Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya disertai dengan adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita yang bersangkutan. Pengertian diare secara operasional adalah buang air besar lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya lebih 3 kali sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Jenis diare ada dua, yaitu Diare akut, Diare persisten atau Diare kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sementara Diare persisten atau diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Klasifikasi Patofisiologi a. Gangguan osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Penyebab : intoleransi laktosa, konsumsi laksatif atau antasida yang mengandung magnesium. Diare akan berhenti jika pasien puasa Ditegakkan bila osmotic gap feses >125 mosmol/kg (normal <50 mosmol/kg). b. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Penyebab : toksin bakteri (Kolera), penggunaan laksatif non osmotik, reseksi usus, penyakit mukosa usus, dll. Karakteristik : feses cair, banyak, tidak nyeri, tidak ada mukus dan tidak ada darah. Diare tetap berlangsung walaupun pasien puasa. c. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Penyebab : bisa hipertiroidisme, sindrom karsinoid, obat-obatan prokinetik, DM, IBS Karakteristik : mirip dengan diare sekretorik, namun dapat disertai steatorrhea ringan. d. Eksudatif/inflamatorik Akibat inflamasi dan kerusakan mukosa usus. Diare dapat disertai malabsorbsi lemak, cairan dan elektrolit serta hipersekresi dan hiperosmolaritas akibat pelepasan sitokin pro-inflamasi. Penyebab : - Infeksi bakteri yang invasif : Shigella, Salmonella, EIEC, EHEC atau infeksi amoeba - Non infeksi berupa gluten sensitive enterophaty, IBD, atau radiasi Karakteristik : feses dengan pus, mukus, atau darah. Analisis feses : ada leukosit, fecal lactoferin, calciprotein positif. Gejala : boasa disertai demam, tenesmus, dan nyeri GEJALA KHAS DIARE AKUT OLEH BERBAGAI PENYEBAB
GEJALA ROTA SHIGELL SALMON ETEC EIEC KOLERA
KLINIS VIRUS A ELLA Inkubasi 17-71 24-48 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam jam jam Demam + ++ ++ - ++ -
Mual sering jarang Sering + - Sering
muntah Nyeri tenesmu Tenesmu Tenesmu - Tenesmu Kramp perut s s kramp s kolik s kramp Nyeri - + + - - - kepala Lamany 5-7 hari >7 hari 3-7 hari 2-3 hari variasi 3 hari a sakit SIFAT ROTA SHIGELL SALMON ETEC EIEC KOLERA TINJA VIRUS A ELLA VOLUME Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyk FREKUEN 5-10 >10 Sering Sering Sering Terus SI x/hari x/hari menerus KONSISTE Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair NSI DARAH - Sering Kadang - + - BAU Langu +/- Busuk + Tidak Amis khas
WARNA Kuning- Merah- Kehijaua Tidak Merah- Seperti
hijau hijau n berwarn hijau air a cucian beras LEKOSIT - + + - - - LAIN-LAIN anorexi Kejang Sepsis meteoris Infeksi +/- a +/- +/- mus sistemik Tatalaksana diare dengan dehidrasi berat Lima lintas diare 1. Berikan oralit 2. Berikan Zinc : Umur < 6 bulan : tablet ( 10 Mg ) per hari selama 10 hari Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari selama 10 hari. Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. 3. Pemberian ASI / makanan 4. Antibiotika atas indikasi 5. Pemberian nasehat Tatalaksana dehidrasi berat Berikan cairan intravena segera 100 ml/kgBB Pemberian antibiotika Tabel. Antibiotik empiris pada diare akut
ETEC terapi sesuai travelers diarrhea
Diare ec Rotavirus bersifat suportif, untuk mengoreksi kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat menuju syok dan kematian. Dapat dicapai dengan penggantian cairandan perbaikan keseimbangan elektrolit melalui oral atau intravena. Analisis skenario Interpretasi pemeriksaan fisik: Mencret sejak dua hari lalu diare akut Tidak didapatkan darah dan lendir pada feses Diare diikuti muntah dan demam Tidak kencing sejak subuh penurunan urin output Pasien lemas, apatis, mata cowong dan turgor kulit kembali lambat tanda-tanda dehidrasi Nadi teraba cepat dan lemah Derajat dehidrasi Berdasarkan data di atas, pasien mangalami diare akut dengan dehidrasi berat yang ditandai dengan: penurunan kesadaran, mata cowong, turgor melambat, urin output menurun. Tatalaksana