You are on page 1of 55

PPh Pasal 22 dan 23

Slide by: Jayu Pramudya dan Nia Paramita


Departemen Akuntansi FEUI
Sistematika

1. PPh 22

2. PPh 23

2
PPh Pasal 22
Landasan Hukum:
Pasal 22 UU PPh
PMK No. 154/ PMK.03/ 2010 j.o. No. 224/
PMK.011/ 2012
PMK No. 253/ PMK.03/ 2008
Definisi

Merupakan pajak yang dipungut atas:

Aktivitas pembayaran atas penyerahan barang


bagi institusi pemerintah atau BUMN tertentu.
Aktivitas impor barang.
Aktivitas penjualan atau pembelian barang di
industri tertentu.
Aktivitas penjualan barang sangat mewah.

4
Pemungut, Penyetor, dan Pelapor (1)

Aktivitas Penyerahan Barang

Bendahara pemerintah untuk mekanisme pembelian


barang.
Bendahara pengeluaran untuk mekanisme Uang
Persediaan (UP).
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit
Surat Perintah Membayar (SPM) untuk mekanisme
Pembayaran Langsung (LS).
BUMN tertentu.

Aktivitas Impor

Bank Devisa
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

5
Pemungut, Penyetor, dan Pelapor (2)

Aktivitas di Industri Tertentu

Badan usaha yang ditunjuk Kepala KPP


untuk penjualan hasil produksi dalam negeri
di industri semen, kertas, baja, dan otomotif.
Produsen atau importir BBM, BBG, dan
pelumas untuk penjualan komoditas
tersebut.
Industri atau eksportir yang ditunjuk Kepala
KPP untuk pembelian bahan keperluan di
sektor kehutanan, perkebunan, pertanian,
peternakan, dan perikanan.
6
BUMN Pemungut

Persero Non Perbankan

Pertamina, PLN, PGN, Telkom, Garuda


Indonesia, Pembangunan Perumahan (PP),
Wijaya Karya, Adhi Karya, Hutama Karya,
Krakatau Steel.

Seluruh Bank BUMN

7
Tarif Pajak (1)

Aktivitas Penyerahan Barang


1,5% dari harga pembelian.

Aktivitas Impor
2,5% dari nilai impor bagi pengguna Angka Pengenal Impor (API).
0,5% bagi pengguna API untuk impor kedelai, gandum, dan tepung
terigu.
7,5% dari nilai impor bagi non pengguna API.
7,5% dari harga jual lelang untuk barang yang tidak dikuasai.
Nilai impor = CIF ditambah Bea Masuk dan pungutan lain.

8
Pencatatan Transaksi PPh 22
Bendaharawan Negara dan Impor

PPh 22 Dipungut Bendaharawan Negara


Jumlah pajak yang dipungut oleh bendaharawan merupakan
pengurang kas yang diterima dicatat sebagai pembayaran
pajak dimuka.
PPN dan PPnBM tidak dicatat, namun bukti potongnya
dimintakan untuk memperoleh restitusi pajak.

PPh 22 Atas Impor


Jumlah PPh 22 yang dibayarkan dicatat sebagai pajak dibayar
dimuka.
Untuk Bea Masuk dan PPnBM menjadi penambah nilai
persediaan.
9
Ilustrasi

Koperasi Medang Kamulan menerima pembayaran dari Kantor


Humas Pemprov atas penyediaan furniture berbahan kayu jati
senilai Rp 350.000.000,00. Berapakah beban PPh 22 dan
bagaimana pernjurnalannya (metode periodik)?

Jawaban :
Beban PPh 22 = 1,5% x 350.000.000
= Rp 5.250.000,00
Jurnal Koperasi Jurnal Humas Pemprov
Kas 344.750.000 Furniture 350.000.000
Pajak dibayar di muka PPh 22 5.250.000 Kas 344.750.000
Penjualan 350.000.000 Utang PPh 22 5.250.000

10
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Bendaharawan Negara)

CV. Pancala mengirimkan tagihan ke Pemprov Aceh atas pengadaan


barang sebesar Rp 220.000.000,00 termasuk PPN. Pengadaan barang
tersebut dikenai pemungutan PPh 22 sebesar 1,5%. Harga pokok penjualan
atas barang tersebut adalah Rp 115.000.000,00. Bagaimanakah CV.
Pancala melakukan penjurnalan?
Jawaban :

11
Ilustrasi - (Impor)
PT. Kutai Kartanegara melakukan transaksi jual beli dengan
Tenggarong Inc. yang berdomisili usaha di luar negeri atas sebuah
mesin cetak tanpa menggunakan API. Nilai kontrak diketahui $
10,000.00 berdasar ketentuan FOB shipping point. PT. Kutai
Kartanegara mengasuransikan pengiriman tersebut dengan biaya premi
sebesar 10% dari kontrak pembelian, dengan biaya pengangkutan
senilai $ 1,500.00. Adapun Bea Masuk dan pungutan lain masing
masing adalah senilai 20% dan Rp 5.000.000,00. Kurs yang ditetapkan
oleh Menkeu adalah Rp 10.000,00/ $ sedangkan oleh BI Rp 9.500,00/
$. Berapakah besar beban PPh 22?
Jawaban :

12
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Impor)

PT. Argabelah melakukan impor atas barang dengan nilai pembelian $


36.000 (kurs KMK berlaku Rp 9.100/ $). Perusahaan membayar biaya
asuransi dan pengangkutan masing masing sebesar 7,5% dan 5% dari
nilai pembelian. Bea Masuk sebesar 10% dari CIF dan Bea Masuk lainnya $
2.500. Penyerahan barang dikenai PPN dan PPnBM 20%. Jika perusahaan
memiliki API (tarif PPh 22 2,5%), bagaimanakah penjurnalan dilakukan ?
Jawaban :

13
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Impor)

Jawaban :

14
Tarif Pajak (2)

Aktivitas di Industri Tertentu


Penjualan hasil produksi dalam negeri.
0,1% dari Dasar Pengenaan Pajak PPN (DPP PPN) di
industri kertas.
0,25% dari DPP PPN di industri semen.
0,45% dari DPP PPN di industri otomotif.
0,3% dari DPP PPN di industri baja.
0,3% dari DPP PPN atas obat obatan di industri
farmasi.
15
Tarif Pajak (3)
Aktivitas di Industri Tertentu
Penjualan BBM, BBG, dan pelumas.
0,25% dari harga jual BBM untuk penjualan ke SPBU Pertamina.
0,3% dari harga jual BBM untuk penjualan ke SPBU Non Pertamina
atau pihak lain.
0,3% dari harga jual minyak tanah.
0,3% dari harga jual BBG.
0,3% dari harga jual pelumas.
0,45% dari DPP PPN penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri
oleh Agen Tunggal Pemegang Merek, Agen Pemegang Merek, atau
Importitr Umum.
0,25% dari harga beli untuk pembelian di industri kehutanan,
perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan.
Barang Sangat Mewah (PMK No. 253/ PMK. 03/ 2008)
5% dari harga jual, tidak termasuk PPN dan PPnBM.

16
Pencatatan Transaksi PPh 22
Industri Tertentu

Pihak Pemungut
Mencatat penerimaan kas dan mengakui utang pajak, sebab
harus disetor ke kas negara.
Pihak yang Dipungut
Mencatat pembayaran tersebut sebagai pajak dibayar di muka
pada saat pembelian, sebab kewajiban perpajakannya telah
dipenuhi.

17
Ilustrasi
(Industri Tertentu)
Koperasi Holing mengadakan penjualan kepada Ny. Sima
atas 1.000 rim kertas flano dengan nilai total Rp 77.000.000,00,
termasuk PPN. Diketahui pula bahwa atas pembelian bubur
kertas sebagai bahan baku, perusahaan telah dikenai PPh 22
senilai Rp 200.000,00. Berapakah PPh 22 yang dipungut
Koperasi Holing dan bagaimana penjurnalannya dengan metode
periodik?
Jawaban :
Beban PPh 22 = 0,1% x (100%/ 110%) x 77.000.000
= Rp 70.000,00
Jurnal Koperasi Holing
Piutang dagang 77.070.000
Penjualan 70.000.000
Utang PPh 22 70.000 18
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Industri Tertentu)

CV. Talkandha merupakan perusahaan yang bergerak di bidang


pencetakan plat baja untuk keperluan industri. Di suatu transaksi,
perusahaan mencatatkan penjualan kredit sebesar Rp 575.000.000,00,
tidak termasuk PPN dan PPh 22 (tarif 0,3%), dengan harga pokok penjualan
sebesar Rp 465.000.000,00. Bagaimana penjual dan pembeli melakukan
pencatatan?
Jawaban :

19
Sanksi Tarif
Bagi WP yang tidak memiliki NPWP,
tarif lebih tinggi 100% untuk PPh 22 tidak final.

Ilustrasi
CV. Tarumanegara melakukan pembelian lima keranjang ikan patin
senilai Rp 1.500.000,00 per keranjang untuk keperluan ekspor, dengan
biaya pengiriman sebesar Rp 50.000,00 ditanggung Tn. Mulawarman
sebagai pedagang pengumpul. Jika Tn. Purnawarman tidak memiliki
NPWP, berapakah besar PPh 22 yang harus dipungut oleh PT. Kutai
Kartanegara?
Jawaban :
Tarif PPh 22 = 0,25% x (1 + 100%)
= 0,5%
Beban PPh 22 = 0,5% x 5 x 1.500.000
= Rp 37.500,00 20
Saat Terutang dan Pelunasan
Pemungutan pajak terutang dilakukan saat pembayaran kecuali
ditetapkan berlainan oleh Menkeu. Pengecualian tersebut antara lain:

Saat pembayaran bea masuk.


Kecuali jika pembayaran bea masuk ditunda/
Kegiatan Impor dibebaskan, pemungutan dilakukan saat
penyelesaian Pemberitahuan Impor Barang
(PIB).

Kegiatan Pembelian Barang Saat pembayaran.

Pembelian Hasil Produksi Saat penjualan.

Penjualan Hasil Produksi/


Saat penerbitan delivery order.
Pengolahan Barang

Penyetoran hasil pungutan dilakukan ke Bank Persepsi atau Kantor


21 Pos.
Objek Dikecualikan dari Pemungutan (1)

Impor barang dan/ atau penyerahan barang yang berdasarkan


ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang PPh.

Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/ atau
PPN.

Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata nyata dimaksudkan


untuk diekspor kembali.

Impor kembali, yang meliputi barang barang yang diimpor kembali


dalam kualitas yang sama atau barang yang telah diekspor untuk
perbaikan, pengerjaan dan pengujian yang memenuhi syarat yang
ditentutkan Ditjen Bea dan Cukai.

22
Objek Dikecualikan dari Pemungutan (2)

Pembayaran atas pengadaan barang bagi institusi pemerintah jika


berjumlah maksimal Rp 2.000.000,00 atau bagi BUMN maksimal Rp
10.000.000,00 dan tidak merupakan pembayaran terpecah-pecah; atau
jika ditujukan untuk pembelian BBM, listrik, BBG, pelumas, air minum/
PDAM, dan benda pos.

Pembayaran untuk pembelian gabah dan/ atau beras oleh Perum


Bulog.

Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang


perhiasan dari emas yang ditujukan untuk ekspor.

Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan


dana BOS.

23
Ilustrasi

Fa. Kalingga menandatangani kontrak dengan Pemerintah Kota


Pasuruan untuk melakukan penyediaan ATK senilai Rp 110.000.000,00.
a.Berapakah besar beban PPh 22?
b.Jika kontrak tersebut meliputi pula penyediaan 1000 lembar
perangko nominal Rp 6.000,00 at cost, berapakah besar
beban PPh 22?

Jawaban :
c. Beban PPh 22 = 1,5% x 110.000.000
= 1,5% x 110.000.000
= Rp 1.650.000,00
b.Beban PPh 22 = 1,5% x (110.000.000 60.000.000)
= 1,5% x 50.000.000
= Rp 750.000,00
24
Pengecualian PPh 22

Pengecualian memerlukan bukti berupa Surat keterangan Bebas PPh


22 yang diterbitkan oleh Dirjen Pajak untuk:
Impor barang dan/ atau penyerahan barang yang tidak terutang
PPh.
Emas batangan yang diproses untuk menghasilkan perhiasan
untuk diimpor.

Pelaksanaan pengecualian dari pemungutan PPh 22 atas Impor barang


yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/ atau PPN serta impor
sementara dilakukan oleh Ditjen Bea dan Cukai, dengan tata cara yang
diatur oleh Dirjen Bea dan Cukai dan/ atau Dirjen Pajak.

Pengecualian atas hal lain tidak memerlukan Surat Keterangan Bebas.

25
PPh Pasal 23

Landasan Hukum:
Pasal 23 UU PPh
PMK No. 244/ PMK.03/ 2008
Definisi

Pajak yang dikenakan terhadap WP dalam


negeri dan BUT atas penghasilan dari:

Penanaman modal.
Penyewaan aset fisik dan finansial.
Keterlibatan dalam pekerjaan atau kegiatan.
Pemberian jasa tertentu.

27
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor

Badan pemerintah.

Subjek pajak badan dalam negeri.

Penyelenggara kegiatan.

BUT.

Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.

Orang pribadi yang ditunjuk oleh Kepala KPP.

28
Tarif Pajak

15% dari jumlah bruto atas:


Dividen
Bunga
Royalti
Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang dipotong PPh 21
huruf (e).
2% dari jumlah bruto (sebelum PPN) atas:
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali
yang dikenai PPh pasal 4 ayat (2).
Imbalan jasa teknik, manajemen, konstruksi, konsultan, katering dan jasa lain
selain yang dipotong PPh 21.
Bagi yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 100% lebih tinggi

29
Lingkup Jasa Dikenai PPh 23 (1)
PMK No. 244/ PMK. 03/ 2008

Jasa penilai (appraisal);


Jasa aktuaris;
Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
Jasa perancang (design);
Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas
bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap (BUT);
Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan
selain migas;
Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
Jasa penebangan hutan;
Jasa pengolahan limbah;
Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
Jasa perantara dan/atau keagenan;

30
Lingkup Jasa Dikenai PPh 23 (2)
PMK No. 244/ PMK. 03/ 2008

Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang


dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI;
Jasa custodian/penyimpanan /penitipan, kecuali yang dilakukan oleh
KSEI;
Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
Jasa mixing film;
Jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan;
Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau
bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi; 31
Lingkup Jasa Dikenai PPh 23 (3)
PMK No. 244/ PMK. 03/ 2008

Jasa maklon;
Jasa penyelidikan dan keamanan;
Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
Jasa pengepakan;
Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media
masa, media luar ruang atau media lain untuk
penyampaian informasi;
Jasa pembasmian hama;
Jasa kebersihan atau cleaning service;
Jasa catering atau tata boga.

32
Pencatatan Transaksi PPh 23
Tidak Final

Pihak Pemotong (Pihak yang Membayar)


Mencatat utang pajak pada saat pembayaran dilakukan.
Pajak akan mengurangi kas yang diberikan namun tidak mengurangi
beban perusahaan.
Pajak yang dipotong akan disetorkan pada bulan berikutnya.
Saldo utang pajak di neraca Jumlah yang belum disetorkan.
Jika beban tidak dipungut pajak Beban tidak boleh menjadi pengurang.

Pihak yang Dipotong Pajaknya (Pihak yang Menerima


Pembayaran)
Mencatat sebagai pajak dibayar di muka pada saat pendapatan diakui.
Jumlah kas yang diterima lebih sedikit dari pendapatan yang diakui.

33
Ilustrasi

PT. Kanjuruhan menandatangani sebuah kontrak untuk melaksanakan


pengolahan limbah dengan teknik sanitary landfill di 10 lokasi dengan imbalan
jasa sebesar Rp 35.000.000,00. Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong
oleh klien terhadap PT. Kanjuruhan dan bagaimana penjurnalannya saat
pembayaran?
Jawaban:
Beban PPh 23 = 2% x 35.000.000
= Rp 700.000,00
Jurnal PT. Kanjuruhan Klien
Kas 34.300.000 Beban operasi
35.000.000
Pajak dibayar di muka PPh 2 700.000 Kas 34.300.000
Pendapatan jasa 35.000.000 Utang PPh 23 700.000

34
Ilustrasi

Tn. Balaputradewa meminjam uang pada 1 Juli 2012 senilai Rp


1.000.000,00 kepada Tn. Samarotungga dengan bunga 8% per tahun.
Kesepakatan mensyaratkan Tn. Balaputradewa membayarkan bunga
pada 31 Juni 2012 dan 2013, serta mengembalikan seluruh pokok
pinjaman pada saat pembayaran bunga kedua. Berapakah besar
beban PPh 23 masing masing di tahun 2012 dan 2013?

Jawaban :
Beban PPh 23 2012= Beban PPh 23 2013
= 15% x 8% x 1.000.000
= 15% x 80.000
= Rp 12.000,00

35
Ilustrasi

Koperasi Blambangan diminta untuk menyajikan hidangan di kegiatan


simposium regional untuk 300 orang dengan nilai Rp 15.000,00 per orang.
Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong oleh panitia dan bagaimana
penjurnalannya?

Jawaban :
Beban PPh 23 = 2% x 300 x 15.000
= 2% x 4.500.000
= Rp 90.000,00
Jurnal PT. Kanjuruhan Panitia
Kas 4.410.000 Beban konsumsi
4.500.000
Pajak dibayar di muka PPh 2 90.000 Kas 4.410.000
Pendapatan jasa 4.500.000 Utang PPh 23 90.000

36
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Sewa Aset)

Fa. Kurusetra merupakan perusahaan yang menjalankan


kegiatan produksi dengan menggunakan mesin yang sebagian di
antaranya disewa dari pihak ketiga. Fa. Kurusetra melakukan
pembayaran biaya sewa setiap bulan ketiga dan bulan kesembilan
tahun berjalan untuk nilai sewa selama satu semester, sekaligus
memotong PPh 23 dengan tarif 2%. Meski demikian, baik Fa.
Kurusetra maupun perusahaan penyewa tetap melakukan
pengakuan pendapatan dan beban untuk setiap bulan di pembukuan
masing masing. Jika nilai sewa per bulan adalah Rp 1.750.000,00,
bagaimanakah penjurnalan dilakukan?

37
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Sewa Aset)

Jawaban:

38
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Dividen)
PT. Kiskendha melakukan pembayaran dividen tahunan senilai Rp
275,00 per lembar saham kepada sepuluh pemegang saham yang masing
masing memiliki 100 lot saham. Atas pembayaran dividen dikenai
pemotongan PPh 23 dengan tarif 15%. Bagaimana perusahaan dan masing
masing pemegang saham melakukan pencatatan saat pengumuman dan
saat pembayaran?
Jawaban :

39
Pencatatan Transaksi PPh 23
Final

Pihak Pemotong
Mencatat seperti dalam memperlakukan pajak tidak final.
Pihak yang Dipotong Pajaknya
Pencatatan dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
Mencatat Gross Seperti pajak tidak final.
Mencatat Net Hanya sebesar nilai setelah pajak.
Pilihan tergantung bagaimana perusahaan menentukan
sistem pembukuan.
Standar akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perlakuan
pajak final ini, sehingga dalam praktik kedua pendekatan
dapat diterapkan.
Dampak yang terjadi Tarif pajak efektif akan sangat
berbeda antara kedua pendekatan.

40
Ilustrasi

Koperasi Pajajaran memiliki sebuah gelanggang olahraga yang disewakan


kepada Nn. Dyah Pitaloka selama 3 hari 3 malam untuk penyelenggaraan
pernikahan putra semata wayangnya. Atas maksud memastikan kesempurnaan
perhelatan, Nn. Dyah Pitaloka meminta penyediaan tiga set generator yang
harus dipindahkan dari fasilitas produksi Koperasi Pajajaran. Kedua pihak
bersepakat atas nilai Rp 30.000.000,00 sebagai akad atas keseluruhan
kontrak. Sebagai informasi tambahan, Koperasi Pajajaran telah menggunakan
acuan biaya sewa generator sebesar Rp 250.000,00 per hari yang lebih tinggi
dari standar normal Rp 50.000,00 per hari akibat harus dihentikannya kegiatan
fasilitas produksi. Berapakah besar beban pajak?

Jawaban:
Beban PPh 23 = 2% x 3 x 3 x 250.000
= 2% x 2.250.000
= Rp 45.000,00
Beban PPh Final = 10% x (30.000.000 2.250.000)
= Rp 2.775.000,00

41
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Jasa Konstruksi)

CV. Mahameru merupakan perusahaan yang bergerak di bidang


pemberian jasa perencanaan konstruksi sekaligus jasa konsultansi teknik.
CV. Mahameru baru saja mengirimkan tagihan kepada Pemkab Maumere
atas pemberian jasa senilai Rp 525.000.000,00. Atas tagihan tersebut,
penghasilan yang berasal dari jasa perencanaan konstruksi dikenai PPh
final senilai Rp 9.250.000,00 dan penghasilan yang berasal dari jasa
konsultansi teknik dikenai PPh 23 sebesar Rp 1.250.000,00. Bagaimanakah
CV. Mahameru melakukan pencatatan berdasar metode Gross atau Net?
Berapakah tarif pajak efektif masing masing?

42
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Jasa Konstruksi)

Jawaban :

43
Kasus Khusus: Sinematografi

Royalti adalah nilai yang diterima atau diperoleh pemegang hak


cipta dengan memberikan hak cipta hasil karya sinematografi
kepada pihak lain sebesar:

Seluruh penghasilan, jika pihak lain berhak mengumumkan


dan/ atau memperbanyak ciptaannya dengan persyaratan
tertentu; atau
10% dari bagi hasil, jika pihak lain berhak mengumumkan dan/
atau memperbanyak ciptaannya dengan persyaratan tertentu
dengan pola bagi hasil antara pencipta dan pemilik bioskop.

44
Besaran Jumlah Bruto

Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan


pembayaran lain atas jasa yang disediakan tenaga kerja
berdasarkan kontrak.
Nilai Pengadaan/ pembelian material.
dikurangi Jasa perantara yang dibayarkan kepada pihak ketiga.
oleh: Penggantian biaya/ reimbursement.

Penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa teknik,


Pemajakan manajemen, konstruksi, konsultasi dan jasa lain yang dikenai
tidak berlaku PPh final.
untuk:

45
Bukti Pendukung Rincian Tagihan

Kontrak kerja dan pembayaran.

Faktur pembelian barang.

Faktur tagihan kepada pihak ketiga


disertai perjanjian tertulis.

Faktur tagihan atau bukti pembayaran


oleh pihak kedua kepada pihak ketiga.

46
Ilustrasi

Fa. Mengwi sebagai pihak pertama pada tanggal 2 Maret 2012


menandatangani kontrak dengan Koperasi Wora - Wari selaku
perusahaan agen periklanan sebagai pihak kedua untuk membuat
media. Rincian keterangan terkait nilai kontrak adalah:
Pembelian material iklan Rp 35.000.000,00
Jasa konsultan iklan 7.500.000,00
Upah agen 5.000.000,00
Biaya pemasangan iklan ke media 50.000.000,00
Total Rp 97.500.000,00
Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong antar setiap pihak yang
terlibat dalam kontrak ini?

47
Ilustrasi

Jawaban :
Beban PPh 23 dipotong Koperasi Wora Wari kepada Fa. Mengwi,
jika terdapat bukti pendukung rincian transaksi
= 2% x (7.500.000 + 5.000.000)
= 2% x 12.500.000
= Rp 250.000,00
Jika tidak terdapat bukti pendukung rincian transaksi
= 2% x (7.500.000 + 50.000.000 + 35.000.000)
= 2% x 97.500.000
= Rp 1.950.000,00
Beban PPh 23 dipotong Fa. Mengwi kepada perusahaan media
= 2% x 50.000.000
= Rp 1.000.000,00

48
Ilustrasi

CV. Daha yang beraktivitas menyediakan Asisten Rumah Tangga (ART)


mendapat kontrak untuk menyediakan 5 orang ART, tetapi tenaga kerja
dimaksud tetap menjadi tenaga kerja CV. Daha. Kontrak menyepakati bahwa
pembayaran atas penyerahan jasa oleh CV. Daha terdiri atas gaji tenaga kerja
sebesar Rp 2.500.000,00 per orang per bulan dan imbalan atas penyediaan
ART sebesar Rp 500.000,00 per bulan. Berapakah besarnya PPh 23 yang
dipotong oleh klien?

Jawaban:
Jika terdapat bukti pendukung atas rincian besarnya tagihan, maka
Beban PPh 23 = 2% x 500.000
= Rp 10.000,00

Jika tidak terdapat bukti pendukung rincian besarnya tagihan, maka


Beban PPh 23 = 2% x 13.000.000
= Rp 260.000,00

49
Objek Dikecualikan dari Pemungutan

Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank.

Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa dengan hak
opsi.

Dividen yang diterima atau diperoleh PT. dari badan usaha yang didirikan dan
berkedudukan di Indonesia dengan syarat:
Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
Kepemilikan saham paling rendah 25% dari jumlah yang disetor.

Bagian laba dari persekutuan yang modalnya tidak terdiri atas saham saham.

SHU Koperasi.

Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atau jasa
keuangan (penyalur pinjaman/ pembiayaan sesuai PMK).

50
Ilustrasi

PT. Sriwijaya merupakan penanam saham terbesar di PT. Palembang


dengan kepemilikan sejumlah 100.000 lembar saham biasa dari total 500.000
lembar yang beredar dan 1.000.000 lembar yang diotorisasi. Di tahun 2012, PT.
Palembang membagikan dividen kas senilai total Rp 75.000.000 bagi seluruh
pemegang saham biasa.
a. Berapakah besar beban PPh 23 atas penghasilan dividen PT.
Sriwijaya?
b. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika ternyata
PT. Sriwijaya memiliki 300.000 saham beredar?
c. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika PT.
Sriwijaya melakukan stock split dengan rasio 3:1 sebelum
pengumuman pembagian dividen?
d. Bagaimana perubahan atas jawaban anda di point (a) jika ternyata
PT. Sriwijaya hanya mengkreditkan akun Laba Ditahan sebesar Rp
25.000.000,00 atas pembagian dividen tersebut?

51
Ilustrasi

Jawaban :
a. Beban PPh 23 = 15% x (100.000/ 500.000) x 75.000.000
= 15% x 15.000.000
= Rp 2.250.000,00
b. Beban PPh 23 yang dikenakan akan berubah menjadi Rp
0,00. Hal ini disebabkan karena kepemilikan PT. Sriwijaya
dengan demikian mencapai 60% sehingga pendapatan atas
dividen dari PT. Palembang dikecualikan dari objek pajak.
c. Beban PPh 23 yang dikenakan akan tetap senilai Rp
2.250.000,00 sebab tidak terdapat perubahan proporsi
kepemilikan dan jumlah dividen yang dibagikan.
d. Beban PPh 23 = 15% x (100.000/ 500.000) x 25.000.000
= 15% x 5.000.000
= Rp 750.000,00
52
Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan

Saat terutang adalah pada akhir bulan dilakukannya pembayaran


atau akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan,
tergantung yang lebih dahulu terjadi.

Saat penyetoran selambat-lambatnya adalah tanggal 10 bulan


takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.

Saat pelaporan Surat Pemberitahuan Masa oleh pemotong


selambat-lambatnya adalah 20 hari setelah masa pajak berakhir.

Pemotong wajib memberikan tanda bukti pemotongan kepada WP


dalam negeri atau BUT yang dipotong.

53
Dialektika Pajak:
Liquidating Dividend

Liquidating dividend merupakan contoh dividen yang


tidak bersumber dari Laba Ditahan. Dividen ini didebitkan
terhadap agio, sehingga dikecualikan dari objek pajak.

Penanam saham yang hanya memiliki kurang dari 25%


kepemilikan dapat memiliki kendali yang besar jika 75%
saham lain dimiliki banyak penanam saham dalam
persentase kecil. Akan tetapi pajak memperlakukan
kesemua penanam saham tersebut secara sama.

Besaran persentase kepemilikan tidak dapat dikalkukasi


dengan rasio jumlah kepemilikan lembar saham beredar
ketika terdapat lebih dari satu macam saham, seperti
saham biasa dan saham preferen.

54
Terima Kasih

Dwi Martani
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
081318227080/ 08161932935
http:/staff.blog.ac.id/martani/ atau dwimartani.com

55

You might also like