisi air dan kulit
menjadi kemerahan. Menurut keterangan
orang tua os, sesak (-), pingsan (-), muntah
(-).
UB : Os sempat diberikan pasta gigi oleh
orang tuanya pada bagian kulit yang
kemerahan.
RPD : belum pernah menderita luka bakar
sebelumnya, alergi (-), kelainan faktor
pembekuan darah (-)
RPK : DM (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Compos mentis
Tanda tanda vital :
Nadi : 120 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,5O C
Kulit : pucat -, sianosis , ikterik -
Kepala : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera
Ikterik -/-
Hidung : PCH (-), sekret (-)
Thorax : Bentuk dan pergerakan simetris
Cor : BJM reguler, murmur (-)
Pulmo : VBS kanan=kiri, ronkhi -/-
wheezing -/-
Abdomen : BU+ normal

Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2

detik,
STATUS LOKALIS
Bulla (+) dasar eritema (+) nyeri (+)

Luas luka bakar:


Gluteal 5%
Pinggang bawah 6,5%

Total LLB= 11,5%

Diagnosa : Combustio
Grade IIA
TERAPI
WT
IVFD RL
BB = 13kg(RL= 4cc x BB x % LB) 598cc
299 cc 8 jam pertama
299cc 16 jam berikut
Silver Sulvadiazine cr Ganti dengan Madu
Nusantara tutup dengan kassa
Paracetamol syr 3 x 1cth PO
Cefotaxime 3 x 650mg IV
Burn Management
Definisi Luka Bakar
Suatu trauma panas yang disebabkan
oleh air / uap panas, arus listrik, bahan
kimia, radiasi dan petir yang mengenai
kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam kerusakan/ kehilangan kulit
nsidensi 55% api, 40% air panas
Patofisiologi
Respon lokal
Zona koagulasi
Zona stasis
Zona hiperemia
Respon Sistemik
Terjadi pada LB 15-20%pelepasan
sitokin & mediator inflamasi pd
lesiefek sistemik:
Perubahan kardiovaskular:

pemeabilitas kapilerpelepasan protein &


cairan intavaskular ke jar.interstitial.
Vasokontriksi jar.perifer . Pelepasan
TNFkontaktilitas miokard menurun,
diperberat dgn hilangnya cairan dari
lukahipotensi sistemikhipoperfusi organ
Perubahan respiratorik: mediator
inflamasibronkokontriksi,keadaan
beratrespiratory distress syndrome
Perubahan metabolik: basal metabolic
rate 3x lipat,membutuhkan nutrisi segera
u/mengurangi katabolisme dan menjaga
keutuhan usus
Perubahan imunologis: terjadi down
regulation tidak spesifik sistem imun baik
selular maupun humoral
Grading Burn Injury
LUAS LUKA BAKAR
Rule of nine
Rule of Wallace
Kepala leher 9% --------> 9%
Lengan 9% -------->18%
Badan depan ---------------------> 18%
Badan belakang ------------------>
18%
Tungkai 18% -------> 36%
Genetalia/ perineum -------------> 1
%
KRITERIA RINGAN-BERAT LUKA BAKAR
(American Burn Association)
Luka Bakar Ringan
o Luka bakar derajat II < 15%
o Luka bakar derajat II < 10% pada anak-
anak
o Luka bakar derajat III < 2%
Luka Bakar Sedang
o Luka bakar derajat II 15-25% pada orang
dewasa
o Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-
anak
o Luka bakar derajat III < 10%
Luka bakar berat
o Luka bakar derajat II 25% atau lebih
pada orang dewasa
o Luka bakar derajat II 20% atau lebih
pada anak-anak
o Luka bakar derajat III 10% atau lebih
o Luka bakar mengenai tangan, wajah,
telinga, mata, kaki dan genitalia/
perineum
o Luka bakar dengan cedera inhalasi,
listrik, disertai trauma lain.
ASSESMEN LUKA BAKAR
Evaluasi pertama
Airway, breathing, sirkulasi
Pemeriksaan fisik keseluruhan trauma
lain
Anamnesis tempat kejadian, lama
pajanan, penyakit yg mendasari
Pemeriksaan Luka Bakar menentukan
luas luka bakar serta derajat luka bakar
Airway
C-spine protection jika curiga cedera servikal
Waspada trauma inhalasi :
Riwayat luka bakar di ruang tertutup
Luka bakar yang luas daerah wajah leher dan upper
torso
Bulu hidung yang terbakar
Adanya sputum berkarbon (hitam)
Lakukan intubasi jika :
Edema atau eritema orofaring pada inspeksi langsung
dengan laringoskop
Suara berubah jadi kasar atau batuk kasar
Stridor, takipneu, dispneu
Breathing
Seluruh pasien sebaiknya diberikan O2,
pilihan terbaik adalah O2 100% dengan
NRM
Luka bakar yang mengelilingi daerah
dada, lakukan escharotomy, karena
dapat mengganggu pergerakan dinding
dada
Waspada jejas pada thoraks, singkirkan
kemungkinan pneumotoraks, kontusio
paru dll
Waspada keracunan CO
Circulation
Periksa Tekanan darah, nadi dan tanda
perfusi jaringan perifer
Pasang 2 jalur intravena
Hitung kebutuhan cairan
Penanganan Luka Bakar

Penanganan Fase Akut :


Penangaan pertama saat kejadian (Airway,
sirkulasi, ventilasi, trauma lain, dll)

Penanganan Fase Sub Akut :


Setelah syok teratasi, Problem luka, infeksi,
sepsis

Penanganan Fase Lanjut :


Setelah berobat jalan, Problem parut, kontraktur
Di tempat Kejadian :
Bebaskan dari sumber trauma panas

Jangan berdiri/berlari, karena api akan membesar

Api dipadamkan dengan disiram air, ditutup kain basah atau


berguling
Cuci Luka dengan air keran mengalir selama 20 menit (jangan gunakan
es batu)

Penderita ditutup kain bersih dan dibawa ke RS


UGD

Seperti penanganan kasus emergency

Resusitasi A, B, C

IV line, Oksigen, Lab, Kultur

Resusitasi cairan BAXTER

Monitor urine output

Cuci luka

Tatalaksana nyeri (Paracetamol atau opioid)

Tatalaksana luka
RESUSITASI
CAIRAN
Dewasa : Baxter/Parkland RL 4cc/kg BB/ % LB/ 24
jam
Anak : Jumlah resusitasi + kebutuhan maintanance

Kebutuhan maintanance :
4cc/kgBB untuk 10kg pertama BB (ditambah)
2cc/kgBB untuk 10 kg kedua BB (ditambah)
1cc/kgBB untuk BB>20kg (ditambah)

1/2 8 jam pertama

1/2 16 jam berikutnya

Targer Urin Output


Dewasa 0,5 -1 cc/kgBB/jam
Anak 1-2cc/kgBB/jam
Indikasi rujuk ke Burn
Center
Adapted from Guidelines for the Operation of Burns Centers (p 79-86), Resources for Optimal Care of the Injured Patient 2006, Committee
on Trauma, American College of Surgeons.

Usia < 5 tahun atau >60 tahun


Luas luka bakar (Anak >5% dan Dewasa >10%)
Luka bakar derajat II (partial thickness) lebih dari 20% pada semua
usia
Mengenai wajah, tangan, kaki, genital, perineum, sendi besar
Luka bakar derajat III pada semua usia
Luka bakar akibat listrik (termasuk petir)
Luka bakar akibat bahan kimia
Trauma inhalasi
Pada pasien yang mempunyai komorbid yang dapat menyulitkan
tatalaksana dan menimbulkan komplikasi
Terdapat trauma lainnya (fraktur, disklokasi)
Algoritme Tatalaksana
Tatalaksana luka pada luka bakar
Cuci Luka (bersihkan luka)
Bersihkan dengan klorheksidin 0,05-2%, kemudian
irigasi dengan normal saline (nacl 0,9%)
Alternatif bisa dengan sabun bayi dan air
Jangan gunakan povidone iodine
Bersihkan permukaan luka dengan kassa secara
gentle, (bersihkan dari eksudat, kulit yang terkelupas,
kotoran, krim/salep/pasta gigi yang di berikan
keluarga pasien dirumah
Bulla yang <6mm dibiarkan saja, bulla yang besar
dengan dinding tipis boleh di aspirasi atau dipecahkan
Jaringan nekrotik boleh di debridement
Luka bakar derajat 1
Cuci Luka
Berikan pelembab topikal atau antibiotik
topikal
Biasanya sembuh dalam beberapa hari
Luka bakar derajat 2
Bila ada bulla kecil intak biarkan saja,
bila bulla sudah pecah, buang
kulit/jaringan mati
Berikan pelembab topikal atau antibiotik
topikal 2x sehari, tutup dengan penutup
kering
Derajat 2 superfisial biasanya sembuh
10-14 hari
Derajat 2 dalam biasanya sembuh 3 4
minggu
Luka bakar derajat 3 dan 4
Jika ada eschar (Terutama yang
sirkumferensial), lakukan escharotomy
Tatalaksana luka dengan agent topikal
Biasanya butuh eksisi dan skin graft
Biasanya sembuh lebih dari 4 minggu
dengan jaringan parut
MADU V.S SSD
Daftar Pustaka
Hettiaratchy S., Dziewulski P. ABC of burns : Pathophysiology and types of burns.
BMJ. 2004
HettiaratchyS., Papini R. ABC of burns : Initial management of a major burn: II
assessment and resuscitation. BMJ. 2004
Dien S., Miranda E., Hardiono E., Pusponegoro, Wardhana A. The evidence-based
topical therapies for management of minor burns in outpatient clinic. Department
of Dermatology and Venereology, Department of Plastic and Reconstructive
Surgery Faculty of Medicine Universitas Indonesia.
Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital. J Gen Pro DVI. 2015
Brunicardi F. C., MD, FACS. Burn in Schwartz's Principles of Surgery. 9th edition.
2010
Gupta, S.S, Singh O, Bhagel,P.S, Moses, S. Shukla, S. Mathur R.K. Honey Dressing
Versus Silver Sulfadiazene Dressing for Wound Healing in Burn Patients: A
Retrospective Study. Journal of Cutaneous and Aesthetic Surgery. 2011 Sep-Dec;
4(3): 183187. doi: 10.4103/0974-2077.91249
Burn Management. WHO Surgical Care at the District Hospital. 2003
Luka Bakar. Kapita Selekta FKUI. 2015

You might also like