You are on page 1of 33

KEPERAWATAN

PRE-OPERATIF:
PERSIAPAN
OPERASI,
&PENdidikan
KESEHATAN

Oleh: Mugi Hartoyo

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17


1
Keperawatan peri-operatif
adalah fase penatalaksanaan pembedahan
yang mencangkup 3 fase pengalaman
pembedahan yaitu:
1. Praoperatif,
2. Intraoperatif, dan
3. Pascaoperatif.

2
Fase pra-operatif
Tahap awal keperawatan peri-operatif

Dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan


intervensi bedah dan diakhiri ketika pasien
dikirim ke meja operasi.

Kesuksesan tindakan pembedahan secara


keseluruhan sangat tergantung pada fase ini.

Kesalahan pada tahap ini berakibat fatal pada


tahap berikutnya.
3
Lingkup aktivitas keperawatan
pada fase pre-operatif

Mencakup:
Penetapan pengkajian dasar pasien di
tatanan klinik ataupun rumah,
Wawancara pra operatif, dan
Menyiapkan pasien untuk anestesi yang
diberikan dan pembedahan.

4
Persiapan fisik pre operasi
1. STATUS KESEHATAN FISIK SECARA UMUM
Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan
pemeriksaan status kesehatan secara umum, meliputi:
Identitas klien

Riwayat penyakit masa lalu, riwayat kesehatan keluarga

Pemeriksaan fisik lengkap: status hemodinamika, status


kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan
hepatik, fungsi endokrin, fungsi imunologi, dll.
Istirahat yang cukup, tujuan: pasien tidak akan
mengalami stres fisik, tubuh lebih rileks sehingga bagi
pasien yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan
darahnya dapat stabil dan bagi pasien wanita tidak akan
memicu terjadinya haid lebih awal.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 5 5


Persiapan fisik pre operasi
lanjutan
2. STATUS KEBUTUHAN NUTRISI
Nutrisi ditentukan oleh TB dan BB, lipat kulit trisep,
lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin 3.4
4.8, g/dL. Globulin, 3.2 3.9, g/dL) dan keseimbangan
nitrogen : BUN normal 5-25 mg/dl.
Segala bentuk kekurangan nutrisi harus di koreksi
sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang
cukup perbaikan jaringan.
Kondisi gizi buruk pasien mengalami berbagai
komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan perawatan
di RS lebih lama. Komplikasi pasca operasi infeksi,
dehisiensi (terlepasnya jahitan), demam dan
penyembuhan luka lama. Pada kondisi yang serius pasien
dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan
kematian.
PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 6 6
Persiapan fisik pre operasi
lanjutan
3. KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Balance cairan perlu diperhatikan (input dan output cairan).


Kadar elektrolit serum harus dalam rentang normal. Kadar natrium
(135 -145 mmol/l), kadar kalium (3,5 - 5 mmol/l) dan kadar
kreatinin (0,70 - 1,50 mg/dl).
Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal.
Ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi
metabolit obat-obatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi
dapat dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami gangguan
seperti oliguri/anuria, insufisiensi renal akut, nefritis akut maka
operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal. Kecuali
pada kasus-kasus yang mengancam jiwa.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 7 7


Persiapan fisik pre operasi
lanjutan
4. KEBERSIHAN LAMBUNG & KOLON

Lambung dan kolon harus di bersihkan pasien


dipuasakan 7 - 8 jam dan dilakukan tindakan
pengosongan kolon dg enema/lavement/huknah.
Tujuan dari pengosongan lambung untuk menghindari
aspirasi
Tujuan pengosongan kolon: menghindari menghindari
trauma pisau bedah pd kolon dan menghindari
kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga
terhindar dari infeksi pasca pembedahan.
Khusus pada pasien yang menbutuhkan operasi CITO
(segera), seperti pada pasien gawat darurat. Maka
pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara
pemasangan NGT (naso gastric tube).

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 8 8


Persiapan fisik pre operasi
lanjutan
5. PENCUKURAN DAERAH OPERASI
Bertujuan untuk menghindari terjadinya infeksi
pada daerah yang dilakukan pembedahan karena
rambut dapat menjadi tempat bersembunyi dan
berkembangbiak kuman & juga mengganggu
/menghambat proses penyembuhan dan perawatan
luka.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 9 9


Persiapan fisik pre operasi
lanjutan
6. PERSONAL HYGINE
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk
persiapan operasi, tubuh kotor merupakan sumber
kuman dan dapat mengakibatkan infeksi daerah
yang dioperasi.
Pasien dg kondisi fisik kuat dianjurkan mandi dan
membersihkan daerah operasi dengan teliti.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 1010


Persiapan fisik pre operasi
lanjutan
7. PENGOSONGAN KANDUNG KEMIH
Dilakukan dengan melakukan pemasangan kateter.
Kateterisasi juga diperlukan untuk mengobservasi
keseimbangan cairan.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 11 11


Persiapan fisik pre operasi
lanjutan
8. LATIHAN PRE-OPERASI
Berbagai latihan sangat penting sebagai persiapan
pasien dalam menghadapi kondisi pasca operasi,
seperti : nyeri daerah operasi, batuk dan banyak
lendir pada tenggorokan.
Latihan yang diberikan pada pasien sebelum
operasi antara lain :
1. Latihan nafas diafragmatik (abdominal)
2. Latihan batuk efektif
3. latihan gerak sendi

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 1212


PENDIDIKAN KESEHATAN
PREOPERASI
a. Latihan Pernafasan Diafragma (abdominal):
Utk meningkatkan ekspansi paru, ventilasi,
dan oksigenasi darah
Diajarkan pd pasien yg resiko mengalami
komplikasi pulmonal seperti atelektasis atau
pneumonia.
Faktor resiko komplikasi pulmonal meliputi:
anestesi umum (GA), bedah abdomen/torak,
riwayat merokok, obesitas, penyakit paru
kronis, lansia.
Posisi high atau semi Fowler, lutut ditekuk,
tangan memegang perut,tarik nafas dalam,
tahan sampai 3-5 hitungan, keluarkan
perlahan melalui mulut (purse lips), ulangi 5x.
Lakukan 1 atau 2 kali sehari.
PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 1313
PENDIDIKAN KESEHATAN
PREOPERASI
b. Latihan Batuk Efektif
Diajarkan pd pasien yg beresiko mengalami
komplikasi pulmonal.
Tujuan: melepaskan, memobilisasi, dan
mengeluarkan sekresi/lendir paru pasca operasi.
Sangat diperlukan bagi klien dengan anestesi
general, karena pasien dipasang alat bantu nafas
selama dianestesi yang menyebabkan banyak
lendir kental pada tenggorokan.
Prosedur: lakukan langkah2 latihan nafas
diafragmatik, tekan daerah luka op dg bantal
atau tangan yg saling ditautkan, lakukan nafas
dalam dan batukkan dg tenaga, lakukan 5 kali
berturut-turut setiap 2 jam, istirahat sebentar di
antara batuk.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 1414


PENDIDIKAN KESEHATAN PREOPERASI

c. Latihan tungkai dan pergelangan kaki (leg, ankle & foot exercise)
Diajarkan pd pasien yg beresiko mengalami tromboplebitis (inflamasi
vena akibat pembentukan bekuan darah).
Faktor resiko tromboplebitis adl penurunan mobilitas sebelum operasi
dan/atau pasca operasi; riwayat kesulitan sirkulasi perifer; dan pasien
operasi kardiovaskular, panggul, atau ekstremitas bawah
Tujuan: untuk meningkatkan kembali aliran darah vena dari
ekstremitas (mencegah stasis vena).
Prosedur leg exercise: fleksi lutut, luruskan dan tahan sebentar,
turunkan di tempat tidur, lakukan 5 kali sebelum pndah pd kaki yg lain.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 1515


PENDIDIKAN KESEHATAN PREOPERASI

d. Latihan pergelangan dan telapak


kaki (ankle & foot exercise)
Prosedur ankle exercise: putar penuh
kedua pergelangan kaki ke arah
kanan, kemudian putar ke arah kiri,
ulangi 5 kali, kemudian istirahat.
Prosedur foot exercise: kedua
telapak kaki fleksikan ke arah
kepala, kemudian ekstensikan ke
arah kaki tempat tidur, ulangi 10
kali, kemudian relaks.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 1616


PENDIDIKAN KESEHATAN PREOPERASI

d. Turning in bed (memutar badan di tempat tidur)


Klien yang berisiko mengalami disfungsi
peredaran darah, pernapasan, pencernaan
setelah operasi perlu diajarkan untuk mengubah
posisi di tempat tidur.
Prosedur : lakukan setiap 2 jam.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 1717


PENDIDIKAN KESEHATAN
PREOPERASI
f. Latihan Gerak Sendi
Latihan gerak sendi sangat penting bagi pasien
sehingga setelah operasi pasien dapat segera
melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan
untuk mempercepat proses penyembuhan.
Pasien/keluarga pasien sering mempunyai
pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien
setelah operasi. Banyak pasien yang tidak berani
menggerakkan tubuh karena takut jahitan operasi
sobek atau takut luka operasinya lama sembuh.
Jika selesai operasi dan segera bergerak maka lebih
cepat merangsang usus (peristaltik usus) sehingga
pasien akan lebih cepat kentut/flatus.
PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 1818
PENDIDIKAN KESEHATAN
PREOPERASI
Latihan Gerak Sendi lanjutan
Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan
lendir pada saluran pernafasan dan terhindar dari
kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus.
Dapat memperlancar sirkulasi darah untuk mencegah
stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan
optimal.
Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh
dan juga Range of Motion (ROM).
Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada awalnya
dilakukan secara pasif sampai mandiri.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 1919


PENDIDIKAN KESEHATAN
PREOPERASI
9. PERSIAPAN PENUNJANG
Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari tindakan pembedahan.
Untuk menentukan tindakan operasi.
Meliputi pemeriksaan radiologi, laboratorium
maupun pemeriksaan lain seperti ECG.
Untuk menyimpulkan penyakit yang diderita pasien.
Setelah dokter bedah memutuskan untuk dilakukan
operasi maka dokter anestesi berperan untuk
menentukan apakah kondisi pasien layak menjalani
operasi.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 2020


PENDIDIKAN KESEHATAN
PREOPERASI
PERSIAPAN PENUNJANG lanjutan
Dokter anastesi juga memerlukan berbagai macam
pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan masa
perdarahan (bledding time) dan masa pembekuan
(clotting time) darah pasien, elektrolit serum,
Hemoglobin, protein darah, dan hasil pemeriksaan
radiologi berupa foto thoraks dan EKG.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 2121


PERSIAPAN PREOPERASI
10. PEMERIKSAAN STATUS ANASTESI
Pemeriksaaan status fisik untuk dilakukan pembiuasan
dilakukan untuk keselamatan selama pembedahan.
Sebelum dilakukan anastesi demi kepentingan
pembedahan, pasien akan mengalami pemeriksaan
status fisik yang diperlukan untuk menilai sejauh mana
resiko pembiusan terhadap diri pasien.
Pemeriksaan yang biasa digunakan adalah menggunakan
metode ASA (American Society of Anasthesiologist).
Pemeriksaan ini dilakukan karena obat dan teknik
anastesi pada umumnya akan mengganggu fungsi
pernafasan, peredaran darah dan sistem saraf.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 2222


PERSIAPAN PREOPERASI
PEMERIKSAAN STATUS ANASTESI lanjutan
ASA grade: Status mortalitas fisik (%)
I. Tidak ada gangguan organik, biokimia dan psikiatri. Misal:
penderita dengan hernia ingunalis tanpa kelainan lain, orang
tua sehat, bayi muda yang sehat.
II. Gangguan sistemik ringan sampai sedang yang bukan
disebabkan oleh penyakit yang akan dibedah. Misal: penderita
dengan obesitas, penderita dengan bronkitis dan penderita
dengan diabetes mellitus ringan yang akan mengalami
appendiktomi
III. Penyakit sistemik berat; misalnya penderita diabetes
mellitus dengan komplikasi pembuluh darah dan datang
dengan appendisitis akut.
IV. Penyakit/gangguan sistemik berat yang menbahayakan
jiwa yang tidak selalu dapat diperbaiki dengan pembedahan,
misalnya : insufisiensi koroner atau infark miokard
V. Keadaan terminal dengan kemungkinan hidup kecil,
pembedahan dilakukan sebagai pilihan terakhir. Misal:
penderita syok berat karena perdarahan akibat kehamilan di
luar rahim pecah.
PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 2323
PERSIAPAN PREOPERASI
11. INFORMED CONSENT
Selain dilakukan berbagai macam pemeriksaan
penunjang, hal lain yang sangat penting terkait
dengan aspek hukum dan tanggung jawab dan
tanggung gugat, yaitu Informed Consent.
Baik pasien maupun keluarga harus menyadari
bahwa tindakan medis, operasi sekecil apapun
mempunyai resiko.
Oleh karena itu setiap pasien yang akan menjalani
tindakan medis, wajib menuliskan surat pernyataan
persetujuan dilakukan tindakan medis
(pembedahan dan anastesi).

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 2424


PERSIAPAN PREOPERASI
INFORMED CONSENT lanjutan
Informed Consent sebagai wujud dari upaya rumah
sakit menjunjung tinggi aspek etik hukum.
Artinya apapun tindakan yang dilakukan pada
pasien terkait dengan pembedahan, keluarga
mengetahui manfaat dan tujuan serta segala resiko
dan konsekuensinya.
Pasien maupun keluarganya sebelum
menandatangani surat pernyataan akan
mendapatkan informasi yang detail terkait dengan
segala macam prosedur pemeriksaan, pembedahan
serta pembiusan yang akan dijalani dari dokter
bedah dan anestesi.
Informed consent dilakukan oleh dokter bedah.
PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 2525
Contoh format inform consent :
PERNYATAAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS/OPERASI NAMA PASIEN : (L/P)
No. RM : UNIT RAWAT : Saya yang bertnda tangan di bawah ini :
Nama : ................. Umur : .................. tahun Jenis
kelamin? : ................ Alamat : ................. Suami/istri/ayah/ibu
/keluarga dari pasien yang
bernama : ...................................................... 1. Menyatakan
SETUJU/TIDAK SETUJU bahwa pasien tersebut akan dilakukan tindakan
medis operasi dalam rangka penyembuhan pasien. 2. Saya mengerti dan
memahami tujuan serta resiko/komplikasi yang mungkin terjadi dari
tindakan medis/operasi yang dilakukan terhadap pasien dan oleh karena itu
bila terjadi sesuatu diluar kemapuan dokter sebagai manusia dan dalam
batas-batas etik kedokteran sehingga terjadi kematian/kecacatan pada
pasien maka saya tidak akan menuntut siapapun baik dokter maupun Rumah
Sakit. 3. Saya juga menyetujui dilakukannya tindakan pembiusan baik lokal
maupun umum dalam kaitannya dengan tindakan medis/operasi tersebut.
Saya juga mengerti dan memahami tujuan dan kemungkinan resiko akibat
pembiusan yang dapat terjadi sehingga bila terjadi sesuatu diluar
kemampuan dokter sebagai manusia ddan dalam batas-batas etik kedokteran
sehingga terjadi kematian/kecacatan pada pasien maka saya tidak akan
menuntut siapapun baik dokter maupu Rumah sakit.
Semarang, ........................2010 Mengetahui, Saya yang menyatakan,
Dokter yang merawat, Suami/istri/ayah/ibu /keluarga
____________________________________________________ (tanda tangan
dan nama lengkap) (tanda tangan dan nama lengkap) Saksi dari Rumah Sakit,
Saksi dari keluarga,
_____________________________________________________ (tanda tangan
dan nama lengkap) (tanda tangan dan nama lengkap) coret yang tidak perlu

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 2626


PERSIAPAN PREOPERASI
12. PERSIAPAN MENTAL/PSIKIS
Persiapan mental merupakan hal yang penting dalam proses
persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau
labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya.
Tindakan pembedahan merupakan ancaman baik resiko
maupun aktual pada integeritas seseorang yang dapat
membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis.
Contoh perubahan fisiologis yang muncul akibat
kecemasan/ketakutan antara lain:1. Pasien dengan riwayat
hipertensi jika mengalami kecemasan sebelum operasi dapat
mengakibatkan pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan
meningkat sehingga operasi bisa dibatalkan. 2. Pasien wanita
yang terlalu cemas menghadapi operasi dapat mengalami
menstruasi lebih cepat dari biasanya, sehingga operasi
terpaksa harus ditunda
PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 2727
PERSIAPAN PREOPERASI
PERSIAPAN MENTAL/PSIKIS lanjutan
Berbagai alasan yang dapat menyebabkan
ketakutan/kecemasan pasien dalam menghadapi
pembedahan antara lain :
Takut nyeri setelah pembedahan
Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan
tidak berfungsi normal (body image)
Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum
pasti)
Takut/cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang
lain yang mempunyai penyakit yang sama.
Takut menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan
dan petugas.
Takut mati saat dibius/tidak sadar lagi.
Takut operasi gagal.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 2828


PERSIAPAN PREOPERASI
Untuk mengurangi dan mengatasi kecemasan pasien,
perawat dapat menanyakan hal-hal yang terkait dengan
persiapan operasi, antara lain :
Pengalaman operasi sebelumnya
Pengertian pasien tentang tujuan/alasan tindakan
operasi
Pengetahuan pasien tentang persiapan operasi baik fisik
maupun penunjang.
Pengetahuan pasien tentang situasi/kondisi kamar
operasi dan petugas kamar operasi.
Pengetahuan pasien tentang prosedur (pre, intra, post
operasi)
Pengetahuan tentang latihan-latihan yang harus
dilakukan sebelum operasi dan harus dijalankan setalah
operasi, seperti : latihan nafas dalam, batuk efektif,
ROM, dll.
PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 2929
PERSIAPAN PREOPERASI
13. OBAT PRE MEDIKASI
adalah pemberian obat 1 - 2 jam sebelum tindakan
induksi anestesi.
Tujuan: mengurangi kecemasan, memperlancar
induksi anestesi, mengurangi sekresi kelenjar ludah
dan lendir bronkus, mengurangi mual dan muntah
pasca operasi, meminimalkan jumlah obat anestesi.
Antibiotik profilaksis biasanya di berikan sebelum
pasien di operasi, dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi selama tindakan operasi,
biasanya di berikan 1-2 jam sebelum operasi
dimulai dan dilanjutkan pasca beda 2- 3 kali.
Contoh: Ceftriakson 1 gram sesuai indikasi.

PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 3030


PERSIAPAN PREOPERASI
13. OBAT PRE MEDIKASI
Obat antikolinergik: untuk mengurangi sekresi
kelenjar ludah, kelenjar saluran nafas, kelenjar sal
cerna, mengurangi pergerakan usus, contoh: sulfas
atropin diberikan IM atau IV.
Obat sedatif/penenang: utk mengurangi
kecemasan atau ketakutan dan anti muntah,
contoh: prometazin, diazepam,
dihidrobenzperidol.
obat anti nyeri narkotik: memberikan efek
analgesik (anti nyeri) dan sedatif (penenang),
contoh: morfin, petidin.
PRE-OPERATIVE NURSING 04/04/17 3131
Diagnosa Keperawatan Pre-operasi
Kecemasan
Ketakutan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Resiko penurunan volume cairan
Resiko injuri posisi perioperatif
Kurang pengetahuan tentang persyaratan
perawatan pre dan pos operasi b.d.
kurangnya paparan informasi.
Gangguan mobilitas fisik
Mual
Nyeri akut
Pemulihan bedah tertunda
selesai

33

You might also like