You are on page 1of 21

BATU URETER

Anatomi
Saluran yg membawa hasil
penyaringan dr ginjal VU
3 penyempitan pada ureter
1. UPJ
2. Ureter menyilang didpn
A.Iliaca Com
3. Muara ureter ke VU
Batu dapat tersangkut
nyeri kolik
Ureterolitiasis
adalah
kalkulus atau
batu di dalam
ureter
terbentuk di
calyx ginjal
turun ke
ureter
Etiologi
Intrinsik Ekstrinsik
1. Letak
1. Herediter
geografis
2. Umur 2. Iklim
3. Jenis Kelamin 3. Asupan air
4. Pekerjaan
5. Kebiasaan
menahan BAK
Patogenesis
Teori Supersaturasi
Teori Matrik
Teori Tidak Adanya Inhibitor
Teori Epitaksis
Teori Kombinasi
Temuan Klinis
1. Anamnesa
Nyeri kolik (hebat)
Nyeri menjalar ke perut bagian depan, pinggang,
perut sebelah bawah, daerah inguinal dan ke
kemaluan.
Nyeri ketok costovertebrae
Gangguan pada BAK : poliuria, disuria,
hematuria,anuria
Mual, muntah, demam, keringat dingin dan pucat
RPD: riwayat penyakit BSK
RPK : pada keluarga ada yang mempunyai gejala yang
sama, riwayat penyakit BSK
RPSosEk: <minum, air putih,
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
pembesaran pada daerah pinggang atau
abdomen sebelah atas hidronefrosis
BAK terganggu Pembesaran pada
suprapubik VU penuh
2. Perkusi
nyeri ketok pada sudut kostovertebra
3. Palpasi
nyeri tekan pada abdomen
Tes balotement (+)
Nyeri tekan pada supra pubik
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : gross hematuria,
leukositoria, hemturia, kristal
pembentuk batu, pH yang >7,6 / <5,5,
kultur urin
Px. Faal ginjal ureum dan kreatinin
Px. Darah lengkap : Hb menurun,
leukosit menngkat
2. Radiologis
a. Foto polos abdomen
lokasi batu, ukuran batu, bentuk
batu
Jenis Batu Radioopasita
s
Kalsium oksalat dan Opak
kalsium fosfat
Magnesium Amonium Semiopak
Fosfat (struvit),
Asam Urat, Sistin Non opak
b. IVP
menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal.
Gangguan fungsi ginjal tidak dilakukan
retrograd pielografi
c. USG
dikerjakan bila tidak mungkin menjalani
pemeriksaan IVP yaitu pada keadaan seperti
alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal
yang menurun dan pada wanita yang sedang
hamil. Terlihat gambaran echoic shadow jika
terdapat batu.
TALAK
Beberapa faktor yang mempengaruhi
penanganan batu ureter antara lain letak
batu, ukuran batu, adanya komplikasi
(obstruksi, infeksi, ganggguan fungsi ginjal)
dan komposisi batu
Batu ureter dengan ukuran < 4mm , biasanya
cukup kecil untuk bisa keluar spontan
observasi dgn intervensi aktif
Secara garis besar terdapat beberapa
alternatif penanganan batu ureter yaitu
observasi, ESWL, URS, PNL, dan bedah terbuka
1. terapi konservatif
batu ureter < 5 mm bisa keluar spontan. Karena itu
dimungkinkan untuk pilihan terapi konservatif
berupa :
Minum sehingga diuresis 2 liter/ hari
blocker untuk dilatasi ureter terazosin
NSAID mengurangi nyeri ketorolac
Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu
Berat ringan keluhanp pasien, ada tidaknya infeksi
dan obstruksi, adanya kolik berulang, ISK dan
pnurunan fungsi ginjal observasi bukan pilihannya
2. Terapi ESWL
- banyak digunakan
- Prinsip : memecah batu saluran
kencing dengan menggunakan
gelombang kejut yang dihasilkan
oleh mesin dari luar tubuh.
Diperlukan beberapa ribu kali
gelombang kejut untuk memecah
batu hingga menjadi pecahan-
pecahan kecil, agar supaya bisa
keluar bersama kencing tanpa
menimbulkan sakit.
- Keterbatasan: bila batunya keras
( misalnya kalsium oksalat
monohidrat ) sulit pecah dan perlu
beberapa kali tindakan, hati pada
wanita dan anak-anak
- Efek samping terdiri dari hematuria
ringan, kadang-kadang nyeri kolik
yang mudah diobati.
3. URS
Indikasi
Besar batu >4mm sampai
<15 mm
bila gagal dengan terapi
konservatif,
Kolik yang terus menerus.
Ada infeksi
Setelah URS dapat
ditinggalkan double-J stent
dan biasanya dipertahankan
antara 2-6 minggu. Indikasi
pemasangan DJ stent:
Laserasi dengan perdarahan
Laserasi tanpa perdarahan
Striktur ureter Batu di ginjal
4. PNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy)
dapat digunakan sebagai terapi semua batu ureter
Prinsip dari PNL adalah membuat akses ke kalik atau
pielum secara perkutan kita masukkan nefroskop
rigid atau fleksibel, atau ureteroskop, untuk selanjutnya
batu ureter diambil secara utuh atau dipecah dulu.
Keuntungan dari PNL, bila batu kelihatan, hampir pasti
dapat diambil atau dihancurkan; fragmen dapat
diambil semua karena ureter bisa dilihat dengan jelas.
Prosesnya berlangsung cepat dan dengan segera dapat
diketahui berhasil atau tidak.
Kelemahannya adalah PNL perlu keterampilan khusus
bagi ahli urologi
5. Bedah Terbuka
Tergantung pada anatomi
dan posisi batu,
ureterolitotomi bisa
dilakukan lewat insisi pada
flank, dorsal atau anterior.
Meskipun demikian dewasa
ini operasi terbuka pada
batu ureter kurang lebih
tinggal 1 -2 persen saja,
terutama pada penderita-
penderita dengan kelainan
anatomi atau ukuran batu
ureter yang besar
6. Pemasangan Stent
bukan pilihan terapi
utama, pemasangan
stent ureter sebagai
tindakan tambahan
dalam penanganan
batu ureter. Misalnya
pada penderita sepsis
yang disertai tanda-
tanda obstruksi dan
pada batu ureter yang
melekat (impacted)
Pedoman Pilihan terapi
Untuk batu 1 cm di ureter proksimal
Pilihan terapi:
ESWL
URS + litotripsi
Ureterolitotomi
Untuk batu 1 cm di ureter proksimal
Pilihan terapi:
Ureterolitotomi
ESWL, PNL dan URS + litotripsi
Untuk batu 1 cm di ureter distal
Pilihan terapi:
ESWL atau URS + litotripsi
Ureterolitotomi
Untuk batu 1 cm di ureter distal
Pilihan terapi:
URS + litotripsi
Ureterolitotomi
ESWL
Komplikasi
Komplikasi Akut (kematian, kebutuhan transfusi,
kehilanagan ginjal, tmbahan intervensi sekunder
yang tidak direncanakan)
a. komplikasi signifikan adalah avulsi ureter, trauma
organ pencernaan, sepsis, trauma vaskuler, hidro
atau pneumotorak, emboli paru dan urinoma.
b. kurang signifikan perforasi ureter, hematom
perirenal, ileus, stein strasse, infeksi luka operasi,
ISK dan migrasi stent.
Komplikasi jangka Panjang
striktur ureter
Obstruksi hidronefrosis dapat disertai/tidak
pionefrosis gangguan fungsi ginjal
Prognosis
tergantung dari faktor-faktor ukuran
batu, letak batu, dan adanya infeksi
serta obstruksi. Makin besar ukuran
suatu batu, makin buruk
prognosisnya. Letak batu yang dapat
menyebabkan obstruksi dapat
mempermudah terjadinya infeksi.
Makin besar kerusakan jaringan dan
adanya infeksi karena faktor
obstruksi akan dapat menyebabkan
Pencegahan
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup 8 liter/hari dan
diusahakan produksi urin 2-3 liter per hari.
Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu.
Aktivitas harian yang cukup.
Pemberian medikamentosa
Diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan
Rendah protein protein akan memacu ekskresi kalsium urin
dan menyebabkan suasana urin menjadi asam
Rendah oksalat
Rendah garam , karena natriuresis memacu timbulnya
hiperkalsiuri
Rendah purin
Rendah kalsium TIDAK DIANJURKAN kecuali pada pasien
hiperkalsiuri tipe II

You might also like