You are on page 1of 52

L/O/G/O

Sosialisasi Petugas Pengumpul Data


Statistik Tanaman Pangan

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah


Keputusan Rapim Kementan: 8 Sep 2011
Perlu Percepatan Penyediaan dan Peningkatan
Kualitas Data Tanaman Pangan.

Dibutuhkan data bulanan untuk mendukung


kebutuhan Kementerian Pertanian dalam
menerapkan sistem peringatan dini
(early warning system/ews) dalam rangka
pemenuhan produksi pangan nasional
khususnya padi/beras.
Tidak sepantasnya bangsa ini bermain-
main dengan data informasi tentang
kondisi pangan dan gizi masyarakat.

Bangsa ini memerlukan data dan


informasi yang benar dan tepat,
sekalipun hal itu menggambarkan
keadaan yang tidak menggembirakan.
BPS dan Kementerian Pertanian

INSTRUKSI MENTERI NEGARA EKONOMI, KEUANGAN DAN INDUSTRI


NO.IN/05/MENKUIN/I/1973 TGL 23 JANUARI 1973
Kepada Mentan, Menkeu & KaBPS, untuk:
Melaksanakan cara perhitungan produksi pertanian yang sama agar diperoleh
hasil yang seragam.
Mengusahakan cara perhitungan produksi pertanian yang tepat untuk dapat
digunakan secara nasional.
Menugaskan BPS sebagai koordinator.

Luas Panen (Ha)


KCD

KEMENTAN
dan Produksi (Ton)
BPS = LP x Produktivitas

Produktivitas (Ku/Ha)
KSK & KCD
Melalui Ubinan (2,5m x 2,5m)
5
Rekapitulasi Data SP
Pengumpulan data SP dilakukan di tingkat
kecamatan.
Di tingkat kabupaten/kota dan provinsi dilakukan
agregasi/rekapitulasi dengan mengisi daftar
Rekap Kabupaten (RKSP) dan Rekap Provinsi
(RPSP)

6
Kegiatan Rutin Statistik TP

Ubinan SR-I Ubinan SR-II Ubinan SR-III

SP-Padi dan SP-Palawija


Dokumen yang digunakan :
SP-PADI DAN SP-PALAWIJA
Pendekatan : area (kecamatan)
Petugas : KCD/Mantri Tani / PPL
Frekuensi : bulanan
Metode : laporan (100% kecamatan)
Data pokok yang dikumpulkan:
Luas tanam, panen, puso & LTA bulan untuk
lebih jelas lihat di tabel 1, Pedoman SP TP
halaman 6
Kelancaran pemasukan dokumen SP (SP-Padi, SP-Palawija) dan
akurasi isiannya menjadi tanggungjawab Distan Prov & Kab/Kota
Selengkapnya, pelajari pedoman SP TP halaman 15-2
Pengumpulan data Statistik Pertanian (SP) tanaman pangan dilakukan secara
lengkap melalui pendekatan area di seluruh kecamatan. Data luas tanaman padi
dan palawija diperoleh dengan cara penaksiran sebagai berikut:
1. Mendapatkan data luas panen, tanam dan puso berdasarkan peta luas baku
lahan sawah (audit lahan) dengan menggunakan citra satelit.
2. Dengan menggunakan sistem blok pengairan
.Biasanya desa yang sudah mempunyai pengairan teknis, sawah dalam desa
tersebut dibagi dalam beberapa blok pengairan, kemudian tanggal penanaman
ditentukan untuk setiap blok pengairan.
Contoh:
.Sawah desa A mempunyai 3 blok pengairan. Volume air yang tersedia dalam
desa tersebut bisa mengairi sawah seluas 3 hektar dalam waktu 1 minggu.
Untuk menggarap sawah blok 1 diperlukan pengairan selama 2 minggu, untuk
blok 2 diperlukan pengairan selama 3 minggu dan untuk blok 3 diperlukan
pengairan selama 1 minggu.
.Dari informasi di atas bisa diperkirakan luas tanaman yang ada pada sawah
desa A secara keseluruhan = 2 x 3 hektar + 3 x 3 hektar + 1 x 3
hektar = 18 hektar.
3. Laporan petani kepada Kepala Desa
Petani biasanya melaporkan kepada Kepala Kelompok/Kontak Tani lebih dahulu dan Kepala
Kelompok/Kontak Tani selanjutnya melaporkan kepada Kepala Desa, tetapi ada juga petani
yang langsung melaporkan kepada Kepala Desa tanpa melalui Kepala Kelompok/Kontak Tani.
4. Banyaknya benih yang digunakan
Berdasarkan pada banyaknya benih yang digunakan, petugas akan bisa mengetahui luas
tanaman.
Contoh:
Untuk satu hektar padi sawah, digunakan benih 30 kg gabah (tergantung pada kebiasaan
daerah masing-masing). Apabila jumlah benih yang digunakan pada desa tersebut
sebanyak 150 kg gabah, maka perkiraan luas sawah di desa tersebut adalah 150/30 x 1 ha
= 5 ha.
5. Eye estimate (pandangan mata) berdasarkan luas baku
Metode ini dilakukan dengan cara perkiraan berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh
pegawai/petugas desa, dengan syarat bahwa luas baku lahan telah diketahui terlebih
dahulu dan yang melakukan taksiran sudah berpengalaman.

6. Sumber informasi lain


Sumber informasi lain yang dapat digunakan sebagai dasar atau rujukan dalam
memperoleh data luas misalnya Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Petugas Pengawas
Benih, dll.
Daftar ini digunakan untuk melaporkan luas
lahan menurut penggunaannya yang berada di
wilayah administrasi kecamatan termasuk
tanah yang diusahakan oleh rumah tangga,
perusahaan, pemerintah dan lain-lain.
Laporan ini merupakan laporan tahunan yang
berisi kondisi akhir tahun dan dilaporkan
pada setiap awal tahun berikutnya.
Data yang diisikan adalah keadaan lahan
yang sebenarnya dan bukan berdasarkan
status.
Selengkapnya, pelajari pedoman SP TP halaman 26-3
Permasalahan

Masih ditemukan Total


Luas Lahan tidak sama
dengan luas wilayah
Lahan sawah selalu
bertambah, apa iya ??????
Daftar ini digunakan untuk melaporkan alat/mesin
pertanian dan kelembagaan pertanian yang ada di
wilayah administrasi kecamatan.
Laporan ini merupakan laporan tahunan yang berisi
kondisi akhir tahun dan dilaporkan pada setiap awal
tahun berikutnya. Alat/mesin pertanian yang dicatat
adalah alat/mesin pertanian yang digunakan untuk
tanaman pangan dan dikuasai oleh petani atau
kelompok (kelompok tani dan kelompok UPJA),
tidak termasuk yang ada di toko.
Untuk alat dan mesin pertanian yang bergerak (dapat
dipindahkan) dicatat pada kecamatan domisili pemilik
alat tersebut.
Selengkapnya, pelajari pedoman SP TP halaman 31-3
Alat Mesin Pertanian
Daftar ini digunakan untuk melaporkan penangkaran
benih (jumlah penangkar/produsen, luas penangkaran
dan produksi benih), pengedar benih (jumlah
pengedar, jumlah benih yang diedarkan) dan jumlah
penggunaan benih (bersertifikat dan tidak
bersertifikat).
Jumlah penangkar/produsen benih dan pengedar benih
yang dicatat adalah banyaknya unit usaha kondisi
akhir tahun yang ada di wilayah kecamatan.
Luas penangkaran, produksi benih, banyaknya benih
yang terjual dan penggunaan benih dicatat selama
periode Januari-Desember.

Selengkapnya, pelajari pedoman SP TP halaman 38-4


Produktivitas Tanaman Pangan
Dokumen yang digunakan : Daftar SUB-S
Pendekatan : rumah tangga (petani)
Petugas : KCD & KSK
Frekuensi : subround/caturwulan
Metode : sampel
Pengukuran : menggunakan alat ubinan
berukuran 2m x 2m.
Data produksi dalam plot ubinan 2m x 2m,
di konversi menjadi produktivitas per hektar.
( kg/ 6,25 m2) x (10.000/100) = x 16 ku/ha
Kelancaran pemasukan dokumen ubinan (Daftar SUB-S) dan akurasi
isiannya menjadi tanggungjawab BPS Provinsi & Kab/Kota dan Dinas
18
terkait
Sampling frame disusun berdasarkan hasil pencacahan lengkap Sensus
Pertanian 2013 (ST2013).

Sudah ganti metodologi,


Pemilihan kecamatan.
BS, dan ruta
Lihat buku pedoman ubinan
halaman 7-9, dan halaman 13-14

Pemilihan Sampel Petak dan


Sampel Plot yang akan
diubin secara acak
Dalam kabupaten dilakukan Stratifikasi Desa agar
pengambilan sampel dapat menyebar pada semua komposisi
menurut luas lahan sawah/ladang dan jumlah rumah tangga
tanaman pangan. Setiap desa/kelurahan dikelompokkan
menurut 2 variabel, yaitu luas lahan sawah/ladang hasil ST2013
dan jumlah rumah tangga tanaman pangan hasil ST2013.

rmt tani TP (y)


Sudah ganti metodologi,
Ada 22 strata.
Lihat buku pedoman ubinan
halaman 12-13

Luas lahan
sawah/ladang (x)
catatan
Proses stratifikasi, pemilihan
sampel bs, rt, dan plot
merupakan wewenang dari
tim metodologi BPS RI dan
sebagian pekerjaannya
sudah otomatis
menggunakan sistem.
Tujuan
Pemutakhiran daftar rumah tangga bertujuan membentuk kerangka sampel
untuk pemilihan sampel rumah tangga yang melakukan panen tanaman
padi/palawija yang akan diukur produktivitasnya.
Di dalam pemutakhiran rumah tangga dikumpulkan data tentang bulan
panen menurut jenis tanaman, jenis bantuan yang diperoleh, dan jenis
varietas tanaman padi/palawija pada subround pengamatan.
Jadwal
Jadwal kegiatan pemutakhiran daftar rumah tangga masing-masing
subround setiap tahun adalah sebagai berikut:
Subround Pemutakhiran rumah tangga
Januari April (t) Desember (t-1)
Mei Agustus (t) April (t)
September Desember (t) Agustus (t)
PEMUTAKHIRAN (1)

PEMUTAKHIRAN MENGGUNAKAN DAFTAR SUB-P


sebagai dasar alokasi plot ubinan pada setiap kab/kota
Jadwal:
Subround Pemutakhiran Rumah tangga
Jan-Apr (t) Desember (t-1)
Mei-Ags (t) April (t)
Sep-Des (t) Agustus (t)

Pemutakhiran dilakukan door to door pada wilayah Blok


Sensus (BS) terpilih
PEMUTAKHIRAN (2)
PEMUTAKHIRAN (3)
PEMUTAKHIRAN (4)
DAFTAR SAMPEL (SUB-DS) (1)

Sebagai panduan petugas (KSK/KCD) untuk mengunjungi


rumah tangga terpilih yang akan panen menurut jenis
tanaman dan perkiraan bulan panen.
Daftar SUB-DS digunakan untuk mencatat nomor urut bangunan
fisik, nomor urut bangunan sensus, nomor urut rumah tangga
terpilih, nama kepala rumah tangga/petani, jenis tanaman yang
akan diubin, perkiraan bulan panen, keberhasilan pelaksanaan
ubinan, dan alasan sampel tidak dapat diubin.
Petugas: KSK (nmr ubinan ganjil) & KCD (nmr ubinan genap)

Ubinan dianjurkan/diharapkan dilakukan


bersama
DAFTAR SAMPEL (SUB-DS)(2)
DAFTAR SAMPEL (SUB-DS)(3)
CARA MELAKUKAN UBINAN (1)

1. Menentukan pangkal sumbu

2. Menentukan titik pangkal ubinan

3. Memasang alat ubinan

4. Pemanenan hasil ubinan

5. Perontokan hasil ubinan

6. Menimbang hasil ubinan (dikurangi berat wadah)

7. Menghitung banyaknya rumpun pada plot ubinan


CARA MELAKUKAN UBINAN (2)

MENENTUKAN PANGKAL SUMBU


Petak sawah berbentuk bujur sangkar
pangkal sumbu ujung barat daya
Petak sawah tidak berbentuk bujur sangkar
sedapat mungkin pangkal sumbu
diambil pada sudut barat daya
Jika petak sawah tidak berbentuk teratur
pangkal sumbu sebelah barat daya petak
sawah, penentuan arah B-T dan U-S tetap
mengikuti arah galengan
Contoh sketsa
Menentukan Titik Pangkal Ubinan
(SUB-S Blok IV)
1. Mengukur panjang sisi petak sawah
2. Hitung jumlah digit kedua sisi petak sawah
dan jumlahkan digitnya
3. Mengambil 5 digit angka random dengan
picingan mata pada TAR
4. Tentukan nomor halaman, nomor baris, dan
nomor kolom pada TAR
5. Ambil satu titik pada TAR dengan jumlah
digit pada langkah 2
6. Angka yang didapat pada langkah 5 adalah
posisi titik pangkal ubinan
Ilustrasi....(1)
Panjang sisi B-T adalah 18 langkah dan panjang sisi U-S adalah 20
langkah, maka angka random yang dicari harus dibawah 1820. Langkah-
langkah untuk mendapatkan titik pangkal ubinan adalah sebagai berikut:

1.Menentukan angka picingan mata. Misalkan didapatkan angka picingan


mata 38696
2.Menentukan nomor random awal. Dari digit pertama (angka 3), angka
random terpilih diambil dari tabel angka random halaman 1 (karena 3
angka ganjil). Kemudian dari 2 digit berikutnya (angka 86) didapatkan
baris ke-16 dan dari 2 digit terakhir (angka 96) didapatkan kolom ke-21.
3.Menentukan nomor random terpilih. Pada tabel angka random 4 digit
angka pada halaman 1 baris 16 kolom 21 adalah 1389. Karena tidak
memenuhi syarat, dicari angka random yang 2 digit pertama dan 2 digit
terakhirnya lebih kecil dari 1820. Dari tabel angka randon didapatkan
angka random 1105 yang ternyata memenuhi syarat yang berarti titik
pangkal ubinan (P) akan berada 11 langkah dari titik 0 (Barat Daya)
searah sisi B-T dan 5 langkah dari sisi U-S.
Ilustrasi....(2)

O : Titik pangkal sumbu

x : Panjang sisi petak B-T

U- S Petak sawah y : Panjang sisi petak U-S

P : Titik pangkal ubinan

y =20
5 P

11
O x = 15 B-T
ALAT UBINAN (1)

PERALATAN UBINAN:
4 pasak
4 batang pipa pangkal (A1)
4 batang pipa tengah (A2)
4 batang pipa ujung (A3)
4 batang pipa penyiku (A4)
Jika pemasangan tepat
akan membentuk
bujur sangkar
ALAT UBINAN (2)
Catatan

Panen sesuai dengan kebiasaan petani


Perontokan dan pembersihan sesuai
dengan kebiasaan petani
Bentuk hasil ubinan :
- Padi : Gabah kering panen (GKP)
- Jagung : Tongkol kering panen tanpa
kulit dan tangkai
- Kedelai : Polong kering panen
- Kc tanah: Polong kering panen
- Ubi kayu dan ubi jalar : Umbi basah
Ilustrasi Kegiatan Ubinan
Memanen menurut kebiasaan
petani

Memasang alat ubinan

Merontok dan mengiles Menimbang hasil


menurut kebiasaan ubinan
petani
Daftar SUB-S digunakan untuk pengambilan sampel petak, pengambilan
sampel plot, mencatat hasil ubinan dan keterangan lainnya pada petak
terpilih.
Tahapan Melakukan
Ubinan
1. Menentukan pangkal
sumbu;
2. Menentukan Titik Pangkal
Ubinan;
3. Memasang Alat Ubinan;
4. Melakukan pemanenan
sesuai dengan kebiasaan
petani;
5. Menimbang hasil ubinan dan
menghitung jumlah rumpun
yang diubin;
6. Melakukan wawancara
dengan petani.
KETERANGAN HASIL UBINAN
(SUB-S) (1)
KETERANGAN HASIL UBINAN
(SUB-S) (2)
KETERANGAN HASIL UBINAN
(SUB-S) (3)
KETERANGAN HASIL UBINAN
(SUB-S) (4)
KETERANGAN HASIL UBINAN
(SUB-S) (5)
KETERANGAN HASIL UBINAN
(SUB-S) (6)
KETERANGAN HASIL UBINAN
(SUB-S) (7)
KETERANGAN HASIL UBINAN
(SUB-S) (8)
Alur Pelaporan
Dokumen
Luas Produktivi
Panen tas Produksi (ton)
(ha) (ku/ha)

Data luas panen diperoleh dari laporan SP-Padi dan SP-


Palawija yang dikumpulkan KCD;
Data produktivitas diperoleh dari survei ubinan yang
dilakukan KSK dan KCD;
Angka produksi dihitung oleh BPS Provinsi
(per subround/caturwulan dan per kabupaten/kota)
Angka Provinsi: kompilasi dari kab/kota.
Angka Nasional: kompilasi dari provinsi.
INFORMASI

Program SIMTP2016,
Konversi GKP ke GKG Padi (Hasil Ubinan) Jawa Tengah 81,96
Luas Panen menggunakan konversi galengan Jateng 96,42
(Setiap Kabupaten/Kota Berbeda)
Rilis BRS Produksi Tanaman Pangan 1 Juli 2016 masih
menggunakan konversi 86,02

Rencana konversi GKP ke GKG (padi) terbaru akan dirilis


bulan November 2016, setelah hasil Survei Luas Panen
dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dan Suvei Kajian
Cadangan Beras Final.
Terima Kasih

You might also like