You are on page 1of 52

CASE REPORT

EPILEPSI
Pembimbing : dr. Cep Juli,
Sp.S
Presentan : Audina AS
(2012.730.015)
Identitas Pasien

Nama: Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 30 tahun
Agama : Islam
Alamat : Nyalindung, Kab. Sukabumi
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk RS : 13 Juni 2016
Tanggal Pemeriksaan : 14 Juni 2016
KELUHAN UTAMA

Kejang 6 jam SMRS


Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk IGD RSUD R. Syamsudin SH karena kejang 6
jam SMRS. Kejang berlangsung selama 1 jam. Sejak pagi
sampai pukul 12.00 WIB, kejang sudah terjadi sebanyak 3x.
Kejang terjadi diseluruh tubuh, seperti meregangkan
badan, tangan dan kaki kaku, lalu kelojotan, saat kejang tak
sadar, lalu setelah kejang pasien tidak sadarkan diri.
Setelah sadar, pasien tidak ingat kejadian kejang lalu
pasien mual hingga muntah dan terasa sakit seluruh tubuh.
Muntah 2x berisi cairan dan tidak disertai darah. Demam
(+), batuk (+) 1 minggu SMRS. Demam hilang timbul,
dahak berwarna kuning.
2 hari SMRS, pasien juga kejang karena susah mencari obat
di apotek. Sejak kecil pasien sudah mengalami hal seperti
ini. Telinga berdenging, pusing berputar, nyeri kepala dan
sesak disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat trauma kepala disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit serupa disangkal
Penyakit keturunan disangkal
Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok disangkal
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan disangkal
Riwayat mengkonsumsi alkohol disangkal

Riwayat Pengobatan
Pasien mengkonsumsi dilantin 2x1. Beberapa
tahun lalu sempat putus obat lalu timbul kejang.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis / E4M6V5
Kooperasi : Kooperatif
Tanda Vital
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7 C
Normocephal, simetris

Pupil bulat, isokor


KA (+/+), SI (-/-)

Deviasi septum (-)


Napas cuping hidung (-)
Discharge (-/-)

Discharge (-/-)
Mukosa oral
basah, sianosis
Pembesaran KGB (-)
(-), gusi
berdarah (-)

I: Simetris, deformitas (-), otot napas tambahan


(-)
P: vokal fremitus simetris
P: sonor diseluruh lapang paru
A: vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)

I: Iktus kordis tidak terlihat


P: Iktus kordis tidak teraba
P: Batas kanan jantung LPS dextra ICS IV, batas
kiri jantung LMC sinistra ICS V, batas atas
jantung ICS III
A: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
I: Tampak datar
A: Peristaltik (+)
P: Timpani seluruh regio
P: Nyeri tekan epigastrik (+), massa (-)

Akral hangat. CRT <2dtk


Edema (-/-), inflamasi (-/-), deformitas (-/-)

Akral hangat. CRT <2dtk


Edema (-/-), inflamasi (-/-), deformitas (-/-)
PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS
Tanda Rangsang Meningeal
Kaku kuduk :-
Kernig : -/-
Laseque : -/-
Brudzinki I : -/-
Brudzinki II : -/-

Tanda Peningkatan Intrakranial


Sakit kepala :-
Penglihatan kabur : -/-
Bradikardia :-
Papil edema : Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS
Saraf Kranial
N. I : Tidak dapat dinilai
N. II
Asies visus : Baik
Lihat warna: Tidak dilakukan
Kampus visus : -
Funduskopi : Tidak dilakukan
N. III IV VI
Kedudukan bola mata : Ditengah, simetris
Ptosis: -/-
Eks/en-oftalmus : -/-
Diplopia : Tidak dapat dinilai
Gerak bola mata : Dbn
Pupil : Bulat, isokor, 3mm/3mm
RCL : +/+
RCTL : +/+
Refleks akomodasi :+
N.V
Motorik
Membuka mulut : Maks. 3 jari
Menggerakan rahang : Dapat dilakukan
Menggigit : Dapat dilakukan

Sensorik
Oftalmikus : baik
Maksilaris : baik
Mandibularis : baik
Refleks kornea : +/+
Refleks masseter :-
N. VII
Raut wajah : Simetris
Angkat alis : Simetris
Tutup mata rapat : +/+
Kembungkan pipi : Simetris
Perlihatkan gigi : Simetris
Mencucurkan bibir : Simetris
Rasa kecap 2/3 depan : Tidak dilakukan
N. VIII
Nistagmus : -/-
Vertigo :-
Keseimbangan : Tidak dilakukan
Tinitus :-
Gesekan jari : +/+
Tes scwabach : Tidak dilakukan
Tes rinne : Tidak dilakukan
Tes webber : Tidak dilakukan
N. IX X
Menelan :+
Batuk :+
Arkus faring
Istirahat : Simetris uvula ditengah
Fonasi : Simetris uvula ditengah
Refleks muntah : Tidak dilakukan

N. XI
Menoleh : Baik
Mengangkat bahu : Baik
N. XII
Disartria :-
Posisi lidah
Dalam mulut : Ditengah
Dijulurkan : Ditengah
Gerak lidah : Simetris
Fasikulasi :-
Atrof :-
Motorik
Lengan atas : 5/5
Lengan bawah : 5/5
Tangan : 5/5
Jari : 5/5
Tungkai atas : 5/5
Tungkai bawah: 5/5
Kaki : 5/5
Jari : 5/5
Berjalan : Tidak dilakukan
Refleks
Fisiologis
Biceps : +/+
Triceps : +/+
Patella : +/+
Achilles : +/+

Patologis
Babinski : -/-
Chaddok : -/-
Klonus Tonus

Lutut : -/- Lengan: normotonus/normotonus


Tumit : -/- Tungkai: normotonus/normotonus

Koordinasi dan fungsi serebelar


Statis
Intention tremor : -/-
Disdiadikokinesia :-
Rebound phenomenon : Baik
Dinamis
Telunjuk-telunjuk : Baik
Telunjuk-hidung : Baik
Tumit-tumit : Baik
Sensibilitas
Permukaan (raba, suhu, nyeri)
Lengan : Baik
Tungkai : Baik
Tubuh : Baik
Dalam
Rasa gerak : Baik
Rasa getar : Baik
Diskriminasi 2 titik : Baik
Sikap dan arah : Baik

Sistem otonom
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Sekresi keringat : Baik
Fungsi Luhur

Afasia motorik : -
Afasia sensorik : -
Apraksi :-

Tanda Regresi

Refleks glabela :-
Refleks mencucur :-
Refleks pegang :-
Hasil Laboratorium

Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Hemoglobin 7.8 g/dL 10 - 12
Leukosit 11.100 /L 4.000
10.000
Hematokrit 26 % 40 - 54
Trombosit 461.000 /L 150.00
450.000
Indeks eritrosit
MCV 63 ft 82-92
MCH 19 pg 27-31
MCHC 30 % 32-37
Gula Darah Sewaktu 150 mg/dL 70 - 180
Resume
Pasien perempuan 30 tahun datang dengan
keluhan kejang 6 jam SMRS. Kejang terjadi 3x
berdurasi 1 jam. Kejang di seluruh tubuh,
seperti meregangkan badan, kaki tangan kaku,
kelojotan di kedua ekstremitas. Saat kejang tidak
sadar. Setelah kejang tidak sadarkan diri, tidak
ingat kejadian kejang tersebut. Setelah sadar,
pasien mual hingga muntah. Muntah 2x, berisi
cairan.
Batuk berdahak warna kuning, demam (+) 1
minggu SMRS. Demam dan batuk hilang timbul.
2 hari SMRS kejang karena kehabisan obat. Sejak
kecil sering mengalami hal serupa.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis / E4M6V5
Kooperasi : Kooperatif
Tanda Vital
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7 C per axilla
Mata : KA (+/+)
Abdomen : Nyeri tekan epigastrik (+)
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal : Dbn
N. kranialis : Dbn
Motorik : Dbn
Sensorik : Dbn

Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin 7.8 g/dL
Leukosit 11.100/L
Hematokrit 26%
MCV 63ft
MCH 19pg
MCHC 30%
Trombosit 461.000 mg/dL
Diagnosis
Klinis: Epilepsi + anemia mikrositik hipokrom
Topic : Subkortikal
Patologi : Depolarisasi berlebihan
Etiologi : Idiopatik
Penatalaksanaan
Maintenance
Diet ketogenik
Dilantin 100mg 2-3x/hari
Vitamin B6 1x1
Rencana Pemeriksaan
Penunjang
EEG
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanastionam : ad bonam
Tinjauan Pustaka

EPILEPSI
DEFINISI
Bangkitan yang disebabkan oleh hiperaktivitas listrik
abnormal yang bersifat paroksismal. Disebut epilepsi jika
kejang minimal 2x dalam setahun dan jenjang waktu >24 jam.

FASE EPILEPSI Post-ictal

Ictal

Aura

prodromal
Etiologi
Idiopatik

Penyebab tidak diketahui, umumnya


mempunyai predisposisi genetik
Simptomatik

Dikarenakan kelainan pada otak, kelainan


kongenital, tumor otak, gangguan
peredaran darah otak, kelainan akibat
proses penuaan
Fisiologi Depolarisasi

Video potensial aksi


Patogenesis

Pergeseran depolarisasi
(influks Na, Ca)

Hiperpolarisasi

Muatan listrik lepas tidak


terkontrol
Klasifkasi

Simple
Partial Kompleks
Parsial-umum sekunder

Absence (Lena)
Mioklonik
Tonik
Generalized
Klonik
Tonik-Klonik
Atonik

Unclassifed
PARTIAL
Simple
MOTORIK
Berasal dari korteks motorik
Terjadi di wajah, ekstremitas, dan tubuh

SENSORIK
Berasal dari korteks sensorik
Paraestesia/kesemutan di ekstremitas, wajah
Ekstremitas lemah tanpa adanya involuntary
movement
PARTIAL

Kompleks
Berasal dari lobus temporalis
Didahului dengan aura dan ada
gangguan kesadaran
Terdapat automatisme
Sering diikuti oleh gerakan seperti
mengunyah, menelan, dan kegiatan
motorik lainnya
Terdapat periode bingung setelahnya
PARTIAL

Parsial-umum sekunder
Berkembang dari bangkitan parsial
simple atau kompleks yang dalam
waktu singkat menjadi bangkitan umum
Biasanya bangkitan umum berupa
kejang pada ekstremitas
GENERALIZE
D
Absence (Lena)
Gangguan kesadaran secara mendadak,
berlangsung beberapa detik
Selama bangkitan kegiatan motorik
terhenti dan pasien diam tanpa reaksi
Mungkin terdapat automatisme
Pemulihan kesadaran segera tanpa
perasaan bingung
Setelah itu pasien dapat melanjutkan
aktivitas semula
GENERALIZE
D

Mioklonik
Gerakan menyentak, tiba-tiba, sangat
singkat
Dapat berlangsung single atau
berturutan
Benda yang dipegang dapat terlempar
GENERALIZE
D

Klonik
Gerakan yang bersifat berulang-ulang,
ritmis
Pola yang bergantian antara gerakan-
istirahat
GENERALIZE
D

Tonik
Kontraksi otot yang kaku pada tubuh
atau anggota gerak
Mata mendelik ke atas atau ke satu sisi
Selama terjadi bangkitan, wajah dapat
terlihat distorsi oleh karena adanya
kontraksi otot, dan napas terganggu
Dapat diikuti dengan kebingungan
setelah kejang
GENERALIZE
D

Tonik-klonik
Dapat didahului dengan jeritan, sentakan
Pasien kehilangan kesadaran, kaku, diikuti
gerakan kejang pada kedua lengan dan
tungkai, dapat disertai mulut berbusa atau
mengompol
Selesai bangkitan pasien menjadi lemas
dan tampak bingung
Biasanya pasien tertidur setelah bangkitan
GENERALIZE
D

Atonik
Hilangnya tonus postural secara tiba-
tiba
Head drop
Berlangsung sangat singkat
Pemeriksaan Penunjang
Elektroensefalograf (EEG)
CT-scan
MRI
Pemeriksaan laboratorium
Penatalaksanaan
Penghentian OAE
Bebas dari bangkitan selama minimal 2
tahun
Gambaran EEG normal
Harus dilakukan secara bertahap

You might also like