You are on page 1of 20

Askep pada anak ADHD

( Attention Deficit
Hiperactivity Disorder )

Aini Zulalina
( P1337420114051 )
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan
aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas
anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan.
Ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak
bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu
meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk,
atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering
digunakan adalah suka meletup-letup, aktifitas berlebihan,
dan suka membuat keributan.
Ciri ciri anak ADHD
1. Pola perilaku yang dilakukan oleh anak

2. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau


memusatkan perhatian
Ciri ciri anak ADHD
3. Aktivitas yang berlebihan 4. Tidak mampu mengontrol
perilaku

5. Aktivitas yang dilakukan tidak tepat dan tidak


pantas,aktivitas tersebut dilakukan sepanjang hari.
Etiologi ADHD

Kurang lebih sekitar 25-


35% dari orang tua dan
Faktor Genetik
saudara yang masa kecilnya
hiperaktif akan menurun
pada anak.

terjadinya disfungsi pada


salah satu neurotransmiter
di otak yang bernama
Faktor Neurologik
dopamin. Dopamin
merupakan zat aktif yang
berguna untuk memelihara
proses konsentrasi.
Beberapa zat makanan
seperti salisilat dan bahan-
Faktor toksik bahan pengawet memiliki
potensi untuk membentuk
perilaku hiperaktif pada
anak.

Pemanjaan
Faktor kultural dan Kurang Disiplin dan
psikososial Pengawasan
Kesenangan
PATHWAY
M anifestasiklinik
Menurut Townsend ada beberapa tanda dan gejala yang dapat dapat ditemukan pada anak dengan
ADHD antara lain :
1. Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya mengeliat-geliat.
2. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing
3. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatu permainan atau keadaan di dalam suatu
kelompok
4. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
belum selesai disampaikan
5. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orang lain
6. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas atau aktivitas-aktivitas
bermain
7. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke kegiatan lainnya
8. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
9. Sering berbicara secara berlebihan.
10.Sering menyela atau mengganggu orang lain
11.Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang sedang dikatakan kepadanya
12.Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang
berbahaya secara fisik tanpa mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan akibatnya (misalnya
berlari-lari di jalan raya tanpa melihat-lihat).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes neurologist ( EEG, CT Scan ) : untuk
menentukan adanya gangguan otak
organik

2. Tes psikologis : menyingkirkan adanya


gangguan ansietas, mengidentifikasi
bawaan, retardasi borderline atau anak
tidak mampu belajar dan mengkaji
responsivitas sosial dan perkembangan
bahasa.
Nutrisi dan diit pada anak
ADHD
Makanan tinggi protein Rendah gula

Pengurangan asupan
Minum banyak air
Karbohidrat sederhana

Meningkatkan asupan Hindari makanan yang


Karbohidrat Kompleks mengandung salisilat

Makanan Kaya asam lemak


Omega 3
PRINSIP BERMAIN ANAK
ADHD
Pada anak penyandang ADHD, terapi
bermain dapat dilakukan untuk membantu :

1. mengendalikan aktivitas yang berlebihan


(hiperaktivitas)
2. melatih kemampuan mempertahankan
perhatian
pada objek tertentu
3. mengembangkan ketrampilan menunggu
giliran
4. mengendalikan tingkat agresivitas.
Mengalihkan pandangan dan perhatian
anak
yang hiperakaktif :

1. Berikan suasana baru


2. Carikan teman baru untuk
dijadikan sahabat
3. Pilih mainan baru atau
berikan hewan peliharaan
Contoh permainan yang digunakan diantaranya :

Pelampung,anak ADHD memiliki banyak energi yang


perlu disalurkan lewat aktivitas fisik. Olahraga
seperti berenang bisa jadi salah satu cara.
Balok mencocokkanyang bisa diselesaikan dalam
waktu singkat sehingga membangkitkan
kepercayaam diri anak ADHD yang bermasalah
dalam menyelesaikan tugas yang perlu waktu lama.
Krayon besar, memberi kesempatan anak ADHD
melakukan sesuatu tanpa ada yang mengatakan
benar-salah.
ASKEP Dengan Anak ADHD
1. Pengkajian Keperawatan
a. Kaji riwayat keluarga

b. Kaji riwayat perilaku anak


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan


perilaku impulsive
b. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kelainan
fungsi dari system keluarga dan perkembangan ego yang
terlambat,serta penganiayaan dan pengabaian anak
c. Isolasi social menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
d. Ansietas ( sedang sampai berat ) berhubungan dengan
ancaman konsep diri,rasa takut terhadap
kegagalan,disfungsi system keluarga dan hubungan antara
orang tua dan anak yang tidak memuaskan
e. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan koping
individu tidak efektif
3. Intervensi keperawatan

DX 1: Risiko cedera berhubungan dengan


hiperaktivitas dan perilaku impulsive
Tujuan : anak tidak melukai diri sendiri atau orang
lain.
Intervensi :
Singkirkan semua benda yang berbhaya dari lingkungan anak.

Usahakan untuk bisa tetap bersama anak jika tingkat kegelisahan dan
ketegangan mulai meningkat

Amati perilaku anak secara sering .lakukan hal ini melalui aktivitas sehari hari
dan intaraksi untuk menghindari timbulnya rasa waspada dan kecurigaan.
DX 2 : Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kelainan
fungsi dari system keluarga dan perkembangan ego yang
terlambat,serta penganiayaan dan pengabaian anak.

Tujuan : anak mengembangkan dan menggunakan


keterampilan koping yang sesuai dengan umur dan
dapat diterima social.
Intervensi :
a. Sediakan waktu bersama anak,keduanya pada satu kesatu basis
dan pada aktivitas aktivitas kelompok
b. Menemani anak dalm mengidentifikasi aspek aspek positif anak
dapat membantu mengembangkan aspek positif sehingga
mempunyai koping individu yang efektif
c. Bantu anak mengurangi penggunaan penyangkalan sebagai suatu
mekanisme sikap defensive.
d. Memberi dorongan dan dukungan kepada anak dalam menghadapi
rasa takut terhadap kegalalan dengan mengikuti aktivitas aktivitas
terapi dan melaksanakan tugas tugas baru.
DX 3 : Isolasi social menarik diri berhubungan
dengan harga diri rendah

Tujuan : anak dapat mengembangkan hubungan


dengan orang lain atau anak lain
Intervensi :
a. Berikan lingkungan yang sedapat mungkin
bebas dari distraksi
b. Berikan umpan balik positif untuk pencapaian
yang setiap tahap
c. Izinkan anak dapat beristirahat dan berjalan
jalan
DX 4 : Ansietas ( sedang sampai berat ) berhubungan dengan ancaman
konsep diri,rasa takut terhadap kegagalan,disfungsi system
keluarga dan hubungan antara orang tua dan anak yang tidak
memuaskan
Tujuan :anak mampu mempertahankan ansietas dibawah tingkat
sedang,sebagaimana yang ditandai oleh tidak adanya perilaku
peilaku yang tidak mampu dalam member respon terhadaap stress.
Intervensi :
a. sediakan aktivitas yang diarahkan pada penurunan tegangan dan
pengurangan ansietas ( missal berjalan atau jogging, voli, latihan dengan
music, permainan kelompok )
b. perawat harus mempertahankan suasana tenang
c. berikan obat obatan dengan obat penenang sesuai
dengan yang diperintahkan.( missal diazepam,
alprazolam, klordiasepoksida )
DX 5 : Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan koping
individu tidak efektif
Tujuan : anak memperlihatkan perasaan perasaan nilai diri yang
meningkat saat pulang
Intervensi :
a. Sediakan waktu bersama anak,keduanya pada satu ke satu basis
dan pada aktivitas kelompok
b. Menemani anak dalm mengidentifikasi aspek aspek positif dari
diri anak
c. Membrikan dorongan dan dukungan kepada anak dalam
menghadapi rasa atakut
d. Bantu anak mengurangi pengguanaan penyangkalan sebagai
suatu mekanisme sikap defensive

You might also like