Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
Carindha Azaria
Dokter Pembimbing
dr. Helmina, Sp.OG
3 fa k to r u ta m a, y a it u :
Didukung oleh ru s) ,
ri tm is o to t p o lo s u te
1. Power : His (kontraksi
kekuatan mengejan ibu.
g e : K ea da a n ja la n la h ir
2. Passa ,
a n jan in (l e ta k , p re se n ta si
3. Passanger : Keada in a n a n a to m ik
d a /t id a k k e la
ukuran/berat janin, a
mayor)
Tanda dan Gejala In partu
, m akin se ri n g te rj ad i dan
b ah
1. Kekuatan his bertam m akin p en dek se h ingga
tr a k si
teratur dengan jarak kon
an ra sa sa k it y an g leb ih hebat
menimbulk
ar len d ir d an da ra h le b ih banyak
2. Kelu s m ul ai m e n da tar dan
a m se rv ik
3. Pada pemeriksaan dal
pembukaan lengkap
FISIOLOGI PERSALINAN
Diferensiasi Aktivitas Uterus
Selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang berbeda. Segmen atas
berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan berlangsung. Segmen bawah, relatif
pasif dibandingkan dengan segmen atas.
Segmen atas berkontraksi, mengalami retraksi, dan mendorong janin keluar, sebagai respon terhadap
gaya dorong kontraksi segmen atas.
Segmen bawah berkembang menjadi jalan lahir yang berdinding jauh lebih tipis.
Miometrium pada segmen atas uterus tidak berelaksasi maksimal, tetapi relatif menetap pada panjang
yang lebih pendek. Namun, tegangannya tetap sama seperti sebelum kontraksi. Bagian atas uterus,
atau segmen aktif, berkontraksi ke bawah meski pada saat isinya berkurang, sehingga tegangan
miometrium tetap konstan.
Karena pemendekan serat otot yang terus menerus pada setiap kontraksi, segmen atas uterus yang
aktif menjadi semakin menebal di sepanjang kala pertama dan kedua persalinan dan menjadi tebal
sekali tepat setelah pelahiran janin.
Perubahan Bentuk Uterus
Perubahan bentuk uterus yang terjadi sebagai hasil dari kontraksi menimbulkan dua
efek penting pada proses persalinan, yaitu :
pengurangan diameter horisontal menimbulkan pelurusan kolumna vertebralis janin,
dengan menekankan kutub atasnya rapat-rapat terhadap fundus uteri, sementara kutub
bawah didorong lebih jauh ke bawah dan menuju ke panggul. Pemanjangan janin
berbentuk ovoid yang ditimbulkannya diperkirakan telah mencapai antara 5-10 cm.
Serabut longitudinal ditarik tegang dan karena segmen bawah dan serviks merupakan
satu-satunya bagian uterus yang fleksibel, bagian ini ditarik ke atas pada kutub bawah
janin. Efek ini merupakan faktor yang penting untuk dilatasi serviks pada otot-otot
segmen bawah dan serviks.
Pendataran dan Dilatasi Serviks
Dimulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan
durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang
progresif
sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian osteum uteri eksternum
membuka. Pada multigravida osteum uteri internum dan eksternum akan
membuka bersamaan, sehingga penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam
saat yang sama
KALA I PERSALINAN
Penanganan :
Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan, dan kesakitan berilah dukungan dan
yakinkan dirinya, berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinannya
Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan/asuhan yang dapat diberikan lakukan perubahan posisi
sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya dianjurkan tidur miring ke
kiri
Ajak orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau menggosok punggungnya
atau membasuh mukanya di antara kontraksi
Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
Ajarkan teknik bernapas : ibu diminta untuk menarik napas panjang, menahan napasnya sebentar
kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara ke luar sewaktu terasa kontraksi
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
KALA II PERSALINAN
Dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah
lahir. His menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali.
Peristiwa penting pada persalinan normal : bagian terbawah janin (kepala) turun
sampai dasar panggul, timbul dorongan untuk mengejan yang semakin berat,
perineum meregang dan anus membuka.
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis
Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus
dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut
dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
Gerakan utama pengeluaran janin pada posisi belakang kepala
PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Tangan pada uterus merasakan kontraksi, ibu
dapat juga memberi tahu petugas ketika ia merasakan kontraksi. Ketika uterus sedang tidak
berkontraksi, tangan petugas dapat tetap berada pada uterus, tetapi bukan melakukan PTT. Ulangi
langkah-langkah PTT pada setiap kontraksi sampai plasenta terlepas.
Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat
mendekati plasenta, keluarkan plasenta dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan
lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam
untuk mengeluarkan selaput ketuban
Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan, masase fundus agar menimbulkan kontraksi.
Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan pascapersalinan. Jika uterus
tidak berkontraksi kuat selama 10-15 detik, atau jika perdarahan hebat terjadi, segera lakukan
kompresi bimanual dalam. Jika atonia uteri tidak teratasi dalam waktu 1-2 menit, ikuti protokol
untuk peradarah pascapersalinan
KALA III PERSALINAN
Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15
menit, berikan oksitosin 10 unit IM, dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari dosis
pertama
Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 30
menit :
Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh
Periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta
Berikan oksitosin 10 unit IM dosis ketiga, dalam jarak 15 menit dosis sebelumnya
Siapkan rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta
Periksa daerah kewanitaan secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau
vagina atau perbaiki episiotomi
KALA IV PERSALINAN
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa
Rata-rata perdarahan normal adalah 250 cc, perdarahan persalinan yang lebih dari 500
cc adalah perdarahan abnormal
Penanganan :
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam
kedua.
Periksa tekanan darah, nadi, kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi dan tawarkan ibu makanan dan
minuman yang disukainya
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering dan biarkan ibu
beristirahat
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai
permulaan dengan menyusui bayinya
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai
memberikan ASI, menyusui juga membantu uterus berkontraksi