You are on page 1of 37

Sesak Nafas Pada

Neonatus dan Anak


Risda Manik 09-056
Christopher Vande 11-071
Amarita Sridevi Laksmawati 12-068
Yoshua Ariel P. 12-092
Definisi
Distres respirasi atau gangguan napas
adalah masalah yang sering dijumpai
pada hari- hari pertama kehidupan BBL
(Bayi Baru Lahir)
Gangguan napas dapat mengakibatkan
gagal napas akut yang mengakibatkan
ketidak mampuan untuk memelihara
pertukaran gas agar dapat mengakibatkan
hipoksemia dan hiperkarbia.
Hipoksemia
Hipoksemiaadalah kondisi
penurunan tekanan parsial oksigen
dalam darah (PaO2). Nilai normal
PaO2 adalah 80-100 mmHg, sedang
nilai normal saturasi oksigen (SaO2)
adalah > 95%
Hiperkarbia
Hiperkapniaatauhiperkapneaad
alah kondisi dimana kadar karbon
dioksida dalam tubuh meningkat.
Dari asal katanya, hiper berarti di
atas nilai normal dan kapnia
berasal dari bahasa Yunani yang
berarti asap atau dalam kimia
merupakan senyawa
karbondioksida.Hiperkapniadisebu
t juga dengan istilah hiperkarbia.
Gangguan Napas
Suatu keadaan meningkatnya kerja
pernapasan yang ditandai dengan:
1. Takipnea: Frekuensi napas > 60-80 kali/menit
2. Retraksi: Cekungan atau tarikan kulit antara
iga (interkostal) dan atau dibawah sternum
(sub sternal) selama inspirasi
3. Napas cuping hidung
4. Merintih atau grunting
5. Sianosis
6. Apnu atau henti napas
Frekuensi Gejala tambahan dengan Klasifikasi
Napas gangguan napas
> 60x/menit denga Sianosis sentral dan tarikan Gangguan napas
n dinding dada atau merintih saat berat
ekspirasi
> 90x/menit denga Sianosis sentral atau tarikan Gangguan napas
n dinding dada atau merintih saat berat
ekspirasi
< 30x/menit Denga Gejala lain dari gangguan napas Gangguan napas
n atau berat
tanpa
60- Denga Tarikan dinding dada/merintih saat Gangguan napas
90x/menit n ekspirasi sedang
Tetapi Sianosis sentral
tanpa
> 90x/menit tanpa Tarikan dinding dada atau merintih Gangguan napas
saat ekspirasi atau sianosis sentral sedang

60- tanpa Tarikan dinding dada atau merintih Gangguan napas


90x/menit saat ekspirasi atau sianosis sentral ringan

60- Denga Sianosis sentral Kelainan jantung


90x/menit n kongenital
Penyebab gangguan napas pada
BBL
Obstruksi jalan napas:
1. Nasal atau nasofaringeal: Obstruksi koana,
edema nasalis, ensefalokel
2. Rongga mulut: Makroglosi atau mikrognati
3. Leher: Struma kongenital dan higroma
kistik
4. Laring: Laryngeal web, stenosis subglotik,
hemangioma, paralisis medulla spinalis
dan laringomalasia
Trakhea: trakheomalasia, fistula trakheoesofagus,
stenosis trakhea, stenosis bronkial
Penyebab pulmonal:
1. Aspirasi mekonium, darah atau susu formula
2. Respiratory distress syndrome (RDS): Penyakit
membran hialin
3. Atelektasis
4. Kebocoran udara
5. TTN
6. Pneumonia
7. Kelainan kongenital
Penyebab non pulmonal:
1. Gagal jantung
2. Penyebab metabolik: asidosis, hipoglikemi
3. Depresi neonatal
a. Kehilangan darah dalam periode perinatal
b. Aspirasi mekonium
c. Pneumotoraks akibat tindakan resusitasi
4. Syok
5. Polisitemia
Faktor predisposisi terjadinya
distress respirasi
1. BKB: Paru bayi secara biokimiawi masih imatur
dengan kekurangan surfaktan yang melapisi
rongga alveoli
2. Depresi neonatal (kegawatan neonatal):
a. Kehilangan darah dalam periode perinatal
b. Aspirasi mekonium
c. Pneumotoraks akibat tindakan resusitasi
3. Bayi dari ibu DM
4. Bayi lahir dengan operasi SC
5. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita demam
RDS
RDS terjadi pada bayi prematur atau
kurang bulan, karena kurangnya
produksi surfaktan.
Produksi surfaktan ini dimulai sejak
minggu ke-22, makin muda usia
kehamilan, makin besar pula
kemungkinan terjadi RDS
Surfaktan: Menjaga agar kantong
alveoli tetap berkembang dan berisi
udara
TTN

Saat mendekati
kelahiran, cairan di
Bayi mendapat
Paru-paru bayi terisi paru2 bayi mulai
oksigen dari
dengan cairan berkurang sebagai
pembuluh darah
(sebelum lahir) respon dari
plasenta
perubahan
hormonal

Cairan masih Setelah lahir, bayi


Cairan yg masih
terdapat di paru- mengambil nafas
tersisa diserap
paru atau pertamanya dan
tubuh atau
pengeluaran cairan cairan di paru-paru
dibatukkan
lambat didorong keluar
Pemeriksaan
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Menilai tingkat manuritas bayi dengan ballard
atau dubowitz
Pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan radiologik dada
2. Analisa Gas Darah
3. Septic work up
4. Status metabolik: dilakukan AGD, skrining
kdar glukosa darah
Tatalaksana

Gangguan napas berat

Gangguan napas
sedang

Gangguan napas ringan


Gangguan napas berat
Berikan O2 dengan kecepatan aliran sedang
Jika gangguan napas masih menetap setelah 2
jam, pasang pipa lambung untuk
mengosongkan untuk mengosongkan cairan
lambung dan udara
Nilai kondisi bayi 4 kali setiap hari apakah ada
tanda perbaikan
Jika bayi menunjukan tanda perbaikan kurangi
pemberian O2
Bila O2 tidak tidak diperlukan lagi, bayi mulai
dilatih menyusu
Pantau dan catat setiap 3 jam mengenai:
Frekuensi napas
Gangguan Nafas Sedang
Lanjutkan pemberian O2 dengan kecepatan
aliran sedang
Bayi jangan diberikan minum
Jika ada tanda berikut, ambil sampel darah
untuk kultur dan berikan antibiotika (ampisilin
dan gentamisin)
Suhu aksiler <34C atau >39C
Air ketuban tercampur oleh mekonium
Riwayat infeksi intrauterin, demam curiga
infeksi berat atau ketuban pecah dini (>18 jam)
Bila suhu aksiler 34C-36,5C atau 37,5-39C
tangani untuk suhu abnormal dan nilai ulang
setelah 2 jam;
Jika suhu normal, amati terus bayi, apabila suhu
kembali abnormal, ulangi tahap tersebut diatas.
Bila tidak ada tanda-tanda kearah sepsis, nilai
kembali bayi setelah 2 jam
Bila bayi memperlihatkan tanda-tanda perbaikan,
Kurangi terapi O2 secara bertahap
Pasang pipa lambung, berikan ASI setiap 2 jam
Risiko gangguan napas pada bayi

Hipoksia, bila berlangsung lama


dapat mengakibatkan gangguan
pada organ vital seperti otak, paru,
jantung, ginjal
Asidosis metabolik (hipoglikemia,
hipotermia)
Problem hematologik, spt: anemia,
polisitemia
Sesak Nafas Pada Anak
Gejala pada anak
Wheezing
1. Transient early wheezing
Gejala ini ditemukan pada kebanyakan anak yang mengalami
mengi pada 3 tahunpertama kehidupan, yg gejala mengi nya
hanya timbul sekali (tidak sering) dan tidak timbul lagi saat
berusia 6 tahun.
2. Wheezing of late onset
Anak pada fenotip ini tidak pernah mengalami infeksi saluran
napas bawah disertai mengi, tetapi kemudian mengalami mengi
pada usia 6 tahun.
3. Persistent wheezing
Ini ditandai dengan paling sedikit satu kali penyakit saluran napas
bawah yg disertai mengi dalam 3 tahun pertama kehidupan dan
mengi ditemukan terus menerus hingga usia 6 tahun.
Faktor
Jenis kelamin
1. Lahir-10 th: rasio anak laik-laki: perempuan= 2:1
2. 6-11= 3:2
3. 12-17= 8:5
. Usia
. Riwayat atopi
. Lingkungan
. Ras
. Asap rokok
. Outdoor air pollution
. Infeksi respiratorik
Sesak napas/dispnea

Suatu persepsi subjektif mengenai


ketidaknyamanan bernapas yang
terdiri dari berbagai sensasi yang
berbeda intensitasnya.

Merupakan hasil interaksi dari


berbagai faktor fisiologi, psikologi,
sosial dan lingkungan dan dapat
menginduksi respons fisiologis dan
perilaku sekunder.
Mekanisme dispnea
Pembagian Dispnea
Sesak napas akut: Berlangsung <
dari 1 bulan, dengan awal yang tiba-
tiba. Penyebab diantaranya penyakit
paru-paru, jantung atau trauma
dada.
Sesak napas kronik: Berlangsung
> dari 1 bulan. Penyebabnya
diantaranya asma, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema,
inflamasi paru-paru, tumor, kelainan
pita suara.
Klasifikasi sesak nafas menurut onset
Menit: tromboemboli paru, pneumo
toraks, asma, aspirasi benda asing, akut
left ventrikular failure
Jam hari: pneumonia, asma, PPOK
eksaserbasi
minggu bulan: anemia, efusi pleura,
penyakit neuromuskular
Bulan tahun: PPOK, fibrosis paru, TB
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : gelisah, tampak sakit, sianosis
Merintih/grunting, pernapasan cuping hidung,
wheezing, stridor
Kepala terangguk-angguk (gerakan kepala yang
sesuai dengan inspirasi menunjukkan adanya
distres pernapasan berat)
Tekanan darah dan nadi
Frekuensi pernapasan cepat
Umur < 2 bulan : > 60 kali
Umur 2 11 bulan : > 50 kali
Umur 1 5 tahun : > 40 kali
Umur > 5 tahun : > 30 kali
Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
Adanya cedera kepala atau tidak
Peningkatan tekanan vena jugularis
Gerakan dinding dada
Retraksi dinding dada dan kelainan pada dinding dada yang
lain
Tanda-tanda obstruksi
Kelainan tulang belakang
Kelainan pada abdomen : distensi abdomen
Perkusi
Pada perkusi dada ditemukan : sonor, hipersonor
Palpasi : fremitus taktil, perabaan massa pada leher dsb
Auskultasi
Suara nafas : vesikuler, bronchial, ronkhi, wheezing
Jantung : gallop, murmur
Pemeriksaan penunjang
Complete blood count
Arterial blood gas
Pulse oximetry
Spirometry
Echocardiography
Chest x-ray
Diagnosis banding
Gagal jantung
Kelainan jantung bawaan
Anemia
Asma
Pneumonia/ bronkopneumonia
Bronkitis
Bronkiolitis
Pneumothoraks
Efusi pleura
GERD dengan asfiksia
Aspirasi Corpus alienum
Croup
Epiglotitis
Poliomyelitis
Myasthenia gravis
Panic attack
Sensasi nyeri
Anxiety
Hyperventilation
Asidosis metabolik
Ketoasidosis diabetikum
Obat-obatan
Laringospasme
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
Fisioterapi: breath-control, relaxing
Ventilasi ruangan yang baik
Posisi
Mengurangi aktivitas yang dapat
menyebabkan sesak
Pakai face-mask untuk melindungi dari
kontak alergen
Oksigenasi dengan nasal canul atau face-
mask
Edukasi
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Sesuai dengan penyebabnya
Bronkodilator
Golongan -2 agonis :
Salbutamol : 0.2-2mg/kgBB/hari , dibagi dalam 3-
4 dosis
Derivat xanthin :
Aminofilin : 5mg/kgBB
Theophyline : 65-150mg/kgBB
Terima Kasih

You might also like